Kaskus

Story

muthialaqilahAvatar border
TS
muthialaqilah
#DiaryAqilah : Sebuah Langkah Awal
Dear.
Akhir-akhir ini aku sering merenungkan hal-hal yang pernah kutulis waktu masih duduk dibangku menengah pertama. Rasanya, diumur yang menurutku sudah dituntut untuk dewasa ini, aku merasakan bahwa hidup itu tidak semudah yang kupikirkan dan yang diekspetasikan-- ketika dulu, hampir setiap akhir pekan, aku menyempatkan untuk menulis sebuah kata-kata mutiara (aku pun tak yakin dikatakan begitu) yang diharapkan akan memotivasi diri sendiri dan orang lain. Berpegang teguh kepada motto sendiri, "Mengingatkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengingatkan orang lain." Itulah alasan mengapa bocah ini berani menulis hal-hal paradoks dan hidup yang positif. Karena dahulu aku belum mengetahui sisi lain bumi yang luas, berbagai karakter orang lain dan pengalaman-pengalaman luar biasa yang belum ia pijak, dengan beraninya membaca buku dengan batas usia tujuh belas tahun ke atas hanya untuk mencoba semakin mengembangkan diri. Entahlah. Semacam pada saat belia aku bisa melakukan apa pun, rasanya berpikir positif adalah hal yang lebih mudah daripada menghafal abjad dalam Bahasa Inggris.


Selamat datang di #DiaryAqilah. Disini, aku akan membawa agan sista ke dalam tulisan diary pada pandangan terhadap suatu hal ketika aku masih duduk di bangku SMP, dengan segala keberaniannya. Kuharap aku bisa melakukannya lagi, sungguh.

N.B. : Dengan pertimbangan bahwa keterangan yang memuat tiga kata saja menurutku tidak perlu disimpan disini. Tak aneh juga, ketika mendapati beberapa kesan terhadap buku karya Teh Risa Saraswati. Aku penggemar beratnya.

#DiaryAqilah : Sebuah Langkah Awal

For the others part of next level in writing and my ideas about self, life, struggle and opinion.

Tapi aku tidak menyarankan kalian membaca halaman ini (part 1). Melompat saja langsung pada rambu-rambu berikutnya.

Part 2

Nah, gerbang yang serius dan sebenar-benarnya opini dimulai pada part ini. Perbedaan pendapat pasti ada. Ya, secara pribadi untuk seusia SMP masih terhitung belajar mengenal paradoks. Tapi, selamat membaca!

Part 3

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14

Part 15

Part 16

Part 17

Part 18

Part 19
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•
Garis Start.
"Learning about mentality is a good idea."


Mencoba mengabaikan.
Bisakah Kalian mengabaikan orang-orang dibelakang sana apabila aku menulis keterangan,
"Abaikan orang-orangnya"?

Novel yang Tak Jadi
Tak ada dorongan internal untuk mencantumkan, "Pada suatu hari." Karena ini baru saja terjadi kemarin.


2 hari yang lalu, aku memutuskan untuk mengecam arti kata "Revival" kembali. Kubuat akunku sendiri, dengan cerita yang baru tentunya. Mungkin beberapa diantara kalian sudah tahu bahwa aku menulis percobaan novel berjudul, "Angglang Mati" yang telah meraup 280 halaman lebih. Namun, datanya hilang. Aku tak mengambil pusing soal itu. Memang ada rasa kesal dan sedih. Tapi ini semua adalah kehendak Tuhan, "Carilah ide yang lain. Perbaiki gaya bahasanya" begitu kata Tuhan. Be positive to God in every accident. Jadi, kuharapkan kalian akan mendoakan pekerjaan lama yang kubangkitkan kembali ini. Tunggu saja ceritanya! 😄 Kemungkinan aku akan membuat cerita bertema romance.

Akunku bernama, ***** . Jika Kalian ingin melihat caraku menulis, yakinkan diri kalian untuk memasukkan ceritaku di perpustakaan pribadimu!


Pernah Menyukai Hal Ghaib.
Berdamailah denganku.
Dengan kami.
Berbaik hatilah.
Jangan perlihatkan kesedihan tak terluap itu.
Berhenti mencari kasih sayang dan rasa empati.
Kalian sudah tak pantas untuk mendapatkannya.
Sangat memuakkan jika kalian meminta tolong dan minta ditemani.
Kami tak akan terpengaruh.
Perlihatkan diri kalian saja.
Jangan sampai mengendalikan.
Kami berbeda dengan kalian.
Jauh beda, jangan disamakan •
Cerai berai dulu jangan diungkit.
Semua tahu itu terasa sakit.
Menggantung diri.
Menyayat nadi.
Kami tahu itu suatu pembunuhan tak bertuah.
Hingga masa Nippon menjadi wabah.
Entah apa dulunya itu.
Hanya kalian dan Tuhan yang tahu.
Mengeluarkan darah kental, cair dan amis.
Sepertinya tak ada kenangan yang manis.
Benarkah begitu?

Hingga aku melihatnya...
~
~
📍Lokasi pemotretan kecil itu diambil di tempat telepon tua yang sudah tak terpakai dirumahku..



Khayalan.
Fantasi dan imajinasi.
Ruang lingkup kedua setelah realita.
Khayalan dan bualan.
Terkadang menyenangkan, terkadang menyesatkan, terkadang menguntungkan, terkadang menyengsarakan.
Hingga sampailah kepada makhluk hidup yang mengendalikannya.
Jauhkan dari penyakit jiwa, "Mythomania.". Dr. Arnold menjawab bahwa berimajinasi yang berkelanjutan bukanlah hal yang abnormal. It's reasonable. Beruntungnya para penulis sci-fi diluar sana. Mengendalikan semua wayang-wayang karakter dan galaksi-galaksi luar angkasa di otaknya berkembang secara pesat. Isi otak mereka, membuatku kagum. Bagaimana bisa? Referensi apa saja yang telah mereka dapatkan?


Memilih Surga Dunia Sendiri.
Perspektif setiap orang tentang sebuah tempat yang disebut dengan, "Surga dunia" memang berbeda-beda. Mereka menyebutnya sebagai suatu kualitas alam yang tidak ada tandingannya. Anggapan mereka tentang hal ini mencakup dalam hal kesenangan terhadap suatu tempat pastinya. Ada yang menyukai alam dataran tinggi maupun dataran rendah dan berbagai isi didalamnya. Atau, surga dunia tersebut merupakan perwujudan dari tempat tinggal hunian--rumah. Namun berbeda dengan beberapa orang diluar sana yang memiliki pilihan dan tempat lain untuk diberi gelar surga dunia itu. Yap. Toko buku.

Niat yang Baik.
Memanfaatkan kesempatan merupakan hal yang sangat susah terkendali oleh sebagian orang. Tak semuanya dapat mengendalikan emosi sesaat mereka. Kesempatan memang tak akan datang dua kali, namun kesempatan akan datang berkali-kali. Bagaimana bisa? Hanya diri kita sendirilah yang dapat membuat kesempatan itu datang. Aku bukan seseorang yang sudah belajar tentang 'kesempatan', tapi aku sedang menyelaminya dengan membaca buku ini. Ingin sekali mengisi waktu luang dengan memasukkan kata-kata ajaib di dalam buku-buku gendre favoritku kedalam otakku yang katanya ingin sekali dipertajam. Semoga saja, ini akan berlanjut. Aku ingin merubah diriku, sekelilingku, masa depanku dan terutama pemikiranku. Aku hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini...
Itu saja.



Mau Sampai Kapan?
Meskipun hanya sebuah daftar rencana yang menyenangkan, tak apa. Teruslah begitu bila terasa belum mampu menggapainya.
Dari sebuah rencana dan impian, akan ada banyak sekali keajaiban yang datang tak terduga. Teruslah begitu dan berjuang untuk menggapainya. Akhir-akhir ini, ada beberapa peristiwa menggelikan yang orang-orang mengira bahwa itu adalah sebuah 'Masalah'. Tapi berbeda dengan orang-orang yang senang akan 'Tantangan'. Mereka mencoba menggapai kebenaran dan jalan keluar karena mereka yakin mereka mampu.

"Karena hidup manusia itu ditentukan oleh pemikirannya sendiri." -Aya Swords •
Teruslah begitu sampai timbul satu pertanyaan, "Mau sampai kapan begitu-begitu saja?"



Hanya Ini yang Aku Inginkan.
Setiap malam, berbagai kejadian selalu menghampiri bagian bunga tidurku. Apa pun alurnya, jelas atau pun buram, setidaknya masih bisa diceritakan. Ketika bertemu dengan seseorang yang ingin kita temui, tempat yang ingin kita kunjungi, harapan kecil yang ingin didapatkan, terkadang Tuhan pun berkehendak. Dengan cara-Nya yang ajaib meskipun itu tak nyata. Tak jarang pula, alam bawah sadar memberikan kita kesan yang sangat tidak menyenangkan. Itu yang kubenci.
Kuharap November ini tak akan ada lagi bagian cerita dimana hal yang sama terulang dengan sengaja. Cukuplah sampai Oktober dengan iklim dingin di akhir bulan--yang membawa semua teka-teki yang belum tentu dapat terjawab. But between #slumber and #dream are DIFFERENT. ° Kukatakan, ini hanyalah sebuah ungkapan yang tak ada salahnya untuk disebarkan. Aku memiliki buku harian dengan kunci dan gembok kecil yang masih kosong, hanya berisi corat-coret tak penting di halaman-halaman awal. Aku kurang berminat untuk menulis secara manual. Ya.. terlalu malas haha. Semua cerita atau paragraf-paragraf yang seringkali ku tulis di laman keterangan, diketik bukan tanpa alasan dan tujuan. Memang pada dasarnya, aku ingin sekali mengamalkan sebuah penanda ajaib, #ideas_worth_spreading. Dari motto resmi acara pengemban ide-ide bermutu, TED TALK. Kekagumanku terhadap para pembicara-pembicara yang menghiasi auditorium dingin kian memuncak. Diisi oleh para motivator dan para peneliti yang menyebarkan kesimpulan dari apa yang telah mereka dapatkan. Benar-benar cerdas dan bermutu, ide mereka itu. Itulah salah satu alasan mengapa aku senang sekali menulis perihal-perihal umum yang sebenarnya mungkin orang-orang sudah memalingkan wajah mereka. Tapi aku hanya ingin berlatih. Menyenangkan rasanya menemukan gairah hidup yang tak memiliki tuntutan dari pihak manapun.



Termotivasi.
Ini adalah karya ketiga dari wanita berstatus sama sepertiku --a single daughter. Penulis itu adalah refleksi masa depanku. Dimana semua harapan yang mengakar sampai kedasar, di panjatkan tanpa mengenal umur meskipun itu masih sangat belia. Beliau adalah auto-motivator ku. Sudah banyak bukti tentang kehidupan mengagumkannya kini--yang dulu selalu ia harapkan--yang kini terbukti sudah. Ini menjadi prioritasku untuk melontarkan keinginan yang tak memandang waktu. •
Kita mungkin tahu, banyak orang diluar sana yang memiliki keinginan namun tak sebanding dengan waktu yang mereka luangkan. "Berharaplah mulai dari sekarang, kamu belum banyak dosa." Pepatah mengatakan itu. Apa salahnya?

If not we, who? If not now, when?



Bayangan Untuk Membeli Seri Supernova.
Bayangan tentang lambang-lambang unik yang diterapkan di atas cover karya deelestari untuk seri ini membuatku terkadang nyengir lebar tanpa bersuara. Setiap pergi ke Surga itu, kulihat masih ada sebagian dari kawan-kawan si Gelombang yang tersedia, meskipun tak selengkap aslinya. Ketika aku menggerling kepada mereka yang meminta untuk dibeli, "Ah nanti saja, ya. Masih ingin yang lain..." Lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun--meskipun di dalam hati.



Tepat Setahun.
"Tidak ada pertemuan tanpa sebab." -Ananta Prahadi.
~
Setahun yang lalu.
Hari ini.
Tak terasa sudah berlalu.
Dan berakhir hampir tak pasti.
Kisahnya itu.
Telah Tuhan rencanakan dari jauh-jauh hari.
Kendati begitu.
Sudah ada berbagai klimaks yang terjadi.
Hingga seringnya timbul tanda tanya. "Ada hikmah apa dibalik semua ini?"
Hanya Tuhan yang tahu.



Membaca.
/* Lumos. •
Pernahkah Kau membaca suatu kisah tentang hal yang dapat merubah hidupmu? Aku dan saudaraku, ya. •
Pernahkah Kau berpikir bahwa petualangan barumu dimulai dengan membuka suatu halaman di suatu benda yang berlembar-lembar? Aku dan saudaraku, ya.

Pernahkah Kau berharap sangat kepada Tuhan bahwa petualanganmu ingin terus bertambah, selagi benda itu terus menumpuk di rak bukumu? Aku dan saudaraku, ya.

Dengar.
Suatu pepatah lama mengatakan, "Buku adalah Jendela dunia." Kau bilang kau ingin sukses, ingin menaklukan dunia dengan kehebatan dan gelar profesionalmu. Tapi, mengapa jendela dunia itu tak kau buka-buka?
Jangan sampai biarkan otakmu tumpul seperti batu bata yang sangat mudah dihancurkan.
Lihatlah dunia. Cari kunci dari jendela tersebut. Kau tahu? Kunci itu adalah NIATmu untuk membaca. Jendela itu adalah BUKUmu yang kau simpan. Dan dunia itu adalah TEMPATmu untuk berperang. •
Mungkin Kau sering sekali merasa bahwa membaca buku novel sama dengan menonton sebuah film? Jika benar, berarti bukan hanya aku saja yang merasa begitu❤. Dan, jika kau ingin tahu, aku sangat ketinggalan dalam judul-judul film yang telah diputar disetiap laptop orang-orang. Aku sangat kurang update. Karena, membaca saja sudah cukup untukku lebih dari sekadar menonton film😂 *meskipun sekarang aku meminta beberapa film dari Tanteku😂 hanya mengisi waktu di hari libur.😅

Ingatlah, dengan buku kau bisa menjadi apa pun yang kau mau. Hanya tinggal memilih saja gelar-gelar itu. Atau mungkin, gelar-gelar yang akan mencarimu?

