- Beranda
- Stories from the Heart
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
...
TS
bayubiruuuu
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/10/31/10713784_20191031094608.jpg)
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/11/20/10713784_20191120024219.png)
HAI GAN/SIS, MASIH DENGAN KISAH HOROR. KISAH SATU INI GUA TULIS DENGAN SEDIKIT BERHATI-HATI KARENA MENYANGKUT ORANG, PERUSAHAAN DAN KELOMPOK YANG TAK ASING DITELINGA KITA DI NEGERI INI DAN LUAR NEGERI, GUA TIDAK ADA BERMAKSUD APAPUN HANYA SEKEDAR BERBAGI SESUAI YANG DIALAMI NARASUMBER GUA. AMBIL SISI BAIKNYA (HIKMAHNYA) SAJA DARI THREAD INI, BUANG SISI BURUKNYA…
Quote:
* CERITA INI FAKTA APA ADANYA SESUAI DENGAN INGATAN NARSUM, PERCAYA BOLEH TIDAK PERCAYA SILAHKAN, TIDAK APA-APA LEBIH BAGUS.
* SESUAI PERATURAN YANG DIAMBIL DARI KISAH NYATA SEMUA TOKOH, WAKTU DAN TEMPAT KAMI SAMARKAN DEMI KEHIDUPAN, KENYAMANAN DAN PRIVASI NARASUMBER SERTA PARA TOKOH.
* DILARANG SARA, IKUTI ATURAN H2H, MOMOD DAN ADAT ISTIADAT YANG ADA DI FORUM TERCINTA KITA INI.
* SILAHKAN DIBACA KALAU BERMINAT SAJA, KARENA TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MEMBACA CERITA INI.
* KALAU DIRASA PENTING SILAHKAN LANGSUNG PM SAJA GAN/SIS
*JIKA INGIN SHARE SILAHKAN, DAN MOHON JANGAN COPAS HARGAI KAMI, KASIAN PENULIS UDAH CAPEK - CAPEK NULISNYA. LAGIAN KALO COPAS BAHAYA JADI MUSUH UUD NO 28 Th. 2014 [UUHC]
*KALAU ADA SALAH KETIK/TYPO MOHON MASUKANNYA , APRESIASINYA DAN 
SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK

SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK *BUKAN BASA BASI*
JIKA HARTA SUDAH TIDAK BISA MEMBELI DUNIA
JIKA TAHTA TIDAK BISA MEMBELI SINGGASANA
JIKA WANITA SUDAH KEHILANGAN RUPA
HANYA PADANYALAH KITA MEMINTA
SEMUA MANUSIA SADAR UMUR ADA BATASNYA
MAKA SIAP-SIAPLAH KITA SEWAKTU-WAKTU UNTUK MENGHADAPNYA
MAKA SEBARKANLAH BENIH-BENIH KEBAJIKAN KITA
SEBAGAI BEKAL MENGHADAPNYA
-Happy Reading-
----------------------------------------------------------------------***---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
1. KEHIDUPANKU
2. PRIVATE NUMBER
3. GADIS BULE
4. PENGABDIAN SANG AJUDAN
5. SAYEMBARA USANG
6. PERCOBAAN PERTAMA
7. KORBAN YANG TAK KUINGINKAN
8. SANG PETUNJUK
9. PENCERAHAN
10. MASALAH BARU
11. TERSESAT
12. PERCOBAAN KEDUA - A
13. PERCOBAAN KEDUA - B
14. HCU [HIGH CARE UNIT]
15. SUKMA YANG TERIKAT
16. VERY VERY IMPORTANT PERSON [VVIP]
17. DARK SIDE VVIP
18. DARK SIDE [VVIP] 2
19. DARK SIDE [VVIP] 3
20. TANAH DAN DEDAUNAN
21. UZLAH
22. JAWABAN
23. MALAM YANG KELAM - A
24. MALAM YANG KELAM - B
25. PERENCANAAN - A
26. PERENCANAAN - B
27. LOST CONTACT
28. END
29. BEHIND THE STORY [HIT]
Diubah oleh bayubiruuuu 30-12-2019 09:59
sampeuk dan 41 lainnya memberi reputasi
42
67.7K
991
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bayubiruuuu
#746
19. DARK SIDE [VVIP] 3
“Ton…ton…ton…. Tunggu sebentar!” Jelasku
“Ada apalagi mas?” Jawab tono
“Tutup semua mata batinmu dulu sebelum masuk rumah sakit!” Pintaku
“Untuk apa sih mas?” Tanya tono.
