Kaskus

Story

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI
PACARKU HIDUP KEMBALI
Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 08:04
muliatama007Avatar border
chrysalis99Avatar border
gembogspeedAvatar border
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
684.7K
6.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#1749
BAGIAN 26
DILEMA RAIZHA
(part 4)

Asnawi melanjutkan perjalanannya kembali setelah mengantarkan Angga sampai ke depan rumahnya. Di sepanjang jalan, dirinya terus mengungkapkan ketakjubannya terhadap rumah Angga yang sangat mewah bak istana.

“wah...ternyata Angga anak orang kaya yah Bi!...kukira cuman Cascade aja yang begitu....ternyata banyak...hehehe”

“yaelah den....di dunia ini tuh banyak orang kaya selain Cascade dan Mommy nya...bahkan yang lebih kaya dari mereka juga banyak”

“iya betul Bi...eh...kamu tau gak orang tua Angga bisnis apaan yah?...kok bisa setajir itu”

“kurang tau den...coba tanyain sama Jaenal...!”

“hmmm..Nal...kamu tau orang tuanya Angga?” tanya Asnawi kepada Jaenal yang duduk dibelakang.

“tau om...aku pernah ngobrol sama dia...” jawab Jaenal dengan semangat.

“okeh...terus....”

“iya katanya sih dia itu seorang pangeran om....ibunya adalah ratu di kerajaan Puncak .... terus ... eeeehhh ..............”

“apaaahh!!....pangeran?...ratu?...ahh kamu mah ada ada aja Nal!” kata Asnawi dengan nada keraguan.

“sumpah om!!...Angga bilang begitu sama aku....dia itu adalah pewaris tunggal tahta kerajaan yang dipimpin sama ibunya...” Jaenal bersikukuh mempertahankan argumennya.

“mungkin maksud anakku tuh ibunya punya perusahaan kali den.....dan Angga itu pasti bakalan jadi pewarisnya.....sama kayak non Cascade den” Bi Asih berusaha mencairkan suasana.

“ih enggak mih......ibunya Angga emang bener bener seorang ratu...dia pernah ngeliatin fotonya .... cantik banget mih” sahut Jaenal.

“yaelah hahaha....cantikan mana sama mamah kamu Nal?” tanya Asnawi kepada Jaenal yang tampak termenung.

“ihhh....apaan sih den...pake banding bandingin sama aku?” tanya Bi Asih yang tersipu malu dan salah tingkah.

“iya harus dibandingin sama Bibi dong, soalnya kamu itu adalah mahluk Tuhan paling cantik di alam semesta ini hehehe......abis itu kamu juga pinter masak pula....betul kan Nal?” jawab Asnawi dengan semringah sambil melirik kearah Jaenal yang mengangguk.

Bi Asih semakin salah tingkah dan malu mendengar pujian dari Asnawi. Dia menutupi mukanya dengan kedua telapak tangan sambil menggelengkan kepala berulang ulang. Asnawi dan Jaenal pun tertawa terbahak bahak melihat tingkah konyol Bi Asih yang salah tingkah.

Mereka tiba di Apartemen Ciumbuleuit. Bi Asih dan Jaenal langsung naik ke rumah mereka yang berada di lantai tujuh, sedangkan Asnawi memarkirkan mobil terlebih dahulu di basement lalu kemudian menyusul mereka.

Setelah selesai, Asnawi pergi ke lantai tujuh dengan menggunakan elevator yang berada di basement. Hari ini telah dilaluinya dengan perasaan gembira. Dimulai dengan hubungannya dengan Raizha yang semakin intens, lalu berlanjut dengan pertemuan tak terduganya dengan Bi Asih. Walaupun Bi Asih bukan cinta sejatinya, tetapi Asnawi telah meluangkan beberapa ruang dihatinya khusus untuk Bi Asih.

Asnawi masuk ke rumah Bi Asih, dia langsung disambut oleh Jaenal yang mengajaknya bermain PS bersama di kamarnya. Bi Asih tampak sudah berganti baju dengan setelan daster batik yang terlihat sangat mempesona.

“ayo om.....maen PS dulu yuk!!!...aku pengen ngalahin om maen bola” ajak Jaenal sambil menarik tangan Asnawi dengan keras. Asnawi tampak pasrah dengan tingkah Jaenal.

“JAENAL!!...JANGAN GITU SAMA OM!! DIA KESINI PENGEN ISTIRAHAT!” teriak Bi Asih yang kesal.

“udah udah...Bi..gak usah marah!!..kasihan nih anakmu” Asnawi membela Jaenal.

“tapi den....kamu tuh capek!...kamu nyetir seharian....abis itu tadi kamu kan jatuh di Kebon Binatang dan hampir jadi santapan serigala-serigala itu!”

