Kaskus

Story

kingmaestro1Avatar border
TS
kingmaestro1
Kacamata Si Anak Indigo (E. Praktek Lapangan)
Mungkin kita tak menyadari bahwa di sekeliling kita ada makhluk yang hidup berdampingan dengan kita. Dan kadang mungkin juga kita tak menyadari bahwa kita dan mereka hanya terpisah oleh batas yang tipis, setipis benang.
Bisakah kita berinteraksi dengan mereka? Bisakkah kita berteman dengan mereka?. Di thread ini ane akan menceritakan bagaimana seorang anak manusia berinterkasi dengan mereka.
Cerita ini berdasarkan pengalaman ane pribadi, di dalam penulisan thread ini tidak ada unsur paksaan untuk percaya atau tidak, thread ini ane tulis hanya untuk berbagi pengalaman semata.

INDEX
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28Part 29
30
Diubah oleh kingmaestro1 27-09-2021 10:31
hallohaAvatar border
sam.muellAvatar border
bebyzhaAvatar border
bebyzha dan 51 lainnya memberi reputasi
50
60.7K
630
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
kingmaestro1Avatar border
TS
kingmaestro1
#237
Part 17
Sesampai di kantor gue langsung menuju ke ruangan setelah sebelumnya gue ngambil kunci di front office. Setelah ngelatikin tas gue langsung menuju ruangan pak Bambang, sekedar untuk ngasih tau beliau kalau gue udah di kantor sekaligus meminta maaf atas keterlambatan gue. Sampai di depan ruangan beliau, gue ketok pintu ruangan itu, dari dalam terdengar suara mempersilahkan gue masuk.
Gue keluar dari ruangan itu dengan badan panas dingin, mendengar perkataan pak Bambang tadi sebelum gue ninggalin ruangan itu ngebuat gue begitu semangat, ya panas dinginnya badan gue bukan karna sakit atau pun nervouse melainkan karna semangat.
Quote:

Perkataan itulah yang ngebuat gue begitu semangat, ini adalah kali pertama bagi gue untuk ngeluarin semua pemikiran yang gue punya di hadapan para staf dan pimpinan perusahaan ini. Gue segera kembali ke ruangan untuk mempersiapkan segala sesuatu nya buat meeting nanti siang sekaligus ngerjain tugas utama gue.
*******
Pagi yang sama Andri baru aja sampai di kantornya, ternyata dia juga terjebak oleh hujan, meski pun cuma hujan air dan bukan hujan kenangan mantan tapi dia tetap kaga mau ngambil resiko basah karna harus nempuh hujan. Ternyata dugaan kami meleset, cuaca di kota ini ibarat seperti di grand line, susah buat di tebak.
Dia segera menuju ruangannya yang terletak di gedung paling belakang dengan langkah yang sangat terburu-buru. Baru saja dia hendak ngebuka pintu ruangannya, tetiba huru-hara orang kesurupan langsung menyambutnya, dia batal ngebuka pintu ruangan itu dan mendekati gerombolan massa kepo yang berkumpul.
Di tengah kerumunan itu ada seorang cewek yang tengah di pegangi oleh beberapa staff, cewek itu meronta-ronta dengan suara menggeram keluar dari mulutnya. Dua orang yang memegangi kakinya terdorong ke belakang, ternyata tenaga tu cewek atau lebih tepat nya tenaga makhluk yang merasukinya cukup besar hingga ngebuat dua dari lima orang yang memeganginya jadi kewalahan.
Andri berusaha ngebantu dengan memegangi kepala tu cewek sambil ngebacain beberapa ayat alquran yang pernah gue kasih tau ke dia. Sesaat tu cewek menjadi tenang, orang-orang yang dari tadi memeganginya mengira dia udah kembali sadar ngendorin pegangannya pada kaki dan tangan tu cewek. Tetiba tu cewek kembali meronta dan mengamuk, karna kurang waspada semua yang memegangi cewek itu pada mencelat termasuk Andri.
Cewek itu menerjang ke arah Andri dan mencekiknya, dengan mata melotot penuh amarah tu cewek menatap Andri lalu berkata
"Anak kecil jangan sok jadi jagoan ya kamu"
Andri yang di cekik sedemikian rupa jadi megap-megap karna kurangnya asupan oksigen, cewek itu melepaskan cekikannya, belum sempat Andri benerin napasnya yang setengah-setengah tu cewek menamparnya dengan keras. Andri pun terpental ke samping dan jatuh pingsan karna kepalanya ngebentur dinding di dekatnya.
*********
Clara berjalan menuju ruangannya kembali, rupanya dia baru aja keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan hajatnya. Dia hanya sendiri karna Opy udah pindah kantor. Yup, meski mereka segedung tapi sejatinya perusahaan keduanya berbeda. Gedung yang terdiri dari sepuluh lantai itu di tempati oleh dua perusahaan, masing-masing perusahaan menempati lima lantai.
