- Beranda
- Stories from the Heart
Pengembara Cinta SEASON 2 : The Way Of Ninja
...
TS
rimung13
Pengembara Cinta SEASON 2 : The Way Of Ninja
Quote:
Assalamualaikum dan salam sejahtera bagi yang beragama lain.
Pertama-tama saya ucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari para pembaca Pengembara Cinta SEASON 1
Mohon maaf sebelumnya, karena adanya kesibukan di RL, cerita Pengembara Cinta SEASON 2 baru bisa diupdate sekarang.
Saya juga minta maaf kalau ada kata-kata dalam cerita ini yang kurang berkenan di hati pembaca karena saya pribadi masih belajar dalam menulis dan menyampaikan cerita saya.
Semoga kisah ini bermanfaat bagi para pembaca
Pertama-tama saya ucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari para pembaca Pengembara Cinta SEASON 1
Mohon maaf sebelumnya, karena adanya kesibukan di RL, cerita Pengembara Cinta SEASON 2 baru bisa diupdate sekarang.
Saya juga minta maaf kalau ada kata-kata dalam cerita ini yang kurang berkenan di hati pembaca karena saya pribadi masih belajar dalam menulis dan menyampaikan cerita saya.
Semoga kisah ini bermanfaat bagi para pembaca
Quote:
Quote:
pulaukapok dan 57 lainnya memberi reputasi
54
70.8K
1.4K
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rimung13
#163
Chapter 4 : Cowok Nakal
Suasana di kelas hari ini seperti biasanya, sambil menuggu pelajaran dimulai, beberapa murid sibuk bergosip. Tentunya topik pembicaraannya seputar isu yang terbaru dan terhangat.
Topik mengenai pencuri uang kas yang dilakukan secara berkelompok. Bu Rita yang tidak memberitahu siapa pelakunya membuat imajinasi para murid semakin liar untuk menerka-nerka motif dan aksi para pelaku.
“Geunaseh, harusnya waktu itu kamu tidak usah ikut keluar kelas. Sekarang kita dianggap bagian dari kelompok pencuri uang kas.” Kataku sedikit protes
Geunaseh melihatku dengan wajah serius lalu berkata, “Tenang saja Latif, kalau kita tidak melakukan pencurian itu, kenapa juga kita harus peduli apa yang orang lain pikirkan.
Mendengar jawaban Geunaseh, aku terdiam dan sedikit terkejut. ‘Benar kata Geunaseh, kenapa juga aku harus peduli apa yang orang lain pikirkan.’
‘Geunaseh sudah berubah, dia sudah lebih dewasa dalam menyikapi sebuah masalah.’
Melihat aku hanya terdiam, Geunaseh tersenyum sambil menyenggol pundakku dengan sikunya dan berkata, “ Lagian Latif, apa kamu tidak lihat ?.”
“Lihat apa ?.” Tanyaku balik yang belum paham maksud pertanyaan Geunaseh.
“Cewek-cewek sekarang lebih sering melihat kita. Sudah aku duga cewek itu sebenarnya suka sama cowok nakal.” Kata Geunaseh dengan senyum mesum ala om-om yang lihat abg.
‘Hah, sepertinya aku terlalu naïf. Ternyata Geunaseh masih orang yang sama.’ Image Geunaseh sebagai laki-laki yang sudah dewasa dalam pikiranku langsung hancur seketika.
“He he he, Pasti kamu kaget kan Latif ?. Tidak menyangka kalau tindakanku keluar kelas bisa menaikkan popularitas kita di mata cewek-cewek di kelas.” Kata Geunaseh yang kembali tersenyum lebar.
“Geunaseh, pertama-tama mungkin ada cewek suka sama cowok nakal tapi ada perbedaan yang jauh antara cowok nakal sama maling. Lagian mereka melihat kita bukan karena naksir tapi karena curiga kalau kita ini maling.” Kataku sambil mencoba memahami pola pikir Geunaseh yang agak unik.
“Ah itu perasaan kamu saja Latif, lihat itu si Risa dari tadi melirik kita terus sambil tersenyum.” Kata Geunaseh yang kemudian membuatku melihat kearah Risa.
“Si Risa itu enggak masuk hitungan. Dia kan korban pelet kamu.” Kataku yang berusaha mengingatkan lagi Geunaseh.
Geunaseh terdiam sebentar kemudian melihat ke arah Dina yang sedang ngobrol sama Ana. Ana adalah adik Dina yang usianya beda setahun dan dia juga adik kelas kami.
Karena Geunseh melihat ke arah Dina, aku juga ikut melihat ke arah Dina. Seketika Ana meilhat ke arahku.
Ketika pandangan kami berhadapan, Ana memalingkan mukannya sambil tersenyum malu. Kejadian ini terjadi dengan cepat sehingga tidak ada yang melihat kecuali aku dan Geunaseh.
“Benarkan apa yang aku bilang tadi Latif ?.” Tanya Geunaseh yang menepuk pundakku sambil tersenyum penuh makna.
Aku hanya diam dan masih memandang ke arah Ana. Ketika Ana memalingkan mukanya tadi, sekilas aku melihat seperti ada yang berputar di sekeliling Ana.
Indjay dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup