Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#543
Part 61
Pagi hari tepat tanggal 25, gw terbangun saat kaki gw terasa digoyang-goyangkan.

"Bangun, shalat subuh" ucapnya ketika gw membuka mata.

Gw beranjak bangun, terduduk di tempat tidur. Di meja rias, Okta sibuk mengeringkan rambut dengan handuk.
Sejenak gw merasakan kepala gw semakin berat, gw menjatuhkan tubuh lagi di tempat tidur.

"Malah tidur lagi, keburu mataharinya terbit" ucapnya, setelah mendengar suara tubuh gw yang kembali terbaring.

"..."

Okta menghampiri gw yang tak menghiraukan perkataannya, lalu menyentuh pipi gw pelan.

"Ih, masuk angin ternyata. Yaudah tidur aja lagi" setelahnya, ia langsung pergi meninggalkan gw di kamar.

Beberapa menit berlalu, Okta kembali. Kali ini ia membawa segelas air putih dan obat masuk angin yang berbentuk sachet, kemudian meletakkannya di meja kecil samping tempat tidur.

"Nih minum, terus shalat dulu, abis itu mandi, baru lanjut istirahat" Ocehnya panjang lebar.

"Tadi katanya disuruh lanjut tidur, gimana sih?" bathin gw

"Air putihnya ganti teh panas dong" pinta gw

"Kalo bangun tidur, minum air putih dulu yang banyak. Lagi sakit, banyak mau nya kamu ini"

Sampai beberapa menit, gw masih duduk di tempat tidur. Mencoba beradaptasi dengan kepala gw yang terasa berat. Sedangkan Okta sedang sibuk di depan kaca, berdandan untuk berangkat ke gereja.

Setelah minum obat, gw bersiap menunaikan ibadah. Tubuh yang sedang masuk angin dan udara pagi yang dingin di bandung menambah beku tangan gw ketika berwudhu. Tangan gw sedikit gemetar setelahnya.

Okta yang selesai berdandan menghampiri gw yang sedang menggelar sajadah.

"Sarapannya ambil sendiri di bawah yaa, kalo mau jalan2, minta kunci sama STNK nya ke Aa Bayu" Cupp, pipi kiri gw dikecup. (Aa Bayu ini yang jaga rumahnya Okta)

Gw tersenyum kecut

"Kok mukanya gitu sih?" Tanya dia keheranan

"Aku udah wudhuemoticon-Nohope"

"Eheheh maap"

Matahari mulai menampakkan sinarnya ketika gw turun ke dapur untuk membuat teh. Rumah mewah ini terasa sangat sepi karena ditinggal penghuninya ke gereja. Hanya ada gw, Aa Bayu, dan ART nya yang ada di rumah pada pagi ini.

Di balkon atas, gw menikmati sinar sang fajar yang masih malu-malu menampakkan wujudnya.

Quote:


Setelah menghabiskan dua batang rokok dan segelah teh, gw memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat.

Di meja kecil samping tempat tidur, gw mendapati nyala lampu LED warna merah di HP yang menandakan ada pesan masuk.

"Kalo mau tidur, mandi dulu.." Isi chat masuk dari Okta

"Iyaa" balas gw singkat.

Siang harinya, gw terbangun dengan badan yang sudah agak enakan. Gw turun ke bawah buat beli rokok.

"Warungnya dimana coba?" Gw bertanya-tanya dengan diri sendiri walaupun itu adalah pertanyaan yang gw sendiri ga bisa jawab.

Di ruang tengah, Aa Bayu sedang duduk di lantai beralaskan permadani warna coklat, dengan punggung yang disandarkan ke sofa.

"Aa, warung deket sini di mana ya?" Tanya gw

"Mana ada warung di sini Aa, harus keluar komplek" jawabnya

"Mau beli apa Aa?" Dia tanya balik

"Mau beli rokok"

"Rokok apa Aa? Biar saya beliin" Dengan sigap dia langsung berdiri

Gw ngeluarin dompet, dan memberi selembar uang kertas ke Aa Bayu "surya 16 Aa, tolong ya"

Uang pemberian gw ditolak olehnya. Katanya, dia sudah diberi pegangan uang buat kebutuhan gw saat Okta pergi ke gereja.

20 menit berikutnya Aa bayu datang membawa sebungkus rokok buat gw, hampir bersamaan dengan rombongan keluarganya Okta yang baru pulang dari gereja.

"Udah baikan?" Tanya Okta, sembari menyentuh jidat gw. Tanpa menjawab, gw hanya mengangguk pelan.

Okta duduk di samping gw, di sebuah sofa ruang tengah yang berwarna merah maroon. Kepalanya di sandarkan di bahu gw

"Nyender-nyender kayak mendoan tadi pagi"

Mendengar omongan gw, okta bangkit dari tempatnya, menjulurkan lidah, lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Seharian gw bener-bener kuker, dari siang cuma naik turun tangga nyari kegiatan. Bercangkir-cangkir kopi udah gw habisin cuma buat ngilangin kuker.

"Bosen ya?"

"..."

"Mandi gih"

"..."

"Aku ajak keliling bandung" Kata Okta


Sejam kemudian, kami sudah berada di jalan, menuju ke arah pusat kota.

"Mau kemana sih?" Tanya gw penasaran

"Mau aku pamerin ke temenku" jawabnya

"Apanya yang dipamerin?" Tanya gw lagi

"Kamu.."

"Emangnya aku saldo rekening"

Gw dan Okta tiba di pelataran parkir salah satu cafe, 2 sahabat Okta sudah tiba terlebih dahulu di cafe tersebut.

Gw berjalan masuk, dan memilih tempat di luar ruangan agar lebih leluasa merokok.

Seketika suasana berubah menjadi sedikit riuh saat ketiga sahabat ini bertemu.

"Eh ini Raja, dapet dari provinsi sebelah" Okta memperkenalkan gw ke sahabatnya.

Gw menyalami dan tersenyum kepada keduanya.

"Senyumnya jangan manis-manis, nanti mereka naksiremoticon-Mad" Okta

Kedua temannya tertawa melihat sikap Okta.

Mereka berdua memperkenalkan diri sebagai Fia dan Ghina. Sama seperti kebanyakan renaja sosialita bandung lainnya, mereka berdua lebih dari cantik.

"Ga sia-sia sekolah sampe jauh" ledek Fia ke Okta.

Perbincangan-perbincangan lebih didominasi oleh mereka bertiga. Gw hanya menyimak sambil sesekali melempar kata atau sekedar ikut tertawa.

Di tengah asyiknya ngobrol, Fia nyeplos ke Okta "Mantan lu" Sambil mengarahkan bola mata ke arah Laki-laki yang baru saja turun dari sebuah motor matic. Laki-laki tersebut sempat melihat ke arah kami berempat, lalu membuang pandangan lurus ke arah pintu masuk.

"Kenapa harus ketemu dia sih" Ucap Okta kesal. Dia menyeruput Es Coklatnya, lalu memutar-mutar sedotannya.

Gw melirik ke arah Ghina, dia hanya mengangkat kedua bahunya, bingung harus berbuat apa, begitupun dengan Fia.
delet3
japraha47
mirzazmee
mirzazmee dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.