Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)


Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
sehat.selamat.Avatar border
JabLai cOYAvatar border
al.galauwiAvatar border
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#595
Sisi Lain Mengejutkan
Gue udah kebangun tapi Emi belum juga keluar dari kamar mandi. jadinya gue inisiatif buat ngerjain dia. Pura-pura tidur aja dulu kan. Haha. Ntar kalau udah dekat kasur gue langsung kagetin. Kampungan sih, tapi yaudah nggak apa-apa sesekali kan.
Nggak lama Emi keluar dari kamar mandi. Kerasa banget aroma harum dari kamar mandi. Kayaknya dia nyari sesuatu dan benar aja, dia nyari remote TV yang kebetulan gue pegang. Pas dia ngambil remote, itu adalah saat yang tepat buat ngagetin dia. Dia pun kaget sampai kejedot tembok. Haha.

Setelahnya gue langsung ngata-ngatain dia lagi sambil ketawa-ketawa. Lagian pake segala pura-pura pingsan dulu tadi. haha. Lalu dia mengeluarkan laptopnya dari tasnya. Gue langsung nggak terima dengan pemandangan itu. Lah ngapain udah tengah malem masih aja ngerjain kerjaan yang sebenernya juga nggak penting-penting banget. Di jalan sama pas makan tadi emang dia cerita mau ada urusan dekor dan segala macamnya itu. Tapi yaudah besok aja abis subuhan kan bisa. Jangan tengah malam gini. Lagian juga udah lelah pasti otaknya setelah seharian dipake mikir terus kan.

Pembicaraan kemudian berlanjut ke masalah calon istri-calon istri yang dia asumsiin tadi. gue bingung kenapa dia bisa langsung narik kesimpulan kayak gitu. Jujur aja ketika dia begini, gue sangat nggak suka. Sepertinya sia-sia aja usaha gue untuk bener-bener memperjuangkan dia. Gue nggak pernah sebegini susahnya ngedeketin cewek sebelum-sebelumnya soalnya. Bahkan seorang Zalina yang pemikirannya nggak ketebak aja bisa gue taklukin kok, dan nggak banyak lika liku kayak gini.

Gue tau emang Emi banyak banget intervensinya dari luar. Apalagi kayaknya teman-temannya ini hafal dengan kebiasaannya yang mudah sekali kebawa perasaan. Jadinya seperti diambil celah untuk menghalangi segala langkah gue mendekat ke Emi. Gue juga baru suudzon, tapi entah kenapa gue yakin aja feeling gue bener soal teman-temannya ini.

“Mi, aku serius banget sama kamu. Sangat serius sama kamu. Aku emang bener-bener pengen bikin kamu suka sama aku. Karena aku bukan cuma suka doang sama kamu, aku sangat sayang sama kamu.”

“Tapi aku ga mau jadi pengganggu hubungan kamu sama calon istri kamu itu.”

“Hubungan aku sama dia udah berakhir dari sejak lama, sebelum aku coba deketin kamu ini. Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi di samping aku Mi. Cuma kamu. Hubungan aku sama dia yang berjalan bertahun-tahun itu, berasa sia-sia saat dia memilih buat ninggalin aku. Dan hubungan aku sama dia itu nggak seberapa dengan hubungan kita yang baru kenal belakangan ini. Chemistry aku sama dia nggak kayak chemistry aku sama kamu. Rasa sayang aku sama dia perlu usaha, tapi rasa sayang aku sama kamu tanpa usaha sama sekali. Hanya aja harus aku akuin buat deket ke kamu itu ada aja halangannya.”

“My Ex itu dia?”

“Iya, Mi.”

“Dia yang bikin kamu take down urusan kita ke tempat wisata kemaren?”

“Iya. Maafin aku. Aku nggak bijak banget emang. Tapi aku sekarang sadar, apalagi pas fakta yang kita temuin kemarin. Kita seharusnya ketemu dari empat tahun lalu, apalagi yang bisa aku pungkirin? Tuhan aja berusaha buat kita saling ketemu. Kita udah ketemu mulu sekarang. So, kenapa kita nggak bisa saling cinta?”

“Saling ketemu nggak selalu untuk saling cinta, Zy.”

“Aku akan terus berusaha biar kita saling cinta.”

“Terus apa maksud omongan kamu kemaren itu yang ‘Gue mutusin untuk saat ini ikutin apa mau lo dulu. Kalo lo mau kita TTM, oke. Lo mau kita BFF, oke juga.’?”

“Tapi kan aku jawab ‘Insya Alloh, gue tahan sekuat gue ya, Mi.’ inget? Tapi aku nggak kuat, Mi. Maaf.”

