Kaskus

Story

adepras76Avatar border
TS
adepras76
Puisi A. Prasetyo
KIDUNG TANPA NARASI

A. Prasetyo

Bulir bening yang lambat menetes

Seirama dengan detik jarum jam yang berdetak

Membaur lembut irama gelembung kehidupan

Dalam hening sunyi

Sisakan sebuah kidung, tanpa narasi

Diri terkapar

Tak leluasa bergerak, terpapar

Terdiam pada sebuah bidang persegi tak lebar

Membisu, ungkapkan jenuh pada putih langit kamar

Perlahan, mencoba menata asa

Saat semua dosa mengalun membentuk birama

Lisan dan janji yang tak terjaga

Juga tingkah laku yang tak bermakna


Diri, kelak pasti kan lekang

Lepaskan semua beban yang mengekang

Menunduk, tak perlu angkuh melantang

Berbekalah untuk masa mendatang

Saat tiba Allah memanggil, pulang

Inilah kidung tanpa narasi

Sebuah orkestra pengingat diri

Hantarkan lantunan kalam Illahi Rabbi

Berserah ... kelak kita semua 'kan mati

**<>**

Refleksi kamar putih, 040719

 


LELAKI DI AMBANG HARAP
Oleh : A.Prasetyo
 
 
Tuhan, pada batas rindu aku mengadu
Menelusup lewat larik-larik rasa yang tak menentu
Merupa waktu yang entah kapan tiba berlabuh
Saat diri lelah lantas menepi  larungkan sauh
 
Aku, seorang lelaki biasa yang penuh sembilu
Terombang-ambing pada riak dan debur menderu
Tersangkut pada dinding karang dan batu nan kaku
Lantas diam dalam bimbang tak pasti juga ragu
 
Tuhan, saat Engkau titipkan buah hati dari rahim istriku
Betapa diri bersujud syahdu dalam haru
Meski terselip sebuah tanya dalam kalbu
Mampukah emban amanat berat dari-Mu
 
Adzan dan iqomat mengalun syahdu
Bibir bergetar kalam menyeru

**


USAH BIARKAN LARA SENDIRI

Oleh : A. Prasetyo
 
Arunika, tak pernah ingkar 'tuk menghampiri
Meski kadang indahnya tak dapat dinikmati
Tertutup lara yang menggumpal di hati
Pada rindu yang tlah usai, lantas mati

Pun, dengan semburat senja nan merona
Selalu tersenyum dengan manja
Walau sering tak tampak netra
Saat tangis bercumbu dengan duka

Duhai, engkau yang dirundung nestapa
Usah biarkan sendiri meregang lara
Teronggok di tepian hingga usang tak tersisa
Bergeming, lalu hanya tinggalkan nama

Lantas, kemana mesti diri melangkah
Saat ditikam selaksa gundah
Jangan biarkan salah kembali bertingkah
Menambah kian resah

Lantunkan sebait asa berharap berkah
Munajatkan dalam doa secercah
Pada sang Rabb yang telah bertitah
Langitkan, usah diri pernah merasa lelah

**<>**

Bumi Siwalan-Ahad, 300619

lina.whAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 10 lainnya memberi reputasi
9
379
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Poetry
Poetry
KASKUS Official
6.2KThread6.8KAnggota
Tampilkan semua post
adepras76Avatar border
TS
adepras76
#1
Puisi A. Prasetyo
KIDUNG TANPA NARASI

A. Prasetyo

Bulir bening yang lambat menetes

Seirama dengan detik jarum jam yang berdetak

Membaur lembut irama gelembung kehidupan

Dalam hening sunyi

Sisakan sebuah kidung, tanpa narasi

Diri terkapar

Tak leluasa bergerak, terpapar

Terdiam pada sebuah bidang persegi tak lebar

Membisu, ungkapkan jenuh pada putih langit kamar

Perlahan, mencoba menata asa

Saat semua dosa mengalun membentuk birama

Lisan dan janji yang tak terjaga

Juga tingkah laku yang tak bermakna


Diri, kelak pasti kan lekang

Lepaskan semua beban yang mengekang

Menunduk, tak perlu angkuh melantang

Berbekalah untuk masa mendatang

Saat tiba Allah memanggil, pulang

Inilah kidung tanpa narasi

Sebuah orkestra pengingat diri

Hantarkan lantunan kalam Illahi Rabbi

Berserah ... kelak kita semua 'kan mati

**<>**

Refleksi kamar putih, 040719

 


LELAKI DI AMBANG HARAP
Oleh : A.Prasetyo
 
 
Tuhan, pada batas rindu aku mengadu
Menelusup lewat larik-larik rasa yang tak menentu
Merupa waktu yang entah kapan tiba berlabuh
Saat diri lelah lantas menepi  larungkan sauh
 
Aku, seorang lelaki biasa yang penuh sembilu
Terombang-ambing pada riak dan debur menderu
Tersangkut pada dinding karang dan batu nan kaku
Lantas diam dalam bimbang tak pasti juga ragu
 
Tuhan, saat Engkau titipkan buah hati dari rahim istriku
Betapa diri bersujud syahdu dalam haru
Meski terselip sebuah tanya dalam kalbu
Mampukah emban amanat berat dari-Mu
 
Adzan dan iqomat mengalun syahdu
Bibir bergetar kalam menyeru

**


USAH BIARKAN LARA SENDIRI

Oleh : A. Prasetyo
 
Arunika, tak pernah ingkar 'tuk menghampiri
Meski kadang indahnya tak dapat dinikmati
Tertutup lara yang menggumpal di hati
Pada rindu yang tlah usai, lantas mati

Pun, dengan semburat senja nan merona
Selalu tersenyum dengan manja
Walau sering tak tampak netra
Saat tangis bercumbu dengan duka

Duhai, engkau yang dirundung nestapa
Usah biarkan sendiri meregang lara
Teronggok di tepian hingga usang tak tersisa
Bergeming, lalu hanya tinggalkan nama

Lantas, kemana mesti diri melangkah
Saat ditikam selaksa gundah
Jangan biarkan salah kembali bertingkah
Menambah kian resah

Lantunkan sebait asa berharap berkah
Munajatkan dalam doa secercah
Pada sang Rabb yang telah bertitah
Langitkan, usah diri pernah merasa lelah

**<>**

Bumi Siwalan-Ahad, 300619

0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.