- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA DAN PETAKA? (HORROR REAL STORY)
...
TS
caffeine.seeker
CINTA DAN PETAKA? (HORROR REAL STORY)

Hallo para kaskuser dimanapun berada. Izinkan saya untuk bercerita tentang pengalaman hidup saya sendiri. Ya, Setelah cukup lama berada pada zona "silent reader" di kaskus ini, akhirnya saya memutuskan untuk menuliskan kisah saya sendiri. Semoga kisah yang saya tuliskan ini memiliki manfaat bagi yang membacanya entah sebagai hiburan atau referensi pembelajaran.
Nama tokoh dan tempat kejadian dalam cerita ini akan saya samarkan untuk menjaga privasi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.
Sebelumnya mohon maaf apabila tulisan saya jauh dari kata sempurna, baik dari segi teknis maupun pemilihan kata, karena ini thread pertama saya. Silahkan berkomentar apapun selama tidak mengandung ujaran kebencian dan menyudutkan pihak tertentu, Support dan masukan positif dari agan semua akan sangat membantu perkembangan thread ini dan juga bagi saya untuk lebih baik kedepannya.
Kisah yang akan saya tuliskan ini adalah kisah nyata yang saya alami kurang lebih 9 tahun lalu tepatnya di rentang tahun 2011. pada tahun itu adalah tahun pertama saya masuk kuliah, dan menjadi awal mula dari semua kisah ini.
Nantinya saya akan menceritakan kisah ini ke dalam beberapa part yang akan saya update secara berkala, saya juga akan berusaha menceritakannya sedetail mungkin dari awal hingga akhir kejadian yang saya alami ini.
Terima kasih dan selamat menikmati kisah saya
Spoiler for Prologue:
Spoiler for Part I - awal masuk kampus:
PART INDEX
PART-II
PART-III
PART-IV
PART-V
PART-VI
PART-VII
PART-VIII
PART-IX
PART-X
PART-XI
PART-XII
PART-XIII
PART-XIV
PART-XV
PART-XVI
PART-XVII
PART-XVIII
PART-XIX
Diubah oleh caffeine.seeker 19-12-2021 18:57
sirluciuzenze dan 44 lainnya memberi reputasi
45
30.6K
206
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
caffeine.seeker
#20
PART VI
Legaa..itu lah perasaan yang aku rasakan saat itu, perasaanku yang semula penuh dengan ketakutan dan kebingungan kini berubah menjadi perasaan bahagia, melihat wajah della dan bertemu dengan kedua orangtuanya yg begitu hangat menyambut kedatanganku.
Karena hari yang memang sudah larut malam orangtua della pun langsung mempersilahkanku beristirahat di kamar tamu yang sebelumnya sudah mereka persiapkan. Della pun membantuku merapikan barang2 bawaanku.
"Langsung istirahat ya mi, km pasti capek bgt seharian nyetir, besok baru kita ngobrol2, di depan kamar ini ada kamar mandi, km bisa pakai kamar mandi itu. Dan Yang disebelah ruang tamu itu kamarku" della menerangkan sudut2 rumahnya sembari membawakanku segelas teh hangat.
Sedikit gambaran tentang rumah della, rumah ini tergolong luas, rumah 1 lantai yang terdiri dari 4 kamar tidur, ruang tamu, ruang tengah, dapur, dan garasi. 3 kamar letaknya berdekatan dengan ruang tengah, dan Kamar yang aku tempati saat ini adalah kamar khusus tamu letaknya agak di belakang, dekat dengan pintu akses ke garasi dan dapur serta kamar mandi kecil. Della menjelaskan juga kalau di sebelah kamarnya itu kamar adiknya, namun saat aku datang dia sudah tidur jadi aku tidak sempat bertemu. Dan di depan kamarnya itu kamar orangtuanya. Kira2 begitu penjelasan della.
Tak butuh waktu lama, setelah merebahkan tubuh di tempat tidur aku pun terlelap, mungkin karena efek lelah setelah perjalanan panjang.
Keesokan paginya aku bangun, della membangunkanku dan segera memintaku untuk cuci muka lalu sarapan bersama-sama. Di meja makan sudah ada jg orangtua della dan adiknya yg sebelumnya blm aku temui, aku diperkenalkan dengan adiknya yang baru berusia sekitar 12 tahun.
Setelah selesai sarapan, aku, della, dan kedua orangtuanya berbincang di ruang tamu, obrolan lebih ke perkenalanku ke orangtua della, aku sama sekali tidak berniat untuk menceritakan kejadian yang aku alami ketika menuji kesini karena tidak ingin merusak suasana bahagia ini, aku hanya menceritakan perihal kecelakaan di jalan yg membuat perjalananku terhambat.
