Pernah dengar nama Miftahul Jannah?

Kalau Agan penggemar olahraga judo, mungkin tidak asing dengan nama itu, apalagi pada 2018 lalu beritanya viral setelah ia memilih didiskualifikasi demi mempertahankan hijab, yang tidak sesuai dengan peraturan Federasi Olahraga Buta Internasional (IBSA).

Atlet judo asal Aceh ini memilih mundur, meski kecewa, sebab dalam olahraga judo penggunaan penutup kepala (hijab) adalah larangan.



Sebenarnya bukan hanya judo saja. Beberapa cabang olahraga lain juga memberikan larangan bagi para atlet wanita untuk berhijab saat bertanding, bukan sebab alasan agama, tetapi demi keselamatan. Contohnya, cabang olahraga sepakbola, karate, dan renang.

Sementara bagi wanita muslim, hijab bukan sekadar mode, tetapi juga kebutuhan yang tidak dapat ditanggalkan, serta harga diri. Maka ane kira wajar jika Miftahul Jannah lebih memilih mundur. Jika ane di posisi dia, mungkin juga lebih memilih mundur.

Lantas, apakah wanita berhijab tidak punya hak untuk turut bersaing?

Setiap wanita memiliki hak memilih pakaian untuk dikenakan. Tidak ada satupun orang yang berhak memaksa oranglain untuk berhijab, atau tidak berhijab. Namun, setiap atlet muslim yang berhijab juga berhak mengikuti berbagai macam cabang olahraga, meski terkadang hal ini harus tersendal peraturan.

Maka dari itu ane sangat respectdengan Nike yang sejak dua tahun lalu (2017) mulai mengeluarkan koleksi pakaian olahraga khusus untuk atlet wanita berhijab, atau Nike pro hijab.

Terlepas dari kepentingan bisnis atau pemanfaatan semakin meluasnya kuantitas wanita berhijab, setidaknya sebagai produsen pakaian olahraga terbesar dan ternama, Nike turut andil memberikan ruang dan hak bagi atlet berhijab untuk mengikuti beragam cabang olahraga.

Bagi sebagian orang yang belum memahami kebutuhan muslimah, hijab dianggap penghalang. Bahkan, sejak peluncuran perdana Nike pro hijab, Nike mendapat banyak reaksi negatif. Sebagian mengklaim bahwa langkah Nike meluncurkan hijab khusus olahraga bagi wanita dianggap sebagai bentuk penindasan, hingga Nike mendapat ancaman boikot.

Namun rupanya, Nike justru berhasil dengan produk barunya tersebut. Menurut indeks Lyst, Hijab Nike bahkan masuk dalam daftar salah satu produk yang paling dicari.

Dengan keberhasilan peluncuran Nike pro hijab, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut, kini berencana kembali mengeluarkan produk hijab untuk atlet renang, yakni Victory Swim Collection.



Pakaian renang Nike ini menutupi seluruh tubuh penggunanya, yang terdiri dari jilbab, atasan tunik, serta celana renang.

Sebagai produsen pakaian dan sepatu olahraga yang sudah lama malang melintang, tentu Nike menghadirkan pakaian olahraga yang bisa menunjang aktivitas atlet secara maksimal, termasuk yang sesuai dengan peraturan dalam penggunaan pakaian olahraga, seperti berat, ketebalan, dan lain-lain.

Untuk Victory Swim Collectionyang sudah bisa dipesan mulai 1 februari 2020 melalui gerai tertentu secara daring ini, kain yang dirancang ringan, mudah untuk bernapas, cepat kering, serta terdapat perlindungan matahari UPF 40+. Intinya, menunjang kebutuhan atlet renang banget, dah.

Jadi, siapapun kamu atlet berhijab, hijab bukan penghalang untuk berprestasi. Hijab bukan alasan untuk tidak mendapatkan hak yang sama. Teruslah berjuang dan raih prestasi gemilang, di cabang olahraga masing-masing.

Cukup sekian thread kali ini. Tidak ada maksud menyudutkan pihak manapun. Semoga bermanfaat.

I love you all, tanpa memandang siapa dan darimana

___o0o___

Opini Pribadi
Referensi: 1, 2, 3.