- Beranda
- Stories from the Heart
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV) [18+] [TRUE STORY]
...
TS
dissymmon08
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV) [18+] [TRUE STORY]
SELAMAT DATANG AGAN SISTA
Halo! 
Gue ucapkan terima kasih yang teramat sangat terhadap dukungan dan apresiasi agan sista untuk tulisan gue di JILID IIIsebelumnya. Setelah merenung dan mencoba membuka kembali memori lama gue, akhirnya gue mendapatkan khilal gue. Sekarang gue udah siap untuk menulis kelanjutannya, yaitu JILID IV!
Kali ini gue masih menceritakan tentang kisah cinta gue, yang pada cerita sebelumnya masih berkutat di Kampus. Gue yang di kisah kali ini sedang mendekati akhir perjuangan di Kampus pun akan menjalani tahap baru, dimana gue akan bertemu dengan dunia kerja dan dunia nyata. Bakalan banyak konflik di diri gue ini, ketika gue yang tengah mencari jati diri ini dihadapkan dengan kenyataan bahwa hidup itu benar-benar penuh lika liku. Saat kita salah memilih jalan, ga ada putar balik, kita harus terus menjalani dan menghadapinya seraya mencari solusi terbaik atas pilihan kita itu. Dan kesabaran menjadi kunci utama segalanya, buat gue.
Masih dengan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue, kebodohan gue dalam memilih keputusan, pengalaman hidup lain, dan beberapa kali akan nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita gue kali ini. Mungkin akan ada beberapa penyesuaian penggunaan bahasa atau panggilan yang gue lakuin di sini, demi kenyamanan bersama. Semoga ga merusak ciri khas gue dalam menulis! Amiiin.
Dan gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai!
Oh iya, kalau misalnya agan sista belum baca cerita di JILID III atau mau refresh kembali cerita saat itu, monggo mampir ke LINK INI.

Gue ucapkan terima kasih yang teramat sangat terhadap dukungan dan apresiasi agan sista untuk tulisan gue di JILID IIIsebelumnya. Setelah merenung dan mencoba membuka kembali memori lama gue, akhirnya gue mendapatkan khilal gue. Sekarang gue udah siap untuk menulis kelanjutannya, yaitu JILID IV!
Kali ini gue masih menceritakan tentang kisah cinta gue, yang pada cerita sebelumnya masih berkutat di Kampus. Gue yang di kisah kali ini sedang mendekati akhir perjuangan di Kampus pun akan menjalani tahap baru, dimana gue akan bertemu dengan dunia kerja dan dunia nyata. Bakalan banyak konflik di diri gue ini, ketika gue yang tengah mencari jati diri ini dihadapkan dengan kenyataan bahwa hidup itu benar-benar penuh lika liku. Saat kita salah memilih jalan, ga ada putar balik, kita harus terus menjalani dan menghadapinya seraya mencari solusi terbaik atas pilihan kita itu. Dan kesabaran menjadi kunci utama segalanya, buat gue.
Masih dengan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue, kebodohan gue dalam memilih keputusan, pengalaman hidup lain, dan beberapa kali akan nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita gue kali ini. Mungkin akan ada beberapa penyesuaian penggunaan bahasa atau panggilan yang gue lakuin di sini, demi kenyamanan bersama. Semoga ga merusak ciri khas gue dalam menulis! Amiiin.
Dan gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai!

Oh iya, kalau misalnya agan sista belum baca cerita di JILID III atau mau refresh kembali cerita saat itu, monggo mampir ke LINK INI.
![AKHIR PENANTIANKU (JILID IV) [18+] [TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2019/11/15/10712020_20191115112915.jpg)
Spoiler for INDEX:
Spoiler for MULUSTRASI:
HT @ STORY
Alhamdulillah berkat supportdari agan sista, thread ane ini jadi HT!
Terima kasih banyak ane ucapin buat agan sista yang udah setia nunggu update-an cerita-cerita ane.
Semoga tulisan ane bisa terus lebih baik dan bisa menyajikan cerita lebih seru buat dibaca agan sista!

Spoiler for PERATURAN:
Quote:
Diubah oleh dissymmon08 30-12-2019 07:57
bukhorigan dan 48 lainnya memberi reputasi
49
134.1K
1.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dissymmon08
#676
KISAH TENTANG F: MEREKA BERSEKUTU (PART 03)
Gue memutuskan untuk sibukin diri gue ngurus pagedan blog Himpro gue. Mumpung gue lagi ada ide buat nulis saat itu. Ini adalah hari kedua Bang Firzy ga ada kabar sama sekali ke gue. Dan hari ini adalah H-1 acara OSPEK alias Perkenalan Kampus Angkatan Tahun 2012 (PKAT12). Anak sekelas gue pasti lagi kumpul semua di Kampus untuk persiapan acara buat esok harinya. Panitia OSPEKnya adalah angkatan gue dan angkatannya Dewi dan Nindy.
Ting.
Tiba-tiba notifikasi Facebook gue bunyi. Gue masih sangat berharap Bang Firzy ngehubungi gue via Facebook daripada sms. Mungkin ini masalah sinyal atau entah apa. Gue masih sangat berharap begitu. Tapi dilalahnya, saat gue klik lambang notifikasi, yang masuk adalah notifikasi Rizky, saah satu anggota gank Rizal yang nulis di grup Facebook kelas.
