yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)




TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 03:25
sehat.selamat.
JabLai cOY
al.galauwi
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
331.3K
4.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#7
Rising Hope
Rise of the imperfect.

Mungkin itu yang bisa gue kabari saat gue menjalani fase kehidupan saat itu. Gue menjadi orang yang nggak jelas. Gue enjoy aja sebenarnya menjalani kehidupannya, nggak ada rasa hampa yang gimana-gimana, tapi kayak ada yang nggak sempurna aja perasaan. Ada yang hilang. Ada yang masih harus dicari dan ditemukan lagi. Itu masih jadi teka-teki kehidupan gue.

Apalagi ditambah kenyataannya adalah, banyak rekan-rekan gue yang sudah mulai pada menikah. Ada yang bahkan udah punya tiga orang anak. Haha. Sementara gue? malah kandas ditengah jalan. Seperti buang-buang waktu, tapi nggak juga.

Kalau sama Dee dulu buang waktu, gue nggak akan bisa menetapkan berbagai kriteria yang gue anggap cukup membuat gue menjadi orang yang lebih bermanfaat bagi orang lain, lebih mengerti dan memaknai kehidupan, lebih bisa menghargai segala sesuatu yang udah didapatkan, lebih banyak bersyukur, lebih sabar, dan semakin cerdas dalam menyikapi segala hal yang akan dihadapi dikemudian hari.

Mungkin bagi sebagian orang kriteria itu agak susah, tapi bukan berarti nggak ada cewek yang begini. Dan selepas gue selesai dengan Dee, minat gue terhadap cewek cantik itu jadi berkurang. Kalau manis okelah, tapi kalau yang semua cowok sepakat dia cantik, itu malah gue agak kurang suka.

Bahkan gue sempat bermindset, cantik biasanya susah diajak merangkak dari bawah, cantik kayak gitu mah biasanya dari sananya udah biasa hidup enak, cantik mah bakal dapat priviledge, semakin cantik maka semakin mudah segala sesuatunya, dan segala macam lainnya.
Gue bisa menyimpulkan seperti itu karena itu adalah pengalaman gue. Walaupun nggak semua cewek yang kata orang cantik, atau merasa diri cantik itu berkorelasi positif dengan semua yang gue sebut tadi.

Banyak juga cewek cantik yang cerdas, tapi attitudenya juga bagus, mau diajak merangkak dari bawah, berasal dari keluarga biasa-biasa aja, nggak dapat priviledge, dan bahkan awet jomblo. Tapi yang jelas, gue nggak pernah percaya cewek-cewek cantik, pintar, wawasan luas, dan segala kesempurnaan didepan publik itu kalau mereka ikut kontes-kontes kecantikan. Banyak polesannya doang. Hahaha.

Diadu sama cewek sekelas Keket dan Dee aja mah keok pasti itu cewek-cewek beauty pageant. Kenapa sih dari kampus gue jarang yang ikutan kayak gituan? Karena kalau pintar dan cerdas beneran nggak akan ngikut-ngikut ajang nggak penting begitu, mestinya. Mereka lebih banyak bekerja dibalik layar, karena yang cerdas beneran biasanya adalah seorang bertipe konseptor, bukan jadi wayang. Otaknya dipake mikir, bukan menjalankan instruksi doang.

Ntar nih biasanya, kepopuleran yang udah dia dapet karena fisiknya yang mumpuni, pas udah nggak laku di dunia hiburan, paling-paling ujungnya ditawarin jadi caleg buat cari duit. Tetep aja jadi wayang kan? Tapi dalam konteks politik yang sarat tipu muslihat visual. Haha. Jadi jangan heran kalau kualitas parlemen kita begitu-begitu aja, wong isinya aja ketauan kan kualitasnya? Hehehe. Dilihat bagus, cantik, ganteng, populer, tajir, yaudah, ntar juga kepilih.

Tapi harus diingat, gue tidak memukul rata semua cewek cantik banyak hal negatif yang melekat dalam dirinya. Banyak juga kok positifnya. Seperti menghibur para wibu single haus loli, atau jomblo-jomblo kesepian karena takut menyatakan perasaan, akhirnya memilih tukeran hasil download JAV yang rata-rata artisnya dipermak (operasi plastik) dulu sebelum diprofesionalkan, dan banyak lagi efek positif lainnya. Hehe.