Dikarenakan kontrak perusahaan Opy di gedung itu telah berakhir dan tidak ada perpanjangan kontrak dari pihak perusahaan, maka perusahaan Opy pun pindah lokasi yang letaknya kaga begitu jauh dari kantor Clara, hanya berjarak 30 menit menggunakan kendaraan. Di tengah keasyikan Clara berjalan menuju ruangannya, tiba-tiba ekor matanya menangkap sebuah pergerakan anak kecil sedang berlari. Clara yang pada dasarnya bisa di bilang penakut langsung merinding dia segera ngambil langkah seribu menuju ruangannya.
Sebagaimana yang telah di jadwalkan, siang itu usai makan siang gue pun bergabung dalam meeting tersebut. Meeting itu diagendakan membahas evaluasi kinerja pada semester kemarin dan upaya peningkatan kinerja untuk semester ini, serta terobosan-terobosan yang bakal di lakukan kedepannya. Dua jam berlalu, dan tibalah giliran gue buat mempresentasikan program yang gue yakini mampu ngedobrak mutu perusahaan.
45 menit waktu bagi gue untuk mempresentasikan program itu dan hasilnya gue mendapatkan applause yang cukup meriah dan antusias pimpinan, itu di luar dugaan gue, awalnya gue ngira kaga bakal banyak yang tertarik buat ngedengerin presentasi gue. Ternyata pertanyaan-pertanyaan mengalir begitu deras bagai aliran sungai. Meeting itu di tutup dengan kata accept dari pak Adam selaku Presiden Direktur perusahaan itu.
Setelah meeting gue pengen bersantai di ruangan menunggu jam pulang yang tinggal sebentar lagi. Tapi keinginan itu hanya tinggal keinginan begitu hp gue berbunyi. Gue raih tu hp yang berada di sebelah laptop, ternyata telepon dari Andri yang udah sadar dari pingsannya.
"Halo Ndri tumben lu nelpon di jam kerja?"
"Elu dimana kak?"
"Gue di empang lagi mancing"
"Emang di kantor lu boleh mancing di jam kerja ya kak? Enak banget sih elu kak"
"Eh sempak mana ada orang di jam kerja mancing"
"Lah tadi lu bilang lagi di empang lagi mancing"
"Lah elu udah tau ini jam kerja masih nanya gue dimana"
"Hehehe sori kak kebiasaan"
"Kebiasaan palak lu pitak, btw ada apa lu nelpon gue nih?"
"Ini kak lu bisa kesini bantuin gue ga?"
"Emang ada apa di sana? Dan bantuin elu ngapain?"
Andri pun nyeritain apa yang terjadi di kantornya
"Oke gue bakal ke sana" kata gue usai ceritanya selesai.
Gue pun ngunci ruangan dari dalem dan bergegas ngebuka jalur gaib menuju kantor Andri, beberapa menit kemudian gue sampe di depan kantor Andri, sengaja gue muncul di depan kantor bukan di dalam kantor supaya kesannya gue datang dari luar. Gue telpon si Andri dan nyuruh dia ngejemput gue di lobby. Dua menit kemudian dia datang dan kami pun menuju TKK (tempat kejadian kesurupan).
Sampe di tempat ada dua orang pintar dan satu ustadz, mereka di hadirkan di sana buat ngeluarin makhluk yang merasuki korban, tapi setelah mencoba beberapa kali dan ternyata gagal akhirnya mereka menyerah.
"Ndri gue butuh tiga hal" kata gue ke Andri
"Apaan tuh kak?"
"Pertama gue butuh kain agak panjang terserah kain apa taplak meja pun jadi, kedua ambil segelas air putih"
"Terus yang ketiga apa kak?"
"Singkirin orang-orang kepo dari jalan gue"
"Oke kak"
Andri pun segera menuju ke ruangannya dan ngambil dua benda yang gue suruh, tak lama kemudian dia kembali dengan sebuah kain taplak meja dan segelas air putih, dalam hati gue membatin tu anak emang ya mentang-mentang gue bilang taplak meja pun jadi eh beneran taplak meja yang di bawa nya. Dia segera menghampiri gue dan ngasih benda yang dia bawa itu, gue cuma ngambil kain nya aja dan gulung sedikit di tangan kanan.
"Airnya kak?" tanya Andri heran
"Lu pegang bentar tu air bukan buat gue sekarang lu bubarin orang-orang kepo itu"
"Oke laksanakan komandan"
"Komandan palak lu pitak"
Andri segera ngebubarin kerumunan orang itu dengan alasan yang kesurupan bakal di sadarin. Begitu orang-orang yang menghalangi pandangan dan jalan gue menyingkir, gue keluarin aura menantang yang gue tujukan ke makhluk yang merasuki si korban, otomatis mata si korban yang sejatinya adalah mata makhluk yang berada dalam raganya menoleh kegue. Begitu pandangan mata kami beradu, gue beri dia isyarat kalau gue nantang gelut dia lewat mata, si korban pun mengamuk dan meronta-ronta ngebuat yang memegangi nya jadi kewalahan.
"Lepasin dia" kata gue ke orang-orang yang megangin itu.
