- Beranda
- Stories from the Heart
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
...
TS
bayubiruuuu
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/10/31/10713784_20191031094608.jpg)
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/11/20/10713784_20191120024219.png)
HAI GAN/SIS, MASIH DENGAN KISAH HOROR. KISAH SATU INI GUA TULIS DENGAN SEDIKIT BERHATI-HATI KARENA MENYANGKUT ORANG, PERUSAHAAN DAN KELOMPOK YANG TAK ASING DITELINGA KITA DI NEGERI INI DAN LUAR NEGERI, GUA TIDAK ADA BERMAKSUD APAPUN HANYA SEKEDAR BERBAGI SESUAI YANG DIALAMI NARASUMBER GUA. AMBIL SISI BAIKNYA (HIKMAHNYA) SAJA DARI THREAD INI, BUANG SISI BURUKNYA…
Quote:
* CERITA INI FAKTA APA ADANYA SESUAI DENGAN INGATAN NARSUM, PERCAYA BOLEH TIDAK PERCAYA SILAHKAN, TIDAK APA-APA LEBIH BAGUS.
* SESUAI PERATURAN YANG DIAMBIL DARI KISAH NYATA SEMUA TOKOH, WAKTU DAN TEMPAT KAMI SAMARKAN DEMI KEHIDUPAN, KENYAMANAN DAN PRIVASI NARASUMBER SERTA PARA TOKOH.
* DILARANG SARA, IKUTI ATURAN H2H, MOMOD DAN ADAT ISTIADAT YANG ADA DI FORUM TERCINTA KITA INI.
* SILAHKAN DIBACA KALAU BERMINAT SAJA, KARENA TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MEMBACA CERITA INI.
* KALAU DIRASA PENTING SILAHKAN LANGSUNG PM SAJA GAN/SIS
*JIKA INGIN SHARE SILAHKAN, DAN MOHON JANGAN COPAS HARGAI KAMI, KASIAN PENULIS UDAH CAPEK - CAPEK NULISNYA. LAGIAN KALO COPAS BAHAYA JADI MUSUH UUD NO 28 Th. 2014 [UUHC]
*KALAU ADA SALAH KETIK/TYPO MOHON MASUKANNYA , APRESIASINYA DAN 
SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK

SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK *BUKAN BASA BASI*
JIKA HARTA SUDAH TIDAK BISA MEMBELI DUNIA
JIKA TAHTA TIDAK BISA MEMBELI SINGGASANA
JIKA WANITA SUDAH KEHILANGAN RUPA
HANYA PADANYALAH KITA MEMINTA
SEMUA MANUSIA SADAR UMUR ADA BATASNYA
MAKA SIAP-SIAPLAH KITA SEWAKTU-WAKTU UNTUK MENGHADAPNYA
MAKA SEBARKANLAH BENIH-BENIH KEBAJIKAN KITA
SEBAGAI BEKAL MENGHADAPNYA
-Happy Reading-
----------------------------------------------------------------------***---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
1. KEHIDUPANKU
2. PRIVATE NUMBER
3. GADIS BULE
4. PENGABDIAN SANG AJUDAN
5. SAYEMBARA USANG
6. PERCOBAAN PERTAMA
7. KORBAN YANG TAK KUINGINKAN
8. SANG PETUNJUK
9. PENCERAHAN
10. MASALAH BARU
11. TERSESAT
12. PERCOBAAN KEDUA - A
13. PERCOBAAN KEDUA - B
14. HCU [HIGH CARE UNIT]
15. SUKMA YANG TERIKAT
16. VERY VERY IMPORTANT PERSON [VVIP]
17. DARK SIDE VVIP
18. DARK SIDE [VVIP] 2
19. DARK SIDE [VVIP] 3
20. TANAH DAN DEDAUNAN
21. UZLAH
22. JAWABAN
23. MALAM YANG KELAM - A
24. MALAM YANG KELAM - B
25. PERENCANAAN - A
26. PERENCANAAN - B
27. LOST CONTACT
28. END
29. BEHIND THE STORY [HIT]
Diubah oleh bayubiruuuu 30-12-2019 09:59
sampeuk dan 41 lainnya memberi reputasi
42
67.7K
991
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bayubiruuuu
#887
27. LOST CONTACT
POINT OF VIEW (POV)
PAK BUDI BODY GUARD ANNE
JUM’AT, TANGGAL SEKIAN, BULAN SEKIAN, DUA RIBU SEKIAN.
