PART IV Like to make Dislike

Setelah mendapat peringatan kemarin aku mulai fokus denga pekerjaanku,aku menata kembali hidupku. Walau belum bisa menerima aku tidak mau kembali berlarut dalam hal itu. Aku juga tidak mau ikut dalam party-party halusinasi lagi dengan teman-teman lain. Kali ni aku benar-benar ingin merubah pola kerjaku. Aku refresh kembali product knowledge dengan membaca kembali bahan-bahan training sebelumnya.
Akhirnya aku dimasukkan Team Movex luar kota yang berjumlah 6 orang, dengan harapan bisa membuat peluang baru untuk expansi dan menambah prospek penjualan bagi team yang ikut. Tujuan kali ini adalah Kota K,sebuah kota kabupaten dengan jarak 4 jam berkendara pada saat itu.

Ternyata disanalah lah aku menemukan keberuntunganku,didaerah itu benar-benar bisa fokus dalam bekerja. Walau event itu hanya 4 hari tapi aku bisa mendapatkan 3 unit orderan,sangat diluar ekpektasi ku. Senior ku sebagai pimpinan team tampak puas dengan pencapaian ini. Kami balik ke kantor dengan rasa percaya diri yang besar,karena target yang dibebankan bisa kami capai.

AKu pun terbebas dari perjanjian ku dengan kepala cabang kemarin. Aku mulai membatasi diri dalam pergaulan dan intens membuka relasi-relasi,menambah perkenalan dengan orang-orang baru. Aku benar-benar sudah menguasai dunia pekerjaanku. Sales ku juga semakin baik, rata-rata 5 sampai 7 unit setiap bulan sesuai target yang dibebankan.

Beberapa bulan kemudian aku dikenalkan dengan seorang pengusaha muda. Namanya Pak Benny Orang nya cenderung irit dalam berbicara. Dia akan membuka kerjasama dengan salahsatu perusahaan penyewaan mobil,dan dia akan menjadi salahsatu investor disana. Jadi sebagai langkah awal dia akan memasok kebutuhan mobil di perusahaan itu. Kemudian dia memintaku memberi penawaran padanya,sebagai awal dia berencana memesan 10 unit mobil.

Beliau sangat detil dan perhitungan sekali mengenai harga,dan dia meminta penawaran tidak hanya padaku tapi dengan banyak dealer besar lainnya. Aku berdoa aku memenangkan penawaran ini. Tapi sudah 2 minggu berlalu tidak ada kabar darinya,bahkan ketika aku menghubungi beliau mengatakan mendapat harga yang lebih murah dariku. Alot sekali negosiasi dengan orang ini fikirku.

Aku sedikit kecewa, kemudian aku menghadap pak Wijaya dan mendiskusikan masalah ini. Pak wijaya kemudian memberi penawaran yang sangat khusus dan hanya kali ini saja. Aku kemudian menyampaikan apa yang diberikan pak Wijaya kepada pengusaha muda itu. Tapi dia tidak terlalu merespon.

Ya sudah lah ,aku hanya bisa berusaha dan aku fokus ke prospek lainnya. Hampir sebulan berlalu dari penawaran pertama tiba-tiba Hp ku berdering.
Terlihat di layar nama Pak Benny.

“Salam alaikum..halo Pak Benny…”
“Waalaikumsalam E…bang…sepertinya kami setuju dengan penawaran terakhir kemarin,tolong kasi tau apa-apa saja yang harus dipersiapkan untuk pemesanan 10 unit uang muka silahkan besok kekantor kami jam 10 pagi’ Suara bang benny berkata singkat dan jelas.

Sejenak aku tertegun,serasa tak percaya, yang sudah aku anggap tidak ternyata jadi nyata.
“Baik bang…siap…besok saya kekantor abang” Sedikit tergagap aku menjawab.
“OK sampai ketemu besok”
“Baik pak….” Aku menutup pembicaraan.

“YESSSS……” aku berteriak kecil sambil mengepalkan tangan.
“Alhamdulillaah…….”

Akhirnya aku memenangkan tender itu,aku pun mendapat apresiasi dari para atasanku. Dan kerena unit-unit yang dipesan perusahaan itu tersedia akhirnya aku bisa menuntaskan smua pesanan mereka. Dibulan itu total aku mengeluarkan 18 unit dari perusahaan itu sisanya dari penjualan ritel. Perusahaan mereka masuk kategori fleet dengan penawaran special walau kepemilikan pribadi dibanding ritel. Dan ternyata orderan berlanjut dibulan berikutnya hingga penjualan mencapai 21 unit dibulan berikutnya.

Karena pencapaian itulah ketika meeting, Kepala Cabang ketika suatu pagi ikut dalam meeting kami dan memberi apresiasi yang menurutku sedikit berlebihan. Aku dijadikan role model dari zero to hero didepan karyawan yang lain. Kemudian aku disuruh berdiri untuk menceritakan pengalaman, motivasi, trik jualan, dan cara jitu menjual mobil kepada customer. Awalnya aku menolak, karena takut dibilang sombong, belagu, dan penilaian macam-macam lainnya dan lagi belum genap setahun masa kerjaku disini,aku sangat menghormati para teman-temanku dan para senior disiniyang jelas jauh berpengalaman dariku. Walau pun ini biasa didunia sales. Namun pak Wijaya ikut memaksa ku untuk berbicara kepada teman-teman yang lain. Akhirnya dengan berat hati aku menuruti kemauan dua orang kuat di perusahaan ini.

Aku hanya berbicara diplomati saja,hanya menitikberatkan pada keberuntungan. Ketika aku berbicara ada teman-temanku yang memeberi aplaus,cekikikan melihat kegrogianku. Tetapi ealain itu aku merasakan ada tatapan-tatapan tajam yang memperhatikan ku. Ada sedikit kegelisahan dibatin ini. Akankah kekhawatiran ku tentang akan ada pandangan miring atau ketidaksukaan padaku terjadi.

Dan dari situlah petaka itu bermula..