- Beranda
- Stories from the Heart
Kacamata Si Anak Indigo (E. Praktek Lapangan)
...
TS
kingmaestro1
Kacamata Si Anak Indigo (E. Praktek Lapangan)
Mungkin kita tak menyadari bahwa di sekeliling kita ada makhluk yang hidup berdampingan dengan kita. Dan kadang mungkin juga kita tak menyadari bahwa kita dan mereka hanya terpisah oleh batas yang tipis, setipis benang.
Bisakah kita berinteraksi dengan mereka? Bisakkah kita berteman dengan mereka?. Di thread ini ane akan menceritakan bagaimana seorang anak manusia berinterkasi dengan mereka.
Cerita ini berdasarkan pengalaman ane pribadi, di dalam penulisan thread ini tidak ada unsur paksaan untuk percaya atau tidak, thread ini ane tulis hanya untuk berbagi pengalaman semata.
INDEX
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28Part 29
30
Bisakah kita berinteraksi dengan mereka? Bisakkah kita berteman dengan mereka?. Di thread ini ane akan menceritakan bagaimana seorang anak manusia berinterkasi dengan mereka.
Cerita ini berdasarkan pengalaman ane pribadi, di dalam penulisan thread ini tidak ada unsur paksaan untuk percaya atau tidak, thread ini ane tulis hanya untuk berbagi pengalaman semata.
INDEX
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28Part 29
30
Diubah oleh kingmaestro1 27-09-2021 10:31
bebyzha dan 51 lainnya memberi reputasi
50
60.7K
630
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kingmaestro1
#268
Part 19
Keesokan paginya gue bersiap-siap ke kantor, sambil menunggu Clara yang lagi siap-siap gue sempatkan waktu buat berpikir tentang kejadian yang di alami Andri cs. Ini udah yang kedua kalinya mereka di nampakin oleh sesuatu yang berada di rumah ini, sedangkan gue belum sama sekali. Mau kaga mau gue harus segera ngambil tindakan tapi apa yang harus gue lakukan?, belum lagi gue nemu jawabannya suara Clara membuyarkan pikiran gue.
"Ayo berangkat kak malah bengong".
"Iya" jawab gue seraya bangkit dari duduk.
"Pagi-pagi gini ngelamunin apa sih kak"
"Ngelamunin elu ntar jadi bini gue"
"Apaan sih kak"
"Udah yuk buruan naik, ntar telat lho"
Kami pun berangkat menuju kantor dan seperti biasa rute gue pagi ini sedikit memutar karna gue harus nganter ni bidadari khayangan ke kantornya.
***********
Usai makan siang, gue langsung mengurung diri dalam ruangan di kepala gue hanya ada bagaimana caranya nemuin jasad Albert dan cara mengatasi gangguang yang di alami Andri dan yang lainnya. Yang lagi gue pikirin tiba-tiba muncul di hadapan gue.
"Hai teman ada apa sepertinya kamu sedang ada masalah" sapa Albert.
"Ntahlah pusing banget kepala gue"
"Coba ceritakan saja siapa tahu aku bisa membantu"
Gue pun nyeritain apa yang ada dalam kepala gue ke Albert.
"Maaf bert gue bakal sedikit lama nemuin jasad elu" kata gue usai cerita gue selesai
"Tidak apa-apa, kamu mau bantu aja aku sudah senang kok"
"Thanks banget buat pengertian elu"
"Kamu selesaikan aja dulu permasalahan di rumah itu bagaimanapun juga sekarang rumah itu adalah tempat tinggal kalian"
"Oke bakal gue urus secepatnya"
Setelah berbincang untuk beberapa saat Albert pun pergi, gue berusaha fokus pada kerjaan gue. Gue ga bisa buang-buang waktu untuk beberapa hal, karna program yang udah di accept harus segera di tuntaskan mengingat pihak perusahaan kaga bakal bisa nunggu untuk waktu yang lama.
********
Sampai di kontrakan gue bergegas menuju kamar gue di lantai atas buat shalat ashar, usai shalat gue fokuskan pikiran dalam posisi bersila untuk manggil Nawa Rendani atau jin perempuan yang di kurung di belati beberapa waktu silam. Gue mesti fokus karna untuk manggil jin kaga semudah kek manggil tukang bakso. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya gue berhasil memanggil jin perempuan itu.
"Ada apa kamu memanggil saya"
"Katanya kalo gue ada perlu bisa manggil elu tapi kenapa susah banget ngehubungin elu"
"Maaf, saya kan sudah lama di kurung dalam belati jadi belum terbiasa di panggil oleh manusia hehehe"
"Hoo gitu ya? Okelah. Gue butuh bantuan elu sekarang"
"Apa yang bisa saya bantu"
Gue nyeritain apa yang dialami oleh Andri dan yang lain di rumah ini kemarin malam, gue coba nyeritain sedetail mungkin, termasuk gambaran wujud yang di liat oleh Andri dan Radith. Begitu usai Nawa tampak mengangguk-angguk kecil dan berkata
"Makhluk itu juga jin atau lelembut yang jadi penunggu rumah ini untuk waktu yang cukup lama"
"Elu kenal dia?"
"Tidak bisa di bilang kenal saya hanya pernah melihatnya sewaktu saya melintas di sini jauh sebelum saya di kurung dalam belati"
"Hoo gitu ternyata"
"Tapi kamu tidak perlu khawatir karna dia tidak menganggu kok"
"Apanya yang kaga ngeganggu, kalo waktu itu teman gue koid karna shock ngeliat dia gimana?"
"Dia hanya bermaksud menyapa kok"
"Menyapa kok bikin shock gitu"
"Yang mau dia sapa itu sebenarnya kamu, tapi kebetulan kamu tidak di rumah"
"Kenapa dia mau nyapa gue?"
"Karna kamu punya aura yang di sukai bangsa jin, makanya dalam kehidupan mu kamu banyak berurusan dengan bangsa kami kan?"
"Iya juga sih, trus gue musti gimana?"
"Kamu panggil aja dia"
"Gimana cara manggil nya? Kenal aja kaga"
"Tidak harus kenal untuk bisa memanggil jin itu?"
'Trus gimana donk?"
"Pancarkan saja aura mu maka mereka akan datang"
"Masa emang bisa?"
"Coba aja"
"Hmhm ntar tengah malam aja gue coba nunggu yang lain pada molor"
"Baiklah itu terserah kamu, ada yang bisa saya bantu lagi?"
"Kenapa elu mau balik?"
"Iya dan pacar kamu sedang menuju ke kamar ini, lama-lama disini bisa menimbulkan masalah"
"Oke hati-hati kalo pulang jangan sampe masuk belati lagi elu"
Dia tersenyum kecil dan menghilang, benar yang dia katakan tak lama setelah dia menghilang Clara masuk ke kamar dan ngajak gue buat makan malam bareng.
"Ayo berangkat kak malah bengong".
"Iya" jawab gue seraya bangkit dari duduk.
"Pagi-pagi gini ngelamunin apa sih kak"
"Ngelamunin elu ntar jadi bini gue"
"Apaan sih kak"
"Udah yuk buruan naik, ntar telat lho"
Kami pun berangkat menuju kantor dan seperti biasa rute gue pagi ini sedikit memutar karna gue harus nganter ni bidadari khayangan ke kantornya.
***********
Usai makan siang, gue langsung mengurung diri dalam ruangan di kepala gue hanya ada bagaimana caranya nemuin jasad Albert dan cara mengatasi gangguang yang di alami Andri dan yang lainnya. Yang lagi gue pikirin tiba-tiba muncul di hadapan gue.
"Hai teman ada apa sepertinya kamu sedang ada masalah" sapa Albert.
