Kaskus

Story

baqouteAvatar border
TS
baqoute
Mampukah Aku Bertahan Disaat Kau Sudah Bahagia?
Apakah Cinta Pertama akan Menjadi Yang Terakhir Meski saat Ini Kita Berpisah ? Akankah Cinta Kita Akan Bersatu Kembali?

Intro

Ini Cerita Nyata Yang Saya Alami Sendiri Yaitu Kisah DImana Seorang Laki Laki Bodoh Yang Kehilangan sosok yang menurutnya adalah Cinta Sejatinya Karena Kesalahan nya Sendiri Dan Akhirnya Menyesal 


Mampukah Aku Bertahan Disaat Kau Sudah Bahagia?



Bagian  I (Awal Dari Kebahagiaan)

Pagi Di Kala Itu Biasa Saja Aku hanya Harus Terus Bangun Untuk Menghadapi Hari Hari Yang Membosankan Bagiku Memakai seragam Pergi Ke Sekolah Ah Betapa Membosankan nya hari hari itu padahal aku harus seperti itu hampir 2 tahun lagi sampai aku lulus  oh iya aku lupa Perkenalkan Namaku, Namaku Wibowo aku hanyalah laki laki biasa yang Bersekolah di SMK yang bisa Dibilang sekolahku adalah sekolah yang kebanyakannya berisi anak laki laki karena tidak banyak perempuan yang ada di sekolah itu hahaha, di sekolah ini aku gak mengharapkan apa apa selain ilmu dalam kejuruan, sebenarnya di jurusan ku termasuk banyak cewe nya cantik cantik lagi tapi mau gimana lagi selalu ada saingan brooo namanya juga banyak anak laki laki nya haha, jadi sebenarnya aku tak pernah merasakan apa itu cinta atau apa itu namanya PDKT bukan karena aku tidak ingin merasakan cinta tapi karena aku sadar diri. karena aku bukanlah orang yang menawan, tampan ,bahkan berkantong Tebal, bahkan aku bukanlah orang yang enak dipandang. hari hariku biasa saja tidak ada yang spesial di sekolah itu. memang lumayan  jumlah perempuan yang ada di sekolah itu tapi untuk di kelas ku pun cuma ada 7 orang perempuan, aku tak pernah berpikir untuk pacaran karena rasa ketidakpedeanku selama ini 

sampai pada saat salah satu temanku yang bernama Putra ngehampirin lalu langsung dengan kalimat to the pointnya berkata
 
""Hei Wib apa lu gak sadar si Rara liatin elo mulu ?"
 
saat itu juga aku kaget dan merasa kepedean tapi berusaha dengan santai nya  seolah tidak terjadi apa apa membalas 

"Ah Mana Mungkin sih ngaco aja lu koplak orang aku jelek begini" 

tapi Putra Berusaha Meyakinkan 

"Lah gue juga denger pea para cewe dikelas ngegosipin Kalo Rara emang naksir elu" 

"ah lu suka ngasal kalo ngomong" 

tambah ku tapi pada saat itu aku kepikiran apa iya ada yang mau sama  aku dengan wajah yang jelek dan kulit yang hitam bin kusam ini hahaha mana mungkin pikirku.

Siapa Sih Rara ? Rara adalah teman sekelasku yang terbilang cantik,pintar  dan imut pendiam dengan kacamata khasnya yang selalu aku kagumi setiap aku melihatnya senyuman manisnya yang kadang membikin aku berandai andai untuk menjadi pacarnya  

Beberapa hari setelah itu aku kaget dan aku tidak menyangka dia menyapaku di Lantai Atas Sekolah
  
"ah mungkin hanya ingin bertanya tugas" pikirku 

lalu dia mendekatiku dan mulai menyapa 

"Hai Wib apa kabar?" 

" b bbaik Ra" kataku sambil gugup 

"lagi apa diluar kok gak masuk kelas?" kata Rara untuk memulai percakapan 

"aaanu kan gak aada guru maless di ddalam" balasku 

"ohh iya ya, btw dari tadi aku liatin kok kamu gak berani tatap muka aku yaa? aku jelek yaa?" katanya sambil kesal  

"eee enggga kok enggaaa aku cuma gak pernahh ngomong tatap muka cuma berdua begini apalagi sama cewe" kataku 

ya aku memang tidak pernah berani bertatap muka dengan perempuan selama aku hidup dan baru kali itu aku bertatap muka dengan perempuan hanya berdua. 

