- Beranda
- Stories from the Heart
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
...
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue
(私のスレッドへようこそ)
(私のスレッドへようこそ)
TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR
Spoiler for Season 1 dan Season 2:
Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:
INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH
Spoiler for INDEX SEASON 3:
Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yanagi92055
#374
Kejutan Naik Turun
Gue langsung menyalakan Skype dan online.
“Halo.” Kata gue.
Awalnya nggak ada gambar apa-apa selain background ruangan Emi. Nggak lama dia masuk lagi ke frame.
“Firzy…”
Emi tiba-tiba mengeluarkan sebuah kerajinan tangan yang sepertinya dia buat sendiri. Dia kan emang ngakunya bisa crafting gitu. Jadi ya nggak heran kalau dia bisa bikin karya kayak gitu. Gue terdiam, karena gue merasa barang yang dia tunjukkan sangat familiar. Crafting pertamanya ada tulisan jepang, yang artinya selamat ulang tahun, kemudian crafting kedua yang dia angkat ada nama lengkap gue, dan nggak salah tulis. Haha. Gue sangat takjub dan bingung mau ngomong apa sama Emi. Gue nggak pernah dikasih kejutan kayak gini selama hidup gue sebelum ini.
“Buka chat Skype.” Kata Emi.
Gue sangat terkejut dengan kolase foto-foto dia memegang crafting bikinan dia sendiri. Gue nggak nyangka dia bisa tau ulang tahun gue. Gue juga nggak nyangka aja bisa dapat kejutan kayak gini. Mungkin kalau dari harga ini nggak seberapa, tapi kalau dilihat dari nilainya, ini sangat priceless. Dan Emi sukses bikin gue sangat terharu, dan merasa jadi orang yang penting bagi orang lain.
“Ini crafting yang aku temuin di Laboratorium tadi.”
“Iya. Maaf aku boong, bilang itu buat Lidya. Itu buat kamu.” Kata Emi.
“Kok aku bisa ga tau.”
“Kan rahasia terbesar itu ya disimpen di tempat paling terlihat, Zy.”
“Kamu cewek pertama yang bikin beginian buat aku, Mi. Dulu cewek-cewek yang pernah ada di sejarah hidup aku belum pernah bikin begini buat aku. Bahkan nggak pernah ada yang ngucapin tepat di jam 12 malem. Nggak ada yang bisa bangun sampe jam segitu soalnya.” Gue mengenang.
“Firzy. Ulang tahun itu emang sebenernya bukan untuk dirayain bermewah-mewahan. Tapi untuk dirayain sama orang-orang tersayang aja, sebagai bentuk syukur kita kepada Tuhan karena kita masih dikasih kesempatan untuk menjalani hari-hari baru kedepannya. Buat aku, ngucapin ulang tahun itu penting buat ke temen-temen aku, biar mereka ngerasa bahagia di hari ulang tahun mereka. Jadi, jangan sedih ya, Zy. Insyaallah kedepannya, gue usahain untuk selalu ngucapin ulang tahun ke lo selama nggak mengganggu apapun ya.”
“Nggak akan boleh ada yang gangguin kita.”
“Halah. Tit*t anda, Firzy!”
“Oh iya, kamu juga jadi cewek pertama yang bisa ngucapin nama tengah aku lengkap dan benar dalam sekali ucap.”
“ITU LATIHANNYA SUSAH BENER BANGS*T! BISA-BISANYA NAMA SESUSAH ITU, NJ*R!”
“Heh, nama itu doa. Ada artinya tuh gitu-gitu.”
“Tapi kenapa kamu dimana-mana nggak pernah nyantumin nama tengah kamu?”
“Karena nggak penting. Kalopun aku cantumin, emang orang bisa ngucapinnya? Nyebut nama aku ‘Firzy’ aja udeh susah, paling berujung ngomong ‘Ji ji ji ji’ terus Biji dah nanti ngomongnya. Asu tenan.”
“Kan enak aku kalo lagi pengen ngehina kamu. Jadi bilang ‘BIJI LU BANGS*T!’. Jadi lebih puas gitu, Nj*r. Hahaha.
“BODO AMAT!”
