Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)


Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
sehat.selamat.Avatar border
JabLai cOYAvatar border
al.galauwiAvatar border
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#343
Ternyata Sulit
Berikutnya gue selalu intens, bahkan makin intens dengan Emi. Tapi gue masih bingung, gimana perasaan Emi ke gue ya? gue nggak pernah secemas ini kalau untuk urusan perasaan sama cewek. Gue terbiasa untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari cewek yang gue incar, dan itu hampir pasti iya semua jawabannya. Tapi dari Emilya, gue harap-harap cemas. Belum pernah gue sepanik ini kalau menghadapi cewek.

Emi ini benar-benar misterius banget. nggak ketebak jalan pikirannya mau kemana. Bagaimana juga perasaannya ke gue. gue bahkan bisa bikin cewek jatuh cinta dalam waktu singkat, seperti dulu gue mendapatkan Dee. Tapi sekarang? Belum ada tanda-tanda positif. Padahal gue ngobrol sama dia perharinya itu sangatlah sering, dan intens.

EMILYA CHAT

Quote:


Gue cukup emosi mendengar hal ini. Harusnya ya, harusnya, mau gue jalan siapapun itu, atau Emi mau jalan sama siapapun itu, nggak ada yang berhak ngurusin. Gue dan dia sama-sama lagi nggak ada pasangan dan nggak terikat sama siapapun. Jadinya kalaupun gue mau ngapain juga ya suka-suka gue dan Emi dong. Tapi nggak. Benar aja dugaan gue, sebagai orang yang selalu ada buat teman-temannya, otomatis teman-temannya akan ngurusin urusan dia, mungkin sebagai tanda balas budi kali.

Pekerjaan yang menumpuk membuat pikiran gue teralihkan sesaat dari urusan dengan Emi ini. Untung aja gue masih bisa mengendalikan emosi gue, karena pada kenyataannya di pekerjaan pun lagi banyak masalah. Bahkan sudah ada undangan meeting klarifikasi dari salah satu bank plat merah yang menjadi rekanan kantor gue. Perusahaan dimana Dee bekerja.

Setelah sementara urusan pekerjaan selesai, jelang sore gue yang sedari tadi chat Emi tapi nggak dibalas mulai nggak sabar. Akhirnya gue menelponnya. Gue tau ada yang nggak beres di kampus sana. Gue cuma males Emi malah jadi kebawa perasaan setelah entah diomongin apa sama teman-temannya. Apa gara-gara si Uun ini bikin cerita seolah kita macem-macem di JJM kemarin atau bagaimana, gue nggak tau. Yang jelas kalau udah begini, Emi lagi dipengaruhin sama teman-temannya. Suudzon aja dulu gue sama teman-temannya yang entah siapa aja itu.

Beberapa kali gue telpon nggak diangkat, akhirnya pada kesempatan terakhir sebelum gue menyerah, dia angkat telpon gue. Dia akhirnya cerita punya semacam geng gitu disana. Terdiri dari beberapa cewek dan satu orang cowok. Ternyata Debby juga termasuk gengnya Emi. Gue melihat Debby jadi sebangs*t-bangs*tnya cewek. Dia berani banget nusuk temannya dia sendiri dari belakang dengan bilang kayak yang diomongin Emi waktu di JJM. Segala bilang gue ngajak jalan lah. Anj*ng banget kan.

Dugaan gue untuk nggak boleh dekat-dekat dengan Debby ini pelan-pelan mulai menuai hasil. Keputusan yang tepat, pikir gue. padahal kalo dari fisik mah, Debby lebih oke dari Emi. Tapi ini cewek kayak nggak punya harga diri. Hajar sana sini aja kayak orang yang nggak bisa banget kalau nggak dikasih tit*t. Gobl*k.

Dari situ pun akhirnya untuk memantau perkembangan Emi, gue meminta seluruh sosmednya. Gue mau add atau follow biar semuanya gue tau. Gue juga mau ngamatin pergerakan teman-temannya. Walaupun saat itu gue nggak tau siapa aja yang se-geng sama Emi, tapi nanti gue bakal tanya.

Malamnya gue pun nge-addsemua sosmed yang Emi kasih ke gue, dari mulai Yahoo messenger, Twitter, Skype dan beberapa lainnya. Gue senang dengan Emi ini karena jam tidurnya lebih dahulu dari yang lain, tapi malamnya kebangun dan bahkan bisa tahan begadang sampai jelang subuh. Cocok sama jam tidur gue yang juga jadi suka ngalong, karena terbiasa dulu jaman kuliah kalau ngerjain tugas itu sampai larut malam banget, bahkan sammpai jelang subuh.

Saat dini hari itu gue chat dengan Emi di Messenger, dan juga ada di YM. Gue pun skype sama dia, jadi gue sambil ngegame, sambil melihat Emi yang kala itu juga ngerjain tugas-tugasnya dia. Lucu banget ini anak kalau diliat-liat. Apalagi kalau lagi kesal gitu. Ekspresif banget. Sama kayak gue. haha. Selain itu dia ini kalau lagi ngerjain tugas atau apapun, mimik mukanya serius banget dan keliatan judes parah. Padahal mah mulutnya sampah banget kalau ngomong. Tapi sekalinya lagi serius udah kayak orang paling banyak wibawanya anj*ng. haha.

