Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)


Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
sehat.selamat.Avatar border
JabLai cOYAvatar border
al.galauwiAvatar border
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1509
Asisten Pengganti
Gue diceritakan oleh Emi bahwa salah seorang teman sekelas gue yang bernama Wira, akan berangkat ke Bali untuk mengajar disana. Gue sih bodo amat juga ya. Soalnya gue dan kawan-kawan sekelas lain agak kurang suka dengan anak ini. Gayanya sok idealis banget. Nggak mau diajak kerjasama, dan terkadang oportunis. Tapi harus diakui kalau otaknya super ini anak.

“Terus ngapain kamu ceritain sama aku? Lagian dia juga nggak bilang apa-apa di grup whatsapp angkatan aku.” tanya gue.

“Ya kali aja kamu mau ngucap perpisahan gitu.” Jawab Emi.

“Haha ngapain. Dia nggak berkontribusi banyak sama angkatan aku dulu. Malahan dia dengan keidealisannya dia itu, bikin kawan-kawan sekelas aku yang mengulang mata kuliah dimana dia bertindak sebagai asisten dosennya jadi ngulang lagi. Alih-alih ngebantuin temen sendiri, dia malah sok nerapin berbagai aturan kedisiplinan, yang nggak pandang bulu. Macem dosen aja dia. Padahal fungsi asisten itu ketika praktikum kan membantu secara legal adik-adik kelas supaya ngatrol nilai. Lah ini, udah nggak dibantuin, nggak dikasih kisi-kisi pula. Habis lah teman-teman aku yang ngulang, gagal lagi mereka. Dan harus ngulang lagi bareng angkatan yang dua tahun dibawah aku.” Terang gue.

“Bang Wira se-strict itu?”

“Ya begitulah dia. Tapi emang harus aku akui kalau dia ini sangat cerdas, plus pintar. Rajin belajar dan membaca pula. Pemikirannya juga sebenernya bagus kok. Hanya empati aja dia yang kurang. Konfirmasi aja sama si Benu, pasti sama bilangnya akan kayak aku.”

“Gila juga ya. tapi emang sih berasa juga kalau diangkatan aku. Dia sangat disiplin dan menerapkan semua aturan dengan baik.”

“Aku juga sama, aturan selalu aku tegakin kok dulu. Tapi bukan berarti kita nggak ngebantuin teman teman kita yang ngulang dong. Mereka ngulang berarti kan ada sesuatu yang mereka kurang dan itu harusnya dibantu. Tapi ini boro-boro bantuin malah memperlakukan mereka sama dengan mahasiswa yang baru ngambil matkul itu.”

“Nah dia itu kan jadi asisten yang nanti bakalan ngedampingin praktikum lapang terakhir aku. Dan akhirnya harus digantiin.”

“Terus kenapa?”

“Nanti yang bakalan ngegantiin Bang Wira namanya Kak Ami, yank.”

“Ami? Seriusan si Ami bantuin kalian di Kampus?” ujar gue sedikit kaget, tapi senang juga.

“Kenapa? Kak Ami mantan kamu JUGA? Mantan keberapa sebelum Kak Dee?” tanya Emi, kali ini nadanya agak ketus.

“Nggak kok. Sok cemburu lo kayak sambel bakso ini, pedes bener nanyanya. Cuman selewat gitu-gitu aja. Bukan mantan aku dia mah.” Kata gue sambil menunjuk mangkuk kecil berisi sambal.

“Terus kenapa excited banget denger nama Ami?”

“Soalnya aku lumayan deket sama Ami dan bisa minta Ami buat ngajak aku ngebantuin dipraktikum lapang kamu itu. Nggak apa-apa deh nggak dibayar. Nggak apa-apa juga kalau aku mesti bayar sendiri. Yang penting aku bisa keangkut aja kesana. Kan enak nanti disela-sela praktikum atau pas waktu bebas, kita bisa jalan-jalan di Pulau Pramuka!” kata gue bersemangat.

