bundaihaAvatar border
TS
bundaiha
IE BEUNA (TSUNAMI)


A story by Andri Lestari

PROLOG


Canden, seorang gadis kecil bermata teduh yang harus mengalami musibah bencana besar di Aceh. Anak kecil berumur empat tahun, masih belum mengerti apa itu kesedihan dan kehilangan, akan tetapi harus mengalaminya di saat yang bersamaan. Tidak cukup hanya dengan goncangan dahsyat yang Tuhan berikan, tak lama berselang tubuh kecil Canden pun diamuk oleh air bah raksasa.

Air hitam asin bercampur lumpur dan belerang, menghantam bidadari kecil Maryam dan Saiful. Tak hanya sang anak yang menghadapi maut di dalam gulungan ombak, sang bunda pun tidak ada bedanya. Tubuh wanita muda itu terombang-ombing tak tentu arah. Tubuh lemah terantuk ke sana-ke mari tanpa ampun. Seng-seng karatan menyayat pakaian serta tubuh kurusnya. Mukena yang tadi digunakan saat melaksanakan salat Dhuha pun telah koyak dan terlepas begitu saja.

Tidak ada yang menolong. Semua menjadi nafsi-nafsi. Bergumul dengan air yang tingginya melebihi pohon kelapa bukan perkara mudah. Ditambah berton-ton sampah juga ikut terseret bersama air bah, membuat tubuh yang ringkih semakin tidak berdaya.

"Canden ..., Allah, Allaah ...!" gumaman tak begitu jelas dilontarkan Maryam. Meskipun tubuhnya sudah tidak kuat, tetapi hati dan lisannya masih tetap mengagungkan asma Allah. Canden, sang putri semata wayang tak luput dari ingatan. Rasa sakit yang dirasakan Maryam sungguh tak terperi. Tulang terasa remuk lepas dari badan. Meskipun timbul tenggelam, ia terus memperbanyak doa.

Di lain tempat, tubuh Canden tak lagi bergerak. Rambut ikalnya sudah dipenuhi oleh sampah. Tubuh kecil itu masih berada di dalam air. Hanya kuasa Allah yang dapat membantunya. Gadis kecil periang yang doanya selalu didengarkan oleh Allah kini sedang bergelut dengan malaikat maut.

Air hitam itu telah melumat-lumat tanpa belas ampun. Tidak peduli siapa pun dan apa pun. Semua tidak luput dari gulungannya. Terus saja bergulung tanpa terlihat tanda-tanda untuk surut, sebelum Rabb-Nya menarik perintah untuk berhenti. Maka gelombang besar itu akan terus menyerang.

Ribuan orang terjebak di dalamnya. Tak bisa teriak untuk memohon bantuan. Hanya berbekal sampah di sekeliling, mereka gunakan untuk menyelamatkan diri. Jika sudah berakal, pasti segala cara dilakukan untuk mempertahankan nyawa. Namun, bagaimana dengan Canden?
Diubah oleh bundaiha 30-11-2019 08:21
lina.wh
NadarNadz
nona212
nona212 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.2K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
bundaihaAvatar border
TS
bundaiha
#10
Quote:


24 Desember😥
s.i.n.y.o
fiaperm
embunsuci
embunsuci dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.