taucolamaAvatar border
TS
taucolama
Tabir Kabut Biru


Cerita ini hanya fiksi bila ada kesamaan nama tokoh itu hanya kebetulan semata tidakada unsur disengaja

Aku terpaksa berdiri karena tempat duduk sudah penuh terisi. Bis yang ku tumpangi berjalan perlahan. Didepan ku berdiri kulihat seorang ibu kira kira berumur 50 tahun dengan perawakan sedang menatap ke jendela. Sesekali terlihat ibu itu mengibaskan tangannya karena kegerahan. Kulihat keringat membasahi dahinya.

Aneh aku menjadi merasa ingin memandangi ibu itu. Tapi kenapa tiba tiba aku melihat seperti ada darah di kepala ibu itu. Apa aku salah lihat? Aku hanya bisa terdiam menatap ibu itu. Dan ketika perlahan ibu itu memalingkan wajah dari arah melihat keluar jendela bisa perlahan berpaling ke arahku kulihat... Tidak wajah ibu itu rusak penuh darah. Aku hampir menjerit. kaget dan takut bercampur jadi satu, aku memejamkan mata berharap yang kulihat itu bukan nyata. Setelah beberapa saat kucoba membuka mataku, dan coba melihat ke arah ibu itu. Kulihat ibu itu biasa saja tak ada darah tak ada luka sedikitpun.

Tak lama bis berhenti di pemberhentian. Beberapa orang turun dari bis termasuk ibu itu. Kursi didepan ku kosong lalu aku duduk dikursi tersebut. Kini tidak ada penumpang yang berdiri. Bis mulai berjalan perlahan meninggalkan pemberhentian bis tersebut. Tiba tiba terdengar suara mobil mengerem dan bruuuuuaaaakkk suara benda berada terdengar keras diiringi jeritan orang orang. Spontan aku dan orang orang di bis melihat kearah sumber suara melalui jendela bis. Kulihat seorang perempuan tergeletak disebrang jalan didepan mobil. Aku seperti pernah melihat perempuan itu... Dia.. Dia..dia ya dia ibu yang berdiri didepanku didalam bis. Ibu itu kini tergeletak dijalan bersimbah darah. Aku tak mampu melihat ibu itu ke alihkan pandangan kedepan. Rasa kaget ngeri berkecamuk dihatiku kini mengapa wajah ibu itu yang berdarah darah terbayang.

Bis yang ku tumpangi menjauh dari tempat itu tapi hatiku tetap terasa tak karuan. Bahkan sampai aku masuk kerja hingga selesai kerja bayangan ibu itu terus terbayang membuat aku takut dan was was.
Pulang kerja aku memesan taksi online. Singkat cerita taksi online yang ku naiki menyusuri jalan menuju rumah. Waktu itu hampir magrib ketika taksi online melewati jalan sekitar ibu itu terkapar dijalan. Ku memandang ke arah halte bis tempat tadi siang ibu itu turun. Dan astaga kulihat ibu yang tadi siang terkapar berdiri si halte berlumuran darah dengan muka rusak. Rasa ngeri menyeruak di hatiku. Kini ibu itu menggandeng seorang anak kecil yang sebagian tubuhnya hancur. Spontan ku tundukkan kepala ku tak mau melihat kearah halte itu.

Sesampainya kerumah aku langsung masuk kamar dan badanku terasa demam. Aku tidur dikasur dan memakai selimut. Malam itu aku seperti mengalami hal hal aneh. Aku seperti melihat banyak orang datang dan pergi bahkan sosok anak kecil datang meminta tolong. Aku tak bisa bergerak demam membuatku menggigil. Hingga ada saat aku seperti pingsan.

Prolog:
Namaku Andri. Aku berumur 24 tahun. Aku bukan indigo bahkan aku cenderung penakut. Ayahku seorang pedagang makanan keliling dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku sendiri karyawan swasta di bagian administrasi perusahaan distributor. Kehidupanku awalnya biasa biasa saja hingga kejadian aku melihat ibu yang tertabrak, aku mengalami hal hal yang tak masuk akal.