Tiba-tiba muncul ide gue untuk meminta Emi mengucapkan ulang tahun gue di seluruh sosial media gue, nanti gue akan balas. Ada beberapa notifikasi masuk yang mengucapkan ulang tahun gue emang, tapi ya bodo amat, gue maunya Emi juga ngucapin di sosmed gue. hehe.
“Kamu ucapin aku dong, di Twitter atau Facebook boleh kok.”
“Kok request sih pengen diucapin?” katanya protes.
“Buru ucapin!”
“Iya bentar. Udah tuh.” Katanya. Ekspresinya memang seperti sedang ngetik sesuatu.
“AKU LANGSUNG BALES. Haha. Terus sekarang liat orang yang baruuu banget nge-wall ke aku, Mi.”
Gue menyuruhnya untuk cek wall gue, karena ada Uun yang ngucapin ulang tahun ke gue, tapi gue bodo amat. Hahaha.
“Kamu bales ih, Zy. Kamu bales aku tadi di Twitter. Buru, itu ada anak sekelas aku.”
“Ngapain? Biarin aja. Wong Facebook aku, suka-suka aku lah. Hahaha. Aku suka panas-panasin orang begini. Biar berenti dia begituin aku. Hahaha.”
“Kamu jahat ih, Firzy! Aku likes postingan dia!” katanya.
“Ya terserah kamu. Kamu juga jahat nggak suka sama aku!” muka gue sok sedih.
“Kalo kita bisa jadi sahabat dan nyaman begini, kenapa harus jadi suka-sukaan sih?”
“Nggak mau jawab.”
“Idih aneh lo.” katanya sambil cemberut.
Selanjutnya, gue mau kasih kejutan lagi, kali aja dia suka. Gue emang pingin pamer hasil video manggung gue waktu diacara jepangan di ibukota, sekitar dua tahun lalu, yang manggung featuring Sion, kawan lama gue. Gue memosting di wall dia, link youtube video manggung gue, bawain lagu jepangan yang rock sedikit ke metal, jadinya ada headbang-headbangnya. Hahaha. Lalu gue matiin aja skypenya, dan gue tinggal tidur.
--
Gue memberi sebuah kejutan dengan datang kekampus buat ketemu Emi. Pekerjaan gue emang bisa gue selesaikan dengan mobile, sehingga gue bisa lebih leluasa untuk kemanapun diluar kantor. Gue memberikan jaminan penyelesaian pekerjaan gue ke atasan gue akan tetap tepat waktu. Untungnya atasan gue selalu percaya dengan gue, berdasarkan atas kinerja yang gue tunjukkan selama ini.
Alhamdulilah jadinya waktu gue lebih fleksibel. Gue sendiri membebaskan tim gue untuk kerja dimanapun, nggak harus di kantor. Karena perusahaan kami perusahaan jasa, jadi waktunya juga fleksibel. Kalau waktu fleksibel, kenapa tempat kerja juga nggak dibikin fleksibel sekalian kan?
Dengan ide gue ini, percaya nggak percaya, produktivitas tim gue meningkat perlahan dan menjadi sedikit berbeda dengan tim lain. Ini yang di apresiasi oleh atasan gue. Pada akhirnya dia membebaskan gue untuk mengelola tim dengan lebih baik lagi, dengan cara gue. keuntungannya, jadi gue bisa selalu punya waktu untuk memperjuangkan urusan gue dengan Emi.
Gue udah sampai dekat parkiran gedung fakultas. Disana gue udah lihat Emi dan temannya. Mereka sepertinya udah mau cabut. Untung gue datang tepat waktu. Waktu itu gue datang mengendarai motor. Lumayan capek juga karena jauh banget. Saat gue melihat Emi dan temannya, sepertinya Emi sedang emosi.
“SIAPA YANG BIKIN EMI MARAH BEGITU?” kata gue yang jadi ikutan emosi dan berteriak dari jauh.
“Udah nggak usah ikutan. Gue mau ngomong sesuatu sama lo.” kata Emi, yang lalu naik di boncengan gue.
“Kemana?” tanya gue.
“Ke tempat dimana nggak ada cewek yang bisa bikin gue emosi.”
Gue mikir keras saat itu. Tapi mendadak gue keingetan kalau Emi itu mau makan indomi dobel disebuah tempat yang bagus pemandangannya. Dan akhirnya gue pun tau harus kemana. Akhirnya gue memacu motor gue sampai perjalanan menghabiskan waktu berjam-jam.
