- Beranda
- Stories from the Heart
PANGGILAN TENGAH MALAM
...
TS
agusmulyanti
PANGGILAN TENGAH MALAM
Spoiler for prolog:
***********
RULES :
- Ikuti perarturan SFTH
- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.
- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.
- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis
Index
Diubah oleh agusmulyanti 08-02-2020 17:25
bonita71 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
12.7K
247
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
agusmulyanti
#2
Part - 2
Linggar agak telat bangun, karena kejadian semalam, badannya terasa pegal dan penat, kepalanya sedikit pusing.
"Black..heh !!, bangun !!, ayo bangun !!."
Si Black bukannya bangun, malah merapatkan tubuhnya ke badan Linggar.
"Dasar pemalas kamu !!," ujar Linggar sambil mengelus elus tubuh Black.
Linggar bangkit dari tempat tidur, tatkala didengarnya alarm berbunyi.
"Weh..gua belom shalat subuh, udah jam 6."
Dengan sigap ia melangkah ke kamar mandi. Air yang mengguyur tubuhnya terasa sangat menyegarkan, dan membuat tubuh lelahnya terobati.
Sesudah mandi dan shalat, Linggar berjalan ke arah dapur, dilihatnya bi Inah sudah menyiapkan sarapan pagi untuknya.
"Pagi...bi"
"Pagi den, kesiangan ya ?, tadi bibi mau bangunin, tapi aden kelihatannya lelah sekali, jadi bibi gak berani bangunin, maafin bibi ya den."
"Gak apa apa bi"
Tiba tiba aku teringat dengan lukisan dikamarku, dan dengan refleks kutanyakan pada bi Inah.
"Bi...bibi yang taruh lukisan di kamarku?"
"Oh...lukisan wanita cantik y den?"
"Iya, kemarin bibi menemukan lukisan itu di depan pintu, bibi pikir, itu punya aden, yaudah bibi letakan saja di kamar aden"
"Emang itu lukisan siapa sih den?," tanya bi Inah dengan senyum menggoda.
Linggar diam sesaat, tapi ditepiskannya fikiran yang tiba-tiba berkecamuk di kepalanya.
"Oh..yaudah gak apa apa bi"
"Oh ..iya bi, nanti tolong jendela kamar di periksa ya, panggil mang Tatang, kalau perlu diperbaiki. Soalnya tadi malam kaya ada suara orang ketuk ketuk, mungkin ada engselnya yang kendor". Ujar Linggar.
"Baik den, nanti bibi suruh mang Tatang periksa"
"Aku berangkat dulu ya bi".
Perjalanan kekantor pagi ini, terasa krodit, jalan macet dimana mana, karena ada pohon tumbang yang menghalangi jalan.
Linggar, terlambat tiba di kantor, teman temannya terlihat sudah sibuk dimejanya masing masing.
"Pagi bro !!, tumben telat", Anto sahabat setianya menyapa dengan senyum khasnya.
"Iya to, macet. Tuh pohon pake acara tumbang lagi, hadeuh".
"Tumbang pake acara, ada ada aja bro, emang kimpoian", seloroh Anto.
"Oh..iya bro, ada surat tuh dimeja lu, gak tau dari siapa, gak ada namanya", ujar Anto sambil berlalu.
Linggar bergegas menghampiri mejanya, betul saja disana tergeletak sepucuk surat bersampul putih tanpa nama.
Dibukanya perlahan surat itu, betapa kagetnya Linggar, karena surat itu bertuliskan satu kata toloong.
Wajah Linggar terlihat pucat, dan tangannya gemetar.
"Hei bro!!, kenapa lu, muka lu tuh pucet banget, lu sakit?" tanya Anto
Anto menyodorkan teh hangat yang baru diambilnya ke arah Linggar.
"To...lu dapet surat ini dari mana?"
"Oh itu, gua lihat tu surat tergeletak dibawah meja lu, trus gua pindahin ke meja lu, emang kenapa bro?, ada masalah ?," ujar Anto dengan mimik serius.
Linggar menyodorkan surat itu, Anto terlihat kaget dan mengernyitkan dahinya.
"Astaghfirullah, siapa ya, yang meletakan surat ini ?, koq gua jadi horror gini bro."
Mereka berdua terdiam, dan terus memandangi surat itu.
"Mungkin ada yang iseng kali Gar, pingin bikin lu ketakutan, secara lu kan gak pernah takut sama yang beginian."
Mereka memandangi satu persatu wajah orang-orang yang ada dalam kantor, tapi sepertinya gak ada yang terlihat mencurigakan dan dapat di jadikan tersangka.
"Gak lah To, gua yakin mereka gak bakal ngerjain gua. Lu juga kan kenal mereka men."
Anto mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda setuju dengan pernyataan Linggar.
"Ah..udahlah, persetan dengan surat itu, mending kita langsung kerja. Tuh kerjaan gua udah numpuk kayak kue lapis," ujar Linggar sambil menepuk bahu Anto.