POINT OF VIEW (POV)
PAK BUDI BODY GUARD ANNE
JUM’AT, TANGGAL SEKIAN, BULAN SEKIAN, DUA RIBU SEKIAN.
Pagi itu seperti hari biasa, aku melakukan rutinitasku sehari-hari mencuci mobil. Kegiatan itu kulakukan sebagai pemasukan tambahanku, sebetulnya tugas utamaku adalah bodyguard untuk mengawal mbak Anne yang sedang sakit. Disini aku merangkap sebagai sopir juga.
Jam 7.00 WIB pagi aku sudah selesai mencuci mobil yang akan digunakan ke Bank oleh mbak Anne dan mas Andi. Setelah tugasku selesai aku segera mandi dan sarapan di dapur, sebagai bodydguard aku langsung bersiap standby didepan unuk mengantar mbak Anne dan mas Andi ke Bank.
Jam 7.05 kami bertiga berjalan menaiki mobil sedan mbak Anne besutan Eropa seri S, mobil yang pertama kali digunakan kerumah mas Umar. Jam 8.15 dipagi yang cerah kira-kira kami sudah sampai di Bank persemakmuran itu. Namanya Profesi bodyguard, aku harus selalu siap sewaktu waktu dibutuhkan, waktu setelah pengobatan terakhir aku mengikuti kemanapun mbak Anne pergi meskipun tanpa mas Andi. Setelah sampai kami keluar dari mobil, kami bertiga langsung menunggu di Hall utama Bank persemakmuran.
Kami duduk dibangku depan bertiga, posisinya aku berada disisi kirinya mbak Anne. Sedang samping kanan mbak Anne adalah mas andi. Pagi itu mbak Anne ingatannya sudah kembali normal 100% dan sudah tidak pernah marah-marah kesurupan seperti dua tahun yang lalu. Saat kami bertiga menunggu dibank tersebut keheningan kami mulai hilang karena Mas Andi memulai pembicaraan.
“Mbak, sebenarnya hari rabu pagi kemarin aku di telpon mas Umar, dia marah-marah tidak jelas, aku bingung apa yang terjadi dengannya.” Kata Andi
“Loh mas Umar telpon jam berapa?” Tanya Anne
“Sekitar jam delapan pagi mbak.” Jawab Andi
“Maksudnya gimana Ndi kok marah-marah, kok aneh. Orangnya kan sangat sabar selama ini?”Tanya Anne semakin penasaran
“Jadi gini mbak pagi itu aku kan sedang baca koran diruang tengah tiba-tiba ada telpon dari mas umar, terus aku angkatlah telponku seperti biasa. Tanpa salam Mas umar bilang gini “MULAI SEKARANG JANGAN PERNAH HUBUNGI AKU LAGI, JANGAN PERNAH KERUMAHKU LAGI. ANGGAP SAJA KITA TIDAK PERNAH PERNAH BERTEMU DAN HAPUS NOMORKU DARI PONSELMU.” Lha kan aku bingung, terus aku tanya baik-baik. Mas umar sebenarnya ada apa, tolong bicarakan dengan tenang? Hari rabu itu mbak, mas Umar malah jawabnya gini.
“KALAU TIDAK KAMU HAPUS NOMORKU, SATU JAM LAGI PASTI KAMU AKAN MATI.” Setelah itu telponnya langsung dimatikan, aku mencoba menghubungi sudah tidak bisa.
“Coba kamu sekarang telpon lagi Pak Umar.” suruh Anne yang tidak percaya
“Lah sejak hari rabu itu mbak aku juga takut, dan langsung menghapus nomornya juga.” Kata andi takut.
“Coba telpon saja lagi.”Perintah Anne yang mulai marah dan curiga
Untuk meredam kejadian dibank itu Mas Andi memberikan ponselnya Ke mbak Anne untuk mengecek nomor Mas Umar masih ada atau tidak, saat itu aku ikut mengecek nama mas Umar di HP mas Andi sudah tidak ada lagi. Bahkan history sms atau panggilan keluar ke Nomor mas Umar sudah tidak ada.