Kami akhirnya sampai kesebuah tempat wisata yang pemandangan alamnya indah banget. Gue pada dasarnya suka jalan-jalan ke tempat wisata alam daripada hanya sekedar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Ternyata Emi pun sama. Dia senang jalan-jalan ketempat wisata alam juga. Suatu kebetulan (atau bukan) yang pas.
Kami jalan kaki berkeliling di kawasan wisata itu. Benar-benar refresh kali ini. Walaupun hari udah lewat dari setengah, tapi nggak apa-apa juga. Toh juga nggak hujan waktu itu. Pemandangan hamparan sawah yang masih hijau benar-benar membius benak kami. Luar biasa banget, sore-sore ke sawah. Haha.
Setelah puas jalan-jalan dan ngobrol ringan selama perjalanan itu, kami melipir ke warung kecil. Spot duduknya juga gue pilih yang bagus banget biar nikmat makannya. Emi gue bebaskan memilih makanan dan minuman. Gue juga memilih makanan dan minuman gue.
Nggak lama makanan dan minuman datang, gue berniat untuk bikin geger sosial media. Haha. Gue foto makanan dan minuman ini, kemudian gue posting di facebook. Setelahnya gue juga akan tag FB Emi. Maksudnya adalah biar pada diem, nggak usah ngurusin gue lagi. Karena gue udah memilih untuk bersama Emi. Gue akan seriusin Emi.
Kami makan sambil ngobrol, plus ngata-ngatain orang. Haha. Kami melakukan sebuah dubbing ke pasangan yang kelihatannya sedang menyelesaikan masalah diujung warung sebrang kami persis. Bagi kami hal-hal recehan begini cukup kok untuk membangkitkan mood kami. Terutama Emi. Emi tadi gue liat soalnya emang nggak bagus moodnya. Ternyata ampuh pas gue ajak jalan begini. Hehe.
Beberapa saat setelah gue selesai makan, HP gue bergetar. Ternyata ada orang yang nggak terduga nelpon gue. Mau apaan lagi coba? Dan kenapa pas banget gue lagi jalan sama Emi?
DEE CALL
“Halo.” Kata gue.
Awalnya nggak ada gambar apa-apa selain background ruangan Emi. Nggak lama dia masuk lagi ke frame.
“Firzy…”
Emi tiba-tiba mengeluarkan sebuah kerajinan tangan yang sepertinya dia buat sendiri. Dia kan emang ngakunya bisa crafting gitu. Jadi ya nggak heran kalau dia bisa bikin karya kayak gitu. Gue terdiam, karena gue merasa barang yang dia tunjukkan sangat familiar. Crafting pertamanya ada tulisan jepang, yang artinya selamat ulang tahun, kemudian crafting kedua yang dia angkat ada nama lengkap gue, dan nggak salah tulis. Haha. Gue sangat takjub dan bingung mau ngomong apa sama Emi. Gue nggak pernah dikasih kejutan kayak gini selama hidup gue sebelum ini.
“Buka chat Skype.” Kata Emi.
Gue sangat terkejut dengan kolase foto-foto dia memegang crafting bikinan dia sendiri. Gue nggak nyangka dia bisa tau ulang tahun gue. Gue juga nggak nyangka aja bisa dapat kejutan kayak gini. Mungkin kalau dari harga ini nggak seberapa, tapi kalau dilihat dari nilainya, ini sangat priceless. Dan Emi sukses bikin gue sangat terharu, dan merasa jadi orang yang penting bagi orang lain.
“Ini crafting yang aku temuin di Laboratorium tadi.”
“Iya. Maaf aku boong, bilang itu buat Lidya. Itu buat kamu.” Kata Emi.
“Kok aku bisa ga tau.”
“Kan rahasia terbesar itu ya disimpen di tempat paling terlihat, Zy.”
“Kamu cewek pertama yang bikin beginian buat aku, Mi. Dulu cewek-cewek yang pernah ada di sejarah hidup aku belum pernah bikin begini buat aku. Bahkan nggak pernah ada yang ngucapin tepat di jam 12 malem. Nggak ada yang bisa bangun sampe jam segitu soalnya.” Gue mengenang.