"oalah biasa aja kali gak usah gugup gitu" balas Rara Sembari Tersenyum

katanya dari situlah awal aku memberanikan diri bahwa aku bisa mendekati Rara Perempuan Lugu Dengan Paras Yang cantik Dengan Kacamata Indah nya yang tak pernah aku harapkan akan hadir di dekatku dari saat itulah aku mencintainya ada rasa suka dan ingin memiliki tapi beberapa kali aku sadar apa pantas aku memilikinya dengan rupa yang tak setampan orang lain akhirnya aku beranikan diri untuk PDKT dengan nya walau hanya lewat Aplikasi Chat dan SMS, seperti hanya sekedar basa basi seperti orang PDKT pada umumnya ya walaupun ini baru pertama kali sih hahaha, kalau diceritain bakalan panjangg pake banget mendinggg skipppp ya, nah pada saat itu aku memang tidak  tau caranya atau step by step nya tapi aku berusaha semampuku untuk bisa dekat dengan dia Jujur saja karena ketidak percaya dirianku Pendekatanku menjadi tarik ulur sampai pada saat teman nya Rara yang bernama Lina, Mengirimkan chat  

"Woi Wib Lu kalo emang suka nyatain dong jangan anak orang lu gantungin mulu kalo lu gak suka ya ngomong kalo lu suka tembak, lu gak tau dia selalu nunggu jawaban dari lo "

 bentak lina walau hanya dari chat 

"gue gak tau kalo dia ada rasa gue juga malu dengan kekurangan yang gue miliki" tambahku 

"alah tinggal nembak doang lu pake banyak alasan lagi, yakin aja coba" tambah lina yang makin kesal 

"oke yasudah malam ini gue bakalan nyatain cinta gue"

 dan akhirnya pada malam itu aku akhirnya beranikan diri menyatakan cinta ku ke Rara yah meskipun hanya lewat chat, cupu ya? huhuhu

akhirnya pada malam hari semenjak Lina ngomong kalau Rara ada rasa aku coba beranikan diri kirimkan pesan ke dia
  
"Ra aku Pengen ngomong" omongku 

"Iya Wib ngomong aja lagi" balas Rara  

"Ra will You Be my Love" dengan grammar yang kaga jelas aku coba nyatakan dengan bahasa inggris hahaha 

"hah apa ini, seriusan??" jawab Rara mungkin kaget dengan chat ku itu

"Iya Ra Kamu mau ?"  kataku 

"emm hmmm kita jalanin dulu aja yaa" Jawab Rara Dengan Ragu tapi menerima 

Yes akhirnya aku mempunyai pacar untuk pertama kali nya dalam hidupku aku langsung berpikir gimana caranya orang pacaran dan caranya langgeng

Dari sinilah awal kebahagiaanku untuk pertama kalinya dalam hidupku merasakan apa itu cinta yang bukan dari keluarga, karena sebelum nya  aku tak pernah merasakan cinta dari perempuan selain cinta dari keluarga ku.

Hari Hari ku Di Sekolah Tak Pernah Terasa Hambar Lagi Setelah Aku memiliki kekasih pujaan hatiku untuk pertama kalinya, tetapi kami berdua sepakat untuk tidak memberitahukan kepada siswa di kelas kami semua kalau kami sudah pacaran, hari demi hari terus ku jalani dengan penuh warna warni di kehidupan ku sekarang wajar saja dulu sebelum mengenal dirinya aku hidup seperti tv tidak berwarna atau seperti tv yang banyak semutnya hahaha, tapi saat bertemu dirinya dan berhasil mendapatkan cinta darinya hari hariku kambali berwarna, tiap pagi pun aku bangun dengan rasa  semangat untuk pergi kesekolah, ya dialah yang menjadi penyemangatku di sekolah, ternyata menyimpan rahasia tak semudah yang di bayangkan baru beberapa bulan saja kami sudah ketahuan pacaran,sebenarnya sih gapapa lah tapi males aja gitu denger di cie cie in melulu.

hubungan kami selama di sekolah ini baik baik saja memang kadang ada beberapa masalah wajar saja ini pertama bagiku dalam soal percintaan namun bagi Rara aku bukanlah yang pertama ya jujur saja aku terkejut mendengar sebuah berita kalau mantan Rara ada 2 dan dua duanya ada di sekolah ini juga tapi ternyata mereka hanya bertahan 1 minggu saja loh kok 1 minggu ? biarlah itu urusan Rara lagipula itu adalah masa lalu baginya aku tidak peduli masa lalu seseorang yang aku cintai, setahun berlalu kini semakin mendekati yang namanya kelulusan kalo mendengar kelulusan sepertinya sudah banyak ancang ancang mau ke Perguruan TInggi mana yaa kalau aku sih maunya ngikutin kemana Rara aja deh biar bisa barengan mulu hahaha, singkat cerita aku tanyakan kemana dia mau melanjutkan Pendidikan ini 

Aku mulai membuka pertanyaan 

"Ra kamu mau lanjutin kemana ?"

Rara membalas 

"kalo aku sih pengen nya Ke Perguruan Tinggi Negri pokoknyaa Wibbb"

Belum sempat aku membalas omongan Rara, Rara malah ngomong lagi

"Emang nya kamu mau kemanaa?? plis jangan PTN di luar sini pliss nanti aku gimana ?"
 
