sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#61
Bab 23: Melia Mendekat
ARMAN

Bayangan lelaki yang kemarin berbicara dengan Dewi masih terlintas kuat di kepala Arman. Ia menduga bahwa lelaki itulah yang saat ini dekat dengan Dewi. Kepalanya dipenuhi asumsi-asumsi negatif yang tak berdasar. Ia pun mulai menjaga jarak dengan Dewi.

Anehnya, Dewi tidak mencari-cari Arman. Perempuan itu seperti tidak peduli dengan kabar Arman. Memang, ini bukan kali pertama Dewi bersikap demikian. Dia memang datang dan pergi sesuka hatinya. Lalu, ketika dia ada masalah yang berat, dia pasti selalu pulang ke Arman dan meminta nasihatnya.

Untuk sementara waktu, Arman membiarkan kondisi tersebut. Ia selalu percaya pepatah lama bahwa jodoh tidak akan kemana-mana. Jika ia memang masih menjadi tempat ternyaman untuk pulang, Dewi pasti akan kembali ke sisinya.

Jojo kali ini menyempatkan diri mampir ke rumah Arman. Kebetulan, ia ingin melinting tembakau khas racikan bapak Arman.
Berhubung kali ini ada Jojo, Arman pun meminta saran kepada dia lagi.

“Jo, hubunganku sama Dewi enaknya dibawa kemana?”
“Aku nggak bisa kasih saran banyak, Man. Kalau aku jadi kau, lebih baik kau cari perempuan lain daripada kau nanti hancur lebur ketika Dewi nyatanya nggak bisa sama kau, Man,
“Bukan masalah itu, Jo. Kau tahu sendiri, aku orangnya setia. Kesetiaan bagi seorang Arman itu harga mati,”
“Iya, aku paham. Ngomong-ngomong, perempuan yang bernama Melia itu gimana?”
“Cantik sih. Apa aku sama dia aja, ya, Jo?” tanya Arman ragu sambil menghisap rokok lintingannya.
“Terserah kau, dah,” balas Jojo sambil tertawa.

Arman jadi kepikiran dengan sosok Melia. Jika dipikir-pikir ulang, Melia sebenarnya cocok dengan dia. Namun, kesetiaan yang telah dia tanam kuat-kuat memaksanya untuk tetap bertahan dengan Dewi.

Ah, Arman jadi pusing sendiri ketika memikirkan semua itu.

Perbincangan siang ini tak berlangsung lama, Jojo tiba-tiba pamit pulang karena disuruh mengantar ibunya pergi ke Pasar Besar. Arman sendiri juga hendak tidur siang berhubung nanti malam dia ada acara party Dota 2 dengan Ipul.

****

Di tengah tidurnya yang pulas, ponsel Arman berdering dengan sangat keras. Ia meraih ponsel itu dengan agak malas. Ditatapnya layar ponsel itu lamat-lamat. Siapa yang telah berani mengganggu tidur siangnya?

Mata Arman langsung terbelalak ketika melihat nama Melia terpampang di layar ponselnya. Ia kemudian mengangkat telpon dari perempuan itu.

“Ada apa, woy?” ujar Arman agak kasar seperti biasa.
“Kamu sibuk enggak, Man?” balas perempuan itu lirih.

Arman merasa ada yang aneh. Suara Melia terdengar seperti orang yang baru saja menangis.

“Kalau kamu ada masalah, kamu cerita, Mel?”
“Bisa ketemu, Man?”

Arman mengiyakan ajakan Melia untuk bertemu. Perempuan itu pun mennyebutkan tempat pertemuan mereka berdua, di sebuah kafe yang tak jauh dari rumah Melia.

****

Melia tertunduk lesu sedari tadi. Segelas latte yang dipesannya tadi masih terlihat penuh. Melihat semangat Melia yang layu, Arman mencoba menghibur dia dengan segala jurus komedi yang dia punya. Meskipun Arman sendiri tahu bahwa hatinya saat ini tidak baik.

“Aku baru putus dengan pacarku, Man,” ujar Melia lirih.
“Kamu serius? Memangnya kenapa?” tanya Arman penasaran.
“Katanya, aku sudah nggak sayang lagi sama dia. Padahal, itu hanya alasan dia saja. Aku juga baru tahu kalau dia memiliki perempuan lain,”

Arman hanya diam menyimak cerita-cerita Melia. Sejenak terlintas di benaknya bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk mendapatkan hati perempuan itu. Namun, sisi lainnya menolak karena masih ada Dewi yang bertahta di hatinya.

“Ya sudah, kamu yang sabar, ya, Mel. Aku yakin kamu pasti mendapatkan yang lebih baik dari dia,”
“Man, aku mau minta satu hal sama kamu?” Melia menatap mata Arman lekat-lekat. Mendadak, dada Arman berdegup kencang ketika menanti Melia mengungkapkan keinginannya.
“Kamu minta apa, Mel?”
“Ehm… kamu bisa menemaniku jalan-jalan malam ini. Jujur, aku sedih banget. Aku pengen lari dari semua ini,” pinta Melia dengan tatapan iba.

Hati Arman luluh. Ia refleks mengiyakan permintaan Melia tersebut.

****

Batu Night Spectacular malam ini sangat ramai oleh para pengunjung. Arman dan Melia saling berjalan bersisian dan menikmati nuansa yang ada di sana. Mereka mampir dari satu wahana ke wahana yang lain.

Ketika menaiki flying swinger, Arman berteriak-teriak kencang. Ia sangat takut dan berdebar-debar sampai-sampai ketika ia turun, wajahnya pucat dan ia mual-mual. Berbeda dengan Arman, Melia malah menikmati wahana tersebut. Ia malah menertawakan wajah Arman yang terlihat sangat kusut.

“Kamu lucu sumpah ketika teriak-teriak tadi,” ujarnya dengan tawa jahat.
“Ah, kamu jahat, Mel. Uhuk…uhuk” balas Arman diselingi batuk-batuk kecil.

Selanjutnya, mereka kemudian menuju ke wahana rumah hantu. Awalnya, Melia menolak karena dia sangat takut dengan makhluk gaib. Namun, Arman memaksa perempuan itu. Katanya, wahana tersebut sangat memacu adrenalin. Dia juga menyakinkan Melia bahwa wahana itu sangat seru. Dengan berat hati, Melia pun menuruti Arman.

Di dalam rumah hantu itu, tangan Melia tak henti-hentinya memegangi tangan Arman. Ia juga sering menjerit ketakutan ketika melihat para hantu-hantu palsu itu. Yang lebih lucu adalah ketika Melia mengacak-acak rambut salah satu hantu yang hendak menakut-nakuti mereka berdua. Arman hanya tertawa keras melihat wajah Melia yang lucu ketika ketakutan.

Setelah mereka keluar dari wahana tersebut, Melia memukul-mukul pundak Arman. Jujur, dia tadi takut setengah mati. Karena mereka sudah puas bermain-main, mereka akhirnya istirahat sejenak di salah satu tenda food court di sana.

“Man, thank you, ya. Tanpa kamu, aku mungkin nggak bisa tertawa lepas seperti hari ini,”

Arman tak merespons dengan kata-kata. Ia hanya tersenyum dan memasang ekspresi konyol. Sontak, Melia kembali tertawa lagi melihat tingkah Arman. Malam ini adalah malam yang menyenangkan bagi mereka berdua.
Entah sadar atau tidak, perlahan Arman merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Mungkinkah dia telah jatuh cinta dengan Melia?
Diubah oleh sandriaflow 02-02-2020 12:39
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.