/* Nox



Tiga cerita.
Ketika kau mendapatkan barang antik dirumahmu sebagai hiasan disamping objek.

Tiga kata yang membawaku masuk kedalam perjalanan hidup atau pun mati. Danur. Maddah. Sunyaruri. Tiga kata yang menggambarkan berbagai tragedi lampau yang terbilang tak menyenangkan sama sekali.

Atau lebih dari itu.



Rasuk.
Langgir Janaka. Sama sekali tidak jenaka, perilakunya itu. Iri, dengki dan berperasangka buruk adalah makanannya sehari-hari. Dimana pun itu, kepada siapa pun. "Aku adalah anak yang paling tidak bahagia di dunia ini! Aku adalah manusia yang di kutuk Tuhan!" . Pemikiran itu dia miliki selama bertahun-tahun--selama dia hidup dan bernafas di atas bumi Ilahi. •
Tapi Tuhan membuktikan bahwa penilaian Langgir terhadap-Nya adalah salah besar. Kini, Tuhan dikatakan benar-benar mengutuknya. •
Inilah kisah "Rasuk". Langgir Janaka, si gadis malang yang dikucilkan ibunya. Langgir Janaka, si gadis yang tak menyadari bahwa kenikmatan Tuhan yang diberikan kepadanya adalah anugerah terindah. Langgir Janaka, yang ruhnya merasuki setiap sahabatnya. •
Tuhan telah mengambil nyawanya, tanpa diketahui olehnya. Agar Langgir bersyukur. Bahwa ujian ketiga sahabatnya itu jauh lebih berat darinya.




Betemu Asih.
Suatu hari, Kau pernah menghampiriku dengan cara yang sama sekali tak menyenangkan, di waktu yang salah. Maaf, tapi Kau sendiri yang telah bersenang hati bila kisah hidupmu diketahui oleh semua orang. Jadi, tak salahkah aku menceritakannya di depan kelas, eh? •
Aku tahu kau datang.
Aku tahu kau tengah menguping upayaku untuk mengisi waktu jam kosong di sekolah.
Aku tahu kau tahu detik itu.

Bukan obrolan yang menyangkut pautkan masalah pribadi. Aku dan temanku yang aku pun lupa siapa dia tengah berbincang seru tentang dirimu. •
Tanpa salam, tanpa permisi.

Bayi itu berada di gendonganmu.
Takut,,, takut sekali.
Sampai-sampai auramu terbawa oleh jiwaku yang memang saat itu tengah lemah.

Aku ambruk. Gara-gara kedatanganmu.
Tapi, rasa penasaranku sudah sirna tatkala melihat langsung wujudmu yang sampai sekarang kusesali.




Lima Sekawan dan Seorang Anak Gadis dari Sekolahku.
5 anak 5 kisah 5 pendapat 5 kesukaan.

Peter, Hans, Hendrick, William, Janshen... Kalian terkenal sekarang. Kalian dipanggil banyak orang. Kalian lebih disenangi. •
Satu lagi. Kalian tak pernah datang ketika aku memanggil salah satu diantara kalian.

Contohnya Kau, William. Kedua temanku menyaksikannya langsung.
Ku tak tahu harus memanggilmu dengan cara bagaimana dan apa.. tapi ku tahu hanya ada satu cara : Lagu kesukaanmu adalah jalanku.

Beberapa detik kemudian, seorang anak muncul dari arah ujung koridor. Kukira Kau. Ternyata sama sekali bukan.

Seorang anak perempuan menghampiri.

Heiii! Siapa dia? Kau yang mengirimkannya? Kenapa kau tak datang? •
"Aku suka sekali lagu itu!"
Aku termenung, terpaku dan beku. Siapa anak ini? Dia manis sekali, tapi tidak untuknya yang telah mati.

"Nyanyikan lagi!"
Aku tak bisa menolaknya.
Dia tertawa layaknya anak berumur delapan tahun lakukan.
Jujur saja, aku tak terganggu akan kehadirannya. Hanya saja lama kelamaan tubuhku menjadi lemas, karena wajahnya yang sudah tak sempurna. Darah itu.... Itulah satu-satunya hal yang mengangguku. •
Kutanya dia.

"Siapa namamu?"
"Ayu."

"Dimana tempat tinggalmu?"
"Disini."

"Mana Ibumu?"
"Mau kupanggilkan?"