"yah aku pengen nya kuliah di Luar sini gimanaaa"

Balasku sambil tersenyum

"Kalau gitu Mending kita udahan ajaa"

Kata Rara Karena Ngambek

" Eh Engga kokkk Raa aku Gaakan kuliah diluar kok Malahan aku pengen banget Kuliah Satu Kampus sama kamu"

Balasku sambil mendinginkan suasana 

kupikir menjalani cinta akan serumit yang dibayangkan tapi aku berhasil menjalin 1 tahun lebih kami berbagi suka duka hampir ingin menyudahi itu sudah pasti tapi aku yakinkan dia sekali lagi bahwa hubungan ini bukan hubungan main main dalam hatiku aku berjanji aku ingin sekali mencintai orang yang pertama dalam hidupku dan ingin menjadikan nya yang terakhir maka dari itu aku tak pernah sedikitpun ingin memainkan hubungan ini dengan selingkuh atau apapun itu. aku bukan lelaki munafik memang yang lebih cantik dan lebih segala nya memang ada tapi karena aku hanya ingin mencari kebahagiaan bukan kesempurnaan. dan aku mendapatkan itu saat bersama Rara

Waktu demi waktu akhirnya kami lulus kelulusan itupun kami rayakan sama sama seperti anak anak muda pada umumnya. setelah suatu pencapaian selalu ada hal yang dipikirkan setelah itu, ya melanjutkan pendidikan ini ke jenjang lebih tinggi dan aku pun  memutuskan untuk mengikuti kemana Rara masuk Perguruan tinggi.

akhirnya Rara mencoba mengikuti Test PTN yang ada pada saat itu dan aku pun juga mengikutinya berharap aku dan Rara bisa bersama lagi di kampus yang sama. mengapa aku melakukan ini karena aku tak mau kehilangan nya karena kalau sampai aku jauh aku tak bisa menjaga nya aku memang punya pemikiran yang terlalu mengekang karena semua itu hanya demi Rara, memang sifat selalu mengekang itu salah dan aku menyadarinya tapi disatu sisi sifat itu kurasa perlu dan penting bagiku agar tak kehilangan nya.

pengumuman test pun tiba betapa terkejutnya diriku saat itu bahwa namaku tak ada dalam pengumuman itu dan saat itu juga aku ulangi beberapa kali untuk memastikan bahwa namaku memang tidak ada ternyata benar namaku memang tidak ada sayangnya nama Rara masuk ke di dalam tulisan yang terpampang itu 

"Sialan Aku Gagal" ucapku

Rara yang pada saat itu tahu aku tak lulus dalam test itu mencoba menenangkanku 

"Sabar Wib Aku Disini untukmu" Ucapnya

"Aku Gagal Ra Padahal Aku ingin Sekali Bersamamu, Menjagamu, Sekarang Gimana ? Aku Belum Siap Untuk Berpisah Kampus Denganmu" Balasku

"Kita Hanya Berpisah kampus Wib Bukan Hati" Tambah Rara

"Tapi Siapa Yang Menjagamu saat kau disini dan aku tak disini?" Ucapku dengan penuh sesal

"aku bisa menjaga hatiku sendiri Wib tak usah khawatir" Jawab Rara Meyakinkan ku

Hari itu dengan penuh penyesalan aku mencoba memaklumi mungkin bukan rejeki ku masuk PTN itu 

selanjutnya Aku coba Masuk PTN yang dekat dari Kampusnya Rara tapi sama hasilnya gagal
mungkin kebodohan ku sudah akut 

Akhirnya aku hanya masuk kampus swasta yang ada di daerahku tersebut. ingin sebenarnya mencoba lagi tahun depan tapi aku males untuk menunggu lagi.

Setelah Ku Sadari Bahwa Aku Memang Tidak Bisa Satu Kampus dengannya aku mulai merasa kecewa dengan diriku sendiri dan mulai ada rasa curiga berlebih kepadanya Sifatku perlahan lahan berubah menjadi lebih mengekang dan lebih negatif thinking kepadanya aku selalu meminta kabar dengan nya kapanpun ia harus memberiku kabar dan kehidupan di kampus itu tak seperti di sma sangat berbeda hari hari aku coba jalani tanpa ada Rara disetiap pagiku seperti dulu hanya berkomunikasi lewat chat dan sesekali bertemu ya kehidupan kampus membuat kami jarang bertemu apalagi kami sama sama mementingkan urusan masing masing cukup sulit membagi waktu hanya untuk Rara apalagi godaan datang karena di kampus cewe nya cantik cantik ya wajarlah selama ini aku hidup di smk cewe nya itu itu aja tapi ketika di kampus cewenya macem macem broo tapi sekali lagi aku tekankan bukan itu yang menjadi penghalang kami, penghalang kami satu satunya adalah sifat egois tapi kami berdua berani sekali playing victim dengan menyalahkan waktu, padahal ini adalah hasil dari keegoisan kami berdua yang selalu saja mementingkan kampus.

 aku memang tak ikut organisasi apa apa aku cuma kupu kupu (kuliah pulang) tapi siklus dikampus pasti selalu saja pada saat semester awal kalo ada tugas ngumpul di kos teman itu selalu jadi siklus pas baru masuk ntah kenapa atau hanya pikiran ku saja dan ini awal dari kerenggangan hubungan kami, seperti aku Rara juga sibuk sibuknya dengan urusan kampusnya entah itu tugas atau urusan lain kami menjadi jarang untuk bertemu mungkin 1 bulan hanya 1 kali bertemu dan sifatku makin menjadi jadi aku selalu marah ketika Rara tak ada kabar ketika berangkat ke kampus atau pulang dan aku selalu membatasi pertemanan nya dengan laki laki lain entah darimana datang nya sifat ini apakah datang dari aku yang baru pertama kali pacaran atau datang dari diriku sendiri. 