"Ntahlah pusing banget kepala gue"
"Coba ceritakan saja siapa tahu aku bisa membantu"
Gue pun nyeritain apa yang ada dalam kepala gue ke Albert.
"Maaf bert gue bakal sedikit lama nemuin jasad elu" kata gue usai cerita gue selesai
"Tidak apa-apa, kamu mau bantu aja aku sudah senang kok"
"Thanks banget buat pengertian elu"
"Kamu selesaikan aja dulu permasalahan di rumah itu bagaimanapun juga sekarang rumah itu adalah tempat tinggal kalian"
"Oke bakal gue urus secepatnya"
Setelah berbincang untuk beberapa saat Albert pun pergi, gue berusaha fokus pada kerjaan gue. Gue ga bisa buang-buang waktu untuk beberapa hal, karna program yang udah di accept harus segera di tuntaskan mengingat pihak perusahaan kaga bakal bisa nunggu untuk waktu yang lama.
********
Sampai di kontrakan gue bergegas menuju kamar gue di lantai atas buat shalat ashar, usai shalat gue fokuskan pikiran dalam posisi bersila untuk manggil Nawa Rendani atau jin perempuan yang di kurung di belati beberapa waktu silam. Gue mesti fokus karna untuk manggil jin kaga semudah kek manggil tukang bakso. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya gue berhasil memanggil jin perempuan itu.
"Ada apa kamu memanggil saya"
"Katanya kalo gue ada perlu bisa manggil elu tapi kenapa susah banget ngehubungin elu"
"Maaf, saya kan sudah lama di kurung dalam belati jadi belum terbiasa di panggil oleh manusia hehehe"
"Hoo gitu ya? Okelah. Gue butuh bantuan elu sekarang"
"Apa yang bisa saya bantu"
Gue nyeritain apa yang dialami oleh Andri dan yang lain di rumah ini kemarin malam, gue coba nyeritain sedetail mungkin, termasuk gambaran wujud yang di liat oleh Andri dan Radith. Begitu usai Nawa tampak mengangguk-angguk kecil dan berkata
"Makhluk itu juga jin atau lelembut yang jadi penunggu rumah ini untuk waktu yang cukup lama"
"Elu kenal dia?"
"Tidak bisa di bilang kenal saya hanya pernah melihatnya sewaktu saya melintas di sini jauh sebelum saya di kurung dalam belati"
"Hoo gitu ternyata"
"Tapi kamu tidak perlu khawatir karna dia tidak menganggu kok"
"Apanya yang kaga ngeganggu, kalo waktu itu teman gue koid karna shock ngeliat dia gimana?"
"Dia hanya bermaksud menyapa kok"
"Menyapa kok bikin shock gitu"
"Yang mau dia sapa itu sebenarnya kamu, tapi kebetulan kamu tidak di rumah"
"Kenapa dia mau nyapa gue?"
"Karna kamu punya aura yang di sukai bangsa jin, makanya dalam kehidupan mu kamu banyak berurusan dengan bangsa kami kan?"
"Iya juga sih, trus gue musti gimana?"
"Kamu panggil aja dia"
"Gimana cara manggil nya? Kenal aja kaga"
"Tidak harus kenal untuk bisa memanggil jin itu?"
'Trus gimana donk?"
"Pancarkan saja aura mu maka mereka akan datang"
"Masa emang bisa?"
"Coba aja"
"Hmhm ntar tengah malam aja gue coba nunggu yang lain pada molor"
"Baiklah itu terserah kamu, ada yang bisa saya bantu lagi?"
"Kenapa elu mau balik?"
"Iya dan pacar kamu sedang menuju ke kamar ini, lama-lama disini bisa menimbulkan masalah"
"Oke hati-hati kalo pulang jangan sampe masuk belati lagi elu"
Dia tersenyum kecil dan menghilang, benar yang dia katakan tak lama setelah dia menghilang Clara masuk ke kamar dan ngajak gue buat makan malam bareng.
hendra024 dan 26 lainnya memberi reputasi
27