Gue kaget dengan posting-an Rizky ini. “Siapa yang berani-beraninya ngomong begitu ke alumni? Kan kemaren pas sosialisasi udah ada kesepakatan sama alumni yang gue ga inget banget apa aja… Firzy yang konfrontasi langsung sama Rizky, Maul, dan Bang Karim sama beberapa anak 2011. Duuh. Mana gue ga bisa tanya Firzy pulak…” Gue ngelirik handphone gue. Rasanya saat itu pengen banget ngehubungin Bang Firzy.
Ting. Ting. Ting.
Banyak banget notifikasi Facebook yang masuk karena muncul banyak komen dengan spekulasi masing-masing di posting-an Rizky itu. Intinya semuanya mengaku ga ada koneksi langsung ke alumni, karena alumni yang dikenal ya sebatas yang ada di Kampus. Itu pun alumni-alumni yang ga akan berkhianat juga sama kami karena tau gimana perjuangan kami. Gue pun yakin Bang Firzy ga segitu pedulinya sama OSPEK 2012 ini, sampe harus ikut campur mau ngancurin OSPEK 2012 ini. Bang Karim apalagi, kemaren kebanyakan nasehat dari dia mah. “Terus siapa ya?”
Gue terus memantau komen dari anak-anak sekelas. Mereka semua menyemangati Rizky, Maul, dan Sandi untuk bersama-sama maju membela diri demi PKAT12 tetap dilaksanakan. Rizky sebagai ketua PKAT12, Maul sebagai Ketua Himpro, dan Sandi sebagai Ketua Kelas kami. Mereka memutuskan untuk datang ke rumah Kemahasiswaan Jurusan AB sore ini untuk memberikan penjelasan dan meminta ijin untuk tetap melaksanakan. Mereka pun membawa rundown dan konten-konten apa aja yang akan dilaksanakan. Gue berharap yang terbaik aja untuk mereka.
Ketika gue akan menulis komen semangat ke Rizky, tiba-tiba ada notifikasi baru di grup Facebook Crocodile. Di sana ada pembahasan serupa, tapi versi Crocodile. Debby duluan yang memulai posting-annya.
Gue dan semua anak Crocodile kepancing dengan kata-kata Debby ‘pengkhianat di antara kita’. Maksudnya siapa? Gue coba mikir, ada Ratu yang kenal Bang Yudha dan gue yang kenal Bang Teguh, Bang Benu, Bang Wira, plus pacar gue sendiri Bang Firzy. Terus mau siapa?
Saat gue ditengah mikirin siapa pelakunya, mendadak ada dua komen baru di posting-an Debby itu.
“WHAT??? BANGS*T AMAT SI ANJ*NG MAEN NUDUH ORANG BEGITU AJA!” Gue otomatis ambil handphonegue dan nelpon ke Dwi. Gue ga mau langsung nelpon Debby. Dia pasti ngotot dengan pendapat dia, secara dia juga kan lagi sensi sama Bang Firzy. Mendingan gue nelpon Dwi yang ada juga di sana dan tau duduk persoalan sebenernya.
Sekali percobaan dan dua kali percobaan, telepon gue ga kunjung diangkat sama Dwi. Gue pun mencoba lagi untuk ketiga kalinya. Akhirnya Dwi pun angkat telepon gue.
“Halo, assalamualaikum, Emi. Maaf tadi aku lagi di dalem forum. Ga enak angkat telepon.”
“Iya, gapapa Dwi.”
“Kenapa, Emi?”
“Dwi, aku tau kamu pasti lagi di forum itu maksudnya lagi sama Rizky kan?” Dwi terdiam sesaat. Kayaknya dia kasih kode atau entah ngapain. “Halo, Dwi?”
“Iya, Mi… Aku tau, kamu pasti nanyain ke aku karena posting-an Debby kan di grup Facebook kita. Maafin Debby ya maen nuduh pacar kamu begitu, Mi.”
“Aku ga peduli sama tuduhannya walopun itu sangat ga sopan. ANJ*NG BANGET EMANG! Tapi aku pengen tau, apa dasar tuduhan si Debby itu sampe jadi Bang Ija jadi pelaku utamanya?”
Dwi tarik napas dalam-dalam. “Emi… Kamu udah baca kan tulisannya Rizky di grup, intinya kayak begitu. Tapi aku ceritain begini awalnya… Jum’at pagi, Uun sebagai team yang undangan nyusun sms undangan yang ditujukan kepada para alumni. Uun satu team dengan Wahyu saat itu. Mereka berdua bertugas untuk menyusun sms undangan dan menghubungi alumni satu per satu. Entah gimana ceritanya, Uun mengirimkan sms undangan itu pertama kali ke Bang Ija, hanya ke Bang Ija. Sedangkan Wahyu entah ngirim sms ke siapa aja waktu itu. Tapi, ternyata Uun nulis ‘Perkenalan Kampus Angkatan Tahun 2012 alias OSPEK Tahun 2012’ di sms itu, sedangkan Wahyu udah bilang untuk apus kalimat ‘OSPEK Tahun 2012’ sebelum dikirim. Uun dan Wahyu panik dan nunggu sms dari Bang Ija, tapi ga ada balesan sama sekali. Wahyu pun akhirnya ambil alih dengan sms Bang Ija ulang untuk konfirmasi kalau PKAT12 itu BUKAN OSPEK tapi murni hanya perkenalan dan silaturahmi. Dan lagi-lagi, ga ada respon dari Bang Ija.”