Anto yang mengenal dengan baik sahabatnya itu, hanya mengangkat bahu dan melangkah ke mejanya.
Jangan lupa cendonya gan n sista..🙂
"Black..heh !!, bangun !!, ayo bangun !!."
Si Black bukannya bangun, malah merapatkan tubuhnya ke badan Linggar.
"Dasar pemalas kamu !!," ujar Linggar sambil mengelus elus tubuh Black.
Linggar bangkit dari tempat tidur, tatkala didengarnya alarm berbunyi.
"Weh..gua belom shalat subuh, udah jam 6."
Dengan sigap ia melangkah ke kamar mandi. Air yang mengguyur tubuhnya terasa sangat menyegarkan, dan membuat tubuh lelahnya terobati.
Sesudah mandi dan shalat, Linggar berjalan ke arah dapur, dilihatnya bi Inah sudah menyiapkan sarapan pagi untuknya.
"Pagi...bi"
"Pagi den, kesiangan ya ?, tadi bibi mau bangunin, tapi aden kelihatannya lelah sekali, jadi bibi gak berani bangunin, maafin bibi ya den."
"Gak apa apa bi"
Tiba tiba aku teringat dengan lukisan dikamarku, dan dengan refleks kutanyakan pada bi Inah.
"Bi...bibi yang taruh lukisan di kamarku?"
"Oh...lukisan wanita cantik y den?"
"Iya, kemarin bibi menemukan lukisan itu di depan pintu, bibi pikir, itu punya aden, yaudah bibi letakan saja di kamar aden"
"Emang itu lukisan siapa sih den?," tanya bi Inah dengan senyum menggoda.
Linggar diam sesaat, tapi ditepiskannya fikiran yang tiba-tiba berkecamuk di kepalanya.
"Oh..yaudah gak apa apa bi"
"Oh ..iya bi, nanti tolong jendela kamar di periksa ya, panggil mang Tatang, kalau perlu diperbaiki. Soalnya tadi malam kaya ada suara orang ketuk ketuk, mungkin ada engselnya yang kendor". Ujar Linggar.
"Baik den, nanti bibi suruh mang Tatang periksa"
"Aku berangkat dulu ya bi".
Perjalanan kekantor pagi ini, terasa krodit, jalan macet dimana mana, karena ada pohon tumbang yang menghalangi jalan.
Linggar, terlambat tiba di kantor, teman temannya terlihat sudah sibuk dimejanya masing masing.
"Pagi bro !!, tumben telat", Anto sahabat setianya menyapa dengan senyum khasnya.
"Iya to, macet. Tuh pohon pake acara tumbang lagi, hadeuh".
"Tumbang pake acara, ada ada aja bro, emang kimpoian", seloroh Anto.
"Oh..iya bro, ada surat tuh dimeja lu, gak tau dari siapa, gak ada namanya", ujar Anto sambil berlalu.
Linggar bergegas menghampiri mejanya, betul saja disana tergeletak sepucuk surat bersampul putih tanpa nama.
Dibukanya perlahan surat itu, betapa kagetnya Linggar, karena surat itu bertuliskan satu kata toloong.
Wajah Linggar terlihat pucat, dan tangannya gemetar.
"Hei bro!!, kenapa lu, muka lu tuh pucet banget, lu sakit?" tanya Anto
Anto menyodorkan teh hangat yang baru diambilnya ke arah Linggar.
"To...lu dapet surat ini dari mana?"
"Oh itu, gua lihat tu surat tergeletak dibawah meja lu, trus gua pindahin ke meja lu, emang kenapa bro?, ada masalah ?," ujar Anto dengan mimik serius.
Linggar menyodorkan surat itu, Anto terlihat kaget dan mengernyitkan dahinya.
"Astaghfirullah, siapa ya, yang meletakan surat ini ?, koq gua jadi horror gini bro."
Mereka berdua terdiam, dan terus memandangi surat itu.
"Mungkin ada yang iseng kali Gar, pingin bikin lu ketakutan, secara lu kan gak pernah takut sama yang beginian."
Mereka memandangi satu persatu wajah orang-orang yang ada dalam kantor, tapi sepertinya gak ada yang terlihat mencurigakan dan dapat di jadikan tersangka.
"Gak lah To, gua yakin mereka gak bakal ngerjain gua. Lu juga kan kenal mereka men."
Anto mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda setuju dengan pernyataan Linggar.
"Ah..udahlah, persetan dengan surat itu, mending kita langsung kerja. Tuh kerjaan gua udah numpuk kayak kue lapis," ujar Linggar sambil menepuk bahu Anto.
Anto yang mengenal dengan baik sahabatnya itu, hanya mengangkat bahu dan melangkah ke mejanya.
Jangan lupa cendonya gan n sista..🙂
Diubah oleh agusmulyanti 20-12-2019 11:43
disya1628 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup