Kaskus

Story

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
PANGGILAN TENGAH MALAM
Spoiler for prolog:

***********

RULES :

- Ikuti perarturan SFTH

- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.

- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.

- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis


Index


















Diubah oleh agusmulyanti 08-02-2020 17:25
nona212Avatar border
theoscusAvatar border
bonita71Avatar border
bonita71 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
12.7K
247
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
#19
Part - 12
Dengan tergopoh gopoh bi Narti menghampiri Linggar yang sedang duduk di bawah rimbunnya pohon bambu diantara rintik gerimis.
Malam jumat kliwon ini, gerimis yang turun sejak jam 4 sore tadi, masih juga belum reda, angin bertiup menerpa rerumpunan bambu, suasana begitu lenggang dan sunyi, sesekali terdengar suara burung hantu memecah hening, membangkitkan aura mistis, membuat bulu kuduk terasa meremang.

"Mas Linggar !!, ayo kita pulang!" ajak bi Narti lembut, tangannya berusaha menyentuh tangan Linggar.
"Eh bi Narti, ada apa?, ngapain nyusul ke sini ?."

Linggar terlihat kaget, begitu melihat siapa yang menghampiri dan menyapanya.

"Mas ..ayo kita pulang !!, bibi sudah masak sayur asem dan ikan asin kesukaan mas Linggar loh," bujuk bi Narti lembut.

Linggar tersenyum, sambil menjawab

"Aku sudah makan bi, Ratih masak Enak sekali. Masakkannya itu gak kalah loh sama bi Narti," puji Linggar.
"Astagfirullah ", bi Narti istighfar sambil menyusut air matanya.

Linggar masih belum bergeming, hingga mas Tono dan Parjo membimbingnya.

"Lho...tunggu dulu pak, ada apa ini ?, aku belum pamit loh sama Ratih, dia masih di kamar mandi, mau mandi dulu katanya."

Mas Tono dan Parjo, coba untuk membujuk Linggar, sementara itu bi Narti mengikuti dari belakang.

"Sudah mas, sudah tak pamitkan sama mbak Ratih," ujar masTono lembut.
"Loh..mas Tono, sudah ketemu Ratih ya?, gimana ?, cantikkan mas ?," tanya Linggar
"Cantik mas...cantik."
"Tuh kan bi, bener kataku, Ratih itu cantik banget." Ujar Linggar sambil memandang bi Narti.

Mas Tono menghidupkan mesin motor yang diparkir di rumpun bambu, lalu mengajak Linggar untuk duduk di belakangnya. Sementara itu bi Narti, membonceng di belakang Parjo.

-------------

Tatkala mesin mobil di hidupkan, mereka mendengar suara tertawa yang menyeramkan diantara rerumpunan bambu. hihihihihi.....hihihihi....hihihihi.
Bi Narti menepuk-nepuk bahu Parjo, agar cepat-cepat pergi dari situ. Sementara itu mas Tono, sudah lebih dulu, meninggalkan mereka.

"Cepat mas, medeni iki, aku takut."
"Iya aku juga takut mbak," ujar Parjo.

Suara tertawa itu terus terdengar, meski mereka sudah jauh meninggalkan rumpun bambu.

"Kata orang kalau suara itu jauh berarti dia dekat, dan kalau dekat berarti dia jauh, hiyyyy," bi Narti bergumam sendiri. Mulutnya terus komat kamit, membaca ayat suci, sementara itu ditangannya tergenggam tasbih, yang dibawanya dari rumah.

Aroma bunga melati memenuhi angkasa, wanginya menusuk hidung, membangkitkan aura mistis yang begitu kental. Rintik hujan masih terus turun, seperti hendak menjadi bagian dari drama yang mencekam ini.

--------------

Mas Tono membimbing Linggar yang masih kebingungan, lalu membawanya duduk dan menyuruh bi Narti membawakan segelas air putih yang tadi sore diberikan Kyai Amin kepada Parjo.

"Minum dulu mas, biar seger ..nggih", ujar pak Tono, sambil menyodorkan air putih pemberian Kyai Amin.
"Air apa ini mas?."
"Air putih biasa mas, biar tubuh mas seger."

Lalu tanpa bertanya lagi, Linggar meneguk air putih itu. Entah apa yang Kyai Amin berikan lewat media air, karena sesaat kemudian, Linggar merasakan pandangan matanya berkunang kunang, dan sejurus kemudian ia tak ingat apa-apa, dan tau-tau ia sudah tertidur di sofa
.
Hampir satu jam Linggar tak sadarkan diri, mas Tono, bi Narti dan Parjo, terus menemaninya sambil membaca ayat ayat suci.
Linggar membuka matanya dan memandang sekeliling dengan penuh tanya.

"Ada apa ini??, kenapa semua berkumpul disini?", tanya Linggar.

Bi Narti menjelaskan kejadian semalam. Linggar duduk termangu.

"Aku semalam, pergi kerumah Ratih, bi", ujar Linggar perlahan.
"Mas Linggar, bibi minta maaf, sepertinya kawan mas Linggar itu bukan manusia," ujar bi Narti.
"Bi, jangan bicara sembarangan ya, Ratih itu gadis baik-baik, dia manusia, sama seperti kita," ujar Linggar setengah marah.
Linggar berlalu meninggalkan bi Narti, masTono dan Parjo yang terus memandangnya, hingga hilang dibalik pintu kamar.

Jangan lupa cendolnya ya🤗🙂
Diubah oleh agusmulyanti 23-12-2019 15:24
mincli69
MontanaRivera
disya1628
disya1628 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.