Saat ini kami lebih banyak bertengkar hanya karena masalah sepele tapi kami selalu bisa baikan kembali labil ya ? hahaha, singkat cerita kami mulai sering bertemu kembali tapi aku rasa ada yang kurang dari pertemuan ini aku rasa sudah seharusnya aku Bertemu Keluarganya bukan karena ingin menikah bukannn tapi hanya untuk memperkenalkan aku sebagai pacar Rara agar keluarganya tahu bahwa aku adalah pacarnya Rara masa udah 2 tahun tapi masih gaberani ketemu ortunya pikirku lalu aku coba berbicara dengan rara perihal keinginanku ini

"Ra Boleh ga aku main main kerumahmu gitu?" Ucapku membuka percakapan

"hmmm ngapainnnn ?" Balas Rara Dengan Muka bingung

"Ya Mau Ketemu Bapak Ibumu lahhh Gimana sihh" Kataku sambil elus kepalanya Rara

"Buat apasih sayanggg ??" Tanya Rara makin heran

"kita ini udah 2 tahun Ra dan aku Gapernah main main ama hubungan ini aku mau kamu kenalin aku sama keluargamu biar bisa dekat juga selama ini aku gapernah tau tentang keluargamu Ra"
 
Belum sempat dia membalas aku timpa lagi dengan  ngomong

"bukannya kamu udah janji buat ngenalin aku ke keluargamu ra? Kita ini dah bukan bocah sma lagi lhoo menurutku ini udah saatnya" 

"hmmm gimana yaaa akusih sebenarnya pengen tapi aku belum siap" balasnya

"kok belum siapp kamu kira aku mau lamar kamu apahh hahaha enggak lah jalan nya masih panjang aku mau kenalan doang kok Raa" 

kami berdua pun tertawa bahagia tanpa peduli bahwa di hari hari sebelum nya hampir tiap hari kami berkelahi tetapi disaat bertemu dirinya aku tak kuasa menahan rindu dan sifat burukku pun hilang seketika disaat kami bersama kami saling menguatkan aku merasa sempurna bersamanya

Seminggu kemudian Rara pun mengajak aku kerumah karena orangtua nya ternyata mau kenal juga sama pacarnya Rara 

Hari itu aku bersemangat Sekali karena aku akan bertemu dengan kedua orang tuanya Rara aku hanya ingin lebih dekat dengan Keluarga Rara 

Handphone ku pun berdering ternyata itu dari Rara

"Halo wib kamu jadi kerumah?"

"Jadi dong sayang, ini aku udah siap kok tapi aku rada gugup takut" 

"kan kamu yang mauu udah kesini aja harus berani dongg gimana sih"

"Iya iya bawel ini aku otw ya"

akhirnya aku sudah sampai di depan rumah nya dalam keadaan gugup tapi aku coba memberanikan diri 

"permisi" kataku 

lalu suara dari dalam rumah itu membalas

"iya silahkan masuk mas" 

Ternyata itu adalah orangtua Rara yang sdh menunggu di Ruang Tamu 

"silahkan duduk mas" 

"kamu temen nya Rara ya mas" tanya bapak nya 

Mungkin temen yang dimaksud adalah pacar

"iiya pak"

"udah lama kenal Rara?" 

"Uudahh pak"

skippp

biasanya pertanyaan ini memang selalu ada dalam perkenalan dengan orang tua pacar

ternyata Orang tua Rara sangat baik dan mau menerima aku, singkat cerita akupun mulai akrab dengan kedua orang tuanya beberapa kali aku selalu mampir kerumah Rara dan kadang kadang kami makan bersama seumur umur aku gak pernah merasakan bahwa aku bisa dekat dengan keluarganya dan saat itupun aku berpikir ini saatnya giliranku, aku ingin memperkenalkan Rara ke keluarga ku karena selama ini aku hanya bercerita kalo aku punya pacar tapi kedua orang tua ku tak tau siapa akhirnya aku pun perkenalkan juga Rara ke keluarga ku tak disangka mereka ternyata menyukai Rara 

"Orang nya sopan banget cantik lagi nak, ibu suka sekali" kata ibuku

"iya bu Syukurlah kalo ibu suka"

"Pertahankan ya nak ibu akan bantu lewat Doa"

Belum Pernah aku Rasakan Melihat Ibuku Bahagia sekali melihat aku mendapatkan orang yang sangat baik 

jujur saja akupun terharu melihat ibuku sebahagia itu aku makin semangat untuk mempertahankan Rara 

Sejak saat itu kami orang tua kami berdua sdh kenal satu sama lain

aku saja berharap sekali bisa menikahi nya secepatnya tapi kami saja baru semester 1 masih jauh perjalanan kami dan kami berpikir pernikahan akan menghalangi mimpi kami akhirnya aku hanya ingin hubungan ini bisa bertahan selamanya 

