Kaskus

Story

mahadev4Avatar border
TS
mahadev4
TEROR HANTU DEWI
Cerita ini adalah murni fiksi dan imajinasi saya semata, ini adalah Cerita Horor pertama yang saya buat, maka jika banyak kekurangan disana sini saya mohon maaf dan sangat berharap kritik dan sarannya. Dan Kisah ini saya persembahkan Untuk Novia Evadewi, yang novel horornya sederhana namun begitu mencekam nuansa horornya.

Cerita ini saya beri judul "Teror Hantu Dewi", selamat membaca.

=====================================


Daftar Lengkap serinya :


Prolog

Part 1 Malam Jahanam

Part 2 Penantian Mencekam

Part 3 Geger Mayat Dewi

Part 4 Penguburan Mayat Dewi

Part 5 Teror di Tumah Tua

Part 6 Teror yang Berlanjut

Part 7 Pembalasan Dewi

Part 8 A Hantu Dewi Meneror Lagi

Part 8 B Hantu Dewi Meneror Lagi

Part 9 A Geger di Makam Dewi

Part 9 B Geger di Makam Dewi

Part 9 C Geger di Makam Dewi

Part 9 D Geger di Makam Dewi

Part 10 Menguak Tirai Gelap

Part 11 Keris Kiayi Pancasona

Part 12 Pertarungan Terakhir (Tamat)

=============================

TEROR HANTU DEWI
Diubah oleh mahadev4 31-05-2022 17:52
Hedon.isAvatar border
redricesAvatar border
sampeukAvatar border
sampeuk dan 38 lainnya memberi reputasi
35
27K
192
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
mahadev4Avatar border
TS
mahadev4
#106
TEROR HANTU DEWI - PART 9C
-Geger di Makam Dewi-

Motor yang di kendarai Nella melintasi jalanan yang sepi, langit sudah menghitam. Sementara rintik hujan sedikitnya mengganggu pandangan Nella.

Di tambahnya kecepatan laju motor, ia tak mau kehujanan di jalan sehingga sampai di rumah temannya dalam keadaan basah kuyup.

“Nella.. .”

Terdengar suara bisikan halus di telinganya, Nella sangat terkejut, tak mungkin ada suara bisikan halus di telinganya, ia sedang sendirian di motor.

“Nella… Kau lupa padaku..?” suara itu kini makin jelas di telinganya.

“Kenapa kamu mau merebut Mas Pras dariku?” kali ini bukan saja Nella mulai mengenali suara bisikan yang didengarnya, namun kata-kata itulah yang membuat Nella kaget bukan main, bagaimana mungkin suara tanpa wujud yang di yakini sebagai Dewi bisa tahu kalau dirinya sejak lama mencintai Prasetyo, dan berusaha untuk memisahkan Dewi dari Prasetyo?

Dalam keadaan melamun itu Nella hilang fokus dan tak di lihat sebuah lubang besar di tengah jalan yang tengah dilalui, motor pun langsung hilang kendali dan Nella terpental dari motor.

Ia merasakan sakit di kaki dan tangan karena terpental jatuh di bebatuan kerikil tajam, nella melepaskan helm.

Hujan sudah mulai deras, menutupi pandangan Nella yang berusaha untuk bangkit menuju motor yang masih menyala.

Jalanan itu sangat sepi, tak ada orang atau kendaraan lain yang melintas.

Dalam temaram sorot lampu depan motor, samar-samar di kejauhan terlihat sosok bergaun putih yang melayang mendekati Nella, Nella ingat bahwa sosok itulah yang pernah di temui di depan kamar, sosok itu adalah Hantu dari Sahabat dekatnya, Sahabat yang diam-diam ia khianati kesetiaannya.

Sosok itu kini sudah tepat melayang di dekat Nella, wajah yang pucat dengan mata yang bolong itu mendekat ke wajah Nella.

Nella tercekat, dengan sisa-sisa keberanian ia mencoba membela diri, “Dewi, aku ini Sahabatmu, aku gak mungkin merebut Kekasih Sahabatku sendiri..”

Sosok Hantu Dewi mendekatkan wajah mengerikannya ke wajah Nella, tangan kanannya bergerak ke atas kepada Nella, lalu menempelkan tepat di atas kepala Nella.

Saat itulah Nella seperti melihat lagi suasana masa saat ia dan Dewi masih bersama duduk di bangku SMA… .

==========

Suasana SMAN 1 Rawajitu Selatan menjadi ramai saat bel tanda istirahat berbunyi, para siswa berhamburan keluar, tak terkecuali Nella dan Dewi, dua orang sahabat yang tinggal dalam satu Desa dan rumah mereka pun tak berjauhan.

Nella buru-buru merapikan buku yang ada di meja dan memasukkan asal saja di bawah meja tanpa sempat merapikan kembali ke dalam tas, karena saat itu Dewi sudah berdiri di hadapan Nella.