Lalu bagaimana nasib orang-orang yang kentang? Kentang maksudnya ya tanggung, cantik/ganteng banget nggak, tapi dibilang nggak cantik/ganteng, nggak juga karena cukup manis cuma butuh dipoles. Nah kadang gue melihat suka kasihan dengan yang dinilai banyak orang masuk kategori ini. Mungkin gue salah satunya masuk ke kategori ini. Terkadang atau bahkan sering, orang-orang dikategori ini mengalami kesusahan karena penilaian orang terhadap fisiknya kurang positif.

Hidup menjadi lebih mudah………kalo lo cantik/ganteng.

Pernah dengar pernyataan ini? Suka nggak suka, emang begini kenyataannya yang terjadi, terutama di negeri kita tercinta ini. Lo ada keturunan bule, auto diajak main sinetron, terlepas lo berbakat atau nggak. Musik pun seperti itu. Contoh aja Idol-idolan udah berapa tahun tapi yang benar-benar jadi artis yang mana? Malah ngasih panggung yang good looking tapi kemampuan musiknya biasa aja, apalagi kalau ada potongan bulenya dikit, jamin laku dah lagunya. Hahaha. Gitu kan industri hiburan kita mainannya? Mau film mau musik atau segala jenis hiburan, yang cantik/ganteng, apalagi ada turunan bulenya, semua jadi lebih mudah.

Beda dengan yang kentang. Perjuangannya sangatlah berat. Paling proporsinya hanya 3-5% kali wajah kentang tapi sukses didunia hiburan. Ini baru ngambil contoh dunia hiburan. Dunia pekerjaan biasa pun, terkadang, mungkin sering, bakalan kayak gini juga kejadiannya.
Contoh gampang lagi. Di sosmed macam instagram, youtube atau tiktok lah. Lo liat gimana orang-orang yang cuma jualan tampang cantik/ganteng dengan mudahnya dapat apresiasi positif seperti like yang banyak, padahal nggak ada kreativitasnya sama sekali, bahkan nggak jarang keliatan banget nunjukin kedung*annya.

Beda dengan yang kentang, tapi super brilian kontennya, yang like cuma beberapa doang. T*i nggak itu coba? Tapi yaitulah, mudah banget orang ketipu sama visual. Istilahnya kalau jaman sekarang mudah sekali kena virus halu. Hahaha. Jualan halu melalui muslihat visual adalah jualan paling laku di negeri ini setelah jualan agama kali.

Ingat! Ini semua penilaian subyektif gue dan tidak ada tujuan gue untuk menghina siapapun. Gue hanya mencoba membeberkan fakta-fakta dari fenomena yang berkembang aja, karena ini akan berkaitan dengan jalannya cerita gue di season ini. Kalau ada yang tersinggung, gue mohon maaf sebelumnya.

HAHAHA.

Kenapa sih gue ngomongin kayak gini diawal? Ya. karena gue muak apa-apa dinilai dari fisik. Semua dimudahkan karena fisik. Padahal banyak diluar sana talenta yang luar biasa berbakat dan punya kemampuan diatas rata-rata tapi nggak didukung fisik yang mumpuni. Mungkin seringkali kita dengar pembelaan, “yah mungkin emang garis takdirnya nggak disitu”, gue agak kurang terima. Karena kalau pernyataan kayak gitu keluar dan ada salah satu penilaiannya karena kekurangan fisik (kurang ganteng/cantik, ada cacat fisik, dan lain sebagainya) itu sangatlah tidak adil. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama, harusnya. Tapi sampai saat ini, urusan fisik masihlah menentukan obyektifitas.

Dari situlah akhirnya gue memutuskan untuk membuang kriteria fisik oke dalam checklist misi pencarian gue ini. Kecerdasan diatas rata-rata adalah tujuan utama gue. Kemudian kemampuan bergaul yang asyik, nyambung diajak ngobrol sama gue dalam berbagai hal, apa adanya dan nggak jaim, memahami isu-isu termutakhir, bisa menjadi back up problem solvergue dengan aksi nyata dan bukan bualan semata (contoh: cuma nyemangatin dengan ngomong “semangat ya yank, kamu pasti bisa! Aku tau kamu mampu!” T*I! gue nggak butuh cewek kayak gini), bisa saling bekerjasama dengan gue dan tidak berat sebelah, bisa jadi sahabat gue, bisa jadi pacar gue, bisa jadi bro gue, dan mungkin sebagai bonusnya, bisa satu hobi dan satu selera musik sama gue.