William.
"Aku adalah jiwa mati paling berbahagia. Hidup sesungguhnya, dimulai saat aku tak lagi bernafas."
-William Van Kemmen.

Si tampan yang dewasa.
Anak kecil yang berbahagia.

"Jika aku masih seumuran dengannya, pasti aku akan menyukainya." -Risa Saraswati.

Penentuan takdir dia tunggu selama 9 tahun
Dia tak menuntut kepada Tuhan untuk mati.
Tapi dia menunggu dengan sabar.

Eunice memaku, dia kaget atas hal yang baru dia dengar dari William.

Sentakkan dan fitnah dia telan hidup-hidup.
Pengabaian dan kesendirian, disitulah dia berjalan.
Dan keangkuhan adalah hal yang paling dibenci dalam daftar kehidupannya. •
Satu kata dan dua kata terlontar begitu saja.
Orang-orang sombong disekitar William kembali terpaku.
"Apa yang baru dikatakannya?" bergetar, saking geramnya.

Muak.
William semakin menunggu kematian.

Si sipit-sipit pembawa Katana itu yang mengambil nyawanya.

Nouval masih dipelukan hangat yang sama. •
Kepala dan badan yang terpisah.

William yang malang...
Tapi setidaknya itulah yang membuatnya senang.

Hanya ada satu hal aneh dalam jasadnya. Sebuah senyum... Terlihat jelas tersungging di bibirnya....


R.I.S.A.R.A.

R.I.S.A.R.A (Risa dan Sara)

2 nama wanita yang luar biasa. Mungkin Kau pernah mendengar nama mereka, atau salah satunya.

Entah akan percaya atau tidak....

Suatu hari, di siang bolong.
Sendirian.

Berada diatas kasur sebagai seorang librocubichularist memanglah hal yang sangat berharga untuk dilakukan, untukku.

Pertengahan halaman kuhampiri.

Menarik.
Menegangkan.
Menggelitik.

Hingga suatu paragraf menyebutkan, "Aku dan dia bertatap dengan pandangan pertama."

Ketika kubuka halaman berikutnya, paragraf itu muncul kembali.

Kubuka kembali halaman berikutnya, kalimat yang sama tertera kembali.

Lalu kubuka kembali halaman berikutnya, kisah tentang pandangan pertama itu hadir kembali.

Ya Ampun!
Ada apa ini?

Kututup buku itu dengan cepat.
Salah satu ayat Al-Qur'an kubacakan dengan mantap, berharap ini tidak akan terjadi lagi.

Dengan hati-hati dan jantung yang berdegup, kubukalah halaman berikutnya.

Benar-benar aneh.
Halaman-halaman berikutnya kembali menjadi normal.

Kembali, Yang Maha Kuasa menyelamatkanku.


N.B. : ingin sekali aku memakai baju itu.. tapi dimana dan untuk acara apa?



Ivanna.
Betapa ruginya suatu dendam merasuki jiwa seseorang. Mengantarnya kedalam lubang dingin dan lembab... Dimana orang-orang sampai ke tempat pembuangan akhir.. pembuangan.. pembuangan yang beraroma bangkai.

"Hidupku adalah aku yang harus menentukannya sendiri. Terserah padamu. Tapi kenyataannya aku bisa."

Cahaya terang sama sekali tak pernah muncul dalam dirinya, kini. •
Beberapa tahun yang lalu, jiwanya tak patah, payah dan parah.

Perjalan ini tak sependek yang ia harapkan, tidak. Rantai yang membelenggu leher sampai kedua kakinya tak akan pernah terlepas. Tak ada kunci pembuka pintu maaf yang siap menerimanya. Jalanan penuh asap kemarahan dari mereka yang tak bersalah, namun terbunuh.
Goa-goa lebih gelap dari biasanya. Gedung-gedung lebih berlumut dari terakhir ia meninggalkan dunia ini.

Maafkan aku, Elizabeth.

Tidak, kau yang harus minta maaf.
Diubah oleh muthialaqilah 10-07-2020 11:56
lina.whAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
muthialaqilahAvatar border
TS
muthialaqilah
#1
#DiaryAqilah Part 2 : Napak Tilas Kedua
kaskus-image


Dan Hujan Pun Berhenti.
Leo si pembawa sial.
Begitu orang menyebutnya.
Si manusia yang menderita depresi akut.
Membenci semua.
Pembawa masalah.
Merendahkan dan menyiksa siapa pun yang ia kehendaki.
Tak terkecuali.

Tidak.
Kuralat.
Kecuali.

Wanita yang telah membahagiakannya, melebihi orangtua dan saudara-saudaranya.
Wanita sederhana itu dia panggil, "Iris".
Iris yang hilang, yang telah dicintainya. "Leo bermata kering, kosong, dan berdebu." •
Lelaki sampah yang berasal dari wahutri ini adalah si pengeroyok.