Aku terbangun, kudengar kicauan burung. Kupandang langit langit dan aku mengenali ini kamarku. Sinar lembut matahari memasuki ruang kamarku. Aku melihat sekeliling kamarku sambil mengumpulkan kesadaranku.

"Ibu, ibu kaka sudah sadar", terdengar suara adikku memanggil ibuku.
Adikku tersenyum sambil memegang tanganku. Kulihat ibuku memasuki kamarku. Ibuku memelukku mencium keningku. Kurasa hangat airmata ibu jatuh dipipiku.

" Ibu kenapa menangis, jangan menangis ibu aku tidak apa apa": kataku kepada ibu
"Ngga apa apa nak ibu bahagia kamu sudah sadar": kata ibuku.
" Ibu aneh aku cuma tertidur semalam ibu seperi khawatir": kataku.
"Nak kamu tidak sadar selama seminggu, ibu khawatir kata dokter kamu tidak apa apa tapi kamu tidak bangun bangun": kata ibu.
Aku kaget padahal aku merasa tertidur sebentar. Aku merasa lapar dan lemas tubuhku.
" Bu aku lapar": kataku.
"Tunggu sebentar ya nak ibu ambil bubur buat kamu": kata ibu sambil beranjak keluar kamar sambil tersenyum.
Kulihat adikku masih duduk disebelah ku. Dan dibelakangnya ada seorang perempuan cantik juga tersenyum kearahku. Aku membalas senyumannya dan perempuan itu beranjak keluar kamar.

"Dek, itu perempuan yang dibelakang kamu tadi siapa kakak baru liat": kataku
" Kaka bikin takut aja disini ga ada siapa siapa selain adek dan ibu": kata adikku.
Kata kata adikku membuat aku terdiam jelas jelas aku melihat perempuan dibelakang adikku. Tiba tiba tercium wangi bunga di kamarku. Kali ini adikku juga menciumnya.
"Bau parfum siapa nih wangi amat": kata adikku
Aku hanya terdiam sambil mengingat keadaanku sebelumnya.

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
Diubah oleh taucolama 16-01-2020 18:40
c4punk1950...
kakangprabu99
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 27 lainnya memberi reputasi
26
28.1K
364
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
taucolamaAvatar border
TS
taucolama
#151
PART 24: Diatas langit ada langit

Joko memandangku dengan tajam, aku hanya bisa berdoa. Tiba tiba sekujur badanku terasa panas. Dan Joko tiba tiba tersenyum aneh.

"Saya pulang dulu lain kali mungkin kita bertemu didunia lain": kata Joko
"iya hati hati dijalan"; jawabku
Kulihat Joko berjalan menuju motornya dan pergi meninggalkanku. Kenapa tiba tiba badanku merasa panas.
"Kak mana tamunya ini minuman sudah jadi"; kata adikku
"sudah pergi udah buat kamu aja minumannya. Kakak mau tiduran dulu badan kakak ngga enak"; kataku
"iya kak"; kata adikku

Aku berjalan menuju kamarku aneh badanku terasa terbakar langkah kakiku terasa berat. Sesampainya dikamar aku langsung membaringkan diri diatas kasur. Aku beristigfar menahan rasa sakit seperti terbakar, arrrggghh apa yang terjadi aku menggeliat geliat kesakitan dikasur ini. Kini rasa panas berubah menjadi ras sakit dari dalam perutku aku hanya bisa istigfar dalam hati aku sudah tak bisa menahan rasa sakit ini hingga aku tak sadarkan diri menahan rasa sakit.

Dimana ini? aku tak mengenal tempat ini aku seperti disebuah tempat dengan bangunan bangunan kuno dengan langit berwarna ungu. Bangunannya seperti bangunan jaman kerajaaan dahulu, tiba tiaba ada dua makhluk besar berbulu panjang menarik aku. aku meronta ronta untuk melepaskan diri tapi tenaga makhluk itu tak sebanding dengan tenagaku yang bertubuh kecil ini.
Aku ditarik kesebuah tempat yang cukup mengerikan dan aku diikat dibaringkan diatas batu kemudian badanku ditindih lagi oleh batu yang besar yang terasa panas. Ku mendengar makhluk makhluk bertubuh besar itu tertawa tawa dengan suara menyeramkan. Ku melihat sekelilingku penuh dengan makhluk makhluk aneh yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Tempat apa ini bahkan seperti tidak ada siang atau malam hari. Aku tak tahu sudah berapa lama aku berada di tempat ini tapi aku merasa sudah sehari lebih. aku terus beristigfar menahan rasa sakit dan berdoa memohon agar dapat terlepas dari tempat ini.


