- Beranda
- Stories from the Heart
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
...
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue
(私のスレッドへようこそ)
(私のスレッドへようこそ)
TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR
Spoiler for Season 1 dan Season 2:
Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:
INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH
Spoiler for INDEX SEASON 3:
Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yanagi92055
#1315
Trip To Padang_Part 1
Akhir minggu ini gue akan berangkat ke Padang. Keberangkatan ini berkaitan dengan adanya proyek pekerjaan gue disana. Jadinya gue akan berpisah sementara waktu dengan Emi.
Pada kesempatan ini pula gue mau bertemu dengan Dee. Gue mau meminta kejelasan soal kenapa sikap dia seperti ini. Dulu sebelum bertemu dengan Emi dia nggak pernah ganggu gue. sekarang malah ganggu terus. Apalagi ini serba kebetulan banget kalau ternyata Dewi atau Nindy ada kaitannya dengan perubahan sikap Dee yang semakin mengganggu aja.
CALL DEE.
Gue menutup telpon. Dari nada bicaranya, Dee terlihat sangat terkejut tapi juga senang. Gue bingung banget kenapa dia jadi kayak gitu. Dulu sehabis kami resmi bubaran dia nggak pernah sesenang itu. Semuanya berjalan normal aja. Bahkan gue sempat menceritakan sedang berkomunikasi dengan beberapa adik kelas pun, sikap dia biasa-biasa aja. Nggak ada sikap yang berlebihan seperti ini.
Gue udah terlalu sayang dengan Emi. Jadi apapun akan coba gue upayakan demi Emi. Bahkan melindungi dia dari gangguan orang-orang berpikiran nggak logis macam Dewi, atau yang berani macem Nindy, serta belakangan malah muncul kembali Dee dengan sikap sok memilikinya itu.
Kebingungan selalu melanda gue. kenapa selama ini setiap gue berhubungan dengan siapapun, lawan jenis pastinya, selalu saja ada yang bersikap agresif dan berani. Dan itu salah satu sebab gue nggak memacari atau berkomitmen dengan mereka.
Sebut saja Ara, Harmi, Anin, Anis, Dwina, Dewi, Nindy dan beberapa orang lainnya dari masa lalu gue. Semuanya sangat luar biasa agresif. Gue bingung apa yang mereka cari dari gue. Itu juga pernah gue tanyakan kepada Emi. Apa yang sebenernya ada di gue yang membuat mereka semua mau banget memperjuangkan gue?
Keket dan Zalina dulu pernah memberikan penjelasan, sebenernya Ara juga sih. Ini semua soal kenyamanan. Emi pun juga begitu. Walaupun dimata Emi gue bukanlah orang yang wow banget nggak kayak yang dibilang semua cewek yang pernah berhubungan dan dekat gue, benang merah soal kenyamanan ini selalu ada dan menjadi testimoni.
Berangkat dari testimoni tersebut, seharusnya mereka ya bersikap biasa aja lah, jangan berlebihan. Gue nggak suka orang yang bersikap berlebihan banget.
Makanya gue memacari orang-orang yang butuh untuk ditaklukan terlebih dahulu, bukan yang udah pasti mau. Kecuali Keket. Keket emang berjuang buat gue. Tapi ada momen dimana gue juga memperjuangkan Keket. intinya gue nggak mau yang instan.
Kurang ada tantangan kalau boleh dibilang. Tetapi ya itu tadi kenapa pada jadi sangat agresif gue nggak tau juga. Mungkin untuk Ara, Harmi, Anis itu lain. Gue pernah bertarung dengan mereka.
Tapi kalau kasus Dewi dan Nindy? Wah ini dia. Gue sampai bingung. Kenapa mereka sebegininya. Gue bahkan sangat jarang berjumpa langsung dengan mereka.
Dewi dan Nindy ini gue nggak ngerti kenapa tingkat agresifitasnya sama dengan cewek-cewek yang pernah sangat dekat dengan gue plus ada pertarungan didalamnya. Dewi dan Nindy bahkan nggak ada kontak fisik sama sekali dengan gue.
Sikap mereka yang nggak kalah agresif dengan cewek-cewek sebelumnya membuat gue sangat bingung dan sangat aneh. Bahkan terakhir sampai menebar fitnah yang begitu menyusahkan gue dan merusak reputasi gue dikampus. Gue nggak tau sebesar apa efeknya fitnah tersebut.