Pada Saat bertemu dengan nya di sebuah tempat itu akupun berkata

"Aku mencintai mu Ra sampai kapanpun" sambil berkata seperti itu aku kecup keningnya

"jangan tinggalkan aku Wib aku sangat sangat mencintaimu" Diapun memeluk ku dengan erat

"Untuk apa aku meninggalkan mu sayang? aku sudah bahagia di sini" Balasku 

karena dalam keadaan Falling in love saat itu tanpa sadar aku beranikan diri memberikan First Kiss ku kepada Rara 

Ternyata Itu Juga First Kiss nya dia 

Tetapi First Kiss itu hanya dalam waktu yang singkat saja karena aku bukan terbawa Nafsu aku hanya terbawa suasana Romantis  

Sebelum nya aku tak pernah sedikit pun paham tentang ini hanya pernah melihat di Film saja tapi saat ini aku melakukan nya aku terlalu terbawa nuasa romantis ini 

"Maafkan aku Ra aku gak bermakud gituu" 

"Emm gapapa wib aku juga minta maaf"

entah kami terlalu polos atau gimana kami sama sama minta maaf tapi jujur saja saat itu aku hanya terbawa suasana bukan nafsu 

"Ra Pulang yuk?" Pintaku

"ayuk Wib" 

Kami Berdua pun pulang,

sampai sekarang pun aku tak mengerti kenapa disaat didekatnya aku benar benar merasa nyaman dan tenang 

Cinta memang benar benar membuat hati ku menjadi tergila gila, Rara dan semua yang dimilikinya aku semakin mencintainya 

Dalam hatiku pun berkata

"kamu adalah segalanya dan aku akan mempertahankanmu Ra"

Di sepeda motor yang aku kendarai itu disepanjang jalan aku Senyum senyum sendiri layaknya orang gila hahaha 

Sesampainya dirumah nya akupun berkata

"Terimakasih Karena kau mencintaiku Ra"

"ih apasihh sok puitis deh wee" balas Rara

"aku seriuss Ra Kehadiranmu Membuatku mengerti Bahwasanya Ada Kebahagiaan Yang Bernama CInta" 

"iya iyaaaaaa udah sana pulanggg pamit dulu sama Bapak dan ibu"

"ngusir aku nihh??" kataku

"Ya Enggga lah ini kan dah malem Wibb"

"Iya yaudah aku pamit duluuu"

Tanpa Sadar aku Telah Mencintai Rara Dengan sangat Dalam yang membuat ku tergila gila dengan nya bak di sihir olehnya begitupun Rara yang sangat Takut Kehilangan diriku 



************************************* BERSAMBUNG *********************************************


Saya Sebagai Penulis Mohon Maaf Bangett Ya Kalo Ada Salah Salah Kata Karena Ini Thread Pertama Saya emoticon-Nohope 

Agan Dan sista Dipersilahkan untuk Koreksi ketikan saya ya karena saya masih perlu belajar emoticon-Nohope


UPDATEEEEE

Part II







 















Diubah oleh baqoute 27-11-2019 15:16
someshitnessAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
6.2K
42
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
baqouteAvatar border
TS
baqoute
#34
Bagian II ( Melepaskan atau DIlepaskan)
Sambungan nya Gan

Sebelum liat ini mohon maaf banget buat Agan dan Sista kalo cerita ini agak lebay

Semenjak Aku Memutuskan untuk mencintai Rara Terlalu Dalam aku menjadi sangat sangat posesif terlebih lagi aku dan Rara bukan Satu Kampus Pikiran ini rasanya sdh mulai memikirkan hal hal negatif aku semakin selalu ingin meminta kabar darinya tanpa peduli apa yang terjadi pada suatu hari ketika aku terbangun dan Rara tak ada kabarpun biasanya dial ah mentari pagiku ketika aku Terlambat bangun Dering Telpon di Pagi hari selalu ada dan itu dari Rara dialah Pagiku, Dialah mentariku tapi pagi ini yang biasanya selalu ada dia, tak ada dering di pagi ini kemana dia?, akupun mengirimkan chat untuknya

“Pagi Ra, kamu kok gaada kabar kamu kemana tolong balas ya”

Jam berjam tak ada kabar darinya aku menunggu saat sudah di kampus pun aku selalu menungggu kabar darinya
Tak lupa setiap jam aku sisipkan chat karena aku khawatir dengan nya

“Ra Kamu dimana sih?”

Tak lupa aku coba telpon dia tapi tak ada jawaban

“kemana sih Rara Gatau apa aku cariin gak ngehargaiin banget” jawab suaraku yang menggerutu

Senja pun datang dan malam akan menggantikan senja itu tiba tiba suara notifikasi pun datang

“Maaf Wib aku baru balas aku hari ini sibuk banget Maaf ya wib”

Ah ternyata itu dari Rara kemana aja dia selama ini sesibuk apasih dia sampai tak tau caranya membalas
Aku pun membalas dengan nada cuek

“oh ok Ra gapapa”

Dengan Rasa bersalah rara kirimkan pesan

“Kamu marah ya Wib ? iya aku tau aku salah wib maaf”

Meski hanya lewat chat aku pun mulai terbawa Emosi

“wajar lah aku marah kamu kira aku gak nungguin kamu ?, kamu kira enak gaada kabar seharian? Kamu lupa apa kalo ada orang yang perlu kamu kabarin ?, Sepenting itukah dunia mu ?”

