Kaskus

Story

mahadev4Avatar border
TS
mahadev4
TEROR HANTU DEWI
Cerita ini adalah murni fiksi dan imajinasi saya semata, ini adalah Cerita Horor pertama yang saya buat, maka jika banyak kekurangan disana sini saya mohon maaf dan sangat berharap kritik dan sarannya. Dan Kisah ini saya persembahkan Untuk Novia Evadewi, yang novel horornya sederhana namun begitu mencekam nuansa horornya.

Cerita ini saya beri judul "Teror Hantu Dewi", selamat membaca.

=====================================


Daftar Lengkap serinya :


Prolog

Part 1 Malam Jahanam

Part 2 Penantian Mencekam

Part 3 Geger Mayat Dewi

Part 4 Penguburan Mayat Dewi

Part 5 Teror di Tumah Tua

Part 6 Teror yang Berlanjut

Part 7 Pembalasan Dewi

Part 8 A Hantu Dewi Meneror Lagi

Part 8 B Hantu Dewi Meneror Lagi

Part 9 A Geger di Makam Dewi

Part 9 B Geger di Makam Dewi

Part 9 C Geger di Makam Dewi

Part 9 D Geger di Makam Dewi

Part 10 Menguak Tirai Gelap

Part 11 Keris Kiayi Pancasona

Part 12 Pertarungan Terakhir (Tamat)

=============================

TEROR HANTU DEWI
Diubah oleh mahadev4 31-05-2022 17:52
Hedon.isAvatar border
redricesAvatar border
sampeukAvatar border
sampeuk dan 38 lainnya memberi reputasi
35
27K
192
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
mahadev4Avatar border
TS
mahadev4
#79
TEROR HANTU DEWI - Part 8 B
HANTU DEWI MENEROR LAGI
By Deva


“Sialan si Agung, di telponin gak diangkat," Kata johan.

"Iya nih, gw juga dari tadi nelpon gak diangkat, kemana ya tuh anak."

"Mana gw tahu," Johan mengangkat bahu.

"Jadi gimana sekarang kita?, Bos kita sudah mati, dan mati nya sangat gak wajar, gw curiga jangan jangan…"

Belum selesai ia berkata Johan menampar pipinya.

"Jangan sembarangan ngomong, Setan!. Lo mau rahasia kita terbongkar? Kalau ada yang dengar bagaimana? bodoh dipiara."

Pak Harjo datang menghidangkan dua gelas kopi kepada mereka.

Baru saja Yondi akan menenggak kopinya, dilihatnya sebuah angkot berhenti, kemudian turun seorang gadis, ia kembali meletakkan gelasnya.

Pandangannya tak luput dari gadis itu yang ternyata memiliki wajah yang cantik. Gadis itu berjalan justru kearah mereka.

"Permisi numpang tanya Mas, di sini yang ada ojeknya dimana ya?"

"Waah kalau malam di sini sudah nggak ada ojek, mbak, jam 5 sore mereka sudah pulang semua, memangnya mbak mau kemana?" tanya Yondi.

"Saya mau ke rumahnya Pak Harno, masnya kenal?" tanya gadis itu.

Yondi tampak berfikir.

"Itu loh Yon, Bapaknya Prasetyo. Bapaknya Rina," Kata Johan.

"Oh saya tahu, kan saya orang sini. Kalau mbak saya antar mau nggak? rumahnya lumayan jauh loh," Yondi menawarkan diri.

"Mbak ini siapanya Pak Harno ya?"

"Saya keponakannya dari Kota," jawab gadis itu atas pertanyaan Johan tadi.

Johan tampak berfikir, rasanya ia baru dengar kalau Pak Harno punya keponakan secantik ini dari Kota.

"Gmana mbak tawaran saya tadi?"

"Ya boleh lah, tapi bener kan mas orang sini?" gadis itu ragu.

'Iya bener lah, tanya saja sama yang punya warung."

Dengan gugup Pak Harjo membenarkan perkataan Yondi.

Akhirnya gadis cantik itu naik di bonceng di motor Yondi, "Pegangan yang kuat ya mbak, jalannya gak rata soalnya."

"Iya, mas."

"Yon, kalo dah nganter balik lagi kesini!"

"Ok Bro tunggu aja ya." teriak Yondi membalas kata-kata Johan.

