TS
odemarjinal
Abad Inersia Raya
Antologi ketiga dari Ode Marjinal.
Sampul:
Multimatra:
Daftar Isi:
Sampul:
Spoiler for :
Multimatra:
Spoiler for :
Daftar Isi:
Spoiler for :
1. Daulat Omong Kosong
2. Himne Kue Ulang Tahun
3. Penyamun
4. Rahwana di Beranda
5. Perseteruan
6. Mendera Udara
7. Bidak Budak
8. Berbineka Ria
9. Pipit Mati di Lumbung Padi
10. Singgasana Amnesia
11. Menjemput Kemanusiaan
12. Kartografi Tua
13. Sinema Api
14. Inferno
15. Dusta Daulat
16. Alam Hitam
17. Anak-Anak Manusia
18. Engkau Garuda
19. Terbenam
20. Mekarlah Fajar
21. Kamis Menggugat
22. Agenda Gerilya
23. Istirahatlah Pejuang
24. Kartini Perebus Kata
25. Melahirkan Merah
26. Naik Mencekik
27. Berpusara di Udara
28. Marhaen Menang
29. Diburukan
30. Berdikari Selamanya
31. Tanah Air Mata
32. Mosi Tidak Percaya
33. Di Seberang Istana
34. Negeri Retorika
35. Berproletar Ria
36. Mengimami Perlawanan
37. Melawan Meski Tertawan
38. Rumah Manusia
39. Penyamun Menggelanggang
40. Reformasi Basa-Basi
41. Bangku dan Meja Mahal
42. Pledoi Proletar
43. Katalog Air Mata
44. Kaisar Kecil Otda
45. Hilang Karena Benar
46. Pahlawan Itu Bernama Guru Honorer
47. Ini Tanah Air Kami
48. Apa Kabar Pancasila?
49. Kidung Orang Gusuran
50. Budak Penikam Majikan
51. Hari Baik untuk Berkhianat
52. Aku Dijerat
53. Kembalikan Keluarga Kami
54. Selamat Mengheningkan Cipta
55. Demokrasi Air Mata
56. Terima Kasih Pahlawan
57. Panjang Umur Gerilya
58. Bumi Lara
59. Benoa Milik Kita
60. Iftar
61. Jahit Mulut
62. Makar
63. Sebelah Mataku
64. Buruh Bukan Romusha
65. Bersuara Untuk Siapa?
66. Nyanyi Kaum Usiran
67. Revolusi Belum Usai
68. Narsis
69. Berdaulat di Rumah Sendiri
70. Jantung Membusuk
71. Ini Republik Kita
72. Menuju Revolusi
73. Jam Malam
74. Peluru Untuk Trisakti
75. Ibukota Api
76. Kubur Gelap
77. Dibunuh Karena Benar
78. Rakyat Tak Diundang Membuat Undang-Undang
79. Mohon Izin Untuk Merudapaksa dan Membunuh
80. Reformasi Gagal
81. Membusuk Dalam Oligarki
82. Menghitung Hari Kekalahan
83. Gerilyalah Kata-Kata
84. Kue Lebaran
85. Peluru Untuk Kasasi
86. Delusi Ekonomi Tinggi
87. Berhala Pancasila
88. Merdeka 100%
89. Rampok Bumi
90. Omnibusuk Law
91. Bung Karno Menjemput Fajar Revolusi
92. Jurnalisme Kuning
93. Suara Dari Penjara
94. Sum Kuning
95. Bumi Garuda
96. Mematahkan Kepak Garuda
97. Di Bawah Panji Demokrasi
98. Menjemput Pagi
2. Himne Kue Ulang Tahun
3. Penyamun
4. Rahwana di Beranda
5. Perseteruan
6. Mendera Udara
7. Bidak Budak
8. Berbineka Ria
9. Pipit Mati di Lumbung Padi
10. Singgasana Amnesia
11. Menjemput Kemanusiaan
12. Kartografi Tua
13. Sinema Api
14. Inferno
15. Dusta Daulat
16. Alam Hitam
17. Anak-Anak Manusia
18. Engkau Garuda
19. Terbenam
20. Mekarlah Fajar
21. Kamis Menggugat
22. Agenda Gerilya
23. Istirahatlah Pejuang
24. Kartini Perebus Kata
25. Melahirkan Merah
26. Naik Mencekik
27. Berpusara di Udara
28. Marhaen Menang
29. Diburukan
30. Berdikari Selamanya
31. Tanah Air Mata
32. Mosi Tidak Percaya
33. Di Seberang Istana
34. Negeri Retorika
35. Berproletar Ria
36. Mengimami Perlawanan
37. Melawan Meski Tertawan
38. Rumah Manusia
39. Penyamun Menggelanggang
40. Reformasi Basa-Basi
41. Bangku dan Meja Mahal
42. Pledoi Proletar
43. Katalog Air Mata
44. Kaisar Kecil Otda
45. Hilang Karena Benar
46. Pahlawan Itu Bernama Guru Honorer
47. Ini Tanah Air Kami
48. Apa Kabar Pancasila?
49. Kidung Orang Gusuran
50. Budak Penikam Majikan
51. Hari Baik untuk Berkhianat
52. Aku Dijerat
53. Kembalikan Keluarga Kami
54. Selamat Mengheningkan Cipta
55. Demokrasi Air Mata
56. Terima Kasih Pahlawan
57. Panjang Umur Gerilya
58. Bumi Lara
59. Benoa Milik Kita
60. Iftar
61. Jahit Mulut
62. Makar
63. Sebelah Mataku
64. Buruh Bukan Romusha
65. Bersuara Untuk Siapa?
66. Nyanyi Kaum Usiran
67. Revolusi Belum Usai
68. Narsis
69. Berdaulat di Rumah Sendiri
70. Jantung Membusuk
71. Ini Republik Kita
72. Menuju Revolusi
73. Jam Malam
74. Peluru Untuk Trisakti
75. Ibukota Api
76. Kubur Gelap
