Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

taucolamaAvatar border
TS
taucolama
Tabir Kabut Biru


Cerita ini hanya fiksi bila ada kesamaan nama tokoh itu hanya kebetulan semata tidakada unsur disengaja

Aku terpaksa berdiri karena tempat duduk sudah penuh terisi. Bis yang ku tumpangi berjalan perlahan. Didepan ku berdiri kulihat seorang ibu kira kira berumur 50 tahun dengan perawakan sedang menatap ke jendela. Sesekali terlihat ibu itu mengibaskan tangannya karena kegerahan. Kulihat keringat membasahi dahinya.

Aneh aku menjadi merasa ingin memandangi ibu itu. Tapi kenapa tiba tiba aku melihat seperti ada darah di kepala ibu itu. Apa aku salah lihat? Aku hanya bisa terdiam menatap ibu itu. Dan ketika perlahan ibu itu memalingkan wajah dari arah melihat keluar jendela bisa perlahan berpaling ke arahku kulihat... Tidak wajah ibu itu rusak penuh darah. Aku hampir menjerit. kaget dan takut bercampur jadi satu, aku memejamkan mata berharap yang kulihat itu bukan nyata. Setelah beberapa saat kucoba membuka mataku, dan coba melihat ke arah ibu itu. Kulihat ibu itu biasa saja tak ada darah tak ada luka sedikitpun.

Tak lama bis berhenti di pemberhentian. Beberapa orang turun dari bis termasuk ibu itu. Kursi didepan ku kosong lalu aku duduk dikursi tersebut. Kini tidak ada penumpang yang berdiri. Bis mulai berjalan perlahan meninggalkan pemberhentian bis tersebut. Tiba tiba terdengar suara mobil mengerem dan bruuuuuaaaakkk suara benda berada terdengar keras diiringi jeritan orang orang. Spontan aku dan orang orang di bis melihat kearah sumber suara melalui jendela bis. Kulihat seorang perempuan tergeletak disebrang jalan didepan mobil. Aku seperti pernah melihat perempuan itu... Dia.. Dia..dia ya dia ibu yang berdiri didepanku didalam bis. Ibu itu kini tergeletak dijalan bersimbah darah. Aku tak mampu melihat ibu itu ke alihkan pandangan kedepan. Rasa kaget ngeri berkecamuk dihatiku kini mengapa wajah ibu itu yang berdarah darah terbayang.

Bis yang ku tumpangi menjauh dari tempat itu tapi hatiku tetap terasa tak karuan. Bahkan sampai aku masuk kerja hingga selesai kerja bayangan ibu itu terus terbayang membuat aku takut dan was was.
Pulang kerja aku memesan taksi online. Singkat cerita taksi online yang ku naiki menyusuri jalan menuju rumah. Waktu itu hampir magrib ketika taksi online melewati jalan sekitar ibu itu terkapar dijalan. Ku memandang ke arah halte bis tempat tadi siang ibu itu turun. Dan astaga kulihat ibu yang tadi siang terkapar berdiri si halte berlumuran darah dengan muka rusak. Rasa ngeri menyeruak di hatiku. Kini ibu itu menggandeng seorang anak kecil yang sebagian tubuhnya hancur. Spontan ku tundukkan kepala ku tak mau melihat kearah halte itu.

Sesampainya kerumah aku langsung masuk kamar dan badanku terasa demam. Aku tidur dikasur dan memakai selimut. Malam itu aku seperti mengalami hal hal aneh. Aku seperti melihat banyak orang datang dan pergi bahkan sosok anak kecil datang meminta tolong. Aku tak bisa bergerak demam membuatku menggigil. Hingga ada saat aku seperti pingsan.

Prolog:
Namaku Andri. Aku berumur 24 tahun. Aku bukan indigo bahkan aku cenderung penakut. Ayahku seorang pedagang makanan keliling dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku sendiri karyawan swasta di bagian administrasi perusahaan distributor. Kehidupanku awalnya biasa biasa saja hingga kejadian aku melihat ibu yang tertabrak, aku mengalami hal hal yang tak masuk akal.

Aku terbangun, kudengar kicauan burung. Kupandang langit langit dan aku mengenali ini kamarku. Sinar lembut matahari memasuki ruang kamarku. Aku melihat sekeliling kamarku sambil mengumpulkan kesadaranku.

"Ibu, ibu kaka sudah sadar", terdengar suara adikku memanggil ibuku.
Adikku tersenyum sambil memegang tanganku. Kulihat ibuku memasuki kamarku. Ibuku memelukku mencium keningku. Kurasa hangat airmata ibu jatuh dipipiku.