Ke lima orang itu pun melepas pegangan mereka pada si korban, begitu pegangan padanya terlepas si korban segera berlari menerjang ke arah gue. Dengan sedikit menggeser badan gue berhasil berkelit dari serangan itu. Sebelum si korban membalikkan badan, gue ayunkan kain yang gue pegang ke arah si korban, dia menjerit ke panasan dan terdorong ke depan. Kain itu emang udah gue isi ama sedikit hawa murni dan beberapa ayat al-quran, si korban membalikkan badan hendak kembali menyerang. Sebelum itu terjadi gue segera metetkan kain itu ke arah keningnya.
Kembali si korban mengerang kepanasan, dengan gerakan cepat gue menerjang ke arahnya dan mencekik lehernya. Dengan keadaan demikian gue angkat sedikit badannya dan gue buat gerakan menarik dari pusat ke kepala dengan tangan kiri gue, si korban langsung tenang dan lemas. Ternyata tu makhluk berhasil gue keluarin, setelah itu gue turunin lagi dia dan berkata ke orang-orang di sana.
"Tolong ini di baringkan"
Beberapa orang menghampiri gue dan meraih si korban.
"Ndri airnya bawa sini"
Andri pun menghampiri gue dan menyodorkan gelas berisi air putih, gue terima tu gelas dan gue baca surah alfatihah tiga kali, setelah itu kembali gue kasih tu gelas ke Andri.
"Ntar kalo dia udah sadar kasih ni air ke dia" kata gue sambil balikin badan untuk kembali ke kantor.
"Oke kak, btw makasih ya kak"
Gue jawab perkataan Andri tadi dengan melambaikan tangan tanpa menoleh. Dengan langkah cepat gue melangkah pergi, gue buka jalur gaib puntuk mempercepat gue sampai ke kantor. Begitu gue masuk ke jalur gaib maka hilanglah gue dari pandangan manusia.
******
Sampai di kantor gue segera absen pulang dan menuju parkiran motor, gue pacu tu motor ke arah kantor Clara. Begitulah gue selama beberapa hari ini, pagi ngantar Clara sebelum ke kantor dan sorenya ngejemput dia sebelum pulang ke kontarakan. Sampai di kantor Clara, ternyata dia udah nunggu dengan muka cemberut.
"Lama banget sih kak"
"Hehehe maaf ya sayang biasa ada panggilan alam tadi"
"Tumben manggil sayang kak?"
"Kaga boleh? Atau lu kaga suka?"
"Bukannya ga suka sih cuma aneh aja kakak biasanya manggil Ara dengan panggilan dek atau ga elu"
"Saje nak manggil je, udah buruan naik deh"
Clara pun naik ke boncengan dengan bibir yang tersenyum kembali. 30 menit kemudian kami sampai di kontarakan, setelah markirin motor gue segera masuk rumah dan menuju kamar, gue belum shalat ashar dan waktu udah nunjukin pukul 16.30. Setelah menunaikan shalat ashar gue langsung mandi.
Sambil menunggu waktu magrib datang gue duduk di balkon sambil memandang ke langit barat. Clara datang dengan dua gelas coklat panas dan meletakkan di meja kecil yang ada di sana
"Nih kak minum dulu coklatnya biar fresh"
"Thanks dek, ntar aja deh"
"Mikirin apa kak?"
"Biasa dek masalah kerjaan, eh lu tau kaga?"
"Tau apa kak?"
"Tadi gue sukses presentasiin program yang mau gue buat perusahaan dan tu program di accept donk"
"Wah selamat ya kak"
"Thanks dek" kata gue sambil ngusap rambutnya.
"Trus trakirannya kak?"
"Entar ba'da magrib kita pergi beli apa gitu"
"Yang lain kak?"
"Yang lain biar nunggu aja di rumah, ntar kita bawain apa gitu"
"Oke deh hehehehe, oh ya kak Ara boleh cerita ga?"
"Cerita apa dek?"
Clara pun nyeritain apa yang dia liat sewaktu di kantor.
"Perasaan lu aja kali dek" ujar gue begitu ceritanya selesai.
"Kaga kak beneran Ara liat sendiri kok"
"Salah liat lu tu, makanya kalo jalan jangan pake ngelamun"
"Iya kali kak"
Gue berkata demikian supaya dia yang aslinya penakut kaga terlalu takut ama keadaan di kantor, gue akui kantor itu meski agak tenang tapi tetap menyimpan misteri yang belum bisa gue pastiin. Azan magrib pun berkumandang, kami segera ngambil wudhu setelah sebelumnya ngosongin gelas berisi coklat panas itu.
Usai shalat magrib gue dan Clara turun ke lantai bawah buat keluar.
"Eh lu kok dari atas kak?" tanya Radith
"Lah emang gue di atas dari tadi kok"
"Trus yang tadi keluar siapa kak?" kali ini Opy yang bertanya
"Mana gue tau, salah liat lu pada" kata gue sambil melangkah keluar di iringin Clara.
"Kalian mau kemana kak?" tanya Andri
"Ngedate" jawab gue sekenannya.
Spoiler for Metet/petet = jepret/menjepret:
Diubah oleh kingmaestro1 11-01-2020 21:10
MFriza85
bebyzha
hendra024
hendra024 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.