Kalau nasib gue begini, tau gitu dulu mendingan gue ajak aja dulu ‘bertarung’. Gue ambil dan abadikan momen-momen ketika bertarung tersebut, habis itu udah tinggalin. Kan mereka pasti akan sakit hati. Lalu menebarkan cerita seperti fitnah yang mereka tebar kemarin ini.
Nama gue jelek juga nggak masalah, toh memang gue kayak gitu. Tapi setidaknya gue dapat untung juga, bisa nyicipin mereka dan lumayan punya koleksi pribadi yang sangat langka. Haha.
Untuk kasus ini, gue dipaksa merugi karena agresifitas mereka kandas oleh penghalang bernama Emilya. Udah nggak dapat apa-apa, tapi nama gue tetap jelek karena mereka sakit hati merasa kalah saing dengan Emi. Kan kurang ajar banget.
Gue mau mengajak Dee ketemu untuk memperjelas apa yang sebenarnya udah terjadi dibelakang gue yang gue nggak tau. Dee juga jadi tau banyak tentang gue dan hubungan gue dengan Emi, sampai dia tau nomor HP Emi, itu sesuatu yang mesti dilurusin. Gue cuma nggak mau Dee malah jadi kayak Keket dan mengganggu Emi.
--
Hari kamis gue meminta Emi untuk tidak kuliah. Gue mau quality time dengan dia. Gue ajak dia main ke kostan gue. Dia pun langsung mengiyakan. Mungkin juga dia lagi capek sama pergaulannya dikampus makanya langsung mau gue ajak cabut.
Malam itu gue banyak ngobrol tentang teman-temannya Emi. Geng dia kebetulan mayoritas cewek. Hanya satu aja cowoknya, yang bernama Bimo. Gue sih belum pernah berinteraksi langsung dengan yang namanya Bimo ini.
Kalau dengar cerita Emi yang tau seluk beluk Bimo, gue awalnya sangat meragukan kalau cowok ini jantan. Hahaha. Ya itu emang pilihan hidupnya dia, jadi ya biarin aja maunya begitu.
Obrolan kami yang paling seru adalah menceritakan kisah ‘miring’ teman-teman Emi. Ternyata emang cara berceritanya seru juga si Emi ini. Jadi yang menikmati ceritanya juga ikut kebayang sama keseruannya.
Ceritanya dimulai dari pengalaman temannya yang bernama Ratu. Ratu saat itu adalah pacar dari Yudha, salah seorang penghuni GMRD Regency. Kata Emi, Ratu bercerita pengalaman dia waktu itu memblowj*b entah pacarnya atau temannya diruang publik. Emang si remang-remang, tapi tetap aja namanya diskotik itu pasti banyak orang. Sedikit banyak pasti bakalan ada yang lihat. Apalagi katanya eksekusinya juga di sofa, bukan diruang khusus. Haha.
Lalu ada Wulan, yang ternyata pasangan dari Maul, si Ketua Himpunan. Ketua himpunan juga kan manusia biasa. Gue aja dulu juga ketua himpunan tapi biasa-biasa aja untuk urusan begini.
Intinya dikostan, waktu Wulan dan Maul ini berduaan, terjadinya proses menyusui. Dan itu berlangsung hampir semalaman. Gila amat. Nggak pegel itu mulut apa gimana. Terus apa nggak keram itu gunung kembar si Wulan dihisap terus-terusan. Lalu, setelahnya, si Maul ini katanya minta di blow. Seterusnya, Wulan katanya nggak mau cerita. Tapi gue udah bisa ambil kesimpulan. Anak sekarang, udah sampai segitu, nggak bablas penetrasi kayaknya nggak mungkin. Haha.
Kemudian ada Depi. Ini anak yang bodinya lumayan bikin panas dingin cowok. Tapi entah kenapa gue nggak tertarik, cuma suka aja ngeliat bodinya.
Depi ini dengan pacarnya itu LDR. Jadi kejadiannya adalah ketika dia mudik ke rumahnya disalah satu daerah di Jawa Tengah. Waktu itu kondisi lagi sepi, tapi ibunya ada diruang TV. Sementara Depi dan pacarnya ada di ruang tamu yang bersebelahan persis dari ruang TV. Mereka dengan sukses melakukan french kiss, raba sana sini dan puncaknya adalah terjadi pengocokan berulang sampai cowoknya 'keluar'. Sayang aja nggak diceritain itu ditelan biar sehat atau nggak. Asli ini skilltinggi yang bisa jadi inspirasi kalau gue dan Emi mau tantangan. Haha.
