Kaskus

Story

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
Spoiler for prolog:


*********

RULES

- Ikuti perarturan SFTH

- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.

- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.

- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis


index






































Diubah oleh agusmulyanti 07-12-2022 06:16
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
theoscusAvatar border
theoscus dan 56 lainnya memberi reputasi
55
43.4K
590
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
#120
Part - 15
Fatimah tak bisa tidur, fikirannya galau, entahlah ia merasakan jantungnya berdegup kencang, setiap kali bertatapan dengan Linggar. Ia tak ingin membuat Abinya mendapat dosa karenanya. Satu sentuhan membuat ia terhenyak kaget.

"Abi..!!."
"Sedang apa neng ?, kenapa belum tidur ?, kamu sedang mikirin apa ? nak Linggar ya ?."
"Koq Abi tau ?," ujar Fatimah tersipu.
"Abi juga pernah muda neng, jadi..abi taulah perasaan anak gadis abi."
"Abi..apakah berdosa, jika rasa cinta muncul dalam hati kita."
"Enggak neng, sama sekali tidak berdosa, karena itu fitrah manusia. Cuma kalau hubungan itu terus terbina, tanpa ada ikatan suci pernikahan, itu bisa jadi dosa neng."
"Jadi eneng harus apa abi ?."

Kyai Hasan menghela nafas dalam.

"Sudahlah sekarang eneng tidur, jangan lupa berdoa, dan minta yang terbaik sama Allah."

Fatimah mengangguk, lalu pergi meninggalkan kyai Hasan.

*******

Malam semakin larut, suara serangga malam semakin riuh terdengar, kyai Hasan merasakan ada sesuatu yang ganjil sedang terjadi di paviliun.
Perlahan ia berjalan mendekati paviliun. Aura mistis semakin terasa, dan semakin kencang. Kyai Hasan mencium bau danur di area paviliun yang membuat isi lambungnya seperti hendak keluar.
Tiba-tiba, saat dirinya hendak melangkah mendekat, ia merasakan ada orang yang sedang membuntutinya, dengan sigap di raihnya tangan itu dan hendak dipukulnya.

"Ampun kyai, ini aku."
"Nak Linggar, sedang apa disini ?."
"Tadi saya lihat, kyai keluar dan mengendap-endap kesini, makanya saya menyusul."

Kyai Hasan menarik tubuh Gue, saat ada seseorang melintas masuk kedalam paviliun.

"Dengarkan saya, sekarang kamu tidak boleh keluar dari sana. Kamu harus tetap disana. Aku gak mau kamu terluka sayangku."

Gue mengintip dari celah gorden, tak ada siapapun disana, selain mang Asep.

"Kelamaan jomblo ternyata bikin dia gak waras," batin gue dalam hati.

Kyai Hasan mengajak gue kembali ke ruang utama. Belum lagi kaki ini melangkah, gue denger mang Asep berteriak-teriak histeris sambil merapalkan mantera. Gue berlari kearah pintu.

"Mang...mang Asep!, mang Asep !."

Pintu terbuka, dan wajah mang Asep muncul dari balik pintu.

"Ada apa den ?."
"Mang Asep nggak apa-apa ?, tadi saya dengar teriakan mamang, makanya saya kemari."
"Gak apa-apa den, saya hanya mengigau."
"Oh yasudah kalau begitu. Hati-hati mang, jangan lupa pintu dikunci."
"Aden belum tidur ?."
"Belum, lagi cari angin. Yasudah mang, saya tinggal dulu."
"Baik den."

Gue menghampiri kyai Hasan dan menceritakan percakapan gue dengan mang Asep.

"Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu kyai, tapi entah apa, saya gak ngerti kyai."

Kyai Hasan tersenyum, lalu mengajak gue kembali ke rumah utama.
MontanaRivera
black392
anwaranwar93
anwaranwar93 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.