Madness Return #2
Quote:
Dia merebahkan kepalanya di pahaku, bukannya tidur dia malah membuat resleting celanaku dan mengeluarkan punya ku lalu melahapnya. Aku mengatur nafasku ketika dia melakukan itu dan ternyata Angel sadar dengan apa yang terjadi.
“wangi”, bisik pacarku
Selama perjalanan wajah Angel benar-benar terlihat kesal dan bete, aku hanya bisa tersenyum melihat ekspresinya. Kamipun sampai di rumah pacarku, kemudian aku langsung pamit.
“mau kemana jadinya?”, tanyaku
“balik lagi ke rumah gua”, kata Angel
“bete?”, tanyaku
“menurut lu gimana?”, tanyanya
Aku hanya bisa senyum mendengarnya. Tak lama kamipun tiba di rumah Angel.
“ini gua bawa baju buat apaan jadinya?”, tanyaku
“nginep di sini. Lagi pada pergi soalnya, gua sendirian di rumah”, katanya
“kuliah lu?”, tanyaku
“ya pagi gua berangkat nanti sore balik”, katanya
“gua jadi kuncen maksud lu?”, tanyaku
“itu tau”, katanya
Akupun menginap di rumahnya. Akupun sudah meminta izin ke ortuku dan tidak ada masalah. Seperti yang kalian tau, kalau berhubungan
dengan Angel itu tidak lah normal, mulai dari sifatnya hingga apa yang akan dia lakukan nanti.
Pagi hari Angel pamitan padaku dan dia pergi kuliah. Sepertinya dia memang sudah persiapan untuk ini, mulai dari makanan, baju dan yang lainnya. Tidak banyak yang ku lakukan di rumah ini hanya hal-hal membosankan hingga sore tiba dan Angel sampai di rumah.
“hei”, sapanya
Dan dia tidak sendiri, ada beberapa teman kuliahnya menyusul masuk.
“ngerjainnya di sini aja, ngeprint materinya nanti gua ngeprint di kamar”, katanya
Yang lain pun mulai bersiap, mengeluarkan laptop dan sibuk dengan hal yang mereka kerjakan. Aku hanya melihat mereka dari sofa yang tak jauh dari tempat mereka berada. Beberapa orang melihatku dengan pandangan yang agak aneh, menganalisaku.
“udah makan lu?, tanya Angel
“udah, beli makan emangnya lu?”, tanyaku
“ga, nyokap lu nanyain”, katanya
“oh”, kataku
Akupun mengambil hp dan bermain. Angel bergabung dengan yang lain.
“cowo lu?”, tanya seseorang
“bukan, sepupu gua”, katanya
Ternyata drama tentang sepupu ini masih berlanjut. Sekitar 2 jam mereka mengerjakan tugas akhirnya jeda untuk istirahat, jam menunjukan pukul set 8 malam.
“gua ambil cemilan dulu”, kata Angel
Ku lihat dia berjalan kea rah dapur. Tak lama Angel memanggilku
“Teo, bantuin sini”, katanya
“males”, kataku
“buruan!”, teriaknya
Akupun berjalan kea rah dapur
“bantu apaan?”, tanyaku
“bukain baju gua”, bisiknya
“ngaco”, kataku
“udah sih buruan”, katanya yang menarikku
Sambil berhati-hati akupun melakukan apa yang di mintanya, dia menyenderkan tubuhnya di tembok, bibir kamu sudah saling beradu dan tanganku berada di tempat yang semestinya. Beberapa kali aku melihat kea rah ruang tamu.
“santai aja”, bisik Angel
“mata lu”, bisikku
Setelah beberapa menit pemanasan dia membelakangiku dan sedikit membungkukan badannya. Perlahan aku mengarahkan punyaku ke milikknya, dan seperti biasa dia menggigit tangannya untuk menahan sensasi yang sedang terjadi. Aku merasakan sensasi yang agak aneh, rasa takut dan nikmat ini bercampur aduk, sama ketika kami melakukannya kemarin. Lagi-lagi dia mengeluarkan suara yang tidak mungkin tidak terdengar.
“kenapa lu?”, tanya salah satu temannya.
Aku sudah duduk di dekat meja makan.
“ke iris tangan gua”, katanya sambil membilas tangannya dengan air
Aku berjalan ke kotak p3k yang tak jauh dari kulkas.
“ni”, kataku
Kamipun menyiapkan cemilan dan minuman di ruang tamu. Sekitar jam 10 malam barulah teman Angel memutuskan untuk pulang. Setelah
semuanya di pastikan menghilang ditelan kegelapan Angel memelukku dari belakang.
“gimana rasanya?”, tanyanya
“lu suka kaya gitu?”, tanyaku
“baru kemaren kepikiran waktu ada pacar lu di rumah”, katanya
“ga takut kalo ketauan?”, tanyaku
“takut tapi di situ enaknya. Yakan?”, tanyanya
“iya, dan gua yakin lu sengaja kan soal suara itu?”, tanyaku
“iya, gua ga tahan lagi soalnya”, katanya
Mungkin karena dulu kami tidak peduli ketika di lihat oleh kak Queen dan yang lainnya yang membuat kami ingin melakukan ini.
“tapi takut kelepasan gua”, kataku
“kelepasan gimana?”, tanyanya
“ya ketauan dan kita ga ngeh”, kataku
“tapi gua percaya lu bisa ngontrol ko”, katanya
“gimana ga, suara lu itu terlalu mengundang”, kataku
Malamnya kami memilih untuk tidur di ruang tamu sambil di temani suara tv.