“Yuk ke kantin, ada yang mau aku ceritain sama kamu,” kata Dewi, wajahnya tampak begitu ceria.

“Wah ada yang lagi bahagia nih, ayok..” Nella bergegas menarik tangan Dewi ke kantin.

Mereka memesan bakso.

Sambil menikmati bakso Nella lalu bertanya, “Katanya tadi mau cerita? Ada apa sih kok kamu kayak lagi seneng banget?”

Dengan mata berbinar dan antusias Dewi berkata dengan nada suara yang di pelankan, “Mas Pras nembak aku, La”.

Bagai mendengar gelegar halilintar di siang hari, Wajah Nella spontan menunjukkan keterkejutan, namun rona kekecewaan tak bisa disembunyikan dan Dewi bisa rasakan itu.

“Kamu gak seneng ya denger aku jadian sama Mas Pras?”

“Eh seneng kok.. seneng.. oh ya abis ini antar aku ke Perpus yuk, ada buku yang mau aku cari,” Nella lalu merogoh saku, ia sejenak kaget, dompetnya tertinggal di tas.

“Dew, kamu ke kelas gih sana, ambilin dompetku dalam tas ya. Soalnya aku nggak bawa uang.” Pinta Nella pada Dewi.

“Ok deh.”

Dewi bergegas lari ke kelas, ia menuju meja tempat Nella dan menarik tasnya, berhamburanlah buku yang tadi secara asal dimasukkan Nella ke bawah meja.

Sebuah buku harian terjatuh dan terbuka, Dewi melihat gambar hati dan dua nama tertulis disana. Prasetyo dan Nella.

Sepucuk surat berwarna pink terselip di dalam buku harian, teruntuk Prasetyo.

Dewi membuka dan membaca isinya.

Kedua mata Dewi berlinangan airmata, ia tak menyangka bahwa selama ini Nella juga memendam rasa yang sama, dan surat itu berisi pernyataan cinta Nella pada Prasetyo yang sedianya akan dikirimkan Nella hari ini.

=====

Bayangan yang di lihat Nella berganti dengan bayangan saat ia menemui seorang Dukun yang di pandang sakti, memintanya untuk mengguna-gunai Prasetyo agar melupakan Dewi yang saat itu berada di Jakarta untuk bekerja, namun usaha Nella gagal karena Prasetyo termasuk orang yang rajin dalam beribadah.

Bayangan-bayangan itu sirna dan kini Nella kembali melihat wajah mengerikan sosok Hantu Dewi.

“Sahabat.. tapi Pengkhianat!” ucap Hantu Dewi dengan pelan namun penuh ketegasan.

Wajah menyeramkan itu menjauhi wajah Nella dan berbalik arah.

“Dewi.. tunggu!. Maafkan aku, Dewi.. Maafkan aku!”

Sosok Dewi dengan gaun putihnya yang lusuh itu kian menjauh, kata-kata terakhir dari Dewi sangat menusuk dan membekas di hati Nella, ia menitikkan airmata, airmata penyesalan yang sudah terlambat.

Bayangan Hantu Dewi menghilang tertimpa sebuah cahaya lain yang sangat terang, cahaya itu kian mendekat, dan Nella seakan baru tersadar kembali bahwa ternyata asal cahaya itu adalah dari sebuah truk yang sedang melaju kencang ke arah Nella.

Nella menjerit dan pasrah, sampai truk itu menghantam tubuhnya, dan roda-roda truk melindas tubuh Nella.

Nella sekarat, dalam sekaratnya ia hanya berucap… “Maafkan aku.., Dewi.. .”

Mobil truk itu tetap melaju dan justru semakin kencang, entah karena tak tahu bahwa ia telah menabrak seseorang atau memang sengaja untuk menghindari tanggung jawab.

Truk itu kian menjauh dan menghilang dalam derasnya hujan.

Tak lama kemudian orang-orang sudah mulai ramai berkerumun di sekitar mayat Nella.

Di kejauhan seorang pemuda melewati jalan itu dengan motornya dan berhenti, bertanya pada orang-orang yang ramai itu, “Ada apa, Pak?”

“Ada korban tabrak lari, Mas. Kasihan tuh badannya hancur terlindas truk yang menabraknya,” jawab salah seorang yang ikut berkerumun.

Sosok lelaki yang tak lain adalah Agung itu segera berusaha menerobos kerumunan orang yang berdesakan.

Sampai akhirnya ia bisa melihat sosok yang kini sudah menjadi mayat itu.

Agung berteriak kencang, “Mbak Nellaaaa!!!!”

=========================

NB : Saya cukup Heran dengan part 9 ini, padahal di plotnya hanya ada 3 kejadian, dan semua harusnya pendek, tapi kenapa jadi sampai 3 part dan belum sampai ke bagian akhirnya?

Suara-suara bisikan itu membelokkan saya dari plot yg seharusnya... . dan saya memang mengikutinya.
axxis2sixx
redrices
sampeuk
sampeuk dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.