Gimana? Ribet kan bagi sebagian orang? Sama. Gue juga ngerasa ribet awalnya. Makanya gue banyak berhubungan dengan cewek dengan ragam sifat dan kebiasaan yang berbeda-beda sehingga gue bisa menyimpulkan kalau gue butuh cewek yang seperti gue sebutkan itu. Tapi sejauh ini nggak ada yang bisa. At least belum ada. Haha.

Gue terus berusaha dengan kemampuan gue untuk menemukan sosok ini. Istilahnya, lo menetapkan kriteria kayak gitu, emang modal lo apaan, nyet? Udah cukup ganteng, cukup cerdas, cukup tajir dan cukup-cukup lainnya? Sulit banget emang. Tapi gue yakin dengan banyaknya pengalaman hidup yang udah gue dapatkan dari hubungan-hubungan sebelumnya, baik itu percintaan, pertemanan, profesional kerjaan, dan lain sebagainya membuat gue yakin gue bisa dapat yang lebih baik lagi.

Untuk urusan kecerdasan diatas rata-rata ini sulit. Sulit banget malah. Belum ada sejauh ini yang secerdas Keket. Tapi ada yang membuat jadi sedikit lebih mudah. Urusan kepintaran dan kecerdasan, udah jelas dan gampang dicari adalah, cewek-cewek lulusan kampus gue lah. Masuknya aja susah, jadi segobl*k-gobl*knya lulusan kampus gue, masih bisa lah diandalin otaknya dan bisa ngasih keturunan dengan kemampuan otak yang nggak malu-maluin dimasa depan. Hehehe.

Harapan gue sih begitu, tapi kan semua kembali kepada Sang Pencipta bukan? Makanya target gue kerucutkan menjadi, cewek yang jadi pendamping gue nanti adalah lulusan kampus gue. Nggak harus sejurusan.

Selepas pengalaman gue mulai dari Ara, Zalina, Keket, Sofi sampai Dee, serta banyak banget selingan yang lain seperti Anin, Harmi, Feni, Dwina, Rinda, Nurul, Uun, Dewi, Nindy dan lainnya yang nggak bisa gue sebutin satu persatu, gue benar-benar belum menemukan lagi yang mendekati. Hanya Nindy yang paling mendekatisaat itu. Itu juga nggak sampai 50% memenuhi syarat. Haha.

Gue bercerita tentang berakhirnya hubungan gue dengan Dee kepada Arko, Shella, dan tentunya Mama serta Dania. Mereka sih berharap gue bisa menemukan pengganti yang sepadan, walaupun tentunya mereka sangat menyayangkan kenapa bisa berakhir, padahal udah bertahun-tahun dan terlihat sudah klop. Ya, gue sama Dee masih berhubungan baik. Baik banget malahan.

Justru dengan keadaan seperti sekarang ini, gue sama Dee malah jadi lebih hangat hubungannya. Nggak terlalu dingin dan hambar seperti saat jadian dulu. Jadi gue nggak ngerasa hampa banget sebenarnya. Tapi rasa muak gue melihat cewek-cewek cantik, terutama yang cuma jual tampang doang tapi otaknya sepi, tetap selalu ada dan udah tertancap dibenak gue.

Ditengah kebosanan gue dengan ritme kehidupan yang begitu-begitu aja, gue jadi kangen ngeband lagi. Gue juga mendengar kalau Arko ngeband lagi dengan rekan-rekan lain dari sesama komunitas jepangan. Begitu juga dengan Drian, membentuk band yang personilnya jago-jago semua bersama Sion kawan lama kami. Yang hilang hanya gue aja. Gue sama sekali belum kepikiran untuk ngeband lagi saat itu. Tapi akhirnya rasa ingin kembali ngeband itu ada lagi.

Sebenarnya ada juga yang nawarin untuk jadi additional vocalist, membawakan lagu-lagunya L’Arc~en~Ciel dan Luna Sea, tapi gue masih sangat idealis waktu itu. Jadi kalau kurang rock, gue nggak mau. Haha. Padahal menurut orang-orang, kalau band gue dulu lagi bawain Luna Sea, karakter suara gue sangat mirip dengan Ryuichi Kawamura. Agak cempreng-cempreng gimana gitu. Haha. Bahkan Istri Arko, Afina yang notabene nggak tau lagu jepang sama sekali aja ngerasa kalau karakter suara gue pas banget ketika membawakan lagu-lagu dari band legendaris ini.