“hebat ya pesanku gak kamu balas , telpon ku pun tak kamu angkat, udah mulai lupa kamu Ra”?
Rara hanya membalas dengan kalimat seperti ini

“iya aku tau aku salah”

Akupun semakin terbawa emosi dengan respon yang hanya seperti itu

“jelasin dong jangan minta maaf minta maaf mah gampang coba jelasin kemana aja kamu”

“jangan bentak bentak aku dong Wib”

“Siapa yang bentak kamu Ra, Aku? Sudahlah gausah bertele tele jawab aja kamu kemana?

“aku tadi udah terlambat wib jadi gak sempat bilang pamit, terus pas udah sampai kampus aku langsung masuk sampai sore Maafin aku wib” balas Rara

“Sesibuk Apapun Jangan Jadikan Alasan Untuk Tidak Ada kabar Ngerti Gak?” balasku
Percakapan seperti ini mungkin terdengar monoton atau semua orang pernah mengalaminya tapi ada satu hal yang berubah dari aku yaitu aku semakin posesif dan mudah emosi hanya karena masalah sepele

Hari demi hari pertengkaran ini semakin terasa emosi ku pun tak pernah berkurang tapi Kami selalu bisa mempertahankan hubungan ini.

Tak terasa Hubungan ini sudah beranjak 3 Tahun Bukan Waktu Yang singkat, karena kami sudah lama tak bertemu dan ini hari spesial akhirnya Aku dan Rara pun Bertemu Sudah lama aku tak bertemu Diirinya Hanya karena kesibukan dan keegoisan kami berdua.

Entah Karena Jarang Bertemu atau karena memang alami Rara tampak jauh lebih cantik malam itu Gaun yang dia Pakai malam itu sangat mempesona. aroma harum Tubuhnya pun sangat terasa di hidung ku seperti menghirup aroma kebahagiaan
Dan diner pada malam itu memberiku memori tersendiri

“kamu cantik banget malam ini Rara ku sayang” Rayu ku

“Ah kamu bisa aja Wib gombal mulu” Jawab Rara Sambil Tersipu Malu

“Tuhan memang adil ya Ra, Tuhan hadirkan perempuan yang paling aku sayangi selain ibuku”

“aku mencintaimu Ra, Happy Anniversary yang ke 3 Ra”

“Happy Anniversary juga Wibowoku” balas Rara dengan hati yang sangat Baper

Tapi Hal romantis itu hanya bertahan selama 1 jam saja setelah nya kami kembali bertengkar hal itu dimulai karena aku yang merasa tidak dihargai hanya karena Rara yang saat itu mengecek hpnya

“Ra kamu ini ngehargaiin aku gak sih?, Gausah main hp bisa gak?” pintaku dengan sedikit emosi

“Aku cuma ngecek hp Wib gak lama kok” balasnya

“Tolong dong Ra hargain waktu kita” sahutku

“ih apasih aku kan Cuma ngecek hp doang siapa tau dari bapakku kan ini udah malam Wib” jawab Rara dengan nada kesal

“Tolong ya wib jangan ngatur ngatur aku keterlaluan kaya gini”

“aku gak ngekang kamu Ra aku Cuma pengen hargai waktu kita yang sudah jarang ini” sambil menurunkan nada bicaraku

“udah ah males jadinya masalah gini aja jadi ribut” omelnya

“kamu apa apaan sih Ra udahlah gausah marah marah kaya gitu”

“Yang marah duluan siapa? Kamu kan” tegas Rara

“Sumpah aku males banget Wib mau pulang aja” pinta Rara

“jangan dong Ra kita kan lagi diner masa mau pulang”

“Ya ini gara gara kamu wib, kamu yang bikin kacau semuanya dengan emosi mu yang gak pernah berubah”
Karena aku tak ingin semakin emosi akupun mengalah dan minta maaf

“Yasudah Aku Minta Maaf Ra, yuk pulang”

Kami pun pulang dengan keadaan yang tidak baik niat ingin romantis ternyata malah kekecewaan yang datang
Di atas sepeda motor itu terasa hening seketika tanpa ada suara sedikitpun tanpa ada rangkulan dari Rara.
Kenapa disaat malam spesial seperti ini aku dan dia malah menyakiti satu sama lain?
Setelah sampai Di rumah nya tanpa ada kata satupun Rara langsung masuk ke dalam rumahnya aku pun mencoba memakluminya
Aku pun langsung pergi untuk pulang ke rumah sesampainya dirumah akupun mengirimkan chat untuk nya

“Ra kamu baik baik aja kan? Maafin aku ya”
.............
Ternyata malam itu tak ada balasan apapun darinya aku pikir mungkin memang seharusnya dia untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu
Pagi itu tak ada balasan dan tak ada ucapan selamat pagi darinya aku pikir dia sangat kecewa padaku
Aku memutuskan untuk menelpon nya
Beberapa kali aku coba untuk menelpon akhirnya rara menjawab telpon itu

“Halo Ra kamu masih marah ya?”