“enggak kok Bi...aku gak capek...aku baik baik aja...lagian itu bukan serigala, tapi rubah.....kamu jangan galak dong sama anak!”

“aku tuh khawatir sama kamu den.....!!”

“yaudah atuh aku sekarang nemenin Jaenal dulu maen PS...nanti aku istirahat sama kamu yah”

“hmmm...okeh kalo gitu aku siapin minuman dulu sama camilan”

“jangan alkohol yah!!”

“iya den.....aku udah tobat sekarang...aku takut dimarahin aden lagi kayak waktu itu hehe”

“nah gitu dong!!...itu baru koki kesayangan ku haha”

“aahhhhh....aden bikin aku malu lagi” Bi Asih kembali salah tingkah, sementara Asnawi dan Jaenal lagi lagi tertawa melihat hal itu.

Akhirnya Asnawi pun pergi bersama Jaenal menuju kamar untuk game Playstation, sedangkan Bi Asih pergi ke dapur untuk membuat minuman, lalu menonton sinetron favoritnya di saluran Ikan Terbang TV. Dua jam kemudian, Jaenal tertidur karena kelelahan dan puas telah mengalahkan Asnawi dalam permainan. Asnawi membopong tubuh Jaenal yang terkulai lemah dalam lelap ke atas ranjang. Dia membaringkannya dengan hati hati dan membuatnya nyaman, setelah itu Asnawi menyelimutinya dan pergi keluar kamar.

Asnawi pergi menuju tempat Bi Asih berada yakni di ruang keluarga. Ketika dia tiba, Bi Asih tampak sedang asyik mengikuti cerita dalam sinetron yang ditontonnya. Bahkan dia sampai mengeluarkan air mata karena ikut sedih oleh jalan ceritanya. Asnawi cuma geleng-geleng kepala melihatnya. Pasalnya menurut Asnawi, sinetron yang tayang di TV favorit emak-emak di Indonesia itu sangatlah buruk dengan alur cerita yang mudah ditebak, monoton, dan akting para pemainnya yang sangat dibawah standar.

“Bi....kenapa Bibi nangis?” tanya Asnawi yang berakting sangat khawatir.

“itu den...sinetronnya sedih banget...masa sepasang kekasih gak boleh nikah gara gara orang tuanya gak setuju...kan sedih den..” jawab Bi Asih yang berlinang air mata.

“hmmm...ya mungkin beda status ekonomi atau keyakinan...atau biasanya ayah si cowok itu adalah ayahnya si cewek juga jadi gak bisa nikah karena sodaraan...terus emaknya si cewek adalah mantan pacarnya ayah si cowok yang dulu pernah ngehamilin ceweknya yang tiada lain adalah emaknya si cewek”

“Aduh gustiiiii!!!!...........kok kamu bisa tau ceritanya sih den??..kalo bapak sama emaknya si cewek dan si cowok itu dulunya pacaran dan punya anak haram?.....padahal kan ini baru pertama tayang lho!” kata Bi Asih kagum.

“yaelah Bi...gampang banget nebak jalan cerita sinetron ini mah....toh paling gitu gitu aja ceritanya....emang Bibi gak bisa nebak yah?”

“ya enggak lah den...aku tuh nikmatin jalan ceritanya...jadi gak mau nebak nebak”

“hmmm...yaudah deh...lanjut aja nonton...aku pulang yah!!”

“eits...jangan pulang dulu atuh den...sinetron nya belum beres nih...temenin aku dulu lah...masih kangen”

“okeh....tapi aku gak mau nginep yah...soalnya banyak tugas yang mesti diberesin...minggu depan aku harus seminar”

“siap den.....bentar lagi kok.....sini atuh duduk disebelahku!!”

Asnawi pun akhirnya duduk di sebelah Bi Asih dan ikut menonton sinetron. Sepanjang penayangannya, Bi Asih mulai menyandarkan kepalanya di pundak Asnawi dan sesekali kembali berlinang air mata. Asnawi memberikan tisue kepada Bi Asih untuk menghapus air matanya.

“den...apa kamu bisa tidur malem?” tanya Bi Asih yang mulai memecah kesunyian diantara mereka.

“enggak Bi...aku ngalamin insomnia...bahkan aku juga didiagnosa mengalami gejala kegilaan” jawab Asnawi sambil membelai kepala Bi Asih.

“emang berat sih den ditinggal sama orang yang dicintai...aku juga ngalamin hal yang sama....kamu harus cepet cepet move on atuh den!...cari pacar baru gitu atau balikan lagi sama non Cascade”

“iya Bi...kayaknya aku mau dapat pacar baru.....tapi bukan Cascade”

“lho kenapa gak sama non Cascade den?”

