Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iselfiawrdsAvatar border
TS
iselfiawrds
MUI Jatim Imbau Umat Muslim Tak Ucapkan Natal, Muhammadiyah: Kami Hormati
Halo Gaes, Assalamualaikum!


Apa kabar kalian semua—para Reader setia?
Masih betah nongkrong di forum BP? Emang apa, sih, yang buat kalian ini nyaman? Suka baca-baca berita, pengen ngritik sesuatu atau.., titttttttttt.

Ngomong-ngomong soal kegiatan hari ini, pasti banyak dari kalian yang libur, kan? Benar saja karena hari ini, Rabu Tanggal 25 Desember adalah hari Raya Umat Kristiani. Biasanya, untuk memeriahkannya, banyak muda-mudi yang akan membuat pesta, berbelanja, mendekorasi rumah, berbagi, memasak hidangan sampai bertukar kado. Dan katanya, tradisi perayaan Natal di tiap-tiap negara berbeda-beda loh!

Spoiler for Natal:


Bagi umat lain, tentu ada sedikit perbedaan. Dan menyikapinya pun terbagi atas beberapa pemahaman dan keyakinan. Sampai sejauh ini, lebih banyak yang menganggap ikut memeriahkan atau mengucapkan selamat atas hari raya untuk umat beragama lain adalah bentuk dari toleransi.

Wajar jika banyak kubu yang pro dan kontra, Gaes. Author sendiri ada pandangan tersendiri soal hal ini, kok. Tapi, sebelum lanjut, lihat dulu berita dari Detik News, ya.

***

MUI Jatim Imbau Umat Muslim Tak Ucapkan Natal, Muhammadiyah: Kami Hormati

Spoiler for DetikNews:

Dadang Kahmad (Foto: dok.Muhammadiyah)

Jakarta - Muhammadiyah menghormati MUI Jawa Timur yang mengimbau umat muslim tak mengucapkan selamat Natal. Muhammadiyah mengatakan banyak ulama berbeda pendapat mengenai ucapan Natal.

"Kalau Muhammadiyah mungkin menghormati pendapat apapun, itu kan berdasarkan semacam ijtihad para ulama. Ada yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan. Kita menghormati apapun yang difatwakan para ulama, oleh para kiai terhadap hal ini," kata Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, kepada wartawan, Selasa (24/12/2019) malam.

Dadang mengatakan perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar. Bagi Dadang, perbedaan pemahaman itu menjadi dinamika keagamaan yang akan selalu ada di Indonesia.

"Perbedaan-perbedaan itu pasti ada karena kita Bhinneka Tunggal Ika, punya latar belakang pendidikan, latar belakang sosial budaya, latar belakang riwayat hidup, itu semua menentukan lahirnya fatwa-fatwa itu juga kedekatan dengan orang lain terus keluasan pengalaman juga melahirkan perbedaan-perbedaan itu, jadi bagi kami bagi saya terutama sebuah dinamika pemahaman keagamaan yang berkembang di Indonesia," ujar dia.
Namun, kata Dadang, perbedaan itu tidak harus dipertentangkan satu sama lain. Dadang mengimbau semua pihak untuk saling menghargai.

"Terhadap adanya perbedaan penafsiran, perbedaan pendapat harus dihormati masing-masing pihak, jangan saling merendahkan, jangan saling menafikan, ini kan negara demokrasi, negara Bhinneka Tunggal Ika. Ya kita rawat lah, jangan sampai konflik disharmoni dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara," ujar dia.

Sebelumnya, MUI Jatim mengeluarkan imbauan agar umat muslim tak mengucapkan selamat hari raya Natal kepada umat Nasrani. Namun, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendapat pengecualian.

"Nah kalau urusan itu, mungkin pak Wapres punya pertimbangan sebagai pemimpin negara," ujar Sekretaris MUI Jatim Moch Yunus kepada wartawan pada Jumat (20/12).

Yunus mengatakan larangan mengucapkan selamat Natal bukanlah tindakan intoleransi. Hal ini lebih berkaitan dengan akidah Islam yang harus tetap dijaga.

"Toleransi itu adalah saling menghormati dan saling setuju terhadap perbedaan beragama, jika toleransi itu dipahami dengan baik, maka tidak boleh ada orang muslim kemudian dipaksa menggunakan atribut keagamaan non muslim. Contohnya ada anak berjilbab dan harus memakai topi Sinterklas. Apakah itu termasuk toleran? tentu itu keliru," papar Yunus.


"Toleransi itu adalah saling menghormati dan saling setuju terhadap perbedaan beragama, jika toleransi itu dipahami dengan baik, maka tidak boleh ada orang muslim kemudian dipaksa menggunakan atribut keagamaan non muslim. Contohnya ada anak berjilbab dan harus memakai topi Sinterklas. Apakah itu termasuk toleran? tentu itu keliru,"


Aku ulang sekali lagi perkataan Pak Yunus, ya. Benar, itu arti toleransi yang sebenarnya. Tapi, kebanyakan kaum Muslim yang ikut memeriahkan juga bukan karena dipaksa, kok. Kayaknya, memang sebagian punya pandangan sendiri-sendiri gitu.

Menurutku, toleransi dalam beragama ya cukup membiarkan mereka menjalankan ibadah mereka, merayakan Natal dan membuat acara yang mereka inginkan. Sebagai muslim, cukup diam, jangan mengganggu dan beri mereka ruang untuk bergerak.

Tidak perlu turun tangan langsung, apalagi mengucapkan, itu kalau menurutku. Sebab, sebelum melakukan sesuatu, ada baiknya mencari tahu dulu.

Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari (lihat pula Epifani).


Oke, setelah baca pengertiannya, bisa dilihat, kan, Natal adalah hari Raya Umat Kristiani, di mana, mereka sebagai umat Kristiani, percaya dan yakin bahwa Tuhan mereka lahir di hari itu. Memang, Natal juga merupakan hari kelahiran Nabi Isa AS. Tapi, istilahnya bukan Natal, karena kalau disebut Natal.., berarti setuju kalau Nabi Isa juga dilahirkan sebagai Tuhan di saat itu. Mungkin biar pas, bisa disebut; Hari Lahir Nabi Isa AS. Bukan Natal.

Nah, itu sedikit pendapat dariku. Kurang-lebihnya, mohon maaf. Sebenarnya, dengan hanya tidak mengucapkan dan terjun ikut serta, juga tidak mengurasi rasa solidaritas, kok. Masih bisa dilakukan lewat hal-hal lain. Seperti; berbagi, saling menolong jika salah satu membutuhkan, saling bertukar sapa dan senyuman. Dan yang lebih penting adalah, tidak mengganggu acara mereka, apalagi merusak.

Untuk saudaraku yang tengah merayakan Natal, semoga, kalian bahagia dan diberi kesehatan serta umur panjang. Sukses selalu, dan jangan benci kami, oke? Percayalah, ini tidak akan mengurangi rasa persaudaraan antar umat beragama. Jangan hanya memandang satu noktah, sedang masih banyak air susu di telaga.Puitis? Eum, dikit.

Udah, sekian.
Bye!

Waalaikumsalam.




Sumber: Opini pribadi dan referensi dari Detik News
raptordeltadunn
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 6 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
78
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
iselfiawrdsAvatar border
TS
iselfiawrds
#62
Quote:

Nafsu?
Apa trid ini seperti meminta keadilan?

Terserah kalau mau menyimpulkan sendiri.
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.