“Wajar Firzy ga bales, wong gue aja ga boleh ngehubungi dia apalagi ada orang-orang ini pada ngebahas urusan OSPEK?” kata gue dalem hati.
“Tiba-tiba pagi ini saat aku, Rizky, Maul, Sandi, Debby, dan Wulan ada di Kampus buat ngecek persiapan besok, mendadak Kemahasiswaan Jurusan AB dateng ke Himpro dan marahin kami semua. Katanya Jum’at siang ada alumni yang dateng ke Ruangan Tata Usaha buat nemuin Kemahasiswaan dan bilang katanya ada OSPEK. ‘Dia sengaja dateng ke Kampus buat dateng ke OSPEK sekalian seru-seruan NGERJAIN ade kelas…’ Dia katanya seneng banget setelah OSPEK 2011 ga ada, eh mendadak ada lagi OSPEK 2012! Makanya dia sempetin dateng. Dia ngomong langsung ke Kemahasiswaan karena kebetulan dia itu deket sama Kemahasiswaan Jurusan AB.”
“Terus kenapa jadi Bang Ija, Dwi? Bang Ija itu dateng lho ke sosialisasi. Dia bahkan tau kalo PKAT12 itu bukan OSPEK dan itu usaha kita buat tetep adain perkenalan, bukan buat kekerasan bahkan alesan ngerjain ade kelas, Dwi. Kenapa malah Bang Ija yang disalahin?”
“Maaf, Mi. Tapi sementara asumsi kami begitu karena cuma Bang Ija yang dapet sms tulisannya ‘OSPEK 2012’ sedangkan alumni lainnya ga ada tulisan begitu. Dan cuma Bang Ija yang ga ngerespon sms Wahyu dan Uun.”
Gue ngurut-ngurut jidad gue. Asumsi sih asumsi, tapi ya ga perlu ditulis begitu. Udah tau Debby bacotnya gede, pasti disebarin sama dia. “Bang Ija ga mungkin ke Kampus hari Jum’at kemaren, dia lagi di Padang sampe hari Minggu.”
“Bang Ija ada di Padang?”
“Iya, Dwi… Dia take off ke Padang hari Jum’at Subuh…”
“Boleh minta buktinya, Mi?”
“Sial. Gue ga punya bukti kalo Firzy itu berangkat ke Padang hari Jum’at! Gue cuma dikasih tau doang sama Firzy dan dia ga nunjukin PT atau kerjaannya ke gue. Tapi gue yakin banget dia beneran ke Padang. Dia bahkan sms gue kok paginya buat ga ngehubungin dia. Masa dia begitu karena dia lagi di Kampus juga sama gue dan buat urusan beginian?” kata gue dalem hati.
“Emi?”
“Aku percaya sama Bang Ija, dia beneran lagi ada di Padang dan lagi ga bisa aku ganggu, Dwi… Lagian kenapa ga sekalian nanya ke Kemahasiswaan siapa nama alumninya? Kenapa malah terus berasumsi ke Bang Ija???” Oke, nada bicara gue mulai rada meningkat. Gue kecewa banget dengan fitnah kali ini.
“Kemahasiswaan ga mau kasih tau, Mi. Dan... Hmm. Karena Bang Ija keliatannya ga suka sama kita dan Angkatan 2011 sebagai panitia. Udah gitu, Bang Ija pun segitu deketnya sama banyak dosen di Kampus. Dia punya track record ngancurin Angkatan 2006, Mi. Siapa yang tau dia ga punya keinginan buat ngancurin kita semua?” Nada suara Dwi kedengeran agak lirih. Dia kayaknya berasa kecewa, sedih, dan khawatir. Gue ngerti banget perasaan Dwi saat ini. Dia pasti ngedampingi Rizky dan Maul selama ini, jadi dia tau gimana perjuangan mereka buat PKAT12 ini.
“Kalian bahkan tau track record Bang Ija dulu ya? Gila. Aku aja ga sebegitu tau kayak kalian… Tapi…” Gue menjeda omongan gue. “Apa kalian ga mikir, masa Bang Ija tega ngelakuin itu ke kita saat ada pacarnya di angkatan 2010?”
“Karena…”
“Dwi?”
“Maaf, Mi… Tapi karena kamu yang jelas kami tutup akses informasi selama persiapan PKAT12, besar banget kemungkinan kamu ga kena dampaknya. Kami asumsiin kalo Bang Ija pasti punya segala cara untuk nge-amanin pacarnya sendiri…”
"Kenapa emang sampe aku harus ditutup akses informasi begitu sih, Dwi???"
"Soalnya... Hmm. Soalnya kamu pacaran sama Bang Ija, Mi. Dia... Menurut beberapa orang, dia sangat berpotensi ngegagalin acara kami..."
Nyesek. Itu yang gue rasain pertama kali saat denger pernyataan dari Dwi. SUMPAH, ANJ*NG! Masa kepikiran banget sama mereka kalo Bang Firzy bisa sebrengsek itu sih???