“Udah lo ngikut saja, cepat kemari!” Perintahku dan kuakhiri pembicaraan ditelpon itu.
Jarak antara rumahku dengan rumah sakit memang tidak dekat, sekitar 45 menit perjalanan dari rumahku. Aku dan istriku yang masih dikamar VVIP mencoba menenangkan kedua petugas rumah sakit ini. Kami memutuskan untuk meminta kedua petugas ini tetap dikamar ini dulu, karena aku berfikir mahluk itu akan terus bermunculan. Mereka akan menggangu yang beraktifitas dirumah sakit ini. Sambil menunggu tono, darah yang mengalir dari lengan tangan kiriku ketahuan oleh istriku dan dia berlari panik untuk menutup lubang bekas jarum cairan itu dengan tissu. Istriku merawat aku diranjang pasien sedang, kedua orang ini masih duduk meringkuk berpelukan diatas sofa depan ranjangku.
Tok…Tokk….. Tok
“Assalamu’alaiakum”….pintu kamarku terketuk dari luar diiringi salam suara khas Tono….
“Walaikum salam,” jawab serentak kami semua yang berada dalam kamar.
Saat itu juga istriku membuka pintu ruang kamar yang terkunci, seketika itu juga Tono masuk dengan santai dan langsung menatap pemandangan yang janggal. Karena ada dua orang yang duduk berdua meringkuk berpelukan.
“Ada apa mas? Itu kok mbak sama masnya ? kenapa itu?” Kata tono heran disertai tangannya menunjuk kearah kedua orang petugas rumah sakit tersebut.
“Mereka habis melihat dua kali penampakan dirumah sakit ini.” Jawabku
“Ohhh jadi begitu.” Jawab tono heran
“Lha mereka kan tiap hari dirumah sakit ini, kok malah takut kayak gini sekarang mas?” Tanya tono kepadaku
“Tidak seperti sekarang mas!” Sahut wanita petugas rumah sakit yang duduk disofa
“Rasanya saya besok mau berhenti kerja saja pak dari rumah sakit sini!” Sahut Pria yang berumu 30 tahunan
“Memang sudah separah itukah yang terjadi mbak mas?” Kata tono.
“Oh iya tadi aku melihat ada ranjang yang dibiarkan tergeletak di lorong utama kok dibiarkan ya mas? Mayatnya juga masih ditanah itu.” Terang Tono lagi
“Itualah awal masalahnya ton, mereka berdua ini berada disini gara-gara itu?” Terangku
“Ooooohhhhh….gimana ceritanya mas?” Tanya tono
Dengan cepat kuceritakan kronologisnya dari awal sampai akhir kejadian yang mereka alami, sampai akhirnya aku memutuskan untuk meminta bantuan ke tono.
Mereka hanya diam, mereka mulai duduk biasa dan melepaskan peraduan pelukan ketakutan mereka atas kedatangan tono. Kedua petugas itu mulai bangkit kembali dari takutnya diruanganku tapi tetap belum berani kembali ketempat mayat yang mereka bawa. Sedang tono melangkah menuju ranjang pasienku dan duduk di kursi disamping ranjangku.
“Ton lu buka dulu mata batin lu, dan kuatin doanya selama disini.” Pintaku
“Iya mas.” Jawabnya
Tono diam sebentar dan duduk diam disampingku dengan kedua tangan yang mendekap dadanya, matanya pun ikut terpejam. Suasana hening saat itu aku anggap semua sudah reda dan kembali seperti semula.
