Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l13skaAvatar border
TS
l13ska
Siapakah Sebenarnya Yang Kita Bela?



Berbicara tentang pemilu. Terlebih banyaknya pemberitaan negatif mengenai hasil pemilu. Timbul beberapa pertanyaan dalam diri saya tentang siapakah sebenarnya yang kita bela? Kepentingan rakyat, kepentingan golongan atau agama, kepentingan calon pemimpin pilihan kita atau semata-mata kepentingan ego kita belaka.

Siapakah sebenarnya yang kita bela?

Hingga banyak orang rela membela capres pilihan mereka tanpa memperdulikan norma kesusilaan yang ada. Ngotot sebagai yang paling benar, hingga rela musuhan dengan orang awam bahkan kawan yang sangat dikenal.

Jujur, saya sudah berada di titik termalas untuk membuka Facebook karena kebanyakan postingan berisi berita-berita yang menyudutkan salah satu paslon. Ada status yang mengatakan pendukung kubu paslon 02 tersebut menunjukkan akan kecurangan yang dilakukan oleh kubu paslon 01. Beberapa bukti yang belum tentu kebenarannya dikirimkan ke beranda FB. Entah benar entah hoax belaka saya tidak tahu itu. Hanya Tuhan yang benar-benar tahu.

Quote:


Siapa sebenarnya yang kita bela?

Hingga sebagai pendukung satu paslon, kita rela mengatakan hal-hal buruk akan pendukung paslon lain. Sikap semacam itu bisakah dibenarkan? Jangan-jangan kita tengah membela ego kita sendiri.

Malu dan tak terima jika paslon yang kita bela kalah maka segala cara kita lakukan untuk menjatuhkan paslon lain. Padahal, sejak awal dua kubu sudah sepakat untuk melaksanakan pemilu ini dengan damai.

Dimana kah kesepakatan damai itu kini?!

Lalu kenapa kedamaian itu terusik oleh tangan-tangan jahil di medsos dan mulut-mulut usil yang tak segan menyalahkan pilihan orang lain. Bahkan salah satu status di beranda saya tak segan-segan mengatakan bahwa pendukung kubu Jokwi-Ma'ruh adalah orang bodoh. Lucu.

Bukankah tingkat kebodohan seseorang tak bisa ditetapkan dari siapa yang mereka pilih?

Sebenarnya siapakah yang kita bela?

Hingga jika ada orang yang tak sepaham dengan kita begitu mudahnya kita menjelek-jelekkan mereka. Miris, sepertinya mereka hanya membela ego mereka saja. Terlalu takut pilihan mereka dikalahkan hingga akhirnya mulut dan jari berubah jadi pedang.

Jika yang kita bela kepentingan golongan atau partai belaka, apa yang kita dapatkan dari semua itu? Kita mati-matian membela sampai berselisih pendapat bahkan berdebat dengan kerabat yang tak sepaham. Miris, miris sekali.

Siapakah sebenarnya yang kita bela?
Agama yang kita anutkah?
Saya rasa tuhan tak butuh pembelaan kita. Tuhan hanya melihat ketaatan kita dalam beribadah. Tuhan Maha Kaya, tak butuh apapun dari seorang hamba.

Hal terpenting adalah tak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan keburukan.

Bukankah menjelek-jelekan orang lain termasuk keburukan?

Quote:


Lalu, yakinkah bahwa pilihan kita adalah yang paling sempurna dan tak bercela?!

Sementara Tuhan telah menciptakan kita dengan otak agar tak bertindak seperti hewan.

Kalau saya pribadi tidak yakin. Karena baik capres nomor satu maupun nomor dua hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Demikian pula saya, bisa saja pilihan saya yang dari hati bukanlah yang terbaik untuk negeri ini. Oleh karena itu, saya hanya berharap yang terbaik untuk negeri ini. Meskipun pilihan saya tak jadi presiden, tak mengapa. Saya yakin negeri ini akan mendapat pemimpin terbaiknya.

Quote:


Jika yang kita bela adalah kepentingan rakyat sudah seharusnya kita percayakan semua hasil kepada KPU. Dalam tiap TPS juga ada saksi dari setiap partai lho. Semua bisa dibuktikan bisa dicek. Tak serta merta termakan hoax dan fitnah yang tak berperikemanusiaan.

Jika kepentingan rakyat yang diperjuangkan saya rasa siapapun yang menang harus didukung agar kinerja lima tahun kedepan lancar tanpa hambatan. Jika belum pelantikan saja kita sudah memperdebatkan hal-hal tidak penting.

Mau dibawa ke arah mana masa depan bangsa ini?!

Relakah negeri ini hancur oleh karena perdepatan yang sebenarnya tidak diperlukan.


Alih-alih percaya begitu saja akan berita yang menunjukkan kecurangan itu, saya lebih memilih menunggu hasil keputusan KPU tentang siapa paslon yang menang. Siapapun yang menang merekalah yang terbaik bagi bangsa ini.

Angin segar seolah bertiup di tengah panasnya pemberitaan di dunia maya. Saya sedikit terhibur membaca komentar Kaesang tentang hasil pemilihan presiden. Kaesang mengatakan bahwa jadi atau tidak jadi presiden, dirinya tetap jualan kopi dan pisang.

Quote:


Pernyataan yang cerdas dan bijak seorang anak pemimpin negara.

Bukankah sebagai pemilih sekaligus warga negara yang baik sikap inilah yang seharusnya kita ambil?!

Bukan memperunyam masalah dengan menyebarkan berita dan bukti-bukti yang bisa jadi hanya hoax dan fitnah dari pihak tak bertanggung jawab.

Jika memang terjadi kecurangan di kubu paslon petahana, saya sebagai rakyat biasa hanya bisa bilang monggo dibuktikan. Tidak ada kerugian buat saya jika paslon nomor satu harus kalah. Buat saya jika salah satu paslon kalah berarti mereka bukanlah pilihan terbaik di hati rakyat. Betul tidak GanSis?

Sekian uneg-uneg saya akan carut-marutnya dunia perpolitikan Indonesia kali ini.

Semoga Indonesia kembali damai.

Terima kasih dan sampai jumpa dengan tulisan-tulisan saya berikutnya


šŸ˜ŽšŸ˜
srusuut
lina.wh
anasabila
anasabila dan 4 lainnya memberi reputasi
5
16.3K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThreadā€¢3.1KAnggota
Tampilkan semua post
srusuutAvatar border
srusuut
#14
sist doyan nulis jg yaa..emoticon-Jempol
l13ska
l13ska memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.