“Nomornya sudah aku hapus mbak, aku tidak bohong mbak!!! Aku benar-benar sudah tidak punya lagi nomor Mas Umar.” Jelas Andi
“Loh gimana sih kamu ini Ndi, siapa tau ada apa-apa sama pak Umar dan keluarganya, kok dari kemarin kamu nggak bilang ke aku” Bentak Anne
“Aku takut mau bilang ke mbak Anne dari kemarin” Jawab andi pelan
“Terus sekarang gimana kita ini, coba sekarang telpon Tono atau cari pak Umar kerumahnya.”Pinta Anne yang mulai gelisah
“Mas Tono juga sudah kuhubungi dari hari Rabu mbak, semua nomornya juga tidak aktif. Aku berusaha dari hari rabu telpon dan sms ke nomornya tapi masih belom ada jawaban, padahal hari rabu aku berencana mau membantu mengurus Pasport Mas Umar Juga.” Terang Andi
“Loh gimana sih orang-orang ini mau dikasih uang kok malah pada hilang sendiri-sendiri, aku dan keluarga juga mau berterima kasih pada mereka semua.” Terang Anne
“Gini saja ndi, sekarang kita berangkat kerumah pak Umar” Pinta Anne
“Gak usah mbak, lebih baik jangan” Jawab Andi
“Kenapa ndi?” tanya Anne singkat
“Aku khawatir mas Umar kena anak buah leak mbak Anne, prediksiku kalau bicaranya seperti itu waktu ditelpon mas Umar pasti kena leak yang lain. Kan waktu itu kita pernah diingatkan masih ada lima leak yang melarikan diri saat orangnya bertempur. Aku nggak mau mbak Anne kena apa-apa lagi, toh nanti aku juga yang susah mbak.” Jelas Andi
“Ya sudah kalo begitu kita sekarang bagaimana?” Tanya Anne yang pasrah, mulai takut dan percaya penjelasan Andi
“Pulang saja mbak, Toh cek nya kan sudah dibawa mas Umar. Biar beliau yang ambil sendiri kalau sudah sehat.” Terang Andi
“Coba hubungi siapa tuh temannya pak Umar, si Imron bisa apa tidak.” pinta Anne yang gigih
“Aku sendiri malah nggak punya nomor nya mas Imron mbak, sudahlah kita pulang saja, toh hak nya mas Umar juga sudah kita beri, nanti suatu saat kita akan ketemu lagi dengan mereka.” Jelas Andi
Setelah mendengar penjelasan dari mas Andi, akhirnya mbak Anne memutuskan pulang kerumahnya, aku ingat waktu itu ditengah perjalanan mas Andi minta izin untuk sholat Jum’at sebelum sampai rumah. Siang itu mas Andi pun turun dari mobil menuju masjid aku pun mengikutinya, sedang mbak Anne menunggu di mobil sendirian.
Setelah kami melakukan ritual dengan mas Andi, aku pun melajukan kendaraan menuju rumah makan dahulu untuk makan siang. Setelah acara itu kami bertiga kembali pulang menuju rumah mbak anne dan berencana untuk langsung istirahat. Sekitar jam dua lebih kami sampai dirumah mbak anne, ternyata mereka tidak langsung istirahat tapi duduk santai disofa ruang tamu. Akupun mengikuti mereka ikut duduk diruang tamu, dan mulai mendengarkan obrolan mereka disore hari.
“Mbak, sampean sudah bener-bener sehat dan sudah ingat semua?” Tanya mas Andi yang setengah setengah rebahan disofa Panjang.