Sore hari, Della mengajaku pergi berkeliling tanah kelahirannya, dan mengajaku makan di salah satu restoran masakan khas daerahnya yg cukup terkenal, aku sangat bersemangat karena memang salah satu hobiku adalah berburu kuliner khas daerah setempat setiap aku berkunjung ke suatu daerah. Setibanya disana, kuparkirkan mobilku lalu masuk mencari meja kosong, kondisinya lumayan ramai saat itu. Saat sedang duduk dan menunggu pesanan datang, aku coba memperhatikan sekitar resto ini, resto yg tergolong luas, dan bersih.
Saat sedang melihat lihat, tanpa sengaja aku merasa seperti ada seseorang yg sedang memperhatikanku atau mungkin memperhatikan kami dari salah satu meja di sudut resto ini, aku coba mencuri pandang sesekali dan kupastikan memang betul orang itu sedang menatap ke arahku, tatapan nya sinis seperti mengisyratkan sesuatu. Karena tidak nyaman aku akhirnya memberi tahu della bahwa ada org yang sedang memperhatikan kita dari salah satu meja. Alangkah kagetnya ketika della melihat ke arah orang itu dan memberitahuku bahwa itu adalah mantan pacarnya. Ya mantan pacarnya yang pernah dia ceritakan menyimpan sesuatu di dompetnya.saat itu aku hanya berpikiran, sempit sekali ya dunia ini, dan aku coba melemparkan senyum ke arah orang itu, namun dia tetap menatapku dengan sinis. Entah kenapa, aku tidak ambil pusing saat itu.
Selesai makanpun kami langsung berniat pulang karena memang hari sudah menjelang magrib, sebelum beranjak dari tempat duduku, aku sengaja kembali menolehkan pandanganku ke arah orang tadi, dan dia masih saja memperhatikan kami dengan tatapan sinisnya. Ah sudahlah, perduli setan dengan dia, pikirku saat itu. Dan kami pun segera beranjak meninggalkan resto itu.
Selepas isya, saat itu aku ingat aku sedang berbincang di teras rumah bersama Bapak Della, sambil menikmati kopi dan rokok sebagai teman perbincangan kami. Bapak della ini orangnya lumayan humoris jadi aku merasa cepat akrab ngobrol dengannya.
Tepat jam 9 malam saat bapak della pamit untuk masuk kedalam terlebih dahulu dan aku mengatakan aku masih ingin disini menghabiskan sebatang rokok terakhir yang sedang kuhisap ini. Belum lama bapak della masuk ke dalam, dan aku masih duduk di teras rumahnya, terdengar suara mobil mendekat dan berhenti tepat di sebrang rumah della, awalnya aku pikir itu tetangga della yang baru pulang, tapi setelah lama kuperhatikan, tidak ada orang yg turun dari mobil tersebut, dan kondisi mobilpun tetap menyala. Tanpa memperdulikan lagi mobil yang berhenti di sebrang rumah, Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam, dan menemani della yang sedang menonton tv. Baru beberapa menit aku duduk depan tv, tiba2 mataku sudah terasa mengantuk. aneh, padahal sebelumnya aku masih merasa segar dan jg baru saja menghabiskan segelas kopi. Aku pun bilang ke della entah kenapa aku tiba2 mengantuk, dan della pun mempersilahkanku untuk tidur duluan.
"Mungkin itu karna km masih kecapekan mi" terang della saat itu kepadaku.
Aku pun langsung beranjak menuju kamarku, dan segera merebahkan tubuhku dikasur. Tak butuh waktu lama aku langsung terlelap saat itu. Namun ketika jam 1 malam aku terbangun kembali, terbangun dengan perasaan gelisah, entah apa yang membuatku gelisah saat itu, tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan malam sebelumnya ketika aku tidur disini..
Legaa..itu lah perasaan yang aku rasakan saat itu, perasaanku yang semula penuh dengan ketakutan dan kebingungan kini berubah menjadi perasaan bahagia, melihat wajah della dan bertemu dengan kedua orangtuanya yg begitu hangat menyambut kedatanganku.
Karena hari yang memang sudah larut malam orangtua della pun langsung mempersilahkanku beristirahat di kamar tamu yang sebelumnya sudah mereka persiapkan. Della pun membantuku merapikan barang2 bawaanku.
"Langsung istirahat ya mi, km pasti capek bgt seharian nyetir, besok baru kita ngobrol2, di depan kamar ini ada kamar mandi, km bisa pakai kamar mandi itu. Dan Yang disebelah ruang tamu itu kamarku" della menerangkan sudut2 rumahnya sembari membawakanku segelas teh hangat.
Sedikit gambaran tentang rumah della, rumah ini tergolong luas, rumah 1 lantai yang terdiri dari 4 kamar tidur, ruang tamu, ruang tengah, dapur, dan garasi. 3 kamar letaknya berdekatan dengan ruang tengah, dan Kamar yang aku tempati saat ini adalah kamar khusus tamu letaknya agak di belakang, dekat dengan pintu akses ke garasi dan dapur serta kamar mandi kecil. Della menjelaskan juga kalau di sebelah kamarnya itu kamar adiknya, namun saat aku datang dia sudah tidur jadi aku tidak sempat bertemu. Dan di depan kamarnya itu kamar orangtuanya. Kira2 begitu penjelasan della.