" Ibu kenapa menangis, jangan menangis ibu aku tidak apa apa": kataku kepada ibu
"Ngga apa apa nak ibu bahagia kamu sudah sadar": kata ibuku.
" Ibu aneh aku cuma tertidur semalam ibu seperi khawatir": kataku.
"Nak kamu tidak sadar selama seminggu, ibu khawatir kata dokter kamu tidak apa apa tapi kamu tidak bangun bangun": kata ibu.
Aku kaget padahal aku merasa tertidur sebentar. Aku merasa lapar dan lemas tubuhku.
" Bu aku lapar": kataku.
"Tunggu sebentar ya nak ibu ambil bubur buat kamu": kata ibu sambil beranjak keluar kamar sambil tersenyum.
Kulihat adikku masih duduk disebelah ku. Dan dibelakangnya ada seorang perempuan cantik juga tersenyum kearahku. Aku membalas senyumannya dan perempuan itu beranjak keluar kamar.

"Dek, itu perempuan yang dibelakang kamu tadi siapa kakak baru liat": kataku
" Kaka bikin takut aja disini ga ada siapa siapa selain adek dan ibu": kata adikku.
Kata kata adikku membuat aku terdiam jelas jelas aku melihat perempuan dibelakang adikku. Tiba tiba tercium wangi bunga di kamarku. Kali ini adikku juga menciumnya.
"Bau parfum siapa nih wangi amat": kata adikku
Aku hanya terdiam sambil mengingat keadaanku sebelumnya.

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
Diubah oleh taucolama 16-01-2020 18:40
c4punk1950...
kakangprabu99
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 27 lainnya memberi reputasi
26
28.1K
364
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
taucolamaAvatar border
TS
taucolama
#279
PART 35
Sudah sebulan setelah liburan di Bali, aku kembali kepada rutinitas kehidupan sehari hari. Hari itu hari Minggu waktunya santai setelah seminggu bekerja lembur menyelesaikan laporan perusahaan. Tak biasanya aku tertidur pagi pagi setelah olah raga pagi. Aku terbangun ketika mendengae seperti ada orang yang ngobrol diruang tamu. Sebelum keruang tamu aku mandi dahulu lalu pergi keruang tamu.
"Emilly, kapan kamu datang koq kamu tau rumah aku?": tanyaku ketika melihat Emilly dan Samantha sedang ngobrol dengan Dina
"Kan dikasih tahu sama Dina"; kata Emilly
"Iya aku yang ngasih tau, kan kita sering chat di wa"; kata Dina
"oh, udah lama disini?": tanyaku
"Baru 15 menit"; kata Emilly
"Ada apa nih tumben main kesini?": tanyaku
"Ingin main aja sama mau ucapin terimakasih atas pertolongannya kemarin"; kata Emilly
"Bagaimana Samantha sekarang sudah tidak ada yang mengganggu?": tanyaku
"saya baik baik saja"; kata Samantha
"Sebenarnya Emilly ada perlu dengan kita"; kata Dina
" Ada perlu apa?": tanyaku
" kakak laki laki saya menikah dengan orang Jakarta tapi mereka sudah pindah ke Australia. Kakak saya membeli rumah di salah satu kawasan elit disini. Kakak saya memberikan rumah itu pada saya, tapi rumah itu suka ada kejadian aneh saya minta tolong untuk diperiksa": kata Emilly
"Aku, Emilly dan Samantha rencana ingin buka butik lumayan tempatnya strategis"; kata Dina
"kaya ada modanya aja"; kataku pada Dina
"Kan dari Emilly"; kata Dina
"Iya itung itung hadiah karena kamu sudah bantu saya waktu di Bali"; kata Emilly
"ngga usah aku nolong itu ikhlas": kataku
"Tidak apa apa kamu sudah saya anggap kakak sendiri"; kata Emilly
"tapi lucu juga ya kakaknya item adiknya bule mancung lagi"; kataku
"Ayo kita liaat rumah yang diceritain Emilly"; kata Dina
"Sekarang?"; tanyaku
"Iya sekarang masa minggu depan"; kata Dina

Kemudian kami pergi ke rumah yang dimaksud Emilly. Sesampainya dirumah itu kami turun dari mobil. Kulayangkan pandangan kesekitar halaman rumah ini.Rumah ini strategis di jalan utama beberapa rumah disamping dan depan rumah ini dijadikan toko dan cafe. Rumah ini juga tergolong mewah cuma entah mengapa suasana rumah ini sepertinya kelam. Emilly membuka kunci pintu rumah, kami masuk kedalam rumah.
Ruang tamu rumah ini cukup luas dan bagus. Tapi suasana tak enak kurasakan dari seluruh rumah ini. Kami berkeliling ke seluruh rumah.
"Gimana cocok tidak untuk dibuat butik"; tanya Emilly.
"Cocok bingit"; kata Dina
"Apa yang kamu rasa Samantha"; tanyaku
"Sepertinya ada sesuatu yang merhatikan kita"; kata Samantha.
Aku merasakan hal yang sama bahkan aku seperti melihat sosok wanita seperti noni Belanda jaman dulu dari rambut dan pakaiannya seperti dari jaman dahulu. Perkiraanku sosok ini tak mengganggu. Sosok Noni Belanda ini mendekati terasa aura dingin menghampiri kami.
.Tetapi akubelum menemukan sosok yang membuat rumah ini serasa kelam.
“Yang kamu masih mau buka butik dirumah ini?”: kataku
“Iya masih, tapi mesti di renovasi agar lebih kelihatan cerah”; Kata Dina
“Saya setuju, bagaimana kalau kita hari ini bahas serius buka butik”; kata Emilly
“malam ini kita nginap disini aja sambil bahas apa aja yang perlu dipersiapkan”; kata Dina
“ok kalau begitu kita mulai pindah kesini ya Samantha”; kata Emilly
“ok saya setuju, nanti aku bawa barang barang dari hotel “: kata Samantha
“aku setuju mumpung adikku lagi ikut camping acara sekolahnya, Din aku balik dulu bawa pakaian ganti”; kataku.
Kemudian aku balik kerumah mengambil baju ganti dan kembali kerumah Emilly.
Ketika aku tiba di rumah Emilly, sudah ada Roy dan Vita. Mereka diundang menginap oleh Emilly.
“Ngga nyangka rumah Emilly gede gini”; kata Roy
“Iya enak kayanya punya rumah segede gini”; kata Vita
Aku, Emilly dan Dina membahas persiapan membuka butik. Sedangkan Roy, Vita dan Samantha asik karaoke diruang tengah. Malam hari kami ngobrol santai di ruang tengah sambil menonton tv. Emilly memesan makanan via online untuk kami semua. Seang asik mengobrol terdengar suara bel.
“Mungkin yang ngantar makanan sudah dating, biar gue yang ambil”; kata Roy
Kemudian Roy menuju pintu depan, sedangkan kami masih asik ngobrol. Tak lama Roy kembali dengan muka agak kesel.
“Ngga ada siapa siapa didepan padahal bener kan tadi semua mendengar suara bel”: kata Roy
“masa sih ngga ada siapa siapa padahal aku tadi denger juga”; kata Vita
Terdengar suara bel berbunyi.
“udah gue aja yang kembali meriksa siapa yang pencet bel”; kata Roy
Roy kembai beranjak kepintu depan. Tak lama Roy kembali dan menyimpan plastik berisi makanan.
“kali ini ada orangnya”; kata Roy
“mungkin yang pertama ada yang jail mencet bel segala”: kata Vita
Hp Emilly bordering kemudian Emilly mengangkat telepon dan berbicara.
“Aneh katanya ini yang ngantar makanan baru datang dia nelpon kalau dia ada didepan rumah”; kata Emilly
“Aku yang liat kedepan”; kataku
“Aku ikut”; kata Dina dan Emilly
Aku, Dina dan Emilly bareng kedepan rumah dan membuka pintu depan. Kulihat seorang pengantar makanan dan wajahnya sama dengan yang ada dialikasi penumpang. Aku menerima makanan yang dibawa pengantar itu lalu pengantar itu pergi.
“Roy ini yang nganter makanan baru datang”: kataku
“asli aku tadi sama yang ngirim “; kata Roy
“Mana makanan yang dibawa pengantar tadi”; kata Emilly
“Tadi disimpan diatas meja kecil koq sekaraag hilang? Tanya Emilly
Belum selesai bicara tiba tiba kursi didepan kami bergerak dengan cukup kencang. Kulihat wajah Roy mulai pucat. Aku sendiri mulai membaca doa memohon perlindungan, Tiba tiba terdengar suara seorang perempuan tertawa membuat bulu kuduk ku merinding
Diubah oleh taucolama 14-01-2020 22:10
radityodhee
redrices
khuman
khuman dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.