“Dwi… Aku ga nyangka kalian mikir sebegitunya ke Bang Ija. Gila. Kalian sadar kalo asumsi kalian ini lebih bersifat subyektif karena murni kalian pada dasarnya udah ga suka sama Bang Ija?” Suara gue agak bergetar. Gue ga boleh nangis Gue ga boleh nangis. Gue ga boleh nangis.
“Emi, kita ga mikir beg----”
“BANG IJA ADA DI PADANG! DIA GA AKAN KE KAMPUS DAN NGERUSAK RENCANA KALIAN! DIA GA AKAN NGEHANCURIN ANGKATAN KITA CUMA KARENA URUSAN OSPEK BEGINI! BANG IJA GA SEBRENGS*K YANG KALIAN PIKIR!!! ANJ*NG! FITNAH AJA BANG IJA TERUS KALIAN!!!” Gue nutup telepon gue dan nangis. Sumpah kok ya nyesek banget denger fitnah lainnya yang dilayangkan ke pacar gue. Masalahnya gue pun mau ngebelain gimanapun ga akan bisa. Gue ga punya bukti kalau Bang Firzy beneran ke Padang dan gue ga bisa ngehubungin Bang Firzy buat konfirmasi berita jelek ini.
“Yank… Kamu sebenernya dimana sekarang? Kamu lagi ngapain sekarang? Tolong hubungi aku…”
Gue memutuskan ga online Facebook lagi setelah telepon gue dengan Dwi. Gue males baca komen-komen jahat dari anak-anak sekelas yang mengutuk siapapun perusak acara PKAT12 kami. Gue pun males baca komen-komen dari Crocodile yang terus berusaha memojokkan Bang Firzy.
Saat ini gue hanya bisa nunggu kabar dari Bang Firzy…
Dret. Dret. Dret.
Gue baca sms Bang Firzy antara nyesek dan lega. Gue cuma baca sms itu sambil nunjukin senyum pait gue. Kenapa? Nyesek karena dia baru ngehubungi gue Minggu malem dengan sms begitu. Dia sama sekali ga ngerasa bersalah dan aneh apa dengan mendadak sms gue begitu? Leganya adalah dia beneran ke Padang dan dia ga kayak omongan orang-orang dimana dia itu sebenernya dateng ke Kampus.
“Gitu aja ngambek? Cewek mana yang ga ngambek kalo pacarnya ga bolehin ngehubungin selama TIGA HARI saat pacarnya ada urusan kerjaan ke kota dimana ada mantannya berada??? Cewek mana, Zy???” kata gue dalem hati. “Oh mungkin dulu mantan-mantan dia selegowo itu kali ya kalo Bang Firzy lagi begini. Makanya giliran gue jadi malesin menurut dia. GUE YANG SALAH. EMANG SELALU GUE YANG SALAH!”
Gue ga mau ngerusak mooddia lebih lanjut dengan mendadak ceritain fitnah yang dia terima. Biar besok di Kampus gue coba omongin baik-baik aja dulu sama anak-anak sekelas. Semoga bisa diomongin baik-baik.
Dan berakhir, Bang Firzy yang malah bete sama gue. Andai dia tau gimana gue ngelalui beberapa hari ini tanpa dia? Andai dia tau gimana gue ngelalui omongan-omongan kasar orang-orang tentang gue di belakang dia? Andai dia tau gimana gue ngebelain dia di depan temen-temen gue sendiri saat gue lagi ngerasa disakiti sama dia??? ANDAI BANG FIRZY TAU SAAT ITU!
Tapi percuma. Gue pun ga pengen dia tau. Karena gue yakin, dia bakalan marah entah kayak gimana nanti.
Dret. Dret. Dret,
Ada sms lain yang masuk ke handphonegue. Gue kira ini masih dari Bang Firzy, ternyata kali ini dari Dwi. Entah dia sms untuk ngebahas apa.
Gue lega baca Dwi itu. Ternyata acaranya bisa sukses berjalan. Gue ga punya beban moral ke anak-anak besok kalau acaranya sampe ga jalan. Ternyata usaha Dwi dkk berjalan lancar. Seneng banget dan terharu gue baca sms itu. Apalagi Dwi ngakuin kalau mereka sengaja nutup akses informasi soal acara ini ke gue, yang menurut gue itu sangat amat ga penting.
Gue saat ini hanya kembali berharap, besok bisa berjalan normal.
‘HEH EMI PENGKHIANAT! SELAMA INI GUE KIRA LU ITU IBU PERI, TAUNYA CUMAN KEDOK DOANG! ASLINYA LU ITU CUMAN SAMPAH YANG PENUH PENCITRAAN!’
‘SENENG YA MI? BANGGA BISA PUNYA PACAR ALUMNI BERPENGARUH??? HAMPIR RUSAK ACARA KITA KARENA PACAR BACOT LU ITU!!!’
‘IYALAH BANGGA! SIAPA YANG GA BANGGA PUNYA PACAR ALUMNI YANG BISA NGAPAIN AJA KE SEMUA ORANG??? ANDAI GUE BISA JADI PACARNYA BANG IJA, GUE BISA DI ATAS ANGIN KAYAK EMI SEKARANG! MASIH BERANI NONGOL DI KAMPUS SETELAH BIKIN HEBOH H-1 PKAT12 KEMAREN!’