Sudut Pandang Ibu
Pulang dari pengajian aku langsung kerumah, Setelah mengucapkan salam aku masuk rumah kulihat anak bungsuku dengan temannya sedang asik mengobrol diruang tamu.

"kakakmu mana?"; tanayaku pada anakku yang bungsu
"Dikamar bu, tadi setelah tamu pergi kakak masuk kamar katanya gak enak badan"; kata anakku yang bungsu
"Ibu liat kakak kamu dulu takut terjadi apa apa": kata ku

Firasatku sebagai seorang ibu seperti mengatakan ada yang terjadi dengan anakku. Kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat anakku tertidur kudekati kusentuh keningnya astaga panas sekali. aku menggoyang goyangkan badannya tapi tetap anakku tak bangun. aku panik aku segera bilang keanakku yang bungsu untuk menjaga kakaknya. Aku pergi ke Pak Rt meminta tolong untuk memanggilkan dokter. Untungnya pak RT ada dan bersedia memanggilkan dokter. aku bergegas kerumah kembali kekamar anakku dan mengambil air dan mengompress kepala anakku. Tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Andri anakku. Tapi dokter geeng geleng kepala tidak mengetahui sakit apa anakku ini dan menyarankan agar anakku dibawa kerumah sakit. Aku mencoba menelepon Dina tapi teponku tak diangkat. Akhirnya pak Rt menghubungi pa Ramadan meminta tolong membawa aku kerumah sakit dengan mobilnya.
Pak Ramadan bersedia membantu mengantar kami kerumah sakit, setibanya dirumah sakit anakku langsung masuk ruang ICU untuk diperiksa insentif untuk mencari tahu apa penyebab sakit anakku ini.

Sudah tiga hari anakku dirumah sakit tapi tetap tak sadar, beberapa test yang dijalani tak mampu menyebutkan apa penyakit yang diderita anakku ini. Dalam tiga hari itu beberapa kali Dina ku telpon tidak diangkat. Hingga hari itu Anto adik Dina datang kerumah sakit. Dia bercerita kakaknya dalam beberapa hari ini seperti orang lain bahkan seperti berubah drastis kini sering teleponan dengan mantannya. Anto curiga ada yang mengguna guna kakaknya. Aku pun jadi terpikir ada yang berbuat jahat pada anakku, Hingga aku minta tolong pada pak Rt mencarikan orang yang mengerti akan hal hal seperti ini.
Pak RT menyarankan anakku dibawa kesebuah pesantren disebuah kota keacil di jawabarat. Aku ikut saran pak RT dengan di antar pak ramadan dengan mobilnya aku menuju pesantren tersebut. Perjalanan cukup jauh hampir 8 jam kami dampai disebuah pesantren yang cukup bagus di sebuah desa dekat pegunungan. Kami bertemu dengan ustad Ilyas pemilik pesantren tersebut.
"anak ibu ada yang mengirim sihir hingga menyakitinya seperti ini"; kata Ustad Ilyas
"tapi ustad dapat menyembuhkannya"; kataku
"yang menyembuhkan hanya Allah SWT kita manusia hanya mampu berikhtiar"; kata Ustad Ilyas
"terus bagaimana dengan anakku"; kataku
"mulai hari ini saya dan para santri akan bergantian meruqyah anak ibu. bantu kami dengan mendoakan kesembuhannya"; kata Ustad Ilyas
"saya sudah dan akan terus mendoakan anak saya"; kataku

Hari itu anakku diletakkan ditengah ruangan dan beberapa santri mulai membaca ayat ayat ruqyah. Hari pertama tidak ada perubahan anakku tetap tidak sadar begitu pun hari kedua. Harapanku sudah menipis tapi ustad Ilyas terus menyemangatiku hingga hari ketiga aku dan Ustad ilyas mengaji membaca ayat ayat quran dekat tubuh anakku tiba tiba seperti ada suara mengelegar seperti petir dan ruangan ini bergoncang dengan keras.