“Firzy. Ulang tahun itu emang sebenernya bukan untuk dirayain bermewah-mewahan. Tapi untuk dirayain sama orang-orang tersayang aja, sebagai bentuk syukur kita kepada Tuhan karena kita masih dikasih kesempatan untuk menjalani hari-hari baru kedepannya. Buat aku, ngucapin ulang tahun itu penting buat ke temen-temen aku, biar mereka ngerasa bahagia di hari ulang tahun mereka. Jadi, jangan sedih ya, Zy. Insyaallah kedepannya, gue usahain untuk selalu ngucapin ulang tahun ke lo selama nggak mengganggu apapun ya.”
“Nggak akan boleh ada yang gangguin kita.”
“Halah. Tit*t anda, Firzy!”
“Oh iya, kamu juga jadi cewek pertama yang bisa ngucapin nama tengah aku lengkap dan benar dalam sekali ucap.”
“ITU LATIHANNYA SUSAH BENER BANGS*T! BISA-BISANYA NAMA SESUSAH ITU, NJ*R!”
“Heh, nama itu doa. Ada artinya tuh gitu-gitu.”
“Tapi kenapa kamu dimana-mana nggak pernah nyantumin nama tengah kamu?”
“Karena nggak penting. Kalopun aku cantumin, emang orang bisa ngucapinnya? Nyebut nama aku ‘Firzy’ aja udeh susah, paling berujung ngomong ‘Ji ji ji ji’ terus Biji dah nanti ngomongnya. Asu tenan.”
“Kan enak aku kalo lagi pengen ngehina kamu. Jadi bilang ‘BIJI LU BANGS*T!’. Jadi lebih puas gitu, Nj*r. Hahaha.
“BODO AMAT!”
Tiba-tiba muncul ide gue untuk meminta Emi mengucapkan ulang tahun gue di seluruh sosial media gue, nanti gue akan balas. Ada beberapa notifikasi masuk yang mengucapkan ulang tahun gue emang, tapi ya bodo amat, gue maunya Emi juga ngucapin di sosmed gue. hehe.
“Kamu ucapin aku dong, di Twitter atau Facebook boleh kok.”
“Kok request sih pengen diucapin?” katanya protes.
“Buru ucapin!”
“Iya bentar. Udah tuh.” Katanya. Ekspresinya memang seperti sedang ngetik sesuatu.
“AKU LANGSUNG BALES. Haha. Terus sekarang liat orang yang baruuu banget nge-wall ke aku, Mi.”
Gue menyuruhnya untuk cek wall gue, karena ada Uun yang ngucapin ulang tahun ke gue, tapi gue bodo amat. Hahaha.
“Kamu bales ih, Zy. Kamu bales aku tadi di Twitter. Buru, itu ada anak sekelas aku.”
“Ngapain? Biarin aja. Wong Facebook aku, suka-suka aku lah. Hahaha. Aku suka panas-panasin orang begini. Biar berenti dia begituin aku. Hahaha.”
“Kamu jahat ih, Firzy! Aku likes postingan dia!” katanya.
“Ya terserah kamu. Kamu juga jahat nggak suka sama aku!” muka gue sok sedih.
“Kalo kita bisa jadi sahabat dan nyaman begini, kenapa harus jadi suka-sukaan sih?”
“Nggak mau jawab.”
“Idih aneh lo.” katanya sambil cemberut.
Selanjutnya, gue mau kasih kejutan lagi, kali aja dia suka. Gue emang pingin pamer hasil video manggung gue waktu diacara jepangan di ibukota, sekitar dua tahun lalu, yang manggung featuring Sion, kawan lama gue. Gue memosting di wall dia, link youtube video manggung gue, bawain lagu jepangan yang rock sedikit ke metal, jadinya ada headbang-headbangnya. Hahaha. Lalu gue matiin aja skypenya, dan gue tinggal tidur.
--
Gue memberi sebuah kejutan dengan datang kekampus buat ketemu Emi. Pekerjaan gue emang bisa gue selesaikan dengan mobile, sehingga gue bisa lebih leluasa untuk kemanapun diluar kantor. Gue memberikan jaminan penyelesaian pekerjaan gue ke atasan gue akan tetap tepat waktu. Untungnya atasan gue selalu percaya dengan gue, berdasarkan atas kinerja yang gue tunjukkan selama ini.