“Santai deh, aku Whatsapp si Ami dulu.” Lanjut gue, kemudian mengambil HP dan mulai chat Ami.

“Atur aja dulu deh sama kamu.”

Ami Rantiarni. Nama ini emang asing banget ditelinga karena gue hanya sekali menyebutkannya di season sebelum ini. Cewek ini adalah teman sekelas gue dikampus dulu. Ternyata saat ini Ami sedang menjajaki karir menjadi seorang dosen. Soal kemampuan akademis sebenarnya dia cukup pintar, tapi nggak sepintar Wira, Azi atau Shella.

Kebetulan juga gue memiliki pembimbing skripsi yang sama dengan dia. Topik penelitian kami pun sama, hanya beda diwilayah samplingnya aja. metode yang dipakai juga hampir sama, walaupun ada pengembangan kawasan yang nggak ada di skripsi Ami dulu.

Dengan beberapa kesamaan ini menjadikan gue sempat dekat dengan Ami. Ami ini anak yang cukup manis tapi gayanya sangat tomboy. Dia baru benar-benar terlihat lebih bersih, manis dan semok ketika sudah mendekati akhir kuliah. Kebanyakan cewek-cewek dikelas gue seperti itu. Baru keliatan cakep belakangan. Hahaha.

Saat gue bersama dengan Keket dan dia dengan Pacarnya yang saat menjadi asisten lapangan praktikum lapang Emi sudah menjadi suaminya, kami sempat suka-sukaan. Mungkin karena terlalu sering barengan kemana-mana. seperti cinlok lah ya mungkin.

Anak ini bertinggi badan kurang lebih 160 cm, mukanya bulat, memakai kerudung, maju depan (dada) mundur belakang (pantat) banget kalau pakai baju yang lebih girly. Sayangnya dia lebih senang memakai baju yang ala-ala pendaki gunung gitu, celananya selalu celana kargo kalau lagi kuliah. Tomboy banget lah pokoknya.

kaskus-imageMulustrasi Ami waktu kuliah, 97% mirip cewek ini, apalagi ditambah pakaiannya yang bergaya begini juga


Satu waktu saat kami sedang menunggu dosen di lantai 5 gedung jurusan, yang mana koridor lantai 5 ini sangat sepi dan memang dosen yang kami tunggu biasanya ada di laboratorium di lantai ini, gue banyak ngobrol ngalor ngidul sama ini anak. Anaknya ternyata sangat asyik, yang mana gue nggak mengetahuinya selama empat tahun terakhir karena gue sibuk dengan hubungan gue bersama Zalina, Keket, Anis, Anin, Sofi, Ara, dan Harmi. Kalau mau bonus, ya sama Citra juga. Hehehe.

Saat itu udah sepi banget karena udah menjelang magrib. Mana turun hujan pula kan, menjadikan suhu disekitar kami lebih rendah dari biasanya. Disela dinginnya suhu ini, entah kenapa gue mengajak Ami untuk pindah duduk ke balik sebuah papan kayu besar yang terpasang temporer dibalik tembok utama gedung.

Ami juga mau aja lagi pas gue ajak kesitu. Hanya senyum-senyum penuh arti aja. akhirnya dengan mengandalkan jurus ciuman nggak pakai hati gue langsung melumat bibir Ami. Ternyata Ami sudah cukup terlatih menghadapi serangan seperti ini. Malahan dia yang memulai untuk french kiss.

Anak ini ternyata liar juga. Padahal, walaupun terlihat tomboy, anaknya kalem kalau dikelas. Ternyata ini adalah hasil berpacaran selama bertahun-tahun dengan mas-nya itu yang dua angkatan lebih tua dari kami. Si Mas-nya ini kebetulan juga gue kenal, dia senior dari jurusan AD.