“engga kok Wib”

“Aku minta maaf ya Ra buat kejadian kemarin”

“Gapapa Wib Aku Yang Salah”

“Engga Ra aku yang salah, aku minta maaf ya Ra”

“Jangan marah lagi ya Ra”

“iya”

Rara pun menutup telpon tersebut nampaknya Rara masih marah dan kepikiran di hari bahagia ini harus berakhir dengan kekecewaan.
Aku maklumi ini semua dan aku merasa memang aku yang salah karena aku yang selalu saja marah dengan hal sepele padahal aku hanya ingin Rara lebih menghargai waktuku karena disaat ini kami telah jarang bertemu hanya berbincang lewat telpon ataau sekedar saling balas chat aku menginginkan Rara seutuhnya karena aku butuh Rara sebagai sandaranku.

Menjalani 3 tahun bersama Rara sekarang malah lebih banyak bertengkar daripada hal romantis jangankan hal romantis perhatian pun sdh terkikis oleh pertengkaran kami yang hampir terjadi setiap saat.

Beberapa Kali Rara menyuruhku berubah agar tak se emosi seperti yang sekarang dan saat aku bertemu Rara, Rara pun mencoba menyuruhku untuk meninggalkan sifat emosi ini

Sambil memegang Tanganku Rara berkata

“Wib kamu sekarang udah banyak berubah udah gak kaya dulu lagi”

“berubah apanya Ra ? aku masih kaya dulu”

“Kamu gak bisa menilai dirimu sendiri Wib”

“Hmm iya juga sih tapi apa yang berubah dalam diriku Ra?” Tanyaku

“Yakin Kamu Gak sadar Wib? Kamu itu sekarang Gampang Marah Wib Sedikit Kesalahan aja kamu marahin aku bentak bentak aku”

Genggaman tangan Rara pun mulai menjauh tapi aku yang saat itu sadar Genggaman tangan itu sudah terlepas aku genggam lagi tangan Rara

“Maafin aku Ra aku sering terbawa emosi, Sering Memarahi kamu sering bentak kamu maafin aku sudah keterlaluan Ra”

“Gapapa Wib aku selalu maafin kamu karena aku sayang Banget sama kamu”

“Aku Janji bakalan berubah demi kamu Rara sayang”

“Ih kita dah lama ya gak seromantis ini hahaha” sahutku

“Iya ya Wib dah lama ya kita gak kek gini mungkin udah tahun lalu kali hahaha, makanya jangan marah marah mulu” Kata Rara sambil mencubit pipiku

Tak Terasa Hari Mulai senja dan malam akan menggantikan nya

“Ra dah mau malam pulang yukk”

“Tapi aku masih mau sama kamu wib”

“Nanti kan bisa lagi Ra”

“janjii ya kita bakalan kaya gini terus?” Tanya Rara

“Iya aku usahain ya Rara sayang”

“Ayo Pulang Lelet amat Raa”

“iya bawel ih” jawab Rara

Kejadian seperti ini sangat jarang terjadi karena hari hari kami berdua hanya diisi dengan kesibukan atau diisi dengan pertengkaran.
Aku yang saat itu sadar bahwa aku terlalu banyak marah dan selalu saja memulai pertengkaran dengan Rara perlahan lahan mulai ingin berubah aku tak mau terus terusan seperti ini.

Lambat Laun emosi ku mulai stabil aku sudah jarang marah dengan hal sepele aku hanya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi
Sekarang setelah aku mencoba berubah hari hari kami lebih berwarna kembali bukan hanya disipi pertengkaran saja.
Ternyata masalah tak selesai sampai disitu setelah aku menghilangkan sifat burukku itu masalah datang tugas dari kampus yang semakin banyak membuat Komunikasi ku dan Rara menjadi Terhambat.
Rara yang saat itu sudah tak sesibuk dulu pun merasa waktuku hanya untuk tugas dan tugas untuk membalas pesan pun menurut Rara aku tak niat

Bak Seperti terbalik dulu Rara lah yang sibuk sekarang berubah menjadi Aku yang super sibuk
Waktuku hanya untuk mengerjakan tugas

Rara yang sudah kesal pun mencoba menelponku

Dering telponku pun berbunyi

“Halo wib”

“iya Halo Ra”

“Sibuk ya wib ? ”

“Iya Ra emang kenapa ? ”

“Gaada waktu buat kita berdua ya wib”

“Bukan gitu Ra aku kan lagi sibuk lagi ngejar deadline ini”

“Jadi gabisa ketemuan ya Wib ? ” Tanya Rara

“Maaf banget Ra aku gabisa buat sementara waktu ini”

“oke have fun ya Wib “

Tuuuut Ternyata Rara langsung mematikan telpon itu

“ Duh mati aku ah biarlah mending aku selesaikan dulu tugas ku” jawabku pelan
Akupun tak terlalu memperdulikan nya karena aku sudah terlalu fokus dengan deadline ku
Beberapa hari itu aku dan Rara hanya sedikit berkomunikasi aku yang saat itu hanya memikirkan diriku sendiri dan tugasku saja aku pikir Dia akan mengerti tentang hal ini

Akhirrnya tugas itu pun selesai aku yang saat itu merasa senang karena akhirnya beban itu telah hilang karena aku ingin sekali menghilangkan beban itu aku ingin mengajak Rara makan

Aku mencoba menelpon nya

Seperti biasa suara lembut itu pun menjawab telpon ku ini

“Halo wib ada apa?”