Pada satu momen ketika gue sedang scrolling twitter sambil dengar playlist gue dilaptop, gue menemukan sebuah kesamaan dengannya. Entah kebetulan yang keberapa kali ini. Gue memutar lagu yang sama dengannya. Itu kami tuliskan di Twitter. Kami memutar lagu the GazettE yang sama berjudul Kagefumi, disaat yang bersamaan. Ini bagi gue sangatlah berharga. Chemistry kami kuat banget.

Quote:


Gue seperti orang yang lagi kerasukan setan. Segala macam cara gue coba untuk bikin dia suka sama gue. Tapi sejauh ini masih aja hasilnya nihil. Kenapa dia sama sekali nggak tertarik sama gue? padahal yang lebih cakep dari dia aja gampang banget gue taklukan. Tapi kenapa dia susah? Justru dengan begini berarti gue harus usaha lebih keras lagi. Gue nggak mau cewek ini pergi kemana-mana selain ke hati gue. Gimanapun caranya gue harus dapetin dia.

--

Gue cabut duluan dari kantor dan mendelegasikan pekerjaan gue ke salah seorang tim gue yang cukup gue percaya. Bahkan pengalaman dia lebih banyak dari gue. haha. Maklum dia bapak-bapak yang udah terbiasa turun lapang bertahun-tahun. Jadi bisa karena biasa. Namun kenapa gue yang bisa ada diatas dia? Karena dia nggak pandai membuat keputusan strategis. Mungkin karena latar belakang dia yang lulusan SMA, beda dengan gue yang S1. Tetapi, gue selalu bilang, kalau yang namanya pengalaman harusnya nggak bisa diukur dia lulusan SMA atau S2 sekalipun. Kalau dasarnya gobl*k, mau lulusan S3 juga tetap aja gobl*k bikin keputusannya. Sementara gue harus ada pekerjaan dulu dilapang dekat dengan rumah orang tua gue. Setelahnya gue baru cabut menuju ke kampus.

Gue datang dengan menumpang beberapa moda transportasi umum. Gue malas naik motor apalagi mobil. Selain jauh banget, daerah kampus yang macetnya parah banget jadi penyebab malasnya gue memakai kendaraan sendiri. Toh Emi nggak pernah mempermasalahkan itu. Bahkan dia yang menyarankan supaya ambil jalan yang paling praktis, daripada harus menyusahkan diri sendiri.

Gedung fakultas tua itu terlihat juga. Gedung dimana gue banyak mendapatkan banyak sekali kenangan. Banyak teman, dapat pacar yang jadi mantan, dapat sahabat, dapat ilmu pengetahuan yang sangat berharga dan berbagai pengalaman lainnya. Long time no see ya. Gue melangkahkan kaki untuk masuk kedalam gedung fakultas. Gue menuju ke wing koridor jurusan gue. Entah kenapa, langkah kaki gue seperti diarahkan menuju ke laboratorium dimana Benu bekerja.

Saat berjalan dikoridor samping laboratorium, gue melihat sepintas dari kaca laboratorium yang terbuka dan berwarna bening, ada beberapa mahasiswa yang terlihat sedang sibuk nge-lab. Sama kayak dulu waktu gue mempersiapkan riset untuk kompetisi bersama Keket dan tim lainnya. Udah lama banget ya itu ternyata, sekitar 9 tahun lalu, ketika gue baru aja memulai karir gue dijurusan ini. Disana gue juga melihat ada Emi dan beberapa temannya.

Sebelum gue sampai dikampus, gue udah berusaha untuk chat Emi, tapi dia nggak bales sama sekali. Gue bingung dia ada dimana. Sementara ruangan di jurusan gue itu kan banyak banget. Masa iya gue cek satu-satu. Jadinya ya gue bermain feeling. Dan anehnya gue memilih untuk datang ke laboratorium ini. Ternyata benar aja ada dia di lab si Benu.

“Halo!” Sapa gue.

Dari jauh gue mendengar suara Teguh. Udah lama gue nggak liat ini anak. Ternyata dia masih dikampus. Gue pikir dia udah dapat kerja diluar kampus.

“Oy, Guh! Hahaha. Apa kabar?”

“Baik. Tumben hari kerja kesini, Bang. Ada urusan penting di Kampus?”

“Ah nggak ada. Gue mau ‘ngelurusin yang penting-penting’, Guh. Hahaha.”

“Bisa aja lo bang. Hahaha. Mau ketemu Bang Benu yak?”

“Benu ada emang?”

“Nggak ada. Baru gue mau ngasih tau gitu. Hahaha.”

“Sibuk bener si bangs*t. Haha.”

“Ya begitulah Bang Benu sekarang. Hahaha.”