Pada awalnya gue hanya mau iseng aja, tapi ternyata si Ami ini lebih bernafsu daripada yang gue kira. Haha. Tadinya tangan gue nggak kemana-mana, diam aja. Dia malah mengarahkan tangan gue untuk memegang gunung kembarnya yang ternyata empuk parah. Hahaha. Gue nggak pernah tau, mungkin kawan-kawan sekelas gue yang cowok pun nggak akan pernah sadar kalau nggak megang langsung begini. Dia selalu memakai kaos dobel dengan jaket, plus ketutupan kerudungnya.

Sesi ini lumayan lama juga. Sambil french kiss, gue mengulik salah satu 'harta' milik Ami. Yang tadinya raba luar aja, dia malah minta masuk kedalam tangannya dengan membuka setengah kaosnya dari perut. Terlihat deh itu gunung kembarnya yang gue tebak ukurannya sekitar 36.

“Gede juga ya punya lo Mi.” bisik gue, kemudian menciumi tengkuknya.

“Nggak nyangka kan lo? Hehe.” Katanya sambil mengerang.

“Mi, kita tadinya Cuma mau ciuman aja, kenapa jadi kayak gini sih?”

“Maaf Ja. Gue sebenernya emang dulu sempet suka sama lo. Sebelum ketemu si Mas. Jadi pas ada kesempatan super langka kayak gini. Kenapa nggak? Toh lo juga nggak akan ngelirik gue kan. Disekitar lo cewek-cewek cakep semua. Gue langsung minder Ja.”

“Haha yaelah nggak apa-apa kali. Yaudah, nggak usah dipikrin. Mau lanjutin apa nggak?”

“Terserah lo Ja.”

“Gue cuma mau ciuman aja Mi. Gue punya cewek, lo juga punya cowok. Inget, oke?”

Ami mengangguk. Tapi sepintas gue melihat ekspresi kecewa Ami saat itu, diantara keremangan cahaya. Gue juga kaget ternyata retseleting celana kargonya serta kancingnya sudah terbuka. Kapan ngebukanya ya ini anak? Nafsu bener. Haha.

Akhirnya setelah hampir setengah jam, kalau nggak ada notifikasi chat di HP Ami yang ternyata dosen yang udah kita tunggu lama sudah diruangannya, kami menyelesaikan semuanya. Sekalinya itu aja gue dan Ami sempat bablas. Selebihnya kami hanya jadi teman yang cukup akrab aja sampai sekarang.

Quote:


Gue menunggu sampai sore tiba. Ami belum ngabarin apa-apa. Sementara Emi juga belum balas chat gue. dan lagi-lagi entah timingnya pas apa gimana, Dee berhasil chat gue disela jeda chat gue dengan Emi.

Inti dari percakapan gue dengan Dee adalah nggak ada. Dia cuma mau chat gue aja iseng. Ya gue bersikap biasa-biasa aja. takutnya nanti kalau terlalu biasa malah jadi kebawa perasaan itu si Dee. Disaat perasaan gue sedang nggak menentu, apa yang gue tunggu pun tiba.

AMI CHAT
Quote:


Wah ini dia. Memang Ami selalu bisa diandalkan. Hahaha. Gue pun malamnya mengabari Emi tentang keberhasilan gue untuk melobi Ami agar bisa mengikutsertakan gue ke kunjungan lapangan angkatan Emi.

Emi sangat senang dengan kabar ini. Dia pun mengirim beberapa materi yang dibutuhkan untuk keberangkatan lusa via email. Setelah gue pelajari, ternyata nggak jauh beda dengan praktikum lapang terakhir gue. jadinya gue mengirim laporan gue yang masih ada di Hardisk Eksternal gue, tapi hanya bagian yang gue kerjakan aja. Emi memeriksanya dan kemudian chat gue dan dia bilang kurang lebihnya akan sama materinya, hanya berbeda tempatnya aja.

Namanya rejeki mah ada-ada aja ya kan. Hehehehe.


khodzimzz
annisasutarn967
itkgid
itkgid dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.