Sudut pandang Andri

Aku terus beristigfar menahan nyeri ditubuhku. Siksaan makhuk itu membuatku merasa sangat kesakitan. Aku terus beristigfar dan berdoa walau aku ngga tau apa itu akan berguna menolongku. Pikirku bila gagal toh aku mati dalam keadaan mmengingat Tuhan. Hingga aku meilhat sepertinya makhluk makhluk yang menyiksaku seperti kepanasan.
Tiba tiba datang sesosok makhluk tinggi besar berbulu panjang memakai mahkota memerintahkan pada makhluk makhluk yang menyiksaku untuk mengembalikanku ke alam manusia.
"kembalikan manusia itu kealamnya keberadaan dia dsini membuat bencana dialam kita": kata sosok itu
Makhluk makhuk itu mengangkat batu dari badanku dan melepaskanku dari ikatan ikatan sekejap kemudian badanku terasa ringan makhuk makhluk itu memegangku dan menarikku kesebuah jurang dan kemudian mendorongku ke jurang itu sambll berkata "Kembalilah kealam kamu"

Aku terbangun disebuah ruangan asing. Ruangan berwarna putih kulihat kekiriku beberapa santri sedang membaca ayat ayat ruqyah. Aku menengok kekanan ada ibuku dan seorang ustad dekat dengannya.
"Ibu dimana aku?": kataku pada ibuku
"Alhamdulillah nak kamu sadar"; kata ibuku
"alhamdulillah ": ucapan syukur terdengar dari beberapa santri dan ustad terdengar.
Aku mencoba duduk, badanku masih terasa lemas.
"pelan pelan nak"; kata ustad
"coba minum ini"; kata ibuku
"apa itu bu?"; tanayaku
"itu madu nak kamu berhari hari tidak sadar dan makan coba ini dulu baru nanti kamu makan bubur"; kata ibuku
Aku meminum madu itu dengan sendok yang disupkan ibu. Kemudian air putih yang dberikan ustad. Badanku sudah tidak terasa sakit tapi masih lemas.
"apa yang sebenarnya terjadi bu, pak ustad?"; tanyaku
"ada seseorang yang berilmu tinggi mengirim sihir atau santet atau gung guna pada kamu"; kata Ustad
"tapi salah aku apa ya sampai ada orang tega seperti itu"; kataku
"saya sendiri tak tahu tapi kita mesti bersyukur dengam pertolongan Allah kita bisa lepas dari sihir itu"; kata Ustad Ilyas
"Kalau sihir tersebut bisa digagalkan apa yang terjadi pada pengirimnya": kata ibuku
"hanya Allah yang tahu tapi setiap perbuatan akan mendapat timbal bailk sesuai perbuatannya"; kata Ustad Ilyas
"aku sudah tak sadar beberapa hari bu?"; tanayaku
"sudah dua belas hari nak"; kata ibuku
'sudah selama itu, bagaimana dengan Dina bu?'; kataku
"ibu tak bertemu Dina semenajak kamu taksadarkan diri tapi menurut Anto, Dina juga seperti ada yang mengguna guna juga"; kata ibuku
"Dina tak sadarkan diri juga"; kataku
"Bukan Dina seperti jadi orang lain kini malah sering telponan dengan mantannya"; kata Ibu
"Ustad kita bisa menolongnya kan walau dari jarak jauh": kataku.
"Kita bsia menolongnya dengan doa dan Allah yang menyembuhkannya dari guna guna"; kata Ustad
"Ustad bisa tolong mendoakan Dina"; kataku
"Pasti saya bersama santri mendoakannya, sekarang kamu istirahat dulu pulihkan kesehatan kamu"; kata Ustad
Ku berharap Dina tak apa apa, kenapa ada orang yang tega mengirim sihir atau guna guna pada kami.
jenggalasunyi
khuman
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.