Linggar menstater motornya dengan tergesa gesa, hari ini ia bangun kesiangan, shalat subuhnyapun terlewat. Semalam ia gak bisa tidur, suara lolongan anjing dan wangi bunga melati betul betul sangat mengganggunya...belum lagi suara bisikkan minta tolong, yang ia alami di Jakarta, sekarang hadir juga di rumah ini.

Tiba dikantor Linggar mendapat sambutan hangat dari rekan rekan barunya. Semua menyambut dengan ramah dan bersahabat. Hari ini separuh hari dijalani dengan perkenalan dan sedikit makan makan.

Linggar memperkenalkan dirinya, wajahnya yang tampan membuat hati gadis-gadis bagaikan terhipnotis. Disudut ruangan terlihat para gadis tersenyum, begitu Linggar mengatakan bahwa ia masih lajang dan sedang mencari pendamping.

"Saya gak nolak pak, kalau dilamar," ujar Nola, gadis cantik dengan senyum genitnya.
Disambut dengan tepuk riuh dari sahabat sahabatnya.

"Ah..kamu Nola, semua kamu terima lamarannya", timpal Fendi sambil memonyongkan mulutnya.
"Gak pha-pha weee, namanya juga usaha, selama janur belum melengkung, kan bebas bebas aja. Kamu cemburu ya?," ledek Nola

--------
    
Ruangan tambah ramai begitu Linggar memotong kue, semua gadis berebut ingin mendapatkan kue pertama dari Linggar. Linggar hari ini berulang tahun dan kantor memberikan kejutan manis untuknya. Akhirnya, demi menjaga situasi tetap kondusif, Linggar memberikan potongan pertama pada mang Seno, office boy yang usianya sudah separuh baya.
Hal ini menimbulkan kekecewaan di hati para gadis, yang disambut dengan tepukkan riuh teman2 pria Linggar.

Tanpa sengaja, ditengah keramaian ekor matanya melihat sekelebat bayangan seorang gadis yang sudah ia kenal. Ia dia adalah gadis yang dijumpainya tadi malam. Tapi kemana perginya gadis itu, cepat sekali menghilangnya.

"Pak, bapak cari siapa sih?, aku disini pak," ujar Nola dengan senyum genit, melihat Linggar yang celingukan seperti mencari seseorang.
Linggar hanya tersenyum mendengar seloroh Nola.

Hingga waktunya pulang, Linggar tdk melihat batang hidung gadis itu, bahkan tak ada seorangpun di kantor yang mengenalnya. Linggar tidak meragukan penglihatannya, ia yakin gadis yang ia lihat tadi adalah gadis yang sama, yang ia jumpai tadi malam.

------------
Linggar berjalan menyusuri jalan setapak dengan motornya. Jalan agak macet hingga ia kemalaman. Tiba-tiba terlihat olehnya seorang gadis tengah berjalan sendiri. Linggar menghentikan motornya disebelah gadis itu. Sedikit terkejut dirinya, begitu tau yang sedang berjalan itu adalah Ratih.

"Ratih !!...koq jalan sendiri malam malam gini. Dari mana?."
"Oh...mas Linggar, aku baru dari tempat temen mas, kemalaman ini".
"Ayo !..mas antar, gak baik gadis secantik kamu, jalan ditempat sepi sendirian", ujar Linggar.
"Ah...gak usah mas, nanti malah merepotkan."
"Koq merepotkan, ya nggak lah. Ayo naik, biar mas antar".

Ratih dengan malu-malu naik ke jok belakang motor Linggar, karena jalan yang berkelok-kelok, tanpa terasa Ratih melingkarkan tangannya di pinggang Linggar. Linggar hatinya serasa berbunga bunga karena senangnya, di perlambat laju motornya, agar ia dapat lebih berlama-lama dengan Ratih.