Baru saja motor yang di bawa Yondi hilang dari pandangan, Pak Harjo berkata kepada Johan, "Mas , maaf ya saya mau tutup nih."

"Lho gmana sih, Pak, kopinya saja belum diminum."

"Ya udah lanjutkan saja minumnya, nanti gelasnya tinggalkan saja di meja."

Johan tampak bingung melihat perubahan sikap Pak Harjo.

Setelah menutup warungnya Pak Harjo bergegas pulang dengan menaiki sepeda onthelnya.

Yang tidak Johan dan Yondi ketahui adalah bahwa Pak harjo melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa gadis yang tadi turun dari angkot itu kakinya tidak menapak tanah, ia sangat yakin kalau yang diantar oleh Yondi bukanlah manusia, dan ia tak mau ambil resiko seandainya gadis itu nanti malah balik lagi kewarungnya, masih untung yang dilihatnya tadi berwujud gadis cantik, kalau ternyata yang kembali wujudnya menyeramkan?

Pak Harjo mempercepat laju sepedanya dan berharap segera sampai dirumah.

===================

"Mbak kok diam saja sih?"

gadis yang ada di boncengan Yondi diam tak menjawab.

Yondi kemudian iseng, memegang tangan gadis itu yang mendekap erat di pinggangnya, ia merasakan tangan gadis itu begitu dingin, saat ia melihat ke bawah, sepeda motornya langsung oleng karena Yondi tiba-tiba hilang keseimbangan, perasaan takut yang amat sangat menjalari tubuh Yondi, karena yang tadi di lihatnya adalah bukan tangan mulus gadis itu melainkan sebuah tangan berwarna hitam legam dengan kuku-kukunya yang panjang.

Motor Yondi pun terpental menghantam pohon, Yondi sendiri terpental cukup jauh dari motornya, kepalanya sempat menghantam sebuah batu sehingga ia merasakan sakit bukan main dan kepalanya pusing, ia merasa pandangannya jadi mengabur, dalam kesakitannya ia berusaha berdiri karena kini yang ada di pikirannya adalah lari sejauh dan secepat mungkin, namun apa daya ia terhuyung-huyung dan berjalan tertatih tatih.

Dalam pandangannya yang tak jelas itu ia melihat di kejauhan sosok gadis itu sudah berubah menjadi sosok dengan gaun putih, seketika pandangannya mulai jelas kembali, wajah Yondi langsung pucat pasi menatap wajah sosok itu yang begitu menyeramkan.

"Kun... kun... kuntilanaaaak!!"

Yondi berlari sekuat yang ia bisa kearah jalan setapak menuju pesawahan.

Sosok bergaun putih dengan wajah mengerikan itu melayang mengejarnya”

'Abang.. tunggu Bang.. masih ingat aku Bang.. ."

“Sialan!. Apes banget gw bisa ketemu Kuntilanaknya si Dewi," batin yondi.

kini semakin yakin ia bahwa Hantu Dewi lah yang telah menewaskan Ilung saat di Hotel.

Tubuh Yondi terjunggal saat kakinya terantuk akar pohon besar yang tak dilihatnya dalam gelapnya malam, Ia berbalik dan tahu-tahu wujud menyeramkan itu sudah berdiri di dekatnya.

'Ampun.. Dewi.. ampun.."

"Hihihihihi.. enak sekali ya minta ampun, sudah lupa Bang dengan apa yang kamu lakukan padaku?"

Terbayang kembali kini di pelupuk mata Yondi bagaimana saat ia merudapaksa Dewi yang sudah tak berdaya, dan di tambah lagi ia yang menghunjamkan pisau berkali-kali sampai dewi menemui ajalnya.

"Ampun.. Dewi.. am… "

Yondi tak bisa menuntaskan ucapannya, karena dengan cepat tangan Hantu Dewi memegang kepalanya dan memutarnya kuat, leher Yondi langsung patah dan kepalanya hampir menghadap kebelakang, tak ayal saat itu juga Yondi langsung mati.

"Hihihihihihi… ."

Hantu Dewi tertawa puas, satu lagi pelaku pemerkosaan dan pembunuhan pada dirinya telah tewas di tangannya.

==============
Diubah oleh mahadev4 18-12-2019 09:19
axxis2sixx
redrices
sampeuk
sampeuk dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.