Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah video viral di media sosial Iran, Minggu (12/1/2020). Video tersebut, dituding merupakan video penembakan para pendemo di Azadi Square, Teheran, Iran.

Dalam gambar ditunjukkan darah yang berceceran di tanah, korban luka yang tengah digotong dan petugas keamanan yang berlari dengan membawa senapan. Di menit lainnya, video juga memuat polisi anti huru hara memukul pemrotes dengan tongkat ketika segerombolan orang mencoba mendekat.

"Matilah Sang Diktator," tulis teks di video itu sebagaimana dikutip Reuters, Senin (13/1/2020). "Mereka berbohong kalau musuh kita adalah Amerika, musuh kita ada di sini."

Meski demikian Reuters belum bisa mengidentifikasi video ini. Tetapi menurut media tersebut, harian lokal memang melaporkan Iran sudah dilanda demo besar selama dua hari akibat jatunya Boeing 737 karena rudal dari negara tersebut.

Demo tersebut tidak hanya terjadi di Teheran. Tetapi juga sejumlah kota di negara Syiah tersebut.

Hal ini pun menimbulkan komentar dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bahkan dalam Tweeter-nya @realDonaldTrump, ia menegaskan mendukung demonstrasi dan meminta pemerintah untuk tidak membunuh pada pendemo.

Meski demikian, kepolisian Iran membantah isi dalam video tersebut. "Dalam protes, polisi tentu tidak akan menembak karena petugas di ibu kota sudah diberikan arahan bagaimana untuk mengendalikan aksi," kata Kepala Polisi Teheran Hossein Rahimi.

Demo di Iran menimbulkan sejarah kelam di benak sejumlah kalangan. Terutama saat revolusi terjadi di negara tersebut pada November 1979.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...k-para-pendemo