77. Dibunuh Karena Benar
78. Rakyat Tak Diundang Membuat Undang-Undang
79. Mohon Izin Untuk Merudapaksa dan Membunuh
80. Reformasi Gagal
81. Membusuk Dalam Oligarki
82. Menghitung Hari Kekalahan
83. Gerilyalah Kata-Kata
84. Kue Lebaran
85. Peluru Untuk Kasasi
86. Delusi Ekonomi Tinggi
87. Berhala Pancasila
88. Merdeka 100%
89. Rampok Bumi
90. Omnibusuk Law
91. Bung Karno Menjemput Fajar Revolusi
92. Jurnalisme Kuning
93. Suara Dari Penjara
94. Sum Kuning
95. Bumi Garuda
96. Mematahkan Kepak Garuda
97. Di Bawah Panji Demokrasi
98. Menjemput Pagi
Diubah oleh odemarjinal 30-08-2020 14:39
nona212 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
6.7K
Kutip
103
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Poetry
6.2KThread•6.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
odemarjinal
#12
KARTOGRAFI TUA

Spoiler for :
Di suatu persimpangan jalan terpampang sebuah peta Indonesia. Orang-orang lalu lalang. Tidak begitu peduli. Beberapa di antaranya berhenti sejenak. Bergumamlah salah seorang, di sini tertulis bahwa negeri ini adalah paru-paru dunia. Tapi di manakah rimba yang dibilang orang lebat itu?
Salah seorang di dekatnya menjawab, di sana, Pak, di ibukota, dan di setiap jantung peradaban di kelima pulau utama. Rimba kosmopolit yang di dalamnya beraneka ragam semen, beton, rangka baja, dan kaca. Pencakar langit menjelma pohon-pohon, namun ia tidaklah mengikat air. Aspal mulus dan cor semen menjelma lantai humus namun ia tidaklah menyuburkan. Kendaraan yang melata menjelma satwa yang mencari makan, namun semuanya tidaklah ramah, buru memburu dengan waktu.
Orang yang di belakangnya menyahut, hutan Indonesia di sana, Pak. Telah berubah menjadi pundi-pundi bagi koorporat. Pohon dibabat habis untuk kemudian diubah menjadi real estate, kebun sawit, dan areal industri. Nyawa hutan berkonversi menjelma uang yang tiada habisnya masuk ke saku pengembang.
Salah seorang di dekatnya menjawab, di sana, Pak, di ibukota, dan di setiap jantung peradaban di kelima pulau utama. Rimba kosmopolit yang di dalamnya beraneka ragam semen, beton, rangka baja, dan kaca. Pencakar langit menjelma pohon-pohon, namun ia tidaklah mengikat air. Aspal mulus dan cor semen menjelma lantai humus namun ia tidaklah menyuburkan. Kendaraan yang melata menjelma satwa yang mencari makan, namun semuanya tidaklah ramah, buru memburu dengan waktu.
Orang yang di belakangnya menyahut, hutan Indonesia di sana, Pak. Telah berubah menjadi pundi-pundi bagi koorporat. Pohon dibabat habis untuk kemudian diubah menjadi real estate, kebun sawit, dan areal industri. Nyawa hutan berkonversi menjelma uang yang tiada habisnya masuk ke saku pengembang.
Spoiler for :
Tak puas. Orang itu kembali bertanya. Dari peta ini dapat dilihat bahwa negeri aku dan saudara sekalian adalah negeri lautan yang besar. Tapi di manakab letak laut Indonesia yang dikata orang kaya itu?
Di sana, Pak. Terhimpit di antara jutaan limbah industri dan sampah plastik yang tiada habis-habisnya. Kantung kresek menjelma koloni ubur-ubur yang mengembarai lautan. Sedotan plastik menjelma ikan-ikan kecil. Tumpahan minyak menjadi permadani yang disulap rapi. Yang lain menjawab, di sana, Pak. Dirampok oleh tetangga yang rakus dan bengis.
Di sana, Pak. Terhimpit di antara jutaan limbah industri dan sampah plastik yang tiada habis-habisnya. Kantung kresek menjelma koloni ubur-ubur yang mengembarai lautan. Sedotan plastik menjelma ikan-ikan kecil. Tumpahan minyak menjadi permadani yang disulap rapi. Yang lain menjawab, di sana, Pak. Dirampok oleh tetangga yang rakus dan bengis.
Spoiler for :
Sebelum berlalu pergi, orang itu bersuara lagi. Oh negeriku yang raya. Di manakah udara bersihmu saat ini?
Serempak orang-orang di sampingnya menjawab, mitos, Pak, hanya mitos. Mereka beranjak pergi.
Serempak orang-orang di sampingnya menjawab, mitos, Pak, hanya mitos. Mereka beranjak pergi.
XXI/I/MMXX
calasstafhia dan andanterium memberi reputasi
2
Kutip
Balas