“Iya ndi aku sekarang sudah merasa sehat seperti dulu. Aku sudah ingat semua, tapi ingatanku kembali sejak pertama kali aku sadar dirumah pak umar. Kalau sebelum itu aku tidak ingat.” Jelas Anne
“Gimana ceritanya dulu Ne, kan kamu dari rumah ini bawa mobil sendiri terus pamit ke aku untuk menyusul teman-temanmu.” Tanya Andi
“Gini ndi, sewaktu aku menyusul teman-temanku yang sedang liburan, benar aku bawa mobil sendiri. Waktu itu aku melajukan mobil ini mengikuti arah dari peta maps yang ada di Hpku (memang pada tahun-tahun itu aplikasi maps di HP belum bisa seakurat sekarang). Saat aku mengikuti arah maps, aku berhenti tepat di lokasi yang menunjukan tempat teman-temanku berada.” Terang Anne
Aku selaku bodyguard hanya diam dan terus menyimak baik-baik pembicaraan mas andi dan mbak Anne dari awal sampai akhir.
“Saat sampai dilokasi tepatnya malam hari sekitar jam sebelas kalua gak salah, memang malam itu bulan lagi bersinar terang. Itupun Katanya tukang parkirnya sih yang memarkirkan kendaraanku sedirian dan aku sendiri tak begitu memperdulikannya saat itu. Tukang parkir itu orangnya masih muda sekitar umur 20 an lah, fisiknya seperti kebanyakan warga lokal. Kebetulan mobilku malam itu diparkirkan sama orangnya ditepi jalan, persis disamping hutan. Tapi parkirnya tidak diatas jalan beraspal, parkirnya sudah diatas tanah biasa kok.
Selesai melihat mobilku diparkirkan, malam itu dengan percaya diri aku berjalan cepat mendekat ke acara pementasan itu. Keinginanku cuma satu aku ingin secepatnya bertemu teman-temanku yang sudah lebih dahulu ke negeri ini, saat aku berjalan cukup jauh melewati jalan tanah sekitar dua meteran. Disisi kanan kiri jalan pohonnya sangat rimbun dan lebat, ya kukira wajarlah ndi namanya tengah hutan. Saat ditengah perjalanan menuju acara itu disamping kanan kiriku ada asap-asap hitam tipis meliuk-liuk dengan indahnya gitu kayak kabut. Waktu itu aku tak memperdulikannya, langkahku langsung kupercepat menuju acara dilaksanakan.” Jelas Anne
Saat sampai lokasi aku langsung duduk di pematang kayu yang ada disamping lokasi acara dan anehnya dilokasi itu tidak ada teman-temanku sama sekali. Aku berfikir mereka mau ngerjain aku atau membuat surprise buatku, jadi waktu pertama duduk sendirian aku merasa santai saja. Setengah jam kemudian acara pementasan itu dimulai, saat itu tidak memperdulikan teman-temanku yang belum hadir, aku hanya fokus melihat pertunjukan itu karena merasa penasaran akan ceritanya waktu dirumah eropa dan benar pertunjukannya serasa natural sekali.
Saat acara dimulai mereka satu persatu berdatangan melingkari api unggun ditengah, semua anggotanya malam itu tidak ada yang menggunakan baju sama sekali. Baik pria dan wanita, sebelum dimulai pun terlihat acara mereka memang sangat menghibur dan menyenangkan. Saat acara dimulai suara-suara mereka bernyanyi bersahutan dan kaki kaki mereka yang dihentakkan ketanah kadang secara bersamaan dan kadang bergantian. Sedang tangan-tangan mereka mulai naik ke atas melambai lambai ke kanan dan kekiri dengan teratur dan rapi. Mereka menari sambal berjalan mengelilingi gundukan tanah kecil ditengahnya, dan api unggunnya sebagai penerangan utama disana. Jadi malam itu aku merasa sangat asyik dan menikmati hiburan ini.
Memang karena acara ritual seperti itu tidak ada dinegaraku, jadi aku merasa sangat senang dan tertarik akan kebudayaan disini. Tapi lama kelamaan kok aneh ya, semua seperti nyata acaranya dan benar-benar dilakukan. Aku rasa malam itu bukan seperti pertunjukan opera biasa, mereka melakukan upacara seperti kanibal memakan daging-daging mentah didepannya. Ada beberapa botol terbuat dari bambu yang berbau amis ternyata botol itu diisi darah, botol botol itu diletakkan disamping melingkari dan berjarak dari potongan daging segar. Aku kira itu adalah daging dan darah hewan, sapi atau kambing tapi waktu itu aku penasaran. Dengan rasa penasaran yang tinggi aku mendekat pelan-pelan ternyata yang ditumpuk adalah potongan daging manusia. Waktu itu aku bisa memastikan karena ada cahaya api unggun ditengahnya, terlihat jelas olehku potongan jari, kaki, paha dan lengan seperti manusia. Darah darah segar masih menetes dari dagingnya, sesaat aku sadar waktu itu benar-benar nyata acara ini. Spontan sikapku malam itu berubah, aku segera lari dari acara aneh ini. Disaat aku berlari inilah mereka curiga karena suaranya kakiku dan suaraku minta tolong ke teman-teman. Saat mereka ada yang mengetahui akan keberadaanku, mereka dengan cepat berusaha mengejarku.
