Kaskus

Story

AresTheGodOfWarAvatar border
TS
AresTheGodOfWar
Under The Influence
UNDER THE INFLUENCE

Genre : Romance, Drama, Crime, Mature, Voyeur.

Terjemahan dari judul, dibawah pengaruh. Multi tafsir, bisa dibawah pengaruh zat tertentu, dibawah pengaruh pikiran, dibawah pengaruh perasaan dsb.
Agar supaya bisa tetap menikmati cerita, anggap saja gw hanya seorang tukang cilok yang halu tingkat tinggi. Kalian tak perlu repot autentikasi maupun investigasi. Terima kasih.


《《《《《《《《《 ❖ 》》》》》》》》》》


PREAMBULE


Quote:


Bonus mulustrasi.
Gw pake vectorizer online untuk menggambarkan karakter dalam cerita. Bukan asli pastinya.
Jika ada tokoh baru, nanti menyusul.


Spoiler for Playlist:


Spoiler for mulus:



Quote:
Diubah oleh AresTheGodOfWar 10-01-2020 20:14
Gimi96Avatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
11.7K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
AresTheGodOfWarAvatar border
TS
AresTheGodOfWar
#49
14
Sesuai rencana, malem ini sebelum nganterin Sandra balik, gw berdua kerumah mantan Sandra dulu buat ngambil hp Sandra. Tak ada percakapan berarti, hanya sesekali Sandra sebagai navigator menunjukkan arah tujuan. Sembari fokus mengemudi, gw banyak memikirkan tentang hal yang dibahas Sandra saat dikosan. Tentang akad di lapas. Yang gw pikirkan itu keluarga besar gw, mau mencari wali nikah pengganti, gw membayangkan seandainya gw ada di posisi Abang Sandra. Itu momen sekali seumur hidup.

"Nah yang itu Lex sebelah kiri" Sandra menunjuk sebuah rumah. Gw pun menepikan mobil tepat di depan rumah yang ditunjuk oleh Sandra.

"Kamu tunggu bentar ya..." Lanjut Sandra setelah gw menepikan mobil. Sandra membuka pintu mobil lalu berjalan menuju kedepan pagar rumah.

Gw hanya memperhatikan Sandra dari dalam mobil. Sandra terlihat membenturkan gembok besi ke arah pagar dengan tujuan agar pemilik rumah tau bahwa ada tamu. Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Sosok cowok yang kemungkinan besar mantan Sandra keluar berjalan menuju depan pagar. Gw gak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, sepertinya mereka berdua sedang bernegosiasi.

"Bentar ya, lagi diambilin hpnya" Ketika cowok itu masuk kedalam rumah, Sandra menghampiri gw, meminta gw untuk bersabar.

Hitungan menit cowok itu kembali keluar, kali ini terlihat menggenggam sebuah hp. Tak hanya itu, dia juga membuka gembok pagar rumah, lalu berjalan ke arah mobil gw yang kaca pintu sebelah kiri depannya terbuka lebar.

"Gak mampir dulu Lex?" Ujar cowok itu menawarkan gw dari luar jendela mobil. Gw menjawab dengan menggelengkan kepala, dibarengi mengacungkan jempol. Sebagai tanda respect.

Nyesel juga gw tadi gak ambil uang dulu ke ATM, kalo begini caranya kan secara gak langsung Sandra ada hutang budi. Selain itu, gw juga sebagai cowok merasa kurang bertanggung jawab, gak bisa bantuin pacar sendiri.

"Eh bro, berapa duit dia jualnya? Nanti gw yang ganti"

Mendengar perkataan gw, cowok itu terkekeh.

"Gak usah, seriusan, udah biasa anak ini mah"

Dalem hati gw sih, ya udah kebetulan, tapi cowok itu pake acara ngacak2 rambut Sandra segala. Agak dongkol sih gw liatnya. Gw hanya bisa terlihat bersikap dewasa. Sedangkan Sandra diperlakukan begitu, cuma ngelirik ke arah gw.

"Ya udah gw langsung cabut ya, bawel dia orangnya kalo nganterin balik kemaleman" Sandra pamit dengan mantannya.