Dan banyak omongan ga enak lainnya yang gue baca di komen-komen posting-annya Rizky. Gue pikir setelah acaranya bisa berjalan, ga akan tuh dilanjut omongan begini. Eh ternyata masih dilanjut, evensekarang udah hari Senin.
Gue jadi males banget masuk ke kelas. Untung gue saat itu lagi stay di Laboratorium dan belum ketemu sama anak sekelas karena gue mau ngecek data penelitian gue. Gue jadi bingung mau masuk ke kelas apa ga abis ini.
Dret. Dret. Dret.
Ada sms dari Bang Firzy.
“BANGS*T! BAHAYA INI! KALO FIRZY TAU DIA DIFITNAH BEGINI DAN TAU BUKAN DARI GUE??? DIA PASTI LEBIH NGAMUK-NGAMUK LAGI! DIA PASTI BISA BENERAN NGANCURIN ANGKATAN GUE!!! MASALAHNYA FITNAH TENTANG DIA INI MASIH TERUS BERGULIR! ELAAAH!” kata gue dalem hati. Gue langsung rapihin laptop gue dan beresin barang-barang gue. Gue harus balik lagi ke kosan. Gue harus ngomong duluan ke Bang Firzy sebelum dia tau dari orang-orang!
Gue terdiam baca sms Bimo ini. Rasanya gue pengen banget peluk Bimo saat itu. Gue bener-bener butuh sahabat buat diajak cerita tentang semua perasaan gue saat itu. Tapi gue ga bisa percayain semua cerita ke Bimo. Gue udah lama ga cerita hal privateke Bimo, gue ga tau Bimo ada di pihak siapa. Gue cuman bisa cerita ke Bang Firzy, itupun gue ga bisa cerita seluruhnya masih harus banyak yang gue saring. Gue berharap semoga gue kuat ngejalanin dan bisa nyelesein semua masalah ini tanpa ada drama-drama apapun lagi.
“Bismillah…”
Gue langsung cabut dan lari ke arah luar Fakultas C. Bang Firzy ga boleh nyampe ke Kampus duluan. Gue harus cerita dulu ke Bang Firzy!
Ting.
Tiba-tiba notifikasi Facebook gue bunyi. Gue masih sangat berharap Bang Firzy ngehubungi gue via Facebook daripada sms. Mungkin ini masalah sinyal atau entah apa. Gue masih sangat berharap begitu. Tapi dilalahnya, saat gue klik lambang notifikasi, yang masuk adalah notifikasi Rizky, saah satu anggota gank Rizal yang nulis di grup Facebook kelas.
Quote:
Gue kaget dengan posting-an Rizky ini. “Siapa yang berani-beraninya ngomong begitu ke alumni? Kan kemaren pas sosialisasi udah ada kesepakatan sama alumni yang gue ga inget banget apa aja… Firzy yang konfrontasi langsung sama Rizky, Maul, dan Bang Karim sama beberapa anak 2011. Duuh. Mana gue ga bisa tanya Firzy pulak…” Gue ngelirik handphone gue. Rasanya saat itu pengen banget ngehubungin Bang Firzy.
Ting. Ting. Ting.
Banyak banget notifikasi Facebook yang masuk karena muncul banyak komen dengan spekulasi masing-masing di posting-an Rizky itu. Intinya semuanya mengaku ga ada koneksi langsung ke alumni, karena alumni yang dikenal ya sebatas yang ada di Kampus. Itu pun alumni-alumni yang ga akan berkhianat juga sama kami karena tau gimana perjuangan kami. Gue pun yakin Bang Firzy ga segitu pedulinya sama OSPEK 2012 ini, sampe harus ikut campur mau ngancurin OSPEK 2012 ini. Bang Karim apalagi, kemaren kebanyakan nasehat dari dia mah. “Terus siapa ya?”
Gue terus memantau komen dari anak-anak sekelas. Mereka semua menyemangati Rizky, Maul, dan Sandi untuk bersama-sama maju membela diri demi PKAT12 tetap dilaksanakan. Rizky sebagai ketua PKAT12, Maul sebagai Ketua Himpro, dan Sandi sebagai Ketua Kelas kami. Mereka memutuskan untuk datang ke rumah Kemahasiswaan Jurusan AB sore ini untuk memberikan penjelasan dan meminta ijin untuk tetap melaksanakan. Mereka pun membawa rundown dan konten-konten apa aja yang akan dilaksanakan. Gue berharap yang terbaik aja untuk mereka.
Ketika gue akan menulis komen semangat ke Rizky, tiba-tiba ada notifikasi baru di grup Facebook Crocodile. Di sana ada pembahasan serupa, tapi versi Crocodile. Debby duluan yang memulai posting-annya.
Quote:
Gue dan semua anak Crocodile kepancing dengan kata-kata Debby ‘pengkhianat di antara kita’. Maksudnya siapa? Gue coba mikir, ada Ratu yang kenal Bang Yudha dan gue yang kenal Bang Teguh, Bang Benu, Bang Wira, plus pacar gue sendiri Bang Firzy. Terus mau siapa?