Tunggu.

Tapi tidak semua si pembawa sial tak pernah bisa mencintai yang ia cintai.

Ya.
Dia bisa.

Tatkala Irisnya tiada.
Tapi dia tetap setia.

Tak semua yang baik itu setia.
Namum bahkan yang di cap dengan segala keburukan pun dapat berpegang pada kesetiaan.

Iris tak tahu bahwa Leo ingin mengikatnya bak merpati.
Iris tak tahu bahwa Leo selalu meneriaki namanya.
Iris tak tahu, bahwa ada wanita yang lebih segalanya darinya.
Tapi Leo tetap pada Iris.
Tak berpaling.

Leo orang yang gila. Yang ingin sekali menentukan kesetiannya seperti merpati yang tak pernah lepas.

Kuingin kau tahu, Iris.
Leo merindukanmu.





Morte.
Beberapa anak tangga menuai napak tilas aksi yang tak tertebak. Menjalin hubungan yang sangat tak harmonis dan misterius. Dibalik tabir rumah yang menangis, ada selusin teriakan manusia tak bersalah yang tenggelam di ruang bawah tanah. •
Orang tua yang seharusnya menjadi panutan hilang entah kemana. Oriel datang membawa musibah. Semua orang, menyebutnya boneka cantik yang hidup di tengah keluarga yang 'katanya' bahagia. Boneka tak berdosa itu menangis bila melihat kakak tirinya ditampar ayahnya. Maaf. Bukan kakaknya yang diadopsi. Melainkan dia.

"Bukankah kasih sayang ayah dan ibu adalah hak Eris? Semua senyuman dan uluran tangan. Semua pujian dan kata-kata manis yang enggak pernah ditujukan padanya..."

Menelungkup dalam segala ketiadaan kasih sayang ini membuat diri Eris semakin membenci Oriel. •
Yang orang lihat, Oriel adalah boneka manis yang ceria.

Yang kulihat, Oriel adalah gadis kecil yang menaiki ayunan berjiwa psikopat.



Setelah Membaca Samantha.
Berdamailah denganku.
Dengan kami.
Berbaik hatilah.
Jangan perlihatkan kesedihan tak terluap itu.
Berhenti mencari kasih sayang dan rasa empati.
Kalian sudah tak pantas untuk mendapatkannya.
Sangat memuakkan jika kalian meminta tolong dan minta ditemani.
Kami tak akan terpengaruh.
Perlihatkan diri kalian saja.
Jangan sampai mengendalikan.
Kami berbeda dengan kalian.
Jauh beda, jangan disamakan •
Cerai berai dulu jangan diungkit.
Semua tahu itu terasa sakit.
Menggantung diri.
Menyayat nadi.
Kami tahu itu suatu pembunuhan tak bertuah.
Hingga masa Nippon menjadi wabah.
Entah apa dulunya itu.
Hanya kalian dan Tuhan yang tahu.
Mengeluarkan darah kental, cair dan amis.
Sepertinya tak ada kenangan yang manis.
Benarkah begitu?

Hingga aku melihatnya...




Dunia Kedua.
Beralih sebentar dari 'keharusan di dunia nyata' ke 'dunia mereka yang sering dianggap tak nyata'.

Setujukah jika, "Mereka melakukan aktivitas di rumah kita ketika kita tengah tertidur lelap. Entah mereka berjalan, mengelilingi setiap sudut rumah kita, maupun hanya duduk-duduk santai di sofa ruang tv dan ruang tamu. Yang menjadi tanda tanya besarnya adalah, apakah mereka juga bernafas?"

Lupakan soal itu.

'Mereka' adalah sebuah keluarga dan teman bagi Risa Saraswati.
'Mereka' adalah sekelompok musuh yang tak diinginkan bagi Nony Nurbasith.
'Mereka' adalah hal yang lazim, yang pernah hidup di masanya bagi Bonaventura Genta.
Bagiku, 'Mereka' adalah sesuatu yang akan datang kapan saja, dimana saja, kepada siapa saja secara tiba-tiba. •
Kemarin sore, ketika aku baru saja menjalankan kewajibanku, binatang seperti cicak itu berbunyi beberapa kali. Bukan di rumahku, namun tempat itu sudah dianggap sebagai rumah keduaku. Di sebuah ruangan kecil tempat kami beribadah, terdapat ranjang tanpa kasur dan lemari tua yang cerminnya sudah tak jernih lagi. • Di
ruangan itu, tak ada siapa-siapa.

Namun hanya untuk sesaat.

Suara binatang yang tak kusukai itu masih berbunyi, hingga kupaksakan untuk melihat sekeliling ruangan.