Cerita berlanjut ke Lidya. Salah satu teman terdekat Emi di gengnya. Cewek manis ini terkenal dengan keluguannya. Kalau nggak mau dibilang bloon. Haha. Pacar dia ganteng. Jadi pas lah dulu itu. Mungkin mereka dapat gelar Beauty-some juga kali ya. Atau udah nggak ada lagi istilah itu di angkatan Emi.
Anak ini waktu itu lagi ada dikostan pacarnya. Entah gimana ceritanya pokoknya kamar si cowoknya dikunciin dari luar oleh teman-teman kostannya. Ini gue curiga sih emang sengaja cowoknya minta kunci dari luar sama teman-temannya. Haha.
Bukannya minta tolong bukain, malah lampu dimatikan total. Dalam gelap mereka nggak banyak bersuara, dan Lidya hanya bilang terjadilah.
Terjadilah? Ya udah pasti eksekusex ini mah kalau kata gue. Haha. Soalnya kondisi gelap-gelapan itu berlangsung sampai pagi. Cewek sama cowok jaman sekarang berduaan dikamar, gelap-gelapan, nggak ada yang negur, ya udah pasti langsung lah itu. Haha.
Yang paling menarik tentu aja cerita dari Debby si Per*k. Dia pernah cerita ke gue tentang kegalauannya dia memilih dua orang sahabat. Dan ujung-ujungnya malah dijalanin dua-duanya.
Jadi menurut cerita Emi, Debby lebih bercerita ke membandingkan 'senjata' utama para cowok itu. Dan pemenangnya adalah si Herman punya. Soalnya si Irfan 'leutik'. Yak, disini gue nggak berhenti untuk tertawa habis-habisan.
‘Tytyd leutik' itu selalu gue ingat sampai sekarang. Lucunya, ketika gue melihat si Irfan ini baik di sosmed maupun secara langsung bertemu, jadi mau ngata-ngatain aja karena sudah di testimoni oleh Debby sang pacar. Haha. Dibandingin pula sama cowok lain. Gobl*k.
Setelah selesai bercerita, gue dan Emi pun akan bersih-bersih. Emi masuk duluan ke kamar mandi. Karena gue merasa tanggung, yaudah langsung aja gue bertarung bersama Emi di kamar mandi dengan posisi berdiri. Sebelumnya Emi belum pernah melakukan posisi ini. Jadinya dia cukup pegal. Haha.
--
Gue sudah sampai di Bandara Minangkabau, Padang. Tapi pada saat itu entah kenapa HP gue mati dan nggak mau dinyalakan selama beberapa saat. Akhirnya gue nggak bisa ngabarin siapapun, termasuk Emi dan Mama. Biasanya Mama selalu gue kabari. Dan Emi ya udah pasti lah.
Gue dijemput oleh klien dan diantarkan dulu ke lokasi. Untuk hotelnya mereka sudah siapkan. Jadi nanti setelah selesai bekerja hari pertama, gue akan langsung diantar ke Hotel.
Sembari menunggu HP nyala dengan sendirinya, gue mencoba mencolokkan daya di powerbank dan gue menaruh HP ini didalam tas gue.
Sepanjang perjalanan gue diajak ngobrol banyak hal oleh utusan dari klien gue ini. Pengetahuannya luas juga. Mana masih muda lagi kan. Untuk ukuran cewek yang hidupnya dihabiskan di Kota Padang, dia sangat banyak pengetahuannya. Terima kasih untuk internet sehingga pemerataan informasi sudah semakin mudah dan mampu diakses sampai ke kota-kota diluar kota besar di Indonesia.
Gue mengabari Emi setelah gue melihat kembali HP dan ada satu misscall darinya. Tetapi gue mau berkonsentrasi dulu di pekerjaan gue, serta mengumpulkan segala macam cara dan trik agar gue bisa memancing Dee untuk mengeluarkan semua cara yang dia pakai selama ini dalam mengganggu kehidupan gue. Jadi gue minta Emi untuk nggak menghubungi gue dulu, biar pikiran gue nggak bercabang kemana-mana.