Alhamdulilah jadinya waktu gue lebih fleksibel. Gue sendiri membebaskan tim gue untuk kerja dimanapun, nggak harus di kantor. Karena perusahaan kami perusahaan jasa, jadi waktunya juga fleksibel. Kalau waktu fleksibel, kenapa tempat kerja juga nggak dibikin fleksibel sekalian kan?
Dengan ide gue ini, percaya nggak percaya, produktivitas tim gue meningkat perlahan dan menjadi sedikit berbeda dengan tim lain. Ini yang di apresiasi oleh atasan gue. Pada akhirnya dia membebaskan gue untuk mengelola tim dengan lebih baik lagi, dengan cara gue. keuntungannya, jadi gue bisa selalu punya waktu untuk memperjuangkan urusan gue dengan Emi.
Gue udah sampai dekat parkiran gedung fakultas. Disana gue udah lihat Emi dan temannya. Mereka sepertinya udah mau cabut. Untung gue datang tepat waktu. Waktu itu gue datang mengendarai motor. Lumayan capek juga karena jauh banget. Saat gue melihat Emi dan temannya, sepertinya Emi sedang emosi.
“SIAPA YANG BIKIN EMI MARAH BEGITU?” kata gue yang jadi ikutan emosi dan berteriak dari jauh.
“Udah nggak usah ikutan. Gue mau ngomong sesuatu sama lo.” kata Emi, yang lalu naik di boncengan gue.
“Kemana?” tanya gue.
“Ke tempat dimana nggak ada cewek yang bisa bikin gue emosi.”
Gue mikir keras saat itu. Tapi mendadak gue keingetan kalau Emi itu mau makan indomi dobel disebuah tempat yang bagus pemandangannya. Dan akhirnya gue pun tau harus kemana. Akhirnya gue memacu motor gue sampai perjalanan menghabiskan waktu berjam-jam.
Kami akhirnya sampai kesebuah tempat wisata yang pemandangan alamnya indah banget. Gue pada dasarnya suka jalan-jalan ke tempat wisata alam daripada hanya sekedar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Ternyata Emi pun sama. Dia senang jalan-jalan ketempat wisata alam juga. Suatu kebetulan (atau bukan) yang pas.
Kami jalan kaki berkeliling di kawasan wisata itu. Benar-benar refresh kali ini. Walaupun hari udah lewat dari setengah, tapi nggak apa-apa juga. Toh juga nggak hujan waktu itu. Pemandangan hamparan sawah yang masih hijau benar-benar membius benak kami. Luar biasa banget, sore-sore ke sawah. Haha.
Setelah puas jalan-jalan dan ngobrol ringan selama perjalanan itu, kami melipir ke warung kecil. Spot duduknya juga gue pilih yang bagus banget biar nikmat makannya. Emi gue bebaskan memilih makanan dan minuman. Gue juga memilih makanan dan minuman gue.
Nggak lama makanan dan minuman datang, gue berniat untuk bikin geger sosial media. Haha. Gue foto makanan dan minuman ini, kemudian gue posting di facebook. Setelahnya gue juga akan tag FB Emi. Maksudnya adalah biar pada diem, nggak usah ngurusin gue lagi. Karena gue udah memilih untuk bersama Emi. Gue akan seriusin Emi.
Kami makan sambil ngobrol, plus ngata-ngatain orang. Haha. Kami melakukan sebuah dubbing ke pasangan yang kelihatannya sedang menyelesaikan masalah diujung warung sebrang kami persis. Bagi kami hal-hal recehan begini cukup kok untuk membangkitkan mood kami. Terutama Emi. Emi tadi gue liat soalnya emang nggak bagus moodnya. Ternyata ampuh pas gue ajak jalan begini. Hehe.
Beberapa saat setelah gue selesai makan, HP gue bergetar. Ternyata ada orang yang nggak terduga nelpon gue. Mau apaan lagi coba? Dan kenapa pas banget gue lagi jalan sama Emi?
DEE CALL
itkgid dan 35 lainnya memberi reputasi
36
Tutup