“Aku udah capek memulai semuanya dari awal. Aku udah capek nyari orang lain lagi karena aku yakin, diluar sana, nggak ada lagi cewek yang bisa menyempurnakan diri aku selain kamu. Di luar sana cewek cuman mau melihat apa yang mereka lihat selama ini. Kalo mereka tau aku ngomong kasar, emosian, pikirannya selangkangan mulu, aku yakin mereka bilang aku malesin. Belum lagi banyak aturan yang dikasih karena hobi aku. Dan satu lagi, chemistry yang ada di antara kita. Aku selama ini belum pernah temuin itu sama cewek lain. Aku mau hidup aku sempurna, didampingi kamu.”

Emi terdiam beberapa saat. Dia nggak ngomong sepatah kata pun. Lalu dia menatap gue dan memegang kedua pipi gue.

“Kiss me.”

Gue nggak membuang waktu lagi untuk segera melaksanakan permintaan Emi. Ciuman kami kala itu adalah ciuman lembut yang pakai hati. Ciuman itu pun akhirnya berlanjut ke tahap french kiss. Gue mendekatkan tubuh Emi ketubuh gue agar lebih enak untuk didekap. Tubuh Emi agak lebih hangat suhunya walaupun dia sedang tidak sakit.

Gue agak terkejut dengan permainan lidah Emi yang seperti sudah terbiasa melakukan french kiss seperti ini. Gue senang Emi bisa mengimbangi gue. haha. Ciuman itu terus berlanjut beberapa lama sampai rahang gue agak pegal. Lalu gue berinisiatif untuk menyudahi permainan bibir ini. Gue mulai menciumi dagu, leher, telinga dan sekitar wajahnya. Ternyata titik lemah Emi ada ditelinganya. Saat gue bermain sedikit ditelinganya, dia lebih mudah terbawa arus. Hehe.

Gue lalu mengalihkan ciuman kebelakang leher dan ngasih tanda disana. Kenapa gue ngasih tanda? Ya soalnya dia pakai kerudung ini. Jadinya nggak akan kelihatan toh. Hehe. tangan gue mulai merambah ke punggungnya dan mencari kaitan bra Emi. Ketemu. Tapi agak susah ya dicopotnya? Sepertinya gue mengerti kenapa susah dicopot. Hehe. Gue kemudian memastikan tebakan gue dengan memeriksanya langsung ke depan gunung kembar Emi yang masih tertutup kaos dan juga bra, tapi branya udah agak longgar.

Ternyata benar aja, ketika gue raba, segenggaman tangan gue pun nggak cukup. Luar biasa. Untuk anak yang badannya kecil kayak Ara dan mukanya kayak bocah SMP gini, dia punya ukuran gunung kembar yang diatas rata-rata cewek yang seukuran dia. Hehe.

“Mi, aku buka kaosnya ya?”

Emi cuma mengangguk pelan. Akhirnya gue buka pelan-pelan sambil tetap berusaha menciuminya terus. Setelah terbuka, gue bisa melihat separuh gunung kembar Emi. Hal ini karena branya belum terbuka sempurna. Belum terbuka sempurna aja bentuknya kayak gitu padetnya. Haha. Gue kemudian terus menciuminya kembali. French kiss lagi Emi sekarang maunya. Tangan gue juga bergerak aktif di gunung kembar Emi, kali ini kedua tangan gue bergerak menyelinap dibalik branya. Emi juga melingkarkan tangannya dileher gue.

“Mi, buka ya?” kata gue meminta izin untuk membuka branya.

“Ayo, buka.” Kata Emi tanpa ragu.

Emi berinisiatif untuk membuka sempurna kaosnya dan juga branya yang masih menempel dibadannya. Gue bisa melihat sempurna sekarang. Wah luar biasa. Ternyata bentuknya mirip banget sama punya Keket, walaupun nggak sebesar Keket, tapi menyerupai, hanya dia ukurannya aja agak lebih kecil sedikit. Emi ini seperti penggabungan tubuh Ara dengan aset milik Keket, serta bungkusan kulit mirip Feni. Ditambah tampangnya yang masih bocah banget jadinya makin seru imajinasi gue. hehehe. Berasa lagi ngamar sama anak SMP tapi bodinya udah padat merayap itu wah banget.

Gue juga melihat perut agak sixpack Emi disitu. Gue langsung terbayang melihat perut Keket dalam warna yang agak lebih gelap, dan lebih berbentuk. Benar aja, Emi dulunya ternyata salah satu atlit atletik lari di sekolahnya. Gue sebagai cowok jadi agak malu karena ketauan gue agak jarang berolahraga. Padahal segitunya gue dulu juga atlit renang dan Lari jaman sekolah, plus kegiatan di Paskibra juga. Dulu dirumah gue yang lama, berenang ya tinggal nyebur aja. Sekarang kan udah nggak ada lagi fasilitas kayak gitu. Jadinya gue makin mager olahraga. Tapi gue tetap berusaha pede karena badan gue nggak lembek-lembek amat. Ada tetap ototnya. Hehehe.