Disini aku berlari sekuat tenaga dan tak memperhatikan lagi kondisi sekitar, karena aku ingin cepat kembali kemobil dan berpikir untuk cepat pulang. Malam itu aku berlari sendirian dengan kondisi yang panik dan takut, sampai akhirnya kaki kananku tersangkut akar tumbuhan, sontak tubuhku terjatuh dan mulai saat itu aku tidak ingat apapun tentang kejadian selanjutnya ndi.”cerita Anne yang panjang
“Ooohh jadi begitu Ne?” kata Andi
“Terus acara pulang enaknya kapan ne?” tanya Andi santai
“Lha Pak umar gimana?” Tanya Anne
“Kalau belum ada kabar sampai hari senin kita berangkat saja dulu. Karena barusan aku ditelpon kakekmu Ne, mereka sudah kangen ingin bertemu kamu. Mereka ingin lihat senyum cucunya kembali seperti dulu lagi.” Terang Andi
“Ya sudah atur saja jadwalnya ndi.” Jawab singkat Anne
Sore itu setelah mereka berbicara diruang tamu, mereka memutuskan langsung istirahat dikamar masing-masing. Sedang aku masih standby diruang tamu mbak Anne. Aku sendiri masih bingung dengan pak umar dan kawan – kawan. Apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka saat itu??? meski calon mertuaku dekat rumah mas umar. Waktu itu aku takut untuk mencari tahu informasi tentang apa yang terjadi dengan mereka, karena habis mendengar penjelasan dari mas Andi. Aku kuatir kelima anak buah leak yang diceritakan oleh mas Andi benar-benar meneror mas Umar, saat itu aku hanya bisa berdo’a yang baik-baik saja kepada mas Umar dan mas Tono, karena mereka juga habis menolong nyawa kami.
Jam 7.00 WIB pagi aku sudah selesai mencuci mobil yang akan digunakan ke Bank oleh mbak Anne dan mas Andi. Setelah tugasku selesai aku segera mandi dan sarapan di dapur, sebagai bodydguard aku langsung bersiap standby didepan unuk mengantar mbak Anne dan mas Andi ke Bank.
Jam 7.05 kami bertiga berjalan menaiki mobil sedan mbak Anne besutan Eropa seri S, mobil yang pertama kali digunakan kerumah mas Umar. Jam 8.15 dipagi yang cerah kira-kira kami sudah sampai di Bank persemakmuran itu. Namanya Profesi bodyguard, aku harus selalu siap sewaktu waktu dibutuhkan, waktu setelah pengobatan terakhir aku mengikuti kemanapun mbak Anne pergi meskipun tanpa mas Andi. Setelah sampai kami keluar dari mobil, kami bertiga langsung menunggu di Hall utama Bank persemakmuran.
Kami duduk dibangku depan bertiga, posisinya aku berada disisi kirinya mbak Anne. Sedang samping kanan mbak Anne adalah mas andi. Pagi itu mbak Anne ingatannya sudah kembali normal 100% dan sudah tidak pernah marah-marah kesurupan seperti dua tahun yang lalu. Saat kami bertiga menunggu dibank tersebut keheningan kami mulai hilang karena Mas Andi memulai pembicaraan.