Memang ini terkesan sangat kasar dan nggak beralasan. Tapi Emi ini orangnya senang menduga dan mudah sekali terhasut. Jadi lebih baik gue nggak menghubungi dia dulu daripada muncul asumsi aneh-aneh, kemudian menghubungi orang lain dan memunculkan asumsi-asumsi lain lagi yang nantinya bikin kacau keadaan.
Padang berarti berkaitan dengan Dee. Itu aja Emi sudah asumsi dari awal. Ada kemungkinan untuk gue ketemu dengan Dee. Gue menjelaskan kalau emang gue akan bertemu dengan Dee untuk meminta penjelasan.
Dari situ aja cukup bikin Emi menduga ini itu. Daripada gue ribet dan dituduh macam-macam karena akan bertemu Dee, jadi gue membatasi komunikasi gue.
Sekitar setengah jam perjalanan gue sudah sampai dilokasi. Gue pun melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi dan fokus. Proyek ini adalah proyek besar yang gue kerjakan sendirian. Jadi butuh konsentrasi penuh, karena berkaitan dengan citra oke gue dikantor dan kepercayaan yang bisa terus diberikan oleh atasan gue.
Tanpa terasa pekerjaan sudah selesai dilaksanakan untuk fase pertama. Fase kedua akan dilaksanakan sabtu pagi. Gue pun diantar ke hotel oleh utusan perusahaan klien gue. Hotel yang dipilihkan cukup bagus waktu itu.
Malam hari sudah tiba. Gue makan malam dirumah makan yang menurut karyawan hotel situ enak banget. Benar aja, karena memang lidah gue sudah cocok dengan masakan padang dari kecil, gue bisa menentukan masakan padang itu yang enak yang seperti apa.
Setelah selesai makan dan kembali ke dalam hotel, sebuah chat datang dari Uun. Orang yang udah lama banget nggak chat ke gue. Gue juga bodo amat sebenarnya mau dia chat atau nggak. Haha. Intinya ada undangan untuk datang ke acara PKAT atau Perkenalan Kampus. Dia juga menyebut didalamnya PKAT ini sama dengan Ospek.
Oh yang kemarin itu sosialisasi ternyata diadakan hari minggu ini. Tapi gobl*knya angkatan Emi, kok baru ngasih tau H-2 kalau ada acara besar. Mungkin kalau yang masih jadi civitas dikampus nggak akan masalah. Nah yang udah lulus dan jadi alumni tapi mau datang kan jadi susah. Syukur kalau yang kosong jadwalnya. Kalau kayak gue gini yang udah ada di Padang, masa iya mau maksain? Kan nggak mungkin juga.
Gue pun membiarkan chat dari Uun tersebut. Nggak usah dibalas. Toh ospek bukanlah hal yang penting. Gue sangat ingin chat atau telpon dengan Emi malam itu. Tapi gue nggak mau ambil resiko mood gue rusak karena banyak asumsi yang dilontarkan, ujung-ujungnya pasti ribut.
Belum ada lima menit dari chat Uun, masuk kembali chat dari nomor nggak dikenal. Dia memperkenalkan dirinya dengan nama Wahyu. Isinya sama, tapi ada penekanan yang kurang lebih bunyinya “PKAT berbeda dengan Ospek ya bang, jadi PKAT bukan Ospek seperti tradisi di jurusan.” Oh yaudah santai aja, nggak ada pengaruhnya ke gue ini kan. Gue pun membiarkan chat tersebut tanpa terbalas.
Karena gue bosan, akhirnya gue memilih untuk main game di laptop. Assassins Creed Black Flag jadi pilihan game gue. gue bermain game sampai akhirnya ketiduran. Mungkin capek mikir juga dilapangan dan tadi mengerjakan di excel. Gue ketiduran sampai pagi.
Hari sabtu siang gue sudah selesai mengerjakan pekerjaan gue dan gue akhirnya mempercepat janjian gue dengan Dee. Dee seperti sangat bersemangat untuk datang menemui gue. karena nggak lama setelah gue tiba di hotel dan memberitahu Dee kalau gue udah free, sekitar 45 menit kemudian dia datang. Udah dandan juga. Berarti kan kilat dia jalan. Asumsi gue, dandan itu butuh waktu yang agak lama.
Dee terlihat manis seperti dulu gue temui. Hanya aja sekarang dia sudah semakin ahli mendandani dirinya. Rambutnya semakin tergerai panjang tidak seperti jaman kuliah dulu yang biasanya rambutnya bob. Dia terlihat lebih dewasa. Jujur aja, gue sempat tergoda melihat dia yang sekarang.