Setelah pamit, gw lanjut nganterin Sandra balik. Di perjalanan, Sandra terlihat sibuk dengan hp nya. Pada saat itu, belekberi masih eksis. Bukannya gak mampu beli, gw termasuk kurang betah berlama2 chattingan, lebih suka telpon langsung.

"Banyak fans nyariin ya?" Tanya gw melihat Sandra sepanjang perjalanan sibuk dengan hpnya. Mendengar pertanyaan gw Sandra hanya nyengir.

"Kamu kenapa putus dengan yang tadi?" Lanjut gw. Kali ini pertanyaan gw membuat Sandra menghentikan aktifitasnya mencet2 hp.

"Dulu waktu masih sama dia, aku punya pacar lain. Aku gak tega aja, sering aku mintain duit, sering aku bohongin. hehe..."

Gw manggut2 mendengar penjelasan Sandra.

"Kamu kenapa sih liatinnya gitu banget?"

Merasa sedari tadi gw sesekali melirik ke arah Sandra dengan tatapan curiga, akhirnya Sandra risih haha.

"Hahaha becanda, aku percaya kok aku itu one and the only one. Susah kan nyari yg kayak aku?" Ujar gw kepedean.

"Dih, pede banget, aku itu cuma kasian sama kamu, baru sehari ditinggal aja udah galau, mabok2an... Hahaha"

Gw sebel banget kalo Sandra udah nyindir kelakuan gw kemaren malem. Puas banget ketawanya ngeledekin gw.

"Puas kamu? Eh aku langsung pulang ya... Nanti aku temenin lewat telpon aja kalo udah dikosan."

Akhirnya nyampe juga di rumah Sandra. Mendengar gw yang mau langsung pulang, Sandra pasang muka manyun.

"Kalo pengen kamu colm*k sendiri kan bisa"

Sandra terbahak mendengar perkataan gw. Dia memukul2 membabi buta, gw menangkis dengan tangan kiri.

"Ya udah sana pulang, awas lupa nanti telpon pokoknya" Ujar Sandra setelah lelah memukul2 gw.

Sebelum Sandra keluar dari mobil, gw memberikan satu kecupan di kening. Begitu bibir gw lepas dari kening, Sandra memberi isyarat untuk mengecup bibirnya juga.

"Gak mau ah, bibir kamu rasa micin"

Sandra kembali terbahak, kali ini gw terlambat menghindar, telak kena hantam joni gw. Melihat gw yang meringis menahan ngilu, Sandra makin puas terbahak.

"Ok aku udah puas hahaha... pulang sana!"

Sandra membuka pintu mobil, dengan sisa2 tawa yang belum selesai dia melambaikan tangan ketika sudah di depan gerbang rumah.

---------------------------------

Sesampainya dikosan, gw mengeluarkan sebuah bangku plastik kedepan kamar kosan, lalu gw mengambil gitar gw. Kosan gw ini penghuninya kurang ada interaksi sosial, kadang kalo ada setel musik keras pun sama sekali gak ada yang merasa terganggu. Kayaknya kalo gw gitaran nyanyi2 udah malem gini gak masalah.

Gw hanya genjreng2 metik2 senar, masih belum tau lagu apa yang malam ini akan disenandungkan. Dari kamar sebelah, terdengar suara pintu terbuka. Dengan mengenakan kaos dalem dan celana boxer, tetangga kosan gw itu berdiri di depan pintu kamarnya. Menatap ke arah gw.

"Nyanyi dong bang..." Ujar pria itu yang ditujukan ke gw.

Gw tersadar, selama ini gw kurang banget interaksi dengan orang2. Bahkan tetangga kosan gw sendiri gak kenal. Gw pun melempar senyum merespon pria itu. Dari perawakan dan tampangnya sih, keliatannya seumuran dengan gw.

"Ayo sini gabung bang" Gw menawarkan pria itu untuk gabung. Biar gak keliatan sombong gw pindah duduk di lantai keramik. Soalnya kursinya cuma satu.