“Mbak, sebenarnya hari rabu pagi kemarin aku di telpon mas Umar, dia marah-marah tidak jelas, aku bingung apa yang terjadi dengannya.” Kata Andi
“Loh mas Umar telpon jam berapa?” Tanya Anne
“Sekitar jam delapan pagi mbak.” Jawab Andi
“Maksudnya gimana Ndi kok marah-marah, kok aneh. Orangnya kan sangat sabar selama ini?”Tanya Anne semakin penasaran
“Jadi gini mbak pagi itu aku kan sedang baca koran diruang tengah tiba-tiba ada telpon dari mas umar, terus aku angkatlah telponku seperti biasa. Tanpa salam Mas umar bilang gini “MULAI SEKARANG JANGAN PERNAH HUBUNGI AKU LAGI, JANGAN PERNAH KERUMAHKU LAGI. ANGGAP SAJA KITA TIDAK PERNAH PERNAH BERTEMU DAN HAPUS NOMORKU DARI PONSELMU.” Lha kan aku bingung, terus aku tanya baik-baik. Mas umar sebenarnya ada apa, tolong bicarakan dengan tenang? Hari rabu itu mbak, mas Umar malah jawabnya gini.
“KALAU TIDAK KAMU HAPUS NOMORKU, SATU JAM LAGI PASTI KAMU AKAN MATI.” Setelah itu telponnya langsung dimatikan, aku mencoba menghubungi sudah tidak bisa.
“Coba kamu sekarang telpon lagi Pak Umar.” suruh Anne yang tidak percaya
“Lah sejak hari rabu itu mbak aku juga takut, dan langsung menghapus nomornya juga.” Kata andi takut.
“Coba telpon saja lagi.”Perintah Anne yang mulai marah dan curiga
Untuk meredam kejadian dibank itu Mas Andi memberikan ponselnya Ke mbak Anne untuk mengecek nomor Mas Umar masih ada atau tidak, saat itu aku ikut mengecek nama mas Umar di HP mas Andi sudah tidak ada lagi. Bahkan history sms atau panggilan keluar ke Nomor mas Umar sudah tidak ada.
“Nomornya sudah aku hapus mbak, aku tidak bohong mbak!!! Aku benar-benar sudah tidak punya lagi nomor Mas Umar.” Jelas Andi
“Loh gimana sih kamu ini Ndi, siapa tau ada apa-apa sama pak Umar dan keluarganya, kok dari kemarin kamu nggak bilang ke aku” Bentak Anne
“Aku takut mau bilang ke mbak Anne dari kemarin” Jawab andi pelan
“Terus sekarang gimana kita ini, coba sekarang telpon Tono atau cari pak Umar kerumahnya.”Pinta Anne yang mulai gelisah
“Mas Tono juga sudah kuhubungi dari hari Rabu mbak, semua nomornya juga tidak aktif. Aku berusaha dari hari rabu telpon dan sms ke nomornya tapi masih belom ada jawaban, padahal hari rabu aku berencana mau membantu mengurus Pasport Mas Umar Juga.” Terang Andi
“Loh gimana sih orang-orang ini mau dikasih uang kok malah pada hilang sendiri-sendiri, aku dan keluarga juga mau berterima kasih pada mereka semua.” Terang Anne
“Gini saja ndi, sekarang kita berangkat kerumah pak Umar” Pinta Anne
“Gak usah mbak, lebih baik jangan” Jawab Andi
“Kenapa ndi?” tanya Anne singkat
“Aku khawatir mas Umar kena anak buah leak mbak Anne, prediksiku kalau bicaranya seperti itu waktu ditelpon mas Umar pasti kena leak yang lain. Kan waktu itu kita pernah diingatkan masih ada lima leak yang melarikan diri saat orangnya bertempur. Aku nggak mau mbak Anne kena apa-apa lagi, toh nanti aku juga yang susah mbak.” Jelas Andi
“Ya sudah kalo begitu kita sekarang bagaimana?” Tanya Anne yang pasrah, mulai takut dan percaya penjelasan Andi
“Pulang saja mbak, Toh cek nya kan sudah dibawa mas Umar. Biar beliau yang ambil sendiri kalau sudah sehat.” Terang Andi
“Coba hubungi siapa tuh temannya pak Umar, si Imron bisa apa tidak.” pinta Anne yang gigih
“Aku sendiri malah nggak punya nomor nya mas Imron mbak, sudahlah kita pulang saja, toh hak nya mas Umar juga sudah kita beri, nanti suatu saat kita akan ketemu lagi dengan mereka.” Jelas Andi
Setelah mendengar penjelasan dari mas Andi, akhirnya mbak Anne memutuskan pulang kerumahnya, aku ingat waktu itu ditengah perjalanan mas Andi minta izin untuk sholat Jum’at sebelum sampai rumah. Siang itu mas Andi pun turun dari mobil menuju masjid aku pun mengikutinya, sedang mbak Anne menunggu di mobil sendirian.