~Aku tahu kau disana. Jangan membuatku takut. Bulu kudukku meremang di sekujur tubuh. Kau ada, tapi kenapa aku tak bisa melihatmu? Sekali lagi, jangan membuatku takut!~




Kutipan Kecil.
"Suatu hari, mereka datang
meminta tolong
kepada manusia.
Semacam pepatah, 'kacang lupa pada kulitnya'. Lucu sekali,, katanya mereka
pernah hidup dan
percaya dengan adanya Tuhan.
Namun kini, ketika suara panggilan
dari Tuhan datang
di waktu pagi, siang,
senja, petang dan malam,
mereka menghilang
entah kemana."
~
Bangunan Belanda bercat hijau itu sudah tak asing lagi bagiku.
Ruangan-ruangan yang dimanjakan.
Masing-masing diberi dua pintu besar dan beberapa jendela tinggi yang berjajar.
Kursi-kursi panjang tertata, bersama meja-mejanya yang sudah lapuk sebagian.

Terdengar tawa murid-murid Inlander modern.
Aku tahu, mereka masih berada di tingkat pendidikan menengah.
Tapi aku merasa sendirian, hanya ditemani bayanganku yang tak terlihat karena terhalang atap lorong.
Aku berkeliling sekolah itu--maksudku, sekolah-sekolah itu. Berlari melihat setiap ruangannya yang tersembunyi.
Sudah kutebak.
Mereka ada disana.
Mempertontonkan tubuh mereka yang tak utuh, berdarah, dan menjijikkan.
Tak ada kutipan ronta yang terdengar dari mulutku. Rasanya kering dan enggan.
Dimana aku tepatnya?
Kutahu ini hanyalah mimpi. Si bunga tidur yang kusadari ketika telah merasakannya selama 3 kali. Meskipun tak berturut-turut, berbeda tempat, namun masih dengan arsitektur bangunan yang sama.
Sekolah hijau, lorong yang gelap, kakiku yang berlari berkeliling, mataku yang menangkap setiap bentuk tubuh dan kejadian itu, dan suasana kolonial yang masih bertahan.


'Kau' dan aku.
Kisah kita. Begitulah tempatku bercerita. Kita. Bukan antara dunia nyata dan cerminan aslinya. Hal seperti itu mengenai persahabatan yang pastinya disalah artikan.

Tak dihargai dan dipandang sebelah mata.
"KHAYALAN KAU!" katanya.

Seketika pandangan abstrak kami sempat bertanya-tanya, "Hm.. seseorang dengan predikat 'pengertian' pun, tidak dapat menganggukkan kepalanya di penilaian awal. Sudahlah. Itu semua sudah hukum alam."

Tak memaksa.
Hanya menduga.
Terima kasih bila dengan senang hati meluaskan sudut pandangnya.
Inilah yang kusebut Kisah Kita.
Dimana orang-orang menerka mencari jawabnya.



Selamat Ulang Tahun Angkatanku.
Meskipun ini telah berakhir 4 hari yang lalu, kuharap aku tidak akan terkena detensi dari siapa pun karena terlambat untuk ini. 17 Juli - present. Siang itu, ketika aku tengah mendiskusikan susunan acara bersama sepupuku, dua temanku datang dan menyalamiku, "Selamat Hari Jadi Angkatan!" aku terdiam kurang dari satu detik dan menyadari, "Benarkah?! Hari ini?!" Dan mereka mengangguk. Kembali ku berkata, "Ucapkan kepada yang lain." Lalu mereka pergi dan aku tersenyum. Angka 17. Adalah angka yang memiliki makna di atas makna. 17. Adalah angka manis dimata makhluk Tuhan yang paling mulia. 17. Adalah angka dimana Al-Qur'an diturunkan dan Indonesia merdeka. 17. Adalah angka keberuntungan Kami. Kami, kami semua. Kami, angkatan 17. 😊




Demonstrasi Ekskulku Berjalan Dengan Lancar.

Pertama-tama yang harus kulakukan adalah berterima kasih kepada temanku yang telah mengambil gambar yang tak kusangka seperti ini.
Kedua, kami sangat berterima kasih kepada pembina PMR yang selalu mengamati, mengawasi, membimbing, dan selalu ikut andil dan membantu dalam segala urusan kami. Untuk seorang senior yang kami panggil dengan kata "Coach." Beliau telah kutandai dalam gambar pertama.

Ketiga, terima kasih tak pernah kuputuskan dengan kata jeda dan berhenti. Untuk kalian anggota dan para pengurus, yang selalu menjungjung tinggi nama baik palang merah di dua negara sekaligus. 🇨🇭🇮🇩

Dan terakhir, terima kasih untuk teman-teman yang menjadi anggota ekstrakulikuler lain. Kalian sangat memompa semangat kita untuk maju dan maju. Kita berjuang bersama. Kita buktikan bersama.

