Kaskus

Story

AresTheGodOfWarAvatar border
TS
AresTheGodOfWar
Under The Influence
UNDER THE INFLUENCE

Genre : Romance, Drama, Crime, Mature, Voyeur.

Terjemahan dari judul, dibawah pengaruh. Multi tafsir, bisa dibawah pengaruh zat tertentu, dibawah pengaruh pikiran, dibawah pengaruh perasaan dsb.
Agar supaya bisa tetap menikmati cerita, anggap saja gw hanya seorang tukang cilok yang halu tingkat tinggi. Kalian tak perlu repot autentikasi maupun investigasi. Terima kasih.


《《《《《《《《《 ❖ 》》》》》》》》》》


PREAMBULE


Quote:


Bonus mulustrasi.
Gw pake vectorizer online untuk menggambarkan karakter dalam cerita. Bukan asli pastinya.
Jika ada tokoh baru, nanti menyusul.


Spoiler for Playlist:


Spoiler for mulus:



Quote:
Diubah oleh AresTheGodOfWar 10-01-2020 20:14
Gimi96Avatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
11.7K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
AresTheGodOfWarAvatar border
TS
AresTheGodOfWar
#52
15
Hari demi hari berlalu. Mempunyai kuantitas waktu bersama membuat kualitas hubungan gw dan Sandra semakin sempurna. Di depan Sandra gw selalu berusaha untuk tidak terlihat lemah. Bukan lemah secara fisik, lebih tepatnya lemah melawan pikiran gw sendiri. Semua sugesti yang membuat tubuh gw terasa lemah itu hanya bentuk respon otak yang kehilangan kebiasaan merasakan sensasi yang biasa gw rasakan sebelum ini.

Jika gw berusaha terlihat kuat, sebaliknya dengan Sandra. Terkadang dia mengeluh. Gw harus banyak bersabar ketika Sandra mengalami perubahan mood, gw sangat bisa merasakan apa yang Sandra rasakan. Sandra kadang marah tanpa sebab, kadang tiba2 sedih. Gw tak pernah terlalu keras dengan Sandra, tak pernah menggurui atau pun berceramah panjang lebar. Yang gw lakukan adalah, mencontohkan, mengalihkan, menularkan hal2 yang baik untuk Sandra.

Minggu pagi ini sebelum matahari nampak, gw besiap2 dengan setelan orang jogging, gw berencana untuk ngajakin Sandra. Dari pengalaman yang gw rasakan, olahraga lumayan memberikan dampak yang membuat tubuh gw tidak manja. Didalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat. Kata2 itu memang bener. Gw mengakui, ketika memutuskan untuk berhenti total, kejiwaan gw, pikiran gw bener2 terganggu.

Gw : "Aku didepan rumah kamu, keluar dong..."

Jam 5 pagi lewat sedikit gw sampai di depan gerbang rumah Sandra dengan mengendarai sepeda motor. Suasana masih gelap, lampu2 jalan pun belum padam. Gw mengeluarkan hp disaku celana, lalu menelpon Sandra.

Sandra : "Kamu mau ngapain pagi buta gini?"

Suara Sandra diseberang telpon terdengar masih agak serak, suara khas orang baru bangun tidur.

Gw : "Keluar dulu dong makanya..."

Sandra : "Iya tunggu bentar, jangan ditutup telponnya"

Menuruti apa kata Sandra, gw tidak menutup telpon, hp gw masih melekat di telinga. Gw bisa mendengar samar2 bunyi2an dari seberang telpon. Ada suara gemericik air, tak lama terdengar suara pintu dibuka.

Sandra : "Ok, udah cuci muka, aku jalan kebawah nih, matiin aja gpp"

Sambil menunggu Sandra keluar, gw melihat2 keadaan sekitar. Sepi banget, tak ada tanda2 kehidupan, udaranya masih seger, suara kendaraan pun masih sangat jarang terdengar.

Ketika pintu depan rumah terbuka, Sandra memberikan isyarat untuk membuka gerbang sendiri. Mengikuti isyarat Sandra, gw membuka pintu gerbang, lalu berjalan masuk. Saat gw sudah berada didepan Sandra, dia memandangi gw dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dengan masih mengenakan baju tidur, face yang masih natural, Sandra tetap terlihat cantik.

"Mau ngapain kamu?" Sandra menanyakan maksud dan tujuan gw pagi2 buta kerumah dengan setelan seperti ini.

"Mau ngajakin kencan sehat, hehe..." Jawab gw sambil nyengir.

"Hoaaam... Maksudnya gimana? Masih belum kumpul nih nyawa" Sandra menguap lebar, kucek2 mata.

"Aku ngajakin jogging bareng, siap2 gih" Disuruh siap2 Sandra malah duduk bersandar pintu.

"Cium dulu dong biar semangat..." minta Sandra manja

Gw mengulurkan tangan untuk menarik Sandra bangkit dari duduknya. Ketika sudah berdiri, Sandra menyodorkan pipinya. Gw kecup lembut beberapa kali.

"Nah gitu dong... Ok, aku siap2 bentar..."

Awalnya males2an, kurang bersemangat, akhirnya Sandra mau diajak. Hitungan menit, Sandra kembali dengan setelan celana pendek diatas lutut dan kaos tanpa lengan. Rambutnya diikat kebelakang, membuat lehernya lebih terlihat jelas. Tak lupa, sepatu sport sudah melekat di sepasang kaki jenjangnya. Gw berdecak kagum melihat penampilan Sandra pagi ini. Jika cewek pagi2 begini baru bangun tidur tetap cantik, berarti cantiknya natural, bukan polesan make up belaka.