“sebenernya aku mah mau banget balikan lagi sama dia....tapi dianya yang gak mau Bi...dia selalu nolak aku dari dulu...tapi dia juga gak mau kalo aku deket sama cewek lain...buktinya dulu pas aku bawa Hayati ke rumahnya..malah berantem”

“hmmm....iya juga yah...untung ada aku disitu...kalo enggak pasti mereka udah saling bunuh”

“iya Bi....terus yang terbaru adalah Merry...”

“Merry?....temennya non Cascade?”

“iya Bi...aku tuh udah deket banget sama dia tapi tiba tiba aja dia menjauh dariku dengan alasan kalo aku tuh udah jadi milik Cascade dan katanya dia gak pantas buat aku...oh iya satu lagi..dia ngaku udah punya pacar.....padahal aku yakin dia lagi berbohong”

“oh gitu...jadi kamu beneran punya perasaan sama Merry?”

“bener Bi....bahkan ketika Hayati masih ada....tapi waktu itu aku udah bersumpah akan setia sama Hayati”

“kalo sekarang ada gak cewek gebetan baru?”

“ya ada...sebenernya sih udah lama banget...dia itu cewek cantik..asli Bandung...terus pinter masak...ramah dan kuliahnya di luar negeri”

“wah hebat atuh...siapa dia den?”

“masa Bibi gak tau?.....dia janda anak satu Bi.....”

“maksudmu aku?”

“iya lah.....”

“ihh ari si aden malah becanda aja ah....masa naksir sama aku sih” Bi Asih kembali tersipu malu dan salah tingkah.

“eh kan Bibi sendiri yang dulu pernah bilang kalo kamu tuh sayang banget sama aku....inget gak?”

“ahh dimana den?”

“disini nih...persis di sofa ini..waktu itu aku marah karena kamu mabuk...dan kamu nyatain perasaan kamu sama aku lalu kita bercinta di kamar....inget gak Bi?”

“oohh yang itu hehehe.....hadeuh..itu mah aku nya lagi mabok den”

“ihh beneran Bi...kamu belum mabok waktu itu....masih 100% sadar”

“hmmm....gak ah den...heheh...iya aku sayang sama kamu...tapi bukan sebagai pacar atuh ah...sebagai keluarga aja den...kan kamu dulu udah punya Hayati”

“okeh..okeh...dulu aku punya Hayati..nah sekarang aku sendiri lagi”

“sekarang kamu milik non Cascade den...mana mungkin lah aku mengkhianati majikan ku sendiri den...apalagi jasa Mommy Cascade sangat besar buatku..jadi ya aku gak mau merebut kamu darinya...aku udah nganggep kamu itu keluarga den...kayak adek gitu”

Asnawi pun termenung ketika mendengar jawaban Bi Asih yang sangat menohok. Selama ini dirinya hanya dianggap sebagai adik dan sama sekali bukan kekasih. Tentunya harapan besar itu pun mendadak roboh bak terkena hantaman meteor yang terjatuh dari langit.

“den kamu kenapa?...kok bengong?” tanya Bi Asih yang heran dengan Asnawi yang tiba tiba membatu.

“eh...hehehe..maaf maaf Bi....aku ngantuk euy.....capek”

“duh kamu tidur aja gih sekarang dikamarku....nanti aku kelonin kamu”

“enggak Bi...makasih...aku mesti pulang nih...aku harus ngerjain revisi laporan kerja praktek”

“hmmm...yaudah..mau gimana lagi” Bi Asih mendadak cemberut.

“aduhhh...jangan cemberut dong koki cantikku....aku janji deh mau sering maen kesini” Asnawi berusaha membuat bibir Bi Asih tersenyum dengan tangannya.

“ah yang bener den?” tiba tiba Bi Asih melotot dan tercengang.

“iya Bi...beneran, lagian aku betah sama Bibi..soalnya bisa makan enak secara gratis hahahaha”

“YES...YES..YES...ADUH GUSTIIIIII!!!........ASYIIIKK!!!!...TOP PISAN LAH...EDUUUN PISAN” Bi Asih tiba tiba berdiri, lalu bejingkrak jingkrak karena kegirangan. Asnawi sangat kaget melihat tingkah Bi Asih yang mendadak konyol seperti anak-anak. Biasanya Bi Asih selalu terlihat seperti wanita dewasa yang selalu menjaga setiap perasaannya di depan orang. Akan tetapi, kali ini dia tampak sangat ekspresif di depan Asnawi.

“hahaha...aduh Bibi...Bibi...seneng banget yah!”

“iya dong den...berarti kita bakal sering ketemu....aku siap masakin kamu makanan enak-enak tiap kali kesini”

“siap Bi.....aku seneng banget...nanti aku ajakin juga cewek gebetan aku yah kesini....aku mau kenalin sama kamu”

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Bi Asih tiba tiba terhenyak ketika mendengar Asnawi yang berencana membawa gebetan ke rumahnya. Diapun langsung kembali menjatuhkan diri ke sofa dengan lemas.