Saat gue ditengah mikirin siapa pelakunya, mendadak ada dua komen baru di posting-an Debby itu.
Quote:
Quote:
“WHAT??? BANGS*T AMAT SI ANJ*NG MAEN NUDUH ORANG BEGITU AJA!” Gue otomatis ambil handphonegue dan nelpon ke Dwi. Gue ga mau langsung nelpon Debby. Dia pasti ngotot dengan pendapat dia, secara dia juga kan lagi sensi sama Bang Firzy. Mendingan gue nelpon Dwi yang ada juga di sana dan tau duduk persoalan sebenernya.
Sekali percobaan dan dua kali percobaan, telepon gue ga kunjung diangkat sama Dwi. Gue pun mencoba lagi untuk ketiga kalinya. Akhirnya Dwi pun angkat telepon gue.
“Halo, assalamualaikum, Emi. Maaf tadi aku lagi di dalem forum. Ga enak angkat telepon.”
“Iya, gapapa Dwi.”
“Kenapa, Emi?”
“Dwi, aku tau kamu pasti lagi di forum itu maksudnya lagi sama Rizky kan?” Dwi terdiam sesaat. Kayaknya dia kasih kode atau entah ngapain. “Halo, Dwi?”
“Iya, Mi… Aku tau, kamu pasti nanyain ke aku karena posting-an Debby kan di grup Facebook kita. Maafin Debby ya maen nuduh pacar kamu begitu, Mi.”
“Aku ga peduli sama tuduhannya walopun itu sangat ga sopan. ANJ*NG BANGET EMANG! Tapi aku pengen tau, apa dasar tuduhan si Debby itu sampe jadi Bang Ija jadi pelaku utamanya?”
Dwi tarik napas dalam-dalam. “Emi… Kamu udah baca kan tulisannya Rizky di grup, intinya kayak begitu. Tapi aku ceritain begini awalnya… Jum’at pagi, Uun sebagai team yang undangan nyusun sms undangan yang ditujukan kepada para alumni. Uun satu team dengan Wahyu saat itu. Mereka berdua bertugas untuk menyusun sms undangan dan menghubungi alumni satu per satu. Entah gimana ceritanya, Uun mengirimkan sms undangan itu pertama kali ke Bang Ija, hanya ke Bang Ija. Sedangkan Wahyu entah ngirim sms ke siapa aja waktu itu. Tapi, ternyata Uun nulis ‘Perkenalan Kampus Angkatan Tahun 2012 alias OSPEK Tahun 2012’ di sms itu, sedangkan Wahyu udah bilang untuk apus kalimat ‘OSPEK Tahun 2012’ sebelum dikirim. Uun dan Wahyu panik dan nunggu sms dari Bang Ija, tapi ga ada balesan sama sekali. Wahyu pun akhirnya ambil alih dengan sms Bang Ija ulang untuk konfirmasi kalau PKAT12 itu BUKAN OSPEK tapi murni hanya perkenalan dan silaturahmi. Dan lagi-lagi, ga ada respon dari Bang Ija.”
“Wajar Firzy ga bales, wong gue aja ga boleh ngehubungi dia apalagi ada orang-orang ini pada ngebahas urusan OSPEK?” kata gue dalem hati.
“Tiba-tiba pagi ini saat aku, Rizky, Maul, Sandi, Debby, dan Wulan ada di Kampus buat ngecek persiapan besok, mendadak Kemahasiswaan Jurusan AB dateng ke Himpro dan marahin kami semua. Katanya Jum’at siang ada alumni yang dateng ke Ruangan Tata Usaha buat nemuin Kemahasiswaan dan bilang katanya ada OSPEK. ‘Dia sengaja dateng ke Kampus buat dateng ke OSPEK sekalian seru-seruan NGERJAIN ade kelas…’ Dia katanya seneng banget setelah OSPEK 2011 ga ada, eh mendadak ada lagi OSPEK 2012! Makanya dia sempetin dateng. Dia ngomong langsung ke Kemahasiswaan karena kebetulan dia itu deket sama Kemahasiswaan Jurusan AB.”
“Terus kenapa jadi Bang Ija, Dwi? Bang Ija itu dateng lho ke sosialisasi. Dia bahkan tau kalo PKAT12 itu bukan OSPEK dan itu usaha kita buat tetep adain perkenalan, bukan buat kekerasan bahkan alesan ngerjain ade kelas, Dwi. Kenapa malah Bang Ija yang disalahin?”
“Maaf, Mi. Tapi sementara asumsi kami begitu karena cuma Bang Ija yang dapet sms tulisannya ‘OSPEK 2012’ sedangkan alumni lainnya ga ada tulisan begitu. Dan cuma Bang Ija yang ga ngerespon sms Wahyu dan Uun.”
Gue ngurut-ngurut jidad gue. Asumsi sih asumsi, tapi ya ga perlu ditulis begitu. Udah tau Debby bacotnya gede, pasti disebarin sama dia. “Bang Ija ga mungkin ke Kampus hari Jum’at kemaren, dia lagi di Padang sampe hari Minggu.”
“Bang Ija ada di Padang?”
“Iya, Dwi… Dia take off ke Padang hari Jum’at Subuh…”
“Boleh minta buktinya, Mi?”
