Kaskus

Story

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
Spoiler for prolog:


*********

RULES

- Ikuti perarturan SFTH

- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.

- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.

- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis


index






































Diubah oleh agusmulyanti 07-12-2022 06:16
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
theoscusAvatar border
theoscus dan 56 lainnya memberi reputasi
55
43.4K
590
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
#203
Part - 22
Udara di dalam kamar ayah, terasa panas dan pengap, padahal cuaca di luar sangat dingin. Baju yang gue pakai sudah basah dengan keringat. Gue mencoba bangkit dari tempat tidur, tapi entahlah gue seperti tak bisa menggerakan badan gue. Tiba-tiba lampu dikamar gue mati, gue berteriak memanggil, tapi suara gue tak bisa keluar, meski gue terus berusaha dengan sekuat tenaga.

Saat gue dalam ketakutan yang teramat sangat, dikegelapan muncul seorang wanita, wajahnya tak begitu jelas terlihat, tubuhnya tinggi semampai dan rambutnya panjang terurai.

"Tolong aku...tubuhku sakit," ujar wanita itu, dengan suara parau.

Gue berusaha menggerakan tangan dan kaki gue, saat wanita itu berjalan mendekati gue dan duduk disamping gue.

"Tolong aku ! bebaskan aku !, aku sakit huhuhu....huhuhu."

Gue meronta dan berteriak histeris, saat wanita itu mendekatkan wajahnya ke muka gue, ya Allah...wajah itu begitu menyeramkan, dipenuhi oleh lumuran darah, dan bau yang sangat khas ...danur.

aaarkkghh..., pergi...pergiii

Gue mendengar ada ketukan dan panggilan di pintu..tok..tok..tok

"Den Linggar...den, buka pintunya den."

Sosok wanita itu menjauh dan menghilang ke bawah kursi panjang.
Lampu yang semula padam, tiba-tiba menyala kembali. Gue bergegas bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu.

"Aden gak apa-apa ?."
"Nggak mas...tadi cuma mimpi buruk."
"Yasudah..kalau gitu, saya balik keatas lagi den," ujar mas Tono, sambil beranjak meninggalkan gue.
"Mas..mas Tono, malam ini saya pingin tidur sama-sama di atas, hawa di sini sumpek banget."

Mas Tono mengangguk. Gue mengikuti langkah mas Tono, dan bergabung dengan anak-anak santri.

********

Bu Hanum memacu laju kendaraannya dengan kecepatan tinggj, ia ingin segera sampai di hotel, beberapa kilo meter dari rumah atas bukit, sebelum tengah malam. Ia sudah berjanji dengan seseorang untuk menemuinya ditempat itu. Gelora asmara yang sedemikian besar telah membuat ia melupakan usia senjanya. Sampai ditempat itu, seseorang sudah menantinya, dan langsung menghampirinya. Tubuh gempal Hanum langsung memeluk pujaan hatinya, tanpa rasa malu. Merekapun berpelukan dengan mesra.

"Gimana kang, sudah beres urusannya."
"Semakin sulit dik, aku takut rahasia kita terbongkar."

Wajah Hanum cemberut, ia merajuk.

"Loh..jangan gitu dik, akang kan sudah berusaha. Udahlah masalah itu kita bicarakan besok, sekarang akang lapar nih, kita makan yuk."

Seperti anak muda yang sedang di mabuk asmara, Hanum menggelayut manja, di bahu pujaan hatinya. Mereka menyusuri jalan sambil bergandengan tangan.

"Aku kangen banget loh kang."
"Sama akang juga."
"Akang gak macem-macem kan selama aku gak kesini. Awas kalau kejadian kayak dulu lagi, aku bisa ngamuk kang."
"Mana mungkin dik, waktu itu, cewek itu maksa akang dan dia kasih akang jampi-jampi, sampai akang tergila-gila sama dia, sumpah dik, akang gak bohong."
"Emang perempuan gatel, untung dia..."

hihihihi.....hihihihihi

"Suara apa tuh kang?," ujar Hanum, sambil merapatkan tubuh gempalnya.
"Kayak tawa perempuan dik."

hihihihi....hihihihi....kang...akang

"Ratih ?, mau apa kamu ?, kamu sudah mati ?, pergi kamu."

hihihihi....hihihihi..

"Kang gimana ini ?, aku takut kang."

Hanum dan kekasihnya berlari tak tentu arah, tubuh gempal membuat ia tak bisa berlari dengan cepat, hingga akhirnya ia terperosok di parit
, dan sebuah besi yang sudah berkarat, menembus perutnya.

aaaakkhhhh

"Hanum !!!

Teriakan pujaan hati Hanum, telah membangunkan warga yang sudah tertidur lelap, dalam waktu singkat, mereka sudah mengerubungi tubuh Hanum, yang sudah tak bernyawa. Pujaan hati Hanum, berlari meninggalkan tubuh Hanum. Ia khawatir masyarakat akan menghukumnya dengan kejam.
MontanaRivera
black392
anwaranwar93
anwaranwar93 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.