“gebetan?.....siapa dia den?”

“namanya Raizha....dia masih satu kampus sama aku cuman beda jurusan....dia anak MIPA jurusan Biologi...dan kebetulan bapaknya dia itu dekan fakultas teknik plus dia dosen pembimbingku”

“euleuh-euleuh.....aku jadi penasaran den...pengen liat...ada gak den fotonya?”

Asnawi mengeluarkan smartphonenya dari kantong, kemudian menunjukkan foto-foto Raizha yang tampak sangat cantik walaupun dengan penampilan tomboy. Bi Asih semakin terhenyak ketika melihatnya, hatinya mendadak gelap dan terjerumus kedalam jurang kegalauan yang tak berdasar. Namun, dia masih tetap bisa tersenyum dan memuji Raizha di depan Asnawi meskipun hatinya sangat sakit.

“si aden bisaan euy nyari pacar.....cantik pisan den....maaf!!....menurutku dia lebih cantik dari Hayati den”

“hmmm...iya Bi...tapi walaupun begitu Hayati akan selalu jadi cinta sejatiku meskipun kita udah beda alam”

“iya den...maafin Bibi”

“oh iya udah jam 10 nih...aku pulang yah”

“ohh mau aku anter den?”

“gak usah lah Bi udah malem.....aku mau naek OJOL aja”

“yaudah atuh den aku pesenin OJOL nya yah”

“makasih Bi......muaaahhhh!!” tiba tiba Asnawi mencium kening Bi Asih.

Bi Asih kembali terhenyak ketika mendapatkan kecupan itu. Dia mendadak terharu. Perasaan di hatinya tampak sangat campur aduk antara senang, sedih, marah dan sayang. Bi Asih kemudian mengantarkan Asnawi sampai ke elevator dan akhirnya mereka berpisah.

Setelah pintu elevator menutup, Bi Asih kembali menumpahkan air matanya. Dia sangat sedih karena Asnawi telah mendapatkan pengganti Hayati. Padahal dirinya sangat berharap untuk menempati posisi itu. Akan tetapi demi pengabdiannya dan balas budi kepada Cascade dan Mommy, dia harus menahan semua perasaan sayang nya itu kepada Asnawi. Dia berusaha menutupi semuanya itu. Tiba tiba smartphone Bi Asih berbunyi, seseorang telah meneleponnya. Bi Asih langsung mengusap air matanya dan berusaha untuk berbicara normal.

“samlekum??.....” sapa Bi Asih.

“waalaikumsalam.....kumaha neng perkawis penyelidikan awewe nu keur deukeut jeung si aa Nawi? (neng, gimana perkembangan penyelidikan cewek yang lagi deket sana aa Nawi)?” tanya orang yang menelepon yang ternyata adalah Mommy Cascade.

“atos seueur mih perkembanganana...tadi abi tos ngadongkapan ka kampusna sareng abi oge ngadongkapan rama na (udah banyak perkembangan mih....tadi aku udah ngedatengin kampusnya sama aku juga ngedatengin bapaknya)”

“oh kitu nya?.......emang bapana saha neng?....naha bet aya di kampus oge? (oh gitu yah?.....emang bapaknya siapa neng?...kenapa bisa ada di kampus juga?”

“rama na teh dosen na Asnawi mih.....anjeuna oge dekan pakultas tehnik....namina Edward Saepudin (bapaknya ternyata dosennya Asnawi mih....dia juga dekan fakultas teknik....namanya Edward Saepudin)”

“ANJIIIIIIIRRRR....!!!!......NU BENER NENG?....BAPANA SI EDWARD?(APAAAAAAHHHHHH .... !!!! .... YANG BENER NENG?.... JADI BAPAKNYA ADALAH EDWARD?)”

“sumuhun mih....naha mamih meuni reuwas kitu?....mami uninga sareng anjeuna?(betul mih ..... kenapa mamih kayak yang kaget gitu?...emang mamih kenal sama dia?)”

“manehna teh nyaeta popotongan mamih keur jaman nuju kuliah neng.....(dia itu adalah mantan pacar mamih ketika jaman kuliah dulu.....)”

“euleuuuuh....gitu mih?”

“iya neng.......nya enggeus...pageto eneng siapkeun sagalana nyak!....mamih jeung eneng rek ngadatangan Edward ka imahna langsung (iya neng.....yaudah....lusa, kamu siapin segalanya....mamih sama kamu aka ngedatengin langsung ke rumah eward)”

“okeh mih...siap”

“okeh neng....nuhun”

Mommy Cascade pun menutup teleponnya. Bi Asih dengan sigap langsung kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan rencana kedatangan Mommy Cascade ke rumah Raizha dan Edward.

...
OkkyVanessaM
nuhazainuloh088
symoel08
symoel08 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.