“Ziiii.. aku kangen…” di lobi hotel dia langsung memeluk gue.
Pada kesempatan ini pula gue mau bertemu dengan Dee. Gue mau meminta kejelasan soal kenapa sikap dia seperti ini. Dulu sebelum bertemu dengan Emi dia nggak pernah ganggu gue. sekarang malah ganggu terus. Apalagi ini serba kebetulan banget kalau ternyata Dewi atau Nindy ada kaitannya dengan perubahan sikap Dee yang semakin mengganggu aja.
CALL DEE.
Quote:
Gue menutup telpon. Dari nada bicaranya, Dee terlihat sangat terkejut tapi juga senang. Gue bingung banget kenapa dia jadi kayak gitu. Dulu sehabis kami resmi bubaran dia nggak pernah sesenang itu. Semuanya berjalan normal aja. Bahkan gue sempat menceritakan sedang berkomunikasi dengan beberapa adik kelas pun, sikap dia biasa-biasa aja. Nggak ada sikap yang berlebihan seperti ini.
Gue udah terlalu sayang dengan Emi. Jadi apapun akan coba gue upayakan demi Emi. Bahkan melindungi dia dari gangguan orang-orang berpikiran nggak logis macam Dewi, atau yang berani macem Nindy, serta belakangan malah muncul kembali Dee dengan sikap sok memilikinya itu.
Kebingungan selalu melanda gue. kenapa selama ini setiap gue berhubungan dengan siapapun, lawan jenis pastinya, selalu saja ada yang bersikap agresif dan berani. Dan itu salah satu sebab gue nggak memacari atau berkomitmen dengan mereka.
Sebut saja Ara, Harmi, Anin, Anis, Dwina, Dewi, Nindy dan beberapa orang lainnya dari masa lalu gue. Semuanya sangat luar biasa agresif. Gue bingung apa yang mereka cari dari gue. Itu juga pernah gue tanyakan kepada Emi. Apa yang sebenernya ada di gue yang membuat mereka semua mau banget memperjuangkan gue?
Keket dan Zalina dulu pernah memberikan penjelasan, sebenernya Ara juga sih. Ini semua soal kenyamanan. Emi pun juga begitu. Walaupun dimata Emi gue bukanlah orang yang wow banget nggak kayak yang dibilang semua cewek yang pernah berhubungan dan dekat gue, benang merah soal kenyamanan ini selalu ada dan menjadi testimoni.
Berangkat dari testimoni tersebut, seharusnya mereka ya bersikap biasa aja lah, jangan berlebihan. Gue nggak suka orang yang bersikap berlebihan banget.
Makanya gue memacari orang-orang yang butuh untuk ditaklukan terlebih dahulu, bukan yang udah pasti mau. Kecuali Keket. Keket emang berjuang buat gue. Tapi ada momen dimana gue juga memperjuangkan Keket. intinya gue nggak mau yang instan.
Kurang ada tantangan kalau boleh dibilang. Tetapi ya itu tadi kenapa pada jadi sangat agresif gue nggak tau juga. Mungkin untuk Ara, Harmi, Anis itu lain. Gue pernah bertarung dengan mereka.
Tapi kalau kasus Dewi dan Nindy? Wah ini dia. Gue sampai bingung. Kenapa mereka sebegininya. Gue bahkan sangat jarang berjumpa langsung dengan mereka.
Dewi dan Nindy ini gue nggak ngerti kenapa tingkat agresifitasnya sama dengan cewek-cewek yang pernah sangat dekat dengan gue plus ada pertarungan didalamnya. Dewi dan Nindy bahkan nggak ada kontak fisik sama sekali dengan gue.
Sikap mereka yang nggak kalah agresif dengan cewek-cewek sebelumnya membuat gue sangat bingung dan sangat aneh. Bahkan terakhir sampai menebar fitnah yang begitu menyusahkan gue dan merusak reputasi gue dikampus. Gue nggak tau sebesar apa efeknya fitnah tersebut.
Kalau nasib gue begini, tau gitu dulu mendingan gue ajak aja dulu ‘bertarung’. Gue ambil dan abadikan momen-momen ketika bertarung tersebut, habis itu udah tinggalin. Kan mereka pasti akan sakit hati. Lalu menebarkan cerita seperti fitnah yang mereka tebar kemarin ini.
