Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

papahjahat21Avatar border
TS
papahjahat21
KATA SIAPA NYONTEK HANYA DI SAAT SEKOLAH?
Disini gua mau menshare pengalaman gua kuliah di Pascasarjana Pendidikan Matematika di Kedua Univ Negeri yang satu di surakarta dan satu lagi di Jakarta.

Gua kuliah di Surakarta hanya hampir 1 semester gua pindah.

Ini juga bisa sedikit mengukapkan kebobrakan Pascasarjana di Sebagian Univ.

Dan ini berkaitan juga tentang pidato Kang Nadiem mengenai KAMPUS MERDEKA BELAJAR.

Terkadang tingkat kedewasaanseseorang bisa dilihat dari penilaian orang lain. Secara umum, seorang dapat dikatakan dewasa apabila ia telah mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jelek (atau benar salahnya sesuatu).

JUJUR adalah sebuah kata yang indah didengar, tetapi tidak seindah mengaplikasikan dalam keseharian. Tidak pula berlebihan, bila ada yang mengatakan “jujur” semakin langka dan terkubur, bahkan tidak lagi menarik bagi kebanyakan orang. Semua orang paham akan maknanya, tetapi begitu mudah mengabaikannya.



Februari 2019 gua di terima di Pascasarjana P. Mat di Univ negeri di Surakarta.

Karena dulu gua waktu S-1 di Swasta. saat gua pindah ke Univ Negeri pikiran yang terlintas gua adalah kompetisi yang jujur. Ternyata tidak pikiran gua salah. Gua melihat ketika Kuis mata kuliah Teknik Analisis Data. Gua yang duduk bagian depan mengumpulkan terlebih dahulu yang kebetulan gua sangat suka statistik. Pas gua ngumpulin ada banyak kertas tertata rapih pada kertas buram.

Lanjut aja Kita ke cerita waktu UTS.

Waktu itu Mata Kuliah KAPITA SELEKTA. wah itu pelajaran olimpiade matematika.

kala itu gua harus belajar 3 hari 3 malam untuk bersemedi memahami materi. Mungkin untuk memahami perempuan gua butuh 100 tahun.

Gua berada di bagian barisan kedua. disitu juga ada kakak kelas yang mengulang. kelas penuh dengan satu angkatan (24 orang) + 5 atau 6 kakel kalo ga salah. Seperti biasa gua selalu ngumpulin pertama. Gua ulangan ga pernah nanya mau noleh pun gua bakal mau. Saat gua ngumpulin pertama gua ngambil tas dan merapihkan barang diatas meja. Gua melihat ada yang bawa buku catatan yang telah di Photocopy bahkan handphone. (Saat itu ujiannya Close Book)

Begitu juga aljabar linear. Bahkan seorang Guru di Pondok melihat kertas ujian gua. gua berfikir "Guru menyontek, tapi nyuruh peserta didik nyontek? hmmm bahkan calon dosen pun menyontek. "Bagaimana kalo dia sudah menjadi dosen, lalu menyuruh mahasiswa untuk tidak menyontek?"

Gua bisa menghitung  kejujuran 6/30 orang. Sangat disayangkan.

Disini gua berfikir kembali. "Apakah dosen hanya melihat nilai dibandingkan kejujuran?" sekarang ini kebanyakan dosen bermain HP atau notebooknya ketika mengawas tanpa memikirkan kerusakan moralitas yang akan terjadi kedepannya.

Disini juga mengalami yang gua berfikir mata kuliah pilihan bisa diambil tanpa minimal mahasiswa, ternyata harus bersyarat. ketika syarat sudah dipenuhi Kaprodi pun acuh.. JADI MATA KULIAH PILIIHAN DI UNIV TSB DIPILIH OLEH DOSEN. BUKAN DIPILIH MANUSIA.

Waktu gua S1 itu hanya ada 2 orang memilih mata kuliah pilihan dan terus lanjut. Dulu di Univ gua tidak memandang banyaknya peminat mata kuliah.. jika ada satu pun tetap dilanjut. padahal univ swasta... masa negeri kalah sama univ swasta.. UNIV Tinkat 15 keatas kalah sama UNIV peringkat ratusan.

Mas Nadiem you have no power mengenai merdeka belajar di Kampus.

Pada Bulan Juni 2019 Gua keluar dari Univ Tersebut..

Dan pindah ke Universitas Negeri di IBU KOTA.

September 2019 gua masuk kuliah pertama.

Gua masih berharap adanya kejujuran.

Ietsss ternyata tidak..

Ternyata lebih parah.

Oke kita langsung ke waktu UTS.

Kondisi dikelas ada CCTV.. waktu UTS sama banyak yang menyontek dan bahkan 4/23 mahasiswa yang bisa dibilang jujur. Bahkan saat UAS dosennya dengerin musik bahkan jarang melihat mahasiswa mengerjakan ujian. Kalo dosen ga mau ngawasin dgn bener yak open book aja.

Gua tau pendidikan Indonesia butuh 100 tahun jika belum bisa merubah moralitasnya. Ini adalah AIB yang bisa menjadi bahan kajian bagi kalian yang bilang pendidikan Indonesia akan Maju. ia maju 100 tahun jika sudah bisa mengendalikan moralitas yang semakin tergerus.

Bahkan impact dari kejujuran gua sendiri adalah diskriminasi sosial dikelas bahkan bisa angkatan..

Ini bisa sebagai bahan renungan kelamnya PENDIDIKAN DI INDONESIA. Akar permasalah pendidikan ternyata ada di Perkuliah.

Mungkin segitu saja dari saya. Itulah hasil observasi saya selama tahun 2019...

anasabila
pakolihakbar
sebelahblog
sebelahblog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
707
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Tampilkan semua post
papahjahat21Avatar border
TS
papahjahat21
#1
Inilah yang seharusnya dirubah oleh orang tua kedepannya. Mindsetnya bukan nilai melainkan moralitas. Jangan sekedar enak membuat anak.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.