Gue langsung menuju ke sebelah Emi dan duduk tepat disebelahnya. Ternyata dia sedang mengerjakan sebuah kerajinan tangan. Baru tau gue kalau ada pelajaran kerajinan tangan dilaboratorium ini. Haha. Dia ternyata lagi ngerjain hadiah kecil untuk temannya yang bernama Lidya. Dia ulang tahun katanya.

Emi kemudian seperti terburu-buru untuk mengajak gue menjauh dari laboratorium. Entah kenapa. Katanya dia lapar dan mau makan mie. Dia mengajak gue untuk makan dikantin yang ada disebrang gedung fakultas. biasanya pelanggan kantin ini tuh senior-senior kadaluarsa nggak lulus-lulus atau alumni pengangguran yang belum dapat kerja dan masih gagal move ondari kampus. Haha.

Emi memesan indomi dobel plus nasi setengah porsi. Ini anj*ng amat. Bocah badannya kecil tapi makannya banyak banget. haha. Gue nggak masalah sih, asal habis. Ini juga yang gue suka dari Emi, nggak ada jaim-jaimnya. Apa adanya aja.

Sambil nungguin mi nya jadi, Emi mengambilkan makanan buat gue. bentuk kantin ini seperti all you can eat alias prasmanan. Nasi banyak bahkan cuma pakai kuah juga bisa disini dibeli. Haha. Gue akhirnya melabuhkan pilhan gue pada tumis jamur yang emang terkenal enak banget dikantin ini.

“Tumis Jamur.” Gue mengucap berbarengan dengan Emi.

Gue melihat ke Emi dan sebaliknya. Ini chemistry yang lain. Gue nggak tau ini ada pertanda apa, yang jelas, kalau segala sesuatu bisa berbarengan kayak gini dan terus berulang, berarti ada sesuatu yang perlu diseriusin nih.

Lalu kami mengambil duduk dekat jendela. Emi juga bercerita kalau ada tumis jamur dekat komplek GMRD Regency yang enak, tapi sambil setengah meledek gue, katanya orang kayak gue nggak mungkin bisa makan ditempat jorok kayak gitu. Gue emang orangnya sangat bersih, tapi bukan berarti gue nggak bisa hidup kayak gitu. Kalau gue nggak bisa hidup seperti itu, semenjak keruntuhan keluarga gue dulu, udah mati kali gue sekarang. Haha.

“Kenapa lo bilang gitu Mi?”

“Lo pake barang-barang dari ujung kepala sampe ke ujung kaki bermerk begitu. Kalo gue jahat nih, gue pretelin aja semua barang lo, gue tinggalin lo cuma sempak doangan. Terus gue jual semua barang lo. Palingan bisa beli handphone mahal gue. Hahaha.”

“Kok ngehe, mestinya gue yang pretelin lo, ini malah sebaliknya! Hahaha.”

“Ya itu kan pengibaratan gue kata. Hahaha. Cowok kayak lo apa iya mau gue ajak makan di pinggir jalan begitu? Gue nggak biasa jajan di tempat mahal, Zy.”

“Nanti gue yang ajak dah.”

“Nggak perlu, gue nggak pingin deket sama lo cuma karena duit, Zy.”

“Gue yang maksa, oke?”

“Atur aje, cuman gue yang lebih kepingin ngajak lo jajan ke tempat-tempat enak ala gue.”

“Oke deh.”

Makanan datang. Dan gue takjub Emi beneran bisa menghabiskan makanannya itu. Nggak bersisa. Biasanya, semua cewek yang ada didepan gue kalau lagi makan jaimnya minta ampun. Bahkan yang udah jadian sama gue sekalipun. Emi bilang ke gue bahwa lebih baik tau jelek-jeleknya dari awal daripada tau belakangan, jadi berasa ketipu. Hebat pemikiran anak ini, dan gue suka banget sama yang model jujur begini. Logis alasannya, ngapain kita jaim kalau aslinya emang bocor? Ngapain jaim kalau malah jadi nyusahin belakangan?

Sebuah fakta yang mencengangkan sekaligus menyenangkan buat gue. Cewek ini sangat out of the box pemikirannya. Benar-benar diluar dugaan gue. entah kenapa gue benar-benar nyaman didekat dia. Gue seperti nggak ingin jauh-jauh dari dia. Waduh, cewek ini sudah memenuhi hampir seluruh kriteria yang gue canangkan. Sekitar 85% sudah terpenuhi.

Gue mengantarkannya pulang ke kostannya. Setelah selesai, gue pulang kerumah orangtua gue. diperjalanan pulang gue nggak menghubungi Emi sama sekali. Baru ketika gue sampai dirumah gue kabari dia sebentar. Ternyata nggak dibalas. Mungkin dia tidur. Jelang jam 12 malam, gue pun menghubungi dia untuk membangunkan dia. Kan dia selalu minta dibangunin tengah malam buat ngerjain entah tugas atau urusan himpunan. Tumben banget dia langsung angkat. Lalu nggak lama dia bilang katanya pindah video call. Lah tumben. Hahaha.

“Pindah ke skype ya Zy.” Katanya.

sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.