Gue mendorong Emi untuk tiduran dikasur. Gue melancarkan aksi gue menciumi leher dia, kemudian ke dada atas, kemudian menuju target utama, keujung puncak gunung dong pastinya. Tapi tunggu dulu, gue nggak mau langsung kesana. Gue melanjutkan ciuman-ciuman itu sampai keperut dan sekitaran pusar. Gue membuat beberapa ‘tanda’ disana. Emi terasa agak mengerang ketika gue kecupkan bibir gue dikulit sekitaran perut dia. Dia memegang dan menjambak lembut rambut gue. ini tanda yang bagus. Hehe.

Sesi berlanjut ke bagian lebih atas dari perutnya. Ini adalah yang utama menurut gue. gue mulai memainkan peran lidah gue di gunung kembar Emi sebelah kanan. Emi terlihat menikmati proses ini dengan beberapa kali gue mendengar lenguhan dan desahan yang seolah berkata ‘terusin’ itu. Sementara itu tangan gue yang kanan terus memainkan puncak gunung kembar Emi sebelah kiri. Ini gue yakin Emi pasti puas deh. Hehehe. Setelah cukup lama bermain dengan gunung kembar Emi secara bergantian dan teratur, gue memutuskan untuk menurunkan perlahan celana Emi. Baru juga mau diturunkan, dia menahan pergerakan gue.

“Aku lupa. Aku lagi dapet.” Katanya ragu-ragu dengan senyum kecut.

“Sibangs*t kenapa nggak bilang daritadi. Elaaaah.” Teriak gue.

“Yaudah sini nen*n aja nen*n.” katanya sambil menunjuk dadanya yang padat itu.

“Nen*n pale lo manyun. Ini rocky aku mesti diapain kalo udah berdiri begini? Noh, dia nya udah ingusan kan. Kamu tanggungjawab lah.” Kata gue yang kemudian berdiri dan menurunkan celana.

“BANGS*T! TIT*T LO DINAMAIN SAMA LO? HAHA. SINI GUE AMBIL PULPEN DAH BIAR GUE TULISIN! HAHA.” Teriak Emi meledek si rocky.

Gue mendekatkan si rocky kedekat muka dia. Lalu gue menyuruhnya menyelesaikan apa yang sudah tanggung tadi. hehe. Tanpa menunggu perintah lebih lanjut, dia langsung menyergap rocky dan menciumi kepala rocky dan menjilatinya juga. Emi udah pengalaman nih kayaknya.

“Hari ini bukan rejeki kamu rocky.” Katanya sambil senyum simpul yang manis, kemudian melirik gue.

Waduh pandangan dari bawah kayak gini yang membuat tergoda luar biasa gue. Emi sepertinya sudah lihai untuk urusan seperti ini. Pengalaman beneran, atau karena dia adalah ratu bok*p sejagat? Hahaha. Dia kemudian melanjutkan aktivitasnya dengan rocky. Dia sangat telaten melakukan treatment ke seluruh tubuh rocky. Ini gila banget sih. Tanpa harus banyak dikode dan diarahkan, Emi sudah tau gimana caranya biar si empunya rocky keenakan. Hehe.

“Lebih kenceng lagi Mi.” kata gue dari atas.

Gue sedikit mengarahkan tangan kanan dia agar membantu memaju mundurkan si rocky, sementara tangan kirinya seperti otomatis meraba pabrik penghasil bibit penerus bangsa. Wah ini sih luar biasa ya, penuh inisiatif. Anaknya cerdas banget emang. Apalagi untuk urusan beginian. Haha.

Setelah berasa mau muntah, gue merebahkan lagi tubuh Emi, lalu kemudian melanjutkan gerakan seperti orang umumnya yang akan bertarung dikasur. Gue terus menciumi bibir Emi sambil menggesekkan si rocky ke celananya yag berlapis roti jepang itu. Tebal, tapi berasa lah dikit. Hehe. gue merasakan agak pedih ya kalau digesek dicelana itu. Tapi nggak apa-apa lah daripada nggak keluar ntar malah jadi penyakit. Hehe.

Akhirnya gue mengeluarkan tepat dicelananya. Dia bertanya apakah akan hilang, lalu gue berinisiatif langsung mengelap bekas muntahan rocky dicelananya, dengan barang terdekat dari tangan gue, kaosnya dia. Haha. Setelah sesi selesai, kami memakai pakaian kami masing-masing. Emi menarik selimut karena nanti pagi sudah harus berangkat ke kampus kembali.

“Makasih ya, Mi. Makasih udah mau nerima penjelasan aku tadi. Semoga kamu percaya sama aku.”

“Semoga apa yang kamu bilang ke aku itu jujur ya, Zy. Aku nggak mau jadi pengganggu di hubungan orang.”

“Cuman ada kita kok di hubungan ini. Cuman kita.”

Gue memeluk dia dari belakang dan kami pun tertidur lelap malam itu.

sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 42 lainnya memberi reputasi
43
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.