Nama gue jelek juga nggak masalah, toh memang gue kayak gitu. Tapi setidaknya gue dapat untung juga, bisa nyicipin mereka dan lumayan punya koleksi pribadi yang sangat langka. Haha.
Untuk kasus ini, gue dipaksa merugi karena agresifitas mereka kandas oleh penghalang bernama Emilya. Udah nggak dapat apa-apa, tapi nama gue tetap jelek karena mereka sakit hati merasa kalah saing dengan Emi. Kan kurang ajar banget.
Gue mau mengajak Dee ketemu untuk memperjelas apa yang sebenarnya udah terjadi dibelakang gue yang gue nggak tau. Dee juga jadi tau banyak tentang gue dan hubungan gue dengan Emi, sampai dia tau nomor HP Emi, itu sesuatu yang mesti dilurusin. Gue cuma nggak mau Dee malah jadi kayak Keket dan mengganggu Emi.
--
Hari kamis gue meminta Emi untuk tidak kuliah. Gue mau quality time dengan dia. Gue ajak dia main ke kostan gue. Dia pun langsung mengiyakan. Mungkin juga dia lagi capek sama pergaulannya dikampus makanya langsung mau gue ajak cabut.
Malam itu gue banyak ngobrol tentang teman-temannya Emi. Geng dia kebetulan mayoritas cewek. Hanya satu aja cowoknya, yang bernama Bimo. Gue sih belum pernah berinteraksi langsung dengan yang namanya Bimo ini.
Kalau dengar cerita Emi yang tau seluk beluk Bimo, gue awalnya sangat meragukan kalau cowok ini jantan. Hahaha. Ya itu emang pilihan hidupnya dia, jadi ya biarin aja maunya begitu.
Obrolan kami yang paling seru adalah menceritakan kisah ‘miring’ teman-teman Emi. Ternyata emang cara berceritanya seru juga si Emi ini. Jadi yang menikmati ceritanya juga ikut kebayang sama keseruannya.
Ceritanya dimulai dari pengalaman temannya yang bernama Ratu. Ratu saat itu adalah pacar dari Yudha, salah seorang penghuni GMRD Regency. Kata Emi, Ratu bercerita pengalaman dia waktu itu memblowj*b entah pacarnya atau temannya diruang publik. Emang si remang-remang, tapi tetap aja namanya diskotik itu pasti banyak orang. Sedikit banyak pasti bakalan ada yang lihat. Apalagi katanya eksekusinya juga di sofa, bukan diruang khusus. Haha.
Lalu ada Wulan, yang ternyata pasangan dari Maul, si Ketua Himpunan. Ketua himpunan juga kan manusia biasa. Gue aja dulu juga ketua himpunan tapi biasa-biasa aja untuk urusan begini.
Intinya dikostan, waktu Wulan dan Maul ini berduaan, terjadinya proses menyusui. Dan itu berlangsung hampir semalaman. Gila amat. Nggak pegel itu mulut apa gimana. Terus apa nggak keram itu gunung kembar si Wulan dihisap terus-terusan. Lalu, setelahnya, si Maul ini katanya minta di blow. Seterusnya, Wulan katanya nggak mau cerita. Tapi gue udah bisa ambil kesimpulan. Anak sekarang, udah sampai segitu, nggak bablas penetrasi kayaknya nggak mungkin. Haha.
Kemudian ada Depi. Ini anak yang bodinya lumayan bikin panas dingin cowok. Tapi entah kenapa gue nggak tertarik, cuma suka aja ngeliat bodinya.
Depi ini dengan pacarnya itu LDR. Jadi kejadiannya adalah ketika dia mudik ke rumahnya disalah satu daerah di Jawa Tengah. Waktu itu kondisi lagi sepi, tapi ibunya ada diruang TV. Sementara Depi dan pacarnya ada di ruang tamu yang bersebelahan persis dari ruang TV. Mereka dengan sukses melakukan french kiss, raba sana sini dan puncaknya adalah terjadi pengocokan berulang sampai cowoknya 'keluar'. Sayang aja nggak diceritain itu ditelan biar sehat atau nggak. Asli ini skilltinggi yang bisa jadi inspirasi kalau gue dan Emi mau tantangan. Haha.