Setelah kami melakukan ritual dengan mas Andi, aku pun melajukan kendaraan menuju rumah makan dahulu untuk makan siang. Setelah acara itu kami bertiga kembali pulang menuju rumah mbak anne dan berencana untuk langsung istirahat. Sekitar jam dua lebih kami sampai dirumah mbak anne, ternyata mereka tidak langsung istirahat tapi duduk santai disofa ruang tamu. Akupun mengikuti mereka ikut duduk diruang tamu, dan mulai mendengarkan obrolan mereka disore hari.
“Mbak, sampean sudah bener-bener sehat dan sudah ingat semua?” Tanya mas Andi yang setengah setengah rebahan disofa Panjang.
“Iya ndi aku sekarang sudah merasa sehat seperti dulu. Aku sudah ingat semua, tapi ingatanku kembali sejak pertama kali aku sadar dirumah pak umar. Kalau sebelum itu aku tidak ingat.” Jelas Anne
“Gimana ceritanya dulu Ne, kan kamu dari rumah ini bawa mobil sendiri terus pamit ke aku untuk menyusul teman-temanmu.” Tanya Andi
“Gini ndi, sewaktu aku menyusul teman-temanku yang sedang liburan, benar aku bawa mobil sendiri. Waktu itu aku melajukan mobil ini mengikuti arah dari peta maps yang ada di Hpku (memang pada tahun-tahun itu aplikasi maps di HP belum bisa seakurat sekarang). Saat aku mengikuti arah maps, aku berhenti tepat di lokasi yang menunjukan tempat teman-temanku berada.” Terang Anne
Aku selaku bodyguard hanya diam dan terus menyimak baik-baik pembicaraan mas andi dan mbak Anne dari awal sampai akhir.
“Saat sampai dilokasi tepatnya malam hari sekitar jam sebelas kalua gak salah, memang malam itu bulan lagi bersinar terang. Itupun Katanya tukang parkirnya sih yang memarkirkan kendaraanku sedirian dan aku sendiri tak begitu memperdulikannya saat itu. Tukang parkir itu orangnya masih muda sekitar umur 20 an lah, fisiknya seperti kebanyakan warga lokal. Kebetulan mobilku malam itu diparkirkan sama orangnya ditepi jalan, persis disamping hutan. Tapi parkirnya tidak diatas jalan beraspal, parkirnya sudah diatas tanah biasa kok.
Selesai melihat mobilku diparkirkan, malam itu dengan percaya diri aku berjalan cepat mendekat ke acara pementasan itu. Keinginanku cuma satu aku ingin secepatnya bertemu teman-temanku yang sudah lebih dahulu ke negeri ini, saat aku berjalan cukup jauh melewati jalan tanah sekitar dua meteran. Disisi kanan kiri jalan pohonnya sangat rimbun dan lebat, ya kukira wajarlah ndi namanya tengah hutan. Saat ditengah perjalanan menuju acara itu disamping kanan kiriku ada asap-asap hitam tipis meliuk-liuk dengan indahnya gitu kayak kabut. Waktu itu aku tak memperdulikannya, langkahku langsung kupercepat menuju acara dilaksanakan.” Jelas Anne
Saat sampai lokasi aku langsung duduk di pematang kayu yang ada disamping lokasi acara dan anehnya dilokasi itu tidak ada teman-temanku sama sekali. Aku berfikir mereka mau ngerjain aku atau membuat surprise buatku, jadi waktu pertama duduk sendirian aku merasa santai saja. Setengah jam kemudian acara pementasan itu dimulai, saat itu tidak memperdulikan teman-temanku yang belum hadir, aku hanya fokus melihat pertunjukan itu karena merasa penasaran akan ceritanya waktu dirumah eropa dan benar pertunjukannya serasa natural sekali.