Rintangan kecil pun kami lalui. Jauh dilubuk hati, kami tak merasakan beban yang dapat membuat pikiran kami rasanya menumpuk dan tak muat. Tapi kami menikmati itu. Semua semangat dan juang kami membuat kami bangga. Untuk ini bukan hanya mereka yang menjadi saksinya. Dan bapak kami pun.

Terima kasih




Kelasku Menjadi yang Terbaik.
Alhamdulillah ❤ Terima kasih atas semua perjuangannya, IXB... Kalian benar-benar luar biasa. Meskipun tantangan dan rintangannya sama sekali bukan hal yang mudah dilewati. Teruslah bersaing sehat, setelah mendapatkan hasil yang diinginkan janganlah sampai merendahkan apalagi takabur.. tetap mengutamakan kejujuran, kebersamaan dan kekompakan. Hasil tidak akan mengkhianati proses. ^^




Camping Pelantikan Dasar.
Entah bagaimana caranya untuk mengucapkan 1001 kata Terima Kasih kepada setiap Pembina dan Panitia yang telah berjuang untuk mensukseskan CPD kemarin. Jazakumullah khairan katsira. Mohon maaf Saya belum bisa membalas semua kebaikan Tim dengan balasan yang lebih. Hanya Allah yang dapat membalasnya, jauh lebih indah, tak terbayang.
~~~~~~~~~~~~~~
3 hari menetap di tengah-tengah hutan pinus yang sejuk dan tak terkira luasnya. 2 malam itu, setidaknya kami memupuk berbagai kenangan yang tak akan terhapuskan sampai kapan pun. Menjadi seorang Pendidik sementara untuk anak-anak kelas 7 yang dilahirkan untuk itu.
Sementara ketika waktu istirahat berselang datang, aku memutuskan untuk menyalakan tombol merah di area recording elektronik kecilku. Sangat tidak berniat untuk membuat cuplikan seperti biasanya. Beberapa menit yang lalu, hanya menemukan beberapa video berdurasi pendek yang pergerakannya sangat tidak teratur. Beruntung masih diberi kesempatan untuk mengeditnya.
Alhamdulillah.



Pertemuan.
Akhir adalah permulaan yang baru dari awal.
Kecaman tak bertuah terbuang entah kemana.
Jauh disana, sia-sia.
Kuharap Tuhan tak akan murka.
Semua itu, tak ada keteledoran.
Ketulusan yang tak bermakna.
Disalah artikan.
Namun tak sampai dihina.
Mata memandang luas ke arah kabut yang mulai memudar.
Pandangan itu pada awalnya buram.. jauh buram beratus-ratus kilometer kearah Barat.
Aku mengucek mata perih.
Siapa yang berdiri disana?
Berdiri, tegap dan menunggu.
Mengapa aku tak berlari?
Ah, tidak. Tak usah.
Pada akhirnya dia yang akan berlari kesini.



Level Selanjutnya....
Pengutaraan kalimat yang terpendam selama berhari-hari, "Orang baik tidak selalu dia yang tidak banyak bicara." Apa yang terpikirkan ketika melihat seseorang dengan sifat yang tak menggebu-gebu, lebih banyak menyunggingkan senyum, dan hanya mengeluarkan sedikit kalimat dalam kehidupan sehari-harinya. Orang-orang menilai itu semua melalui persepsi awal singkat mereka.

Lalu bagaimana dengan si aktif yang memiliki viewpoint yang berbeda terhadap kebiasaan dirinya sendiri? Di pandang sebelah mata oleh insan yang lainnya, 'kah? Tapi bagaimana jika Tuhan mengangkat derajat hatinya jauh diatas si pendiam itu?

Hello effect. Dimana seseorang dengan to the point menilai individu lainnya secara gamblang--melihatnya hanya dari luar, lalu memujinya atau bahkan merasa risih kepadanya.

Hingga beratus-ratus orang di luar sana merasa malu sendiri... Oh, ya,, menyesal.

Berbicara tentang sifat. Sejauh apa seseorang dikatakan baik hati dan tidak sombong? Melalui apa? Sudut pandang manusia? Mungkin hanya mengambil 40% poin dari cara kita. Sisanya, Tuhan yang memandang isi hatinya. Tuhan Maha Tahu. •
"Orang baik selalu mendapat kejadian dan takdir yang buruk." #fair_unfair
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Faktanya sekarang saya malas untuk melanjutkan sugesti pendapat tentang hal itu. Mungkin teman-teman bisa menebak apa maksudnya. ∆merasa jenuh dan bosan∆
Diubah oleh muthialaqilah 13-05-2020 16:15
ayaswords
ayaswords memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.