Walaupun kami udah lama banget nggak ngeband bareng, tapi kami selalu kontak. Terutama gue dan Arko. Gue dan Arko masih sangat sering telpon, chat, sekedar nanya kabar atau ngomongin isu-isu yang berkembang, terutama dari komunitas metal dan jepangan. Arko dan Drian memang yang paling dekat dengan gue. Tapi gue melihat Arko lebih dewasa dan lebih enak diajak ngobrol, terutama soal pasangan hidup, karena dia kan udah nikah juga. Dan emang dari dulu gue apa-apa belajarnya sama dia kalau urusan cewek. Haha.

“Ko, gue bubaran sama Dee.”

“Lah, LDRan jadinya lo?”

“Iya. Haha. Apes bener.”

“Nggak lo coba bujuk?”

“Udaaah. Tetep nggak berhasil bro.”

“Aduh, sayang banget ya, padahal udah lama banget kalian bareng. Bubar gara-gara LDR emang nyesek sih.”

“Iya itu dia, dan sampai saat ini pun kami masih saling sayang sebenernya. Solusinya, tinggal salah satu ngalah aja, paling setaun lagi gue nyusul lo nikah Ko. Hahaha.”

“Tapi nyatanya nggak gitu kan? Hahaha.”

“Iye bro. emang nggak jodoh kali ya.”

“Nggak apa-apa, soalnya gue juga kayaknya nggak melihat lo dan dia itu klop banget. beda dengan Keket. tapi dengan Keket aja gue ngerasa lo tuh dulu kurang pas juga sebenarnya. Haha.”

“Lah terus gue mesti sama siapa bro?”

“Ya cari lagi lah. Kan lo udah bikin kriteria katanya. Haha. Jangan kayak Drian, dia nggak ngaca sama keadaannya. Hahaha. Standar tinggi tapi yang dia jual cuma tampang. Pinter sih, tapi nggak cerdas. Hahaha.”

“Hahaha, bangs*t lo Ko. Sahabat kita tuh. Tapi emang iya sih. Hahaha.”

“Yah mau gimana. Faktanya gitu.”

“Lo sekarang ngeband jadinya bawain Luna Sea? Tapi vokalisnya si Dofi? Hahaha. Nggak salah?”

“Dofi suaranya bagus, tapi nggak cocok sama karakternya Luna Sea. Cocokan lo jauh banget. bini gue aja bilang gitu. Tapi gue nggak bisa ajak lo karena dia yang bikin ini band. Masa dia yang diganti? Hahaha.”

“Hahaha santai aja, lagian gue baru-baru ini aja ngeband lagi, sebelumnya kan belum kepikiran. Tapi lo yakin bisa dapet panggungan kalau bawain band jadul gitu? Dua tahun lalu aja panggungan kita adem ayem gitu penontonnya karena banyak yang nggak kenal, apalagi ini bandnya lebih jadul lagi, berat banget lagi lagunya buat dicerna. Ahahaha.”

Luna Sea - Rosier


--

Gue sedang mengamati pergerakan Page Facebook Himpunan di kampus. Gue masih rada aneh aja kenapa ini kok BPH (Badan Pengurus Harian) yang notabene pengurus inti dari organisasi himpunan gue kok bisa diisi sama orang-orang yang bahkan masih hijau banget dilingkungan jurusan gue. Perubahan yang cukup berani, gue bukan nggak ngedukung, tapi pingin tau aja bagaimana proses rekrutmennya.

Tapi gue hanya banyak menemukan diskusi-diskusi ilmiah yang cukup membosankan dan cukup berat bagi otak gue yang udah lama nggak diasah soal eksakta murni seperti itu. Haha. Akhirnya gue berinisiatif untuk sedikit memberi pertanyaan ringan-ringan soal musik di page tersebut.

Quote:


Kurang lebihnya kayak gitu gue posting. Setelahnya ya gue tinggal aja dulu, karena gue sih pesimis ya anak-anak culun dikampus doyan sama lagu-lagu begituan. Hahaha.


Diubah oleh yanagi92055 29-11-2019 09:42
trikarna
caporangtua259
sampeuk
sampeuk dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.