Di depan gerbang rumah Sandra, sebelum lari2 jogging, gw berdua stretching bentar. Untuk membuat suasana tak membosankan, kadang2 gw membuat sedikit candaan.

"Om ayo balapan lari sama aku"

Terlalu asik stretching sambil becandaan dengan Sandra, tanpa gw sadari ada seorang anak kecil, cowok, kira2 usianya dibawah 10 tahun. Tak jauh dibelakang anak kecil itu ada seorang pria yang kemungkinan besar ayah dari anak itu. Dengan bersemangat anak itu menarik2 tangan gw.

"Tuh, ajakin tante itu aja, nanti kalo menang sama tante itu, baru lawan om"

Gw menyuruh anak itu untuk ngajak Sandra, maksud gw mau ngerjain Sandra. Anak seusia itu masih lincah2nya lari sana sini. Biar Sandra keringetan dikit. Awalnya Sandra merasa agak risih ketika anak itu terus memaksanya. Tapi akhirnya Sandra menyerah juga. Dia mengikuti kemauan anak itu.

"Maaf ya, namanya juga anak2" Ujar ayah dari anak itu kepada gw. Dia duduk meluruskan kakinya sambil mengatur nafas yang sedikit ngos2an. Melihat dari rambutnya yang putih merata dan wajahnya, mungkin umurnya sekitar 50an. Di komplek rumah Sandra ini, rata2 bukan orang sembarangan. Gw harus bisa mengimbangi dengan menjaga etika bahasa.

"Gak apa2 Om, namanya juga anak cowok, Saya juga waktu masih kecil gitu, suka bikin orangtua kewalahan hahaha..."

Merasa gak enak melihat anaknya mengerjai Sandra. Om itu sesekali menyuruh anak itu berhenti. Gw geli ngeliat Sandra bolak balik kalah balap lari, setiap kalah disuruh gendong.

"Saya lama gak ngeliat penghuni rumah ini. Dulu kalau pas2an dijalan hanya menyapa dengan klakson"

Om itu ternyata cukup tau banyak juga tentang nasib rumah yang ditempati Sandra ini. Bahkan gw baru tau, batas waktu untuk mengosongkan rumah ini sudah sangat dekat. Gw jadi kepikiran gimana nasib Sandra dan Mamanya.

"Gantian sama Om nya ya, tantenya udah gak kuat nih..."

Obrolan gw terpotong ketika Sandra datang lalu membaringkan tubuhnya di jalanan aspal dengan nafas tersengal. Gw dan ayah anak itu hanya tertawa melihat Sandra yang kelelahan. Sedangkan anak itu, masih bersemangat, belum terlihat lelah. Gw pun meladeni anak itu. Sebenernya gw bisa dengan mudah mengalahkan anak itu, tapi gw lebih memilih untuk mengalah. Pagi ini sepertinya gw berdua tak perlu jauh2 berlari keliling komplek. Lari jarak pendek berulang kali , gendong bolak balik, lumayan menguras stamina.

"Hebat lah kamu, om nya kalah trus... Ayo sini, tadi kan baru kaki, tangan dan lengan juga harus kuat, coba pukul tangan om sini"

Gw membuka lebar telapak tangan gw, karena posisinya terlalu tinggi untuk dijangkau anak itu, gw agak menunduk. Dengan semangat anak itu mengepalkan tangannya dan melayangkan pukulan ke telapak tangan gw.

"Kanan! kanan! kiri! kanan!" Anak itu bergantian memukul dengan tangan kanan dan kirinya, sesuai instruksi gw.

"Ok, cukup... Jadi cowok itu harus kuat, tapi gak boleh nakalin yang lemah ya... "

Gw memberikan sedikit pelajaran dengan anak itu. Melihat sikapnya yang hiper aktif, merasa over power, jika tak dibekali dengan pendidikan karakter, anak seperti ini akan cenderung membully temannya yang dianggap lemah.

"Nah itu, dengerin tuh kata2 Om nya. Sering banget ini nakalin temennya. "

Ayah anak itu membenarkan perkataan gw.

"Saya juga dulu gitu Om waktu seumuran ini, akhirnya dibeliin Papa samsak, tiap Saya nakalin temen disekolah atau temen rumah, disuruh mukulin samsak sampe capek sendiri. Awalnya terpaksa, eh sekarang malah jadi hobi."

Cukup lama gw berbincang2 dengan Om yang setelah berkenalan secara resmi ternyata bernama Suryo. Walaupun rambutnya sudah putih merata, garis2 kerut diwajahnya mulai nampak dibeberapa bagian, Om Suryo masih mempunyai kharisma tersendiri. Pagi itu gw ngobrol2 beberapa topik, dari pendidikan anak, hingga politik. Sedangkan Sandra, sepertinya jadi korban kenakalan Ryo, anak dari Om Suryo. Ryo menirukan yang baru saja gw ajarkan tadi.

"Lex! Tanggung jawab kamu. Ampun Ryo... Sama Om nya aja tuh"

Gw dan Om Suryo terbahak melihat Sandra yang kewalahan meladeni Ryo.

"Itung2 latihan, kali aja nanti anak kamu cowok hahaha..." Ujar gw enteng tak berusaha menghentikan Ryo.

"Gak mau... Cewek aja pokoknya!"

Merasa tak enak melihat Ryo yang tak hentinya menganiaya Sandra, akhirnya Om Suryo pamit. Sebelum pamit, Om Suryo berbasa-basi menawarkan untuk mampir kerumahnya yang berjarak hanya 5 rumah dari rumah Sandra.
NoMaLz
littlebboy
littlebboy dan NoMaLz memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.