Saat acara dimulai mereka satu persatu berdatangan melingkari api unggun ditengah, semua anggotanya malam itu tidak ada yang menggunakan baju sama sekali. Baik pria dan wanita, sebelum dimulai pun terlihat acara mereka memang sangat menghibur dan menyenangkan. Saat acara dimulai suara-suara mereka bernyanyi bersahutan dan kaki kaki mereka yang dihentakkan ketanah kadang secara bersamaan dan kadang bergantian. Sedang tangan-tangan mereka mulai naik ke atas melambai lambai ke kanan dan kekiri dengan teratur dan rapi. Mereka menari sambal berjalan mengelilingi gundukan tanah kecil ditengahnya, dan api unggunnya sebagai penerangan utama disana. Jadi malam itu aku merasa sangat asyik dan menikmati hiburan ini.
Memang karena acara ritual seperti itu tidak ada dinegaraku, jadi aku merasa sangat senang dan tertarik akan kebudayaan disini. Tapi lama kelamaan kok aneh ya, semua seperti nyata acaranya dan benar-benar dilakukan. Aku rasa malam itu bukan seperti pertunjukan opera biasa, mereka melakukan upacara seperti kanibal memakan daging-daging mentah didepannya. Ada beberapa botol terbuat dari bambu yang berbau amis ternyata botol itu diisi darah, botol botol itu diletakkan disamping melingkari dan berjarak dari potongan daging segar. Aku kira itu adalah daging dan darah hewan, sapi atau kambing tapi waktu itu aku penasaran. Dengan rasa penasaran yang tinggi aku mendekat pelan-pelan ternyata yang ditumpuk adalah potongan daging manusia. Waktu itu aku bisa memastikan karena ada cahaya api unggun ditengahnya, terlihat jelas olehku potongan jari, kaki, paha dan lengan seperti manusia. Darah darah segar masih menetes dari dagingnya, sesaat aku sadar waktu itu benar-benar nyata acara ini. Spontan sikapku malam itu berubah, aku segera lari dari acara aneh ini. Disaat aku berlari inilah mereka curiga karena suaranya kakiku dan suaraku minta tolong ke teman-teman. Saat mereka ada yang mengetahui akan keberadaanku, mereka dengan cepat berusaha mengejarku.
Disini aku berlari sekuat tenaga dan tak memperhatikan lagi kondisi sekitar, karena aku ingin cepat kembali kemobil dan berpikir untuk cepat pulang. Malam itu aku berlari sendirian dengan kondisi yang panik dan takut, sampai akhirnya kaki kananku tersangkut akar tumbuhan, sontak tubuhku terjatuh dan mulai saat itu aku tidak ingat apapun tentang kejadian selanjutnya ndi.”cerita Anne yang panjang
“Ooohh jadi begitu Ne?” kata Andi
“Terus acara pulang enaknya kapan ne?” tanya Andi santai
“Lha Pak umar gimana?” Tanya Anne
“Kalau belum ada kabar sampai hari senin kita berangkat saja dulu. Karena barusan aku ditelpon kakekmu Ne, mereka sudah kangen ingin bertemu kamu. Mereka ingin lihat senyum cucunya kembali seperti dulu lagi.” Terang Andi
“Ya sudah atur saja jadwalnya ndi.” Jawab singkat Anne
Sore itu setelah mereka berbicara diruang tamu, mereka memutuskan langsung istirahat dikamar masing-masing. Sedang aku masih standby diruang tamu mbak Anne. Aku sendiri masih bingung dengan pak umar dan kawan – kawan. Apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka saat itu??? meski calon mertuaku dekat rumah mas umar. Waktu itu aku takut untuk mencari tahu informasi tentang apa yang terjadi dengan mereka, karena habis mendengar penjelasan dari mas Andi. Aku kuatir kelima anak buah leak yang diceritakan oleh mas Andi benar-benar meneror mas Umar, saat itu aku hanya bisa berdo’a yang baik-baik saja kepada mas Umar dan mas Tono, karena mereka juga habis menolong nyawa kami.
Diubah oleh bayubiruuuu 16-12-2019 09:04
sampeuk dan 20 lainnya memberi reputasi
21