Cerita berlanjut ke Lidya. Salah satu teman terdekat Emi di gengnya. Cewek manis ini terkenal dengan keluguannya. Kalau nggak mau dibilang bloon. Haha. Pacar dia ganteng. Jadi pas lah dulu itu. Mungkin mereka dapat gelar Beauty-some juga kali ya. Atau udah nggak ada lagi istilah itu di angkatan Emi.
Anak ini waktu itu lagi ada dikostan pacarnya. Entah gimana ceritanya pokoknya kamar si cowoknya dikunciin dari luar oleh teman-teman kostannya. Ini gue curiga sih emang sengaja cowoknya minta kunci dari luar sama teman-temannya. Haha.
Bukannya minta tolong bukain, malah lampu dimatikan total. Dalam gelap mereka nggak banyak bersuara, dan Lidya hanya bilang terjadilah.
Terjadilah? Ya udah pasti eksekusex ini mah kalau kata gue. Haha. Soalnya kondisi gelap-gelapan itu berlangsung sampai pagi. Cewek sama cowok jaman sekarang berduaan dikamar, gelap-gelapan, nggak ada yang negur, ya udah pasti langsung lah itu. Haha.
Yang paling menarik tentu aja cerita dari Debby si Per*k. Dia pernah cerita ke gue tentang kegalauannya dia memilih dua orang sahabat. Dan ujung-ujungnya malah dijalanin dua-duanya.
Jadi menurut cerita Emi, Debby lebih bercerita ke membandingkan 'senjata' utama para cowok itu. Dan pemenangnya adalah si Herman punya. Soalnya si Irfan 'leutik'. Yak, disini gue nggak berhenti untuk tertawa habis-habisan.
‘Tytyd leutik' itu selalu gue ingat sampai sekarang. Lucunya, ketika gue melihat si Irfan ini baik di sosmed maupun secara langsung bertemu, jadi mau ngata-ngatain aja karena sudah di testimoni oleh Debby sang pacar. Haha. Dibandingin pula sama cowok lain. Gobl*k.
Setelah selesai bercerita, gue dan Emi pun akan bersih-bersih. Emi masuk duluan ke kamar mandi. Karena gue merasa tanggung, yaudah langsung aja gue bertarung bersama Emi di kamar mandi dengan posisi berdiri. Sebelumnya Emi belum pernah melakukan posisi ini. Jadinya dia cukup pegal. Haha.
--
Gue sudah sampai di Bandara Minangkabau, Padang. Tapi pada saat itu entah kenapa HP gue mati dan nggak mau dinyalakan selama beberapa saat. Akhirnya gue nggak bisa ngabarin siapapun, termasuk Emi dan Mama. Biasanya Mama selalu gue kabari. Dan Emi ya udah pasti lah.
Gue dijemput oleh klien dan diantarkan dulu ke lokasi. Untuk hotelnya mereka sudah siapkan. Jadi nanti setelah selesai bekerja hari pertama, gue akan langsung diantar ke Hotel.
Sembari menunggu HP nyala dengan sendirinya, gue mencoba mencolokkan daya di powerbank dan gue menaruh HP ini didalam tas gue.
Sepanjang perjalanan gue diajak ngobrol banyak hal oleh utusan dari klien gue ini. Pengetahuannya luas juga. Mana masih muda lagi kan. Untuk ukuran cewek yang hidupnya dihabiskan di Kota Padang, dia sangat banyak pengetahuannya. Terima kasih untuk internet sehingga pemerataan informasi sudah semakin mudah dan mampu diakses sampai ke kota-kota diluar kota besar di Indonesia.
Gue mengabari Emi setelah gue melihat kembali HP dan ada satu misscall darinya. Tetapi gue mau berkonsentrasi dulu di pekerjaan gue, serta mengumpulkan segala macam cara dan trik agar gue bisa memancing Dee untuk mengeluarkan semua cara yang dia pakai selama ini dalam mengganggu kehidupan gue. Jadi gue minta Emi untuk nggak menghubungi gue dulu, biar pikiran gue nggak bercabang kemana-mana.
Memang ini terkesan sangat kasar dan nggak beralasan. Tapi Emi ini orangnya senang menduga dan mudah sekali terhasut. Jadi lebih baik gue nggak menghubungi dia dulu daripada muncul asumsi aneh-aneh, kemudian menghubungi orang lain dan memunculkan asumsi-asumsi lain lagi yang nantinya bikin kacau keadaan.