Tak butuh waktu lama, setelah merebahkan tubuh di tempat tidur aku pun terlelap, mungkin karena efek lelah setelah perjalanan panjang.
Keesokan paginya aku bangun, della membangunkanku dan segera memintaku untuk cuci muka lalu sarapan bersama-sama. Di meja makan sudah ada jg orangtua della dan adiknya yg sebelumnya blm aku temui, aku diperkenalkan dengan adiknya yang baru berusia sekitar 12 tahun.
Setelah selesai sarapan, aku, della, dan kedua orangtuanya berbincang di ruang tamu, obrolan lebih ke perkenalanku ke orangtua della, aku sama sekali tidak berniat untuk menceritakan kejadian yang aku alami ketika menuji kesini karena tidak ingin merusak suasana bahagia ini, aku hanya menceritakan perihal kecelakaan di jalan yg membuat perjalananku terhambat.
Sore hari, Della mengajaku pergi berkeliling tanah kelahirannya, dan mengajaku makan di salah satu restoran masakan khas daerahnya yg cukup terkenal, aku sangat bersemangat karena memang salah satu hobiku adalah berburu kuliner khas daerah setempat setiap aku berkunjung ke suatu daerah. Setibanya disana, kuparkirkan mobilku lalu masuk mencari meja kosong, kondisinya lumayan ramai saat itu. Saat sedang duduk dan menunggu pesanan datang, aku coba memperhatikan sekitar resto ini, resto yg tergolong luas, dan bersih.
Saat sedang melihat lihat, tanpa sengaja aku merasa seperti ada seseorang yg sedang memperhatikanku atau mungkin memperhatikan kami dari salah satu meja di sudut resto ini, aku coba mencuri pandang sesekali dan kupastikan memang betul orang itu sedang menatap ke arahku, tatapan nya sinis seperti mengisyratkan sesuatu. Karena tidak nyaman aku akhirnya memberi tahu della bahwa ada org yang sedang memperhatikan kita dari salah satu meja. Alangkah kagetnya ketika della melihat ke arah orang itu dan memberitahuku bahwa itu adalah mantan pacarnya. Ya mantan pacarnya yang pernah dia ceritakan menyimpan sesuatu di dompetnya.saat itu aku hanya berpikiran, sempit sekali ya dunia ini, dan aku coba melemparkan senyum ke arah orang itu, namun dia tetap menatapku dengan sinis. Entah kenapa, aku tidak ambil pusing saat itu.
Selesai makanpun kami langsung berniat pulang karena memang hari sudah menjelang magrib, sebelum beranjak dari tempat duduku, aku sengaja kembali menolehkan pandanganku ke arah orang tadi, dan dia masih saja memperhatikan kami dengan tatapan sinisnya. Ah sudahlah, perduli setan dengan dia, pikirku saat itu. Dan kami pun segera beranjak meninggalkan resto itu.
Selepas isya, saat itu aku ingat aku sedang berbincang di teras rumah bersama Bapak Della, sambil menikmati kopi dan rokok sebagai teman perbincangan kami. Bapak della ini orangnya lumayan humoris jadi aku merasa cepat akrab ngobrol dengannya.
Tepat jam 9 malam saat bapak della pamit untuk masuk kedalam terlebih dahulu dan aku mengatakan aku masih ingin disini menghabiskan sebatang rokok terakhir yang sedang kuhisap ini. Belum lama bapak della masuk ke dalam, dan aku masih duduk di teras rumahnya, terdengar suara mobil mendekat dan berhenti tepat di sebrang rumah della, awalnya aku pikir itu tetangga della yang baru pulang, tapi setelah lama kuperhatikan, tidak ada orang yg turun dari mobil tersebut, dan kondisi mobilpun tetap menyala. Tanpa memperdulikan lagi mobil yang berhenti di sebrang rumah, Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam, dan menemani della yang sedang menonton tv. Baru beberapa menit aku duduk depan tv, tiba2 mataku sudah terasa mengantuk. aneh, padahal sebelumnya aku masih merasa segar dan jg baru saja menghabiskan segelas kopi. Aku pun bilang ke della entah kenapa aku tiba2 mengantuk, dan della pun mempersilahkanku untuk tidur duluan.
"Mungkin itu karna km masih kecapekan mi" terang della saat itu kepadaku.
Aku pun langsung beranjak menuju kamarku, dan segera merebahkan tubuhku dikasur. Tak butuh waktu lama aku langsung terlelap saat itu. Namun ketika jam 1 malam aku terbangun kembali, terbangun dengan perasaan gelisah, entah apa yang membuatku gelisah saat itu, tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan malam sebelumnya ketika aku tidur disini..
Diubah oleh caffeine.seeker 01-02-2020 20:25
sirluciuzenze dan 9 lainnya memberi reputasi
10