“Sial. Gue ga punya bukti kalo Firzy itu berangkat ke Padang hari Jum’at! Gue cuma dikasih tau doang sama Firzy dan dia ga nunjukin PT atau kerjaannya ke gue. Tapi gue yakin banget dia beneran ke Padang. Dia bahkan sms gue kok paginya buat ga ngehubungin dia. Masa dia begitu karena dia lagi di Kampus juga sama gue dan buat urusan beginian?” kata gue dalem hati.
“Emi?”
“Aku percaya sama Bang Ija, dia beneran lagi ada di Padang dan lagi ga bisa aku ganggu, Dwi… Lagian kenapa ga sekalian nanya ke Kemahasiswaan siapa nama alumninya? Kenapa malah terus berasumsi ke Bang Ija???” Oke, nada bicara gue mulai rada meningkat. Gue kecewa banget dengan fitnah kali ini.
“Kemahasiswaan ga mau kasih tau, Mi. Dan... Hmm. Karena Bang Ija keliatannya ga suka sama kita dan Angkatan 2011 sebagai panitia. Udah gitu, Bang Ija pun segitu deketnya sama banyak dosen di Kampus. Dia punya track record ngancurin Angkatan 2006, Mi. Siapa yang tau dia ga punya keinginan buat ngancurin kita semua?” Nada suara Dwi kedengeran agak lirih. Dia kayaknya berasa kecewa, sedih, dan khawatir. Gue ngerti banget perasaan Dwi saat ini. Dia pasti ngedampingi Rizky dan Maul selama ini, jadi dia tau gimana perjuangan mereka buat PKAT12 ini.
“Kalian bahkan tau track record Bang Ija dulu ya? Gila. Aku aja ga sebegitu tau kayak kalian… Tapi…” Gue menjeda omongan gue. “Apa kalian ga mikir, masa Bang Ija tega ngelakuin itu ke kita saat ada pacarnya di angkatan 2010?”
“Karena…”
“Dwi?”
“Maaf, Mi… Tapi karena kamu yang jelas kami tutup akses informasi selama persiapan PKAT12, besar banget kemungkinan kamu ga kena dampaknya. Kami asumsiin kalo Bang Ija pasti punya segala cara untuk nge-amanin pacarnya sendiri…”
"Kenapa emang sampe aku harus ditutup akses informasi begitu sih, Dwi???"
"Soalnya... Hmm. Soalnya kamu pacaran sama Bang Ija, Mi. Dia... Menurut beberapa orang, dia sangat berpotensi ngegagalin acara kami..."
Nyesek. Itu yang gue rasain pertama kali saat denger pernyataan dari Dwi. SUMPAH, ANJ*NG! Masa kepikiran banget sama mereka kalo Bang Firzy bisa sebrengsek itu sih???
“Dwi… Aku ga nyangka kalian mikir sebegitunya ke Bang Ija. Gila. Kalian sadar kalo asumsi kalian ini lebih bersifat subyektif karena murni kalian pada dasarnya udah ga suka sama Bang Ija?” Suara gue agak bergetar. Gue ga boleh nangis Gue ga boleh nangis. Gue ga boleh nangis.
“Emi, kita ga mikir beg----”
“BANG IJA ADA DI PADANG! DIA GA AKAN KE KAMPUS DAN NGERUSAK RENCANA KALIAN! DIA GA AKAN NGEHANCURIN ANGKATAN KITA CUMA KARENA URUSAN OSPEK BEGINI! BANG IJA GA SEBRENGS*K YANG KALIAN PIKIR!!! ANJ*NG! FITNAH AJA BANG IJA TERUS KALIAN!!!” Gue nutup telepon gue dan nangis. Sumpah kok ya nyesek banget denger fitnah lainnya yang dilayangkan ke pacar gue. Masalahnya gue pun mau ngebelain gimanapun ga akan bisa. Gue ga punya bukti kalau Bang Firzy beneran ke Padang dan gue ga bisa ngehubungin Bang Firzy buat konfirmasi berita jelek ini.
“Yank… Kamu sebenernya dimana sekarang? Kamu lagi ngapain sekarang? Tolong hubungi aku…”
Gue memutuskan ga online Facebook lagi setelah telepon gue dengan Dwi. Gue males baca komen-komen jahat dari anak-anak sekelas yang mengutuk siapapun perusak acara PKAT12 kami. Gue pun males baca komen-komen dari Crocodile yang terus berusaha memojokkan Bang Firzy.
Saat ini gue hanya bisa nunggu kabar dari Bang Firzy…
XOXOXO
Dret. Dret. Dret.
Quote:
Gue baca sms Bang Firzy antara nyesek dan lega. Gue cuma baca sms itu sambil nunjukin senyum pait gue. Kenapa? Nyesek karena dia baru ngehubungi gue Minggu malem dengan sms begitu. Dia sama sekali ga ngerasa bersalah dan aneh apa dengan mendadak sms gue begitu? Leganya adalah dia beneran ke Padang dan dia ga kayak omongan orang-orang dimana dia itu sebenernya dateng ke Kampus.
