Another Goodbye
Quote:
Aku masih harus menunggu sekitar 1 minggu untuk mendapatkan kabar ddi terimanya aku atau tidak di kampus ini. Sambil menunggu aku dan Angel masih suka bertemu tapi cukup jarang sedangkan dengan pacarku di SMA aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya karena alasan kuliah, walaupun cukup alot tapi dia menerima keputusanku. Temanku pun memberitahuku untuk membuka email. Di email tertulis kalau aku lulus dan di minta untuk datang pada hari sabtu karena ada pengarahan.
Hari sabtu pun tiba dan aku ke kampus, setelah mendengar kata sambutan dari rector (mungkin) kamipun di minta untuk memasuki kelas, di sana kami sudah di sambut oleh kakak kelas. Singkatnya kami di berikan tugas untuk di bawa di hari senin dan sebutan kami selama masa orientasi, tugas yang di berikan pun berhubungan dengan jurusan yang ku dapat, bukan hanya itu kamipun di bagi menjadi beberapa kelompok untuk memudahkan pengecekan tugas nanti. Aku dan kelompokku langsung berdiskusi mengenai tugas ini, di awali dengan pemilihan ketua kelompok setelah itu pembagian tugas, siapa mendapat tugas apa. Aku lupa mendapat tugas apa saat itu yang pasti aku mengerjakan tughas itu dengan 3 orang dari kelompokku. Hari sabtu dan minggu ku habiskan di warnet untuk mengerjakan tugas. Setelah semuanya rampung aku pun harus bersiap untuk tidur karena jam 3 pagi aku harus sudah berada di kampus, dengan di antar oleh ayahku aku berangkat ke kampus, sekitar 500 meter dari kampus aku meminta ayahku berhenti karena dari kejauhan ku lihat sekelompok orang sedang memberhentikan salah satu orang yang memiliki atribut sama denganku.
Ya, ada pemeriksaan. Mulai dari nametag tas, bahkan atribut kecil lainnya. Seperti kegiatan orientasi pada umumnya ada selalu ada kegiatan memarah-marahi orang. Aku tidak terlalu perduli dengan orientasi ini, bahkan ketika ada yang menanyai ku, aku lebih memilih untuk diam. setibanya di gerbang kampus hal yang sama pun terjadi setelah itu kami berkumpul di lapangan, ku lihat satu persatu mulai datang. Setelah semuanya lengkap acara pun di mulai.
“terima kasih buat kalian yang sudah datang tepat waktu, sekarang coba ketua kelompok cek lagi kelompoknya sudah lengkap atau belum”, kata senior
Ketua kelompokku mengecek dan berkata
“lengkap kak”, kata ketua kelompokku
Di susul oleh ketua kelompok yang lain.
Singkat certita kegiatan orientasi ini mungkin seperti orientasi pada umumnya, dimarahi tidak jelas, di beri tugas ini itu bahkan sampai kami di minta masuk ke dalam kamar mayat settingan dengan bau kapur barus yang terlalu menyengat. Bahkan ada kegiatan kami di minta untuk mendoakan sebuah kuburan yang katanya baru saja ada. Entah apa yang terjadi tapi selama orientasi aku mencoba untuk menjadi orang lain. Lebih tepatnya mencoba untuk melucu dengan hal yang ada di sekeliling ku.
Akhirnya masa orientasi pun selesai, kegiatan kuliah pun di mulai. Yang tidak ku tahu adalah di kampus ini menganut system kasta, ya kasta dimana tingkat 1 merupakan kasta terendah dan harus hormat kepada kakak kelasnya. Salah satu bukti hormat adalah berjalan dengan membungkuk ketika melewati kakak kelas di manapun mereka berada walaupun hanya ada 1 orang. Untunglah aku datang cukup pagi hari ini, karena ku lihat di luar kelas sudah di penuhi oleh tingkat 2 dan tingkat 3 yang secara sengaja duduk di tangga dan tak jauh dari kelas ku.
oh iya, tingkat 1 terdiri dari 2 kelas yang masing-masing kelasnya berisi 40 orang dan hanya ada 11 laki-laki di angkatan ku.