Padang berarti berkaitan dengan Dee. Itu aja Emi sudah asumsi dari awal. Ada kemungkinan untuk gue ketemu dengan Dee. Gue menjelaskan kalau emang gue akan bertemu dengan Dee untuk meminta penjelasan.
Dari situ aja cukup bikin Emi menduga ini itu. Daripada gue ribet dan dituduh macam-macam karena akan bertemu Dee, jadi gue membatasi komunikasi gue.
Sekitar setengah jam perjalanan gue sudah sampai dilokasi. Gue pun melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi dan fokus. Proyek ini adalah proyek besar yang gue kerjakan sendirian. Jadi butuh konsentrasi penuh, karena berkaitan dengan citra oke gue dikantor dan kepercayaan yang bisa terus diberikan oleh atasan gue.
Tanpa terasa pekerjaan sudah selesai dilaksanakan untuk fase pertama. Fase kedua akan dilaksanakan sabtu pagi. Gue pun diantar ke hotel oleh utusan perusahaan klien gue. Hotel yang dipilihkan cukup bagus waktu itu.
Malam hari sudah tiba. Gue makan malam dirumah makan yang menurut karyawan hotel situ enak banget. Benar aja, karena memang lidah gue sudah cocok dengan masakan padang dari kecil, gue bisa menentukan masakan padang itu yang enak yang seperti apa.
Setelah selesai makan dan kembali ke dalam hotel, sebuah chat datang dari Uun. Orang yang udah lama banget nggak chat ke gue. Gue juga bodo amat sebenarnya mau dia chat atau nggak. Haha. Intinya ada undangan untuk datang ke acara PKAT atau Perkenalan Kampus. Dia juga menyebut didalamnya PKAT ini sama dengan Ospek.
Oh yang kemarin itu sosialisasi ternyata diadakan hari minggu ini. Tapi gobl*knya angkatan Emi, kok baru ngasih tau H-2 kalau ada acara besar. Mungkin kalau yang masih jadi civitas dikampus nggak akan masalah. Nah yang udah lulus dan jadi alumni tapi mau datang kan jadi susah. Syukur kalau yang kosong jadwalnya. Kalau kayak gue gini yang udah ada di Padang, masa iya mau maksain? Kan nggak mungkin juga.
Gue pun membiarkan chat dari Uun tersebut. Nggak usah dibalas. Toh ospek bukanlah hal yang penting. Gue sangat ingin chat atau telpon dengan Emi malam itu. Tapi gue nggak mau ambil resiko mood gue rusak karena banyak asumsi yang dilontarkan, ujung-ujungnya pasti ribut.
Belum ada lima menit dari chat Uun, masuk kembali chat dari nomor nggak dikenal. Dia memperkenalkan dirinya dengan nama Wahyu. Isinya sama, tapi ada penekanan yang kurang lebih bunyinya “PKAT berbeda dengan Ospek ya bang, jadi PKAT bukan Ospek seperti tradisi di jurusan.” Oh yaudah santai aja, nggak ada pengaruhnya ke gue ini kan. Gue pun membiarkan chat tersebut tanpa terbalas.
Karena gue bosan, akhirnya gue memilih untuk main game di laptop. Assassins Creed Black Flag jadi pilihan game gue. gue bermain game sampai akhirnya ketiduran. Mungkin capek mikir juga dilapangan dan tadi mengerjakan di excel. Gue ketiduran sampai pagi.
Hari sabtu siang gue sudah selesai mengerjakan pekerjaan gue dan gue akhirnya mempercepat janjian gue dengan Dee. Dee seperti sangat bersemangat untuk datang menemui gue. karena nggak lama setelah gue tiba di hotel dan memberitahu Dee kalau gue udah free, sekitar 45 menit kemudian dia datang. Udah dandan juga. Berarti kan kilat dia jalan. Asumsi gue, dandan itu butuh waktu yang agak lama.
Dee terlihat manis seperti dulu gue temui. Hanya aja sekarang dia sudah semakin ahli mendandani dirinya. Rambutnya semakin tergerai panjang tidak seperti jaman kuliah dulu yang biasanya rambutnya bob. Dia terlihat lebih dewasa. Jujur aja, gue sempat tergoda melihat dia yang sekarang.
“Ziiii.. aku kangen…” di lobi hotel dia langsung memeluk gue.
itkgid dan 28 lainnya memberi reputasi
29
Tutup