Quote:
Quote:
“Gitu aja ngambek? Cewek mana yang ga ngambek kalo pacarnya ga bolehin ngehubungin selama TIGA HARI saat pacarnya ada urusan kerjaan ke kota dimana ada mantannya berada??? Cewek mana, Zy???” kata gue dalem hati. “Oh mungkin dulu mantan-mantan dia selegowo itu kali ya kalo Bang Firzy lagi begini. Makanya giliran gue jadi malesin menurut dia. GUE YANG SALAH. EMANG SELALU GUE YANG SALAH!”
Quote:
Gue ga mau ngerusak mooddia lebih lanjut dengan mendadak ceritain fitnah yang dia terima. Biar besok di Kampus gue coba omongin baik-baik aja dulu sama anak-anak sekelas. Semoga bisa diomongin baik-baik.
Quote:
Dan berakhir, Bang Firzy yang malah bete sama gue. Andai dia tau gimana gue ngelalui beberapa hari ini tanpa dia? Andai dia tau gimana gue ngelalui omongan-omongan kasar orang-orang tentang gue di belakang dia? Andai dia tau gimana gue ngebelain dia di depan temen-temen gue sendiri saat gue lagi ngerasa disakiti sama dia??? ANDAI BANG FIRZY TAU SAAT ITU!
Tapi percuma. Gue pun ga pengen dia tau. Karena gue yakin, dia bakalan marah entah kayak gimana nanti.
Dret. Dret. Dret,
Ada sms lain yang masuk ke handphonegue. Gue kira ini masih dari Bang Firzy, ternyata kali ini dari Dwi. Entah dia sms untuk ngebahas apa.
Quote:
Gue lega baca Dwi itu. Ternyata acaranya bisa sukses berjalan. Gue ga punya beban moral ke anak-anak besok kalau acaranya sampe ga jalan. Ternyata usaha Dwi dkk berjalan lancar. Seneng banget dan terharu gue baca sms itu. Apalagi Dwi ngakuin kalau mereka sengaja nutup akses informasi soal acara ini ke gue, yang menurut gue itu sangat amat ga penting.
Gue saat ini hanya kembali berharap, besok bisa berjalan normal.
XOXOXO
‘HEH EMI PENGKHIANAT! SELAMA INI GUE KIRA LU ITU IBU PERI, TAUNYA CUMAN KEDOK DOANG! ASLINYA LU ITU CUMAN SAMPAH YANG PENUH PENCITRAAN!’
‘SENENG YA MI? BANGGA BISA PUNYA PACAR ALUMNI BERPENGARUH??? HAMPIR RUSAK ACARA KITA KARENA PACAR BACOT LU ITU!!!’
‘IYALAH BANGGA! SIAPA YANG GA BANGGA PUNYA PACAR ALUMNI YANG BISA NGAPAIN AJA KE SEMUA ORANG??? ANDAI GUE BISA JADI PACARNYA BANG IJA, GUE BISA DI ATAS ANGIN KAYAK EMI SEKARANG! MASIH BERANI NONGOL DI KAMPUS SETELAH BIKIN HEBOH H-1 PKAT12 KEMAREN!’
Dan banyak omongan ga enak lainnya yang gue baca di komen-komen posting-annya Rizky. Gue pikir setelah acaranya bisa berjalan, ga akan tuh dilanjut omongan begini. Eh ternyata masih dilanjut, evensekarang udah hari Senin.
Gue jadi males banget masuk ke kelas. Untung gue saat itu lagi stay di Laboratorium dan belum ketemu sama anak sekelas karena gue mau ngecek data penelitian gue. Gue jadi bingung mau masuk ke kelas apa ga abis ini.
Dret. Dret. Dret.
Ada sms dari Bang Firzy.
Quote:
“BANGS*T! BAHAYA INI! KALO FIRZY TAU DIA DIFITNAH BEGINI DAN TAU BUKAN DARI GUE??? DIA PASTI LEBIH NGAMUK-NGAMUK LAGI! DIA PASTI BISA BENERAN NGANCURIN ANGKATAN GUE!!! MASALAHNYA FITNAH TENTANG DIA INI MASIH TERUS BERGULIR! ELAAAH!” kata gue dalem hati. Gue langsung rapihin laptop gue dan beresin barang-barang gue. Gue harus balik lagi ke kosan. Gue harus ngomong duluan ke Bang Firzy sebelum dia tau dari orang-orang!
Quote:
Quote:
Gue terdiam baca sms Bimo ini. Rasanya gue pengen banget peluk Bimo saat itu. Gue bener-bener butuh sahabat buat diajak cerita tentang semua perasaan gue saat itu. Tapi gue ga bisa percayain semua cerita ke Bimo. Gue udah lama ga cerita hal privateke Bimo, gue ga tau Bimo ada di pihak siapa. Gue cuman bisa cerita ke Bang Firzy, itupun gue ga bisa cerita seluruhnya masih harus banyak yang gue saring. Gue berharap semoga gue kuat ngejalanin dan bisa nyelesein semua masalah ini tanpa ada drama-drama apapun lagi.
“Bismillah…”
Quote:
Gue langsung cabut dan lari ke arah luar Fakultas C. Bang Firzy ga boleh nyampe ke Kampus duluan. Gue harus cerita dulu ke Bang Firzy!
itkgid dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Tutup
![AKHIR PENANTIANKU (JILID IV) [18+] [TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2019/10/10/10712020_20191010014133.jpg)

dan 