“di jagain ya?”, tanya salah satu temanku
“iya, pada nongkrong di tangga”, kataku
Kami bisa melihat beberapa teman kami yang baru datang harus membungkuk ketika berjalan di hadapan mereka, bahkan sampai ada yang di minta untuk turun lagi karena tidak mengatakan permisi.
Tak perlu ku ceritakan apa yang terjadi selanjutnya, selama 1 bulan itu kami masih saja di “hajar” habis-habisan oleh tingkat 2 dan 3, selalu ada alasan untuk datang ke kelas kami dan memarahi kami. Jujur saja hal ini mulai membosankan. Pada satu waktu temanku update sesuatu di facebook.
“lu kali yang harus dibina. Binasakan”, tulisnya
Cukup banyak komentar ku lihat dan hal ini menggelitik ku.
“udah siram aja pake air keras biar kelar”, ketikku
Setelah itu aku tidak melihat lagi apa yang ku tulis, 1 minggu setelah itu ternyata hal tersebut menjadi kehebohan di angkatan ku. Seperti biasa angkatan ku di kumpulkan dan kelas 2 mulai membahas ini. Sama sekali tidak ada yang mengaku siapa yang menulis hal tersebut. Setelah tingkat 2 keluar salah satu temanku menghampiri.
“parah lu”, katanya
“apaan?”, tanyaku
“kenapa lu ga bilang?”, tanyanya
“bilang apaan?”, tanyaku
Dia menepuk jidatnya.
“lu tau ga kita ngebahas apa?”, tanyanya
“masalah fb kan?”, tanyaku
“terus?”, tanyanya
“kan yang buat status bukan gua. Buat apa gua ngaku”, kataku
“bukan statusnya yang jadi masalah tapi komennya”, katanya sambil menunjukkan apa yang ku tulis saat itu
“anjir, lupa gua”, kataku
“bego, dari tadi ngebahas ini tapi lu anteng aja anjir kaya ga ada masalah”, katanya
“mana gua tau, gua kira soal statusnya”, kataku
Satu angkatan pun mulai heboh ketika tau hal ini. Aku hanya menanggapinya dengan tertawa. Sorenya aku langsung pulang ke rumah, dan ku lihat ada mobil Angel di depan. Saat masuk rumah ku lihat dia sedang duduk.
“hei”, sapanya
Aku tersenyum karena seperti nya aku tau apa yang akan dia katakan.
“udah lama?”, tanyaku sambil duduk di sofa
“belum terlalu”, katanya
Dia duduk di sebelahku lalu bersandar padaku.
“Teo”, katanya
“hari ini dateng juga ya”, kataku
“maksudnya?”, tanyanya
“ya, gua ngerasa tau aja apa yang mau lu omongin, di liat dari jarangnya kita ketemu karena sibuk. Gua udah pengalaman Ta”, kataku
“iya”, katanya
Karena tidak mau berlarut-larut akupun mengatakan apa yang perlu ku katakan.
“tapi gua harap lu masih mau nerima gua kalau maen ke sini”, katanya
“ya dateng aja”, kataku
Setelah itu Angel pamitan, akupun langsung ke kamarku. Karena bosan akupun sms temanku.
“hei”, kataku
“apa?”, balasnya
“lu punya no si ini ga?”, kataku menanyakan perempuan yang menyalami ku waktu tes kesehatan
“cie, ada. Kenapa gitu?”, tanyanya
“minta lah”, balasku
“lu berdua jodoh kayanya”, balasnya
“kenal aja belum”, balasku
“seriusan? Padahal seangkatan loh”, balasnya
“gua jarang ketemu”, balasku
“btw dia juga nanyain nomer lu, ni gua lagi smsan sama dia”, balasnya
“yaudah bagi no nya gua sms dia”, kataku
“no lug a perlu gua kasih berarti ya?”, tanyanya
“iya, nanti gua aja”, balasku
“yaudah ni nonya”, balasnya
Setelah mendapat kan nomernya aku memilih untuk tidur, menenangkan pikiranku saat ini.