Pria itu menghampiri gw, lalu duduk di lantai tepat di depan gw. Basa basi berkenalan, tanya2 tentang kesibukan masing2. Ternyata menjadi orang yang gak parno an itu menyenangkan, bisa berinteraksi dengan siapa saja tanpa harus curiga berlebihan. Nama tetangga kosan gw itu Imam, bekerja di sebuah perusahaan air minum dalam kemasan, sesuai tebakan, bener seumuran dengan gw. Cukup menyenangkan orangnya, keliatan kalau orang perantauan, agak medok gitu.

"Suka lagu2 boomerang gak?" Tanya gw sebelum menyanyikan sebuah lagu dari boomerang.

Gw itu ngefans dengan Roy, bahkan gw bisa impersonate vokal Roy, gw mempelajari bagaimana cara Roy memproduksi suara, gesturnya dll. yah walaupun gak bisa mirip banget sih. Selain Roy, gw juga pernah belajar impersonate suaranya Ari Lasso. Susah banget, suaranya Ari Lasso itu clean banget, tarikan nada tingginya effortless, perfect presisi pitchnya, anti fals club kayak freddie mercury. Untuk urusan falset, gw banyak belajar dari Matt Bellamy. Pokoknya gw gak pernah merendahkan atau pun menganggap salah satu genre musik itu adalah sampah. Melayu dangdut pun gw gak masalah.

Belum selesai satu lagu, saku celana gw bergetar2, duh iya gw lupa mau telpon Sandra. Setelah gw keluarkan hp dari saku celana, ternyata bener Sandra. Cuma miscall, mungkin gak ada pulsa.

"Bentar ya, bahaya ini mas kalo gak ditanggapi, bisa menghancurkan stabiltas negara hahaha..."

Gw mengganti panggilan Bang dengan Mas. Mendengar perkataan gw, Mas itu paham lah, tau sendiri kalo cewek udah ngambek gimana. Tanpa membuang waktu, gw segera menelpon Sandra.

Gw : "Maaf ya lupa mau telpon hahaha..."

Sandra : "Ah kamu palsu, kalo gak aku miscall pasti lupa."

Gw : "Hehe... belum ngantuk kamu?"

Sandra : "Belum, mau colm*k dulu nih hahaha..."

Mas didepan gw cengar cengir, gw loudspeaker pula telponnya.

Gw : "Eh btw ini aku loudspeaker loh, aku lagi sama tetangga kosan sebelah nih"

Sandra : "Seriusan Lex? Hahaha... Bodo amat ah. Halo mas namanya siapa mas?"

Sandra terdengar tak terlalu mempedulikan apa yang baru saja dia ucapkan di telpon dan tak sengaja terdengar mas tetangga kosan gw. Dia malah mencoba ngajak ngobrol.

"Imam mbak, mbak namanya siapa? pinjem pacarnya bentar ya mbak, jarang2 nih mbak bisa gitar2an sambil nyanyi"

Mas Imam pun menanggapi Sandra, gw hanya menyimak, tak mau memotong pembicaraan, hp pun gw geletakin di lantai.

Sandra : "Aku Sandra mas. Dari suaranya mas ini ganteng deh kayaknya, nyanyiin aku dong mas, biar bisa tidur nyenyak, kalo bagus aku kasih hadiah pacar aku deh..."

Gw geli sendiri mendengar Sandra yang genit2 ke Mas Imam. Terbiasa banget kayaknya speak speak iblis ke cowok. Mas Imam terlihat mampu menanggapi candaan dan sikap genit Sandra tanpa merasa canggung apalagi hingga baper. Malam itu berlanjut dengan nyanyi2 bareng, becandaan bertiga. Gw merasa selama ini terlalu menutup diri dengan sekitar, kurang bersosialisasi. Lumayan lah malam ini bisa membuat gw introspeksi diri. Gw perlu banyak2 belajar bagaimana caranya menikmati hidup, berbagi canda dengan orang lain.



Bonus lagi deh Ari Lasso feat BCL KW.
littlebboy
kiamat4
Touristc
Touristc dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.