“halo Ra makan yuk”

“ Gak ah aku udah makan”

“Yaudah ketemuan yuk ngobrol nanti aku jemput kaya biasa”

“ Aku lagi gak mood wib” jawabnya ketus

“Kamu kok gitu Ra aku kan udah gak sibuk lagi”

“memang nya kenapa wib apa aku gak boleh buat menolak?”

“ya boleh boleh aja Ra”

“kali ini waktu aku ada waktu kamu malah gak mau Ra”

“Ya karena kamu memang gak pernah bisa menghargaiin aku kamu maunya selalu dihargaiin Wib” Balas Rara

“Kenapa sih disaat kamu udah mulai berubah sifatmu ini kambuh lagi Wib ?”

“Apa maksudmu Ra? Aku sudah berusaha berubah demi kamu tapi kamu tetap tak pernah melihat nya kamu mau apa lagi”? sahutku

“kamu memang gak pernah bisa kayak orang diluar sana yang memperhatikan pacar nya lebih dari ini, lebih peka kamu gak kaya laki laki diluar sana Wib Yang kamu pikirkan hanyalah keegoisanmu aja aku capek harus begini terus wib” keluhnya

“terus kamu mau apa Ra? Kamu banding bandingkan aku dengan lelaki diluar sana inilah aku Ra aku adalah diriku sendiri bukan orang lain ngerti gak” balasku dengan sedikit emosi

“aku capek dengan ini semua Wib mengapa gak kita akhiri saja?”

“aku juga bosan dengan semua ini Ra aku capek tapi aku gak pengen mengakhiri ini Ra kita masih bisa sama sama”
Telepon itu terputus bertanda Rara yang mengakhiri telpon tersebut

Aku coba menelpon dia kembali tapi tak ada satupun jawaban, aku coba untuk mengirimkan chat tetapi sama tak ada satupun jawaban
Kali ini kami memang benar benar butuh rehat dari hubungan ini

Bodohnya aku, aku tak ada sedikit niatpun memperbaiki hubungan ini untuk sekedar minta maaf langsung kerumah nya pun aku tak ada aku hanya terdiam merenung.

hampir 2 minggu berlalu satu pesan pun masuk rupanya Dari Rara

“aku tunggu kamu di tempat biasa sore ini jangan balas chat ini”

Akupun mencoba membalas pesan itu

“ada apa Ra kok mendadak”

Tapi setelah itu tak ada balasan lagi

Akhirnya sore itu aku bertemu Rara wajahnya tampak tanpa ekspresi tak ada senyuman atau rasa marah di wajahnya

“Ada apa Ra mau ketemu aku mendadak gini ? ” tanyaku

“udah kamu duduk” balasnya dengan ketus

“Aku mau kita putus wib” seketika aku langsung terdiam tapi berusaha berpikir jernih

“jangan begitu lah Ra aku masih sayang sama kamu”

“aku juga Wib Tapi kita sama sama menyakiti wib buat apa dipertahankan”

“kita bisa memperbaiki ini semua Ra” pintaku

“udah engga bisa Hubungan ini udah terlalu rusak untuk diperbaiki lagi aku udah capek wib”

“aku mau kita Putus!”

“udah dong gausah ngomong kaya gitu terus”
Sambil menangis Rara berkata

“kamu dengar gak sih aku mau kita putus Wib?”

“kita udah gak sepaham lagi hubungan ini hanya diisi dengan keegoisan kita”
Sambil menangis Rara memohon

“Ayolah Wib aku mohon banget sama kamu aku pengen kita akhiri ini semua”

“Jangan Ra aku gak pengen kaya gitu” mohonku

“aku udah gak sanggup jadi tolong please let me go Wib”
Aku yang saat itu terbawa emosi akhirnya mengiyakan

“Yasudah Kalo kamu mau kaya gitu baiklah yasudah kita akhiri saja semua ini”

Aku yang saat itu terbawa emosi akhirnya pergi meninggalkan dia yang saat itu sedang menangis
Disini lah tingkat Kebodohan kekejian dan tak punya hati

Maafin aku Rara

Sebenarnya ini bukan part akhir ada lanjutan nya sih tapi saya takut kalo misalkan ini terlalu lebay jadi gimana menurut agan dan sista minta masukann apa lanjutin aja??? emoticon-Nohope
sendrawan
kemintil98
kemintil98 dan sendrawan memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.