“Suara apaan ton?” Tanyaku kepada tono dan membangunkannya dari diamnnya
“Gak tau mas?” Jawabnya singkat dengan membuka matanya.
“Cepet lu periksa !” pintaku
Tono dengan cepat berjalan cepat ke pintu dan membuka pintu dari dalam. Hanya kepalanya yang keluar menoleh ke kanan dan kekiri. Dia tidak melihat sesuatu apapun, karena penasaran dia akhirnya keluar dari kamar mencari sumber suara dentuman keras yang barusan terdengar oleh kami. Setelah mengecek keadaan dari lorong ruang VVIP hasilnya pun nihil, hanya angin malam kecil yang berhembus diluar kamarku.
Akhirnya tono kembali kekamarku, dengan santai. Tak lupa dia mengunci kembali pintu kamar VVIP ini.
“Gak ada apa – apa mas diluar.” Kata tono
“Ooohhh. Gitu ton!” Jawabku
“Masak pak?” Sahut wanita yang duduk disofa disamping tempat tidurku
Suara hantaman keras seperti tepat berada didepan pintu ruanganku.
jerit semua penghuni ruangan VVIP termasuk istriku yang berada dikursi sofa disampingku, spontan wanita petugas rumah sakit itu dan istriku berpelukan. Sedang petugas pria ini berteriak menjerit dan langsung membungkukan badan, kedua tangannya pun ikut menutup kedua telinga dan wajahnya.
“Suara apalagi ini Tonnnn?” Tanyaku yang kaget dan langsung merubah posisi tidurku menjadi duduk dengan tegang
“Sialan !!! pasti ulah penduduk alam sini!” Kata tono.
“Iya mungkin ton?” Jawab singkatku.
“Terus gimana enaknya ini mas?” Tanyanya Tono kepadaku
“Kalau kita bertarung dengan para penghuni rumah sakit ini, pasti kalah kita berdua ton! Jelas mereka kembali dengan membawa pasukan yang lebih banyak.” Jelasku
“Gini saja mas! Gimana kalau kita bentengi saja sampai pagi. Biarkan terror mereka malam ini!” Pendapat Tono
“Iya gak papa ton? Beres! Kita malam ini bermunajat saja disini! Memohon perlindungan kepadaNya atas semua serangan ini!” Jelasku
Akhirnya kami berdua bersuci kekamar mandi dulu. Setelah itu kami menggelar karpet sajadah 2 buah, akupun akhirnya duduk bersila berdua dengan tono. Kami berdua saling berhadapan dan membaca kalimah – kalimah ayat suci untuk meredam serangan penduduk halus rumah sakit. Malam semakin larut jelas semakin mencekam dan teror panjang untuk penghuni kamar kami saat itu. Kalau kedua petugas rumah sakit ini punya penyakit jantung bisa mati juga malam itu, karena suara hantaman energinya yang gila dan membabi buta.
Aku melihat istriku pun mulai ketakutan, dia dan petugas wanita itu hanya duduk meringkuk berpelukan! Akhirnya mereka mendekati kami dan ikut duduk bersama kami. Akhirnya mereka Bersama petugas rumah sakit yang pria seolah mencari perlindungan bergerak merapat kearah kami.
Hahahaha…hahahha…haha….. plak..plak….
tawa anak – anak kecil bermain diluar kamar ruangannku, disertai langkahnya yang terdengar berlari - lari. Setelah itu bau ubi bakar datang menyengat hidung kami, !!!
“Mas kok bau ubi bakar ya, apa jam segini ada yang jualan? jadi lapar aku mas!” Kata tono
“Ah lu ton lanjutin bacaannya! Jelas ini bau khas gendruwo dodol! Kalo sekarang keluar bisa mampus lu Ton” Jelasku
Didalam ruangan kami yang masih terkunci kami semua hanya diam, dan hening mendengar suara – suara mahluk halus dari luar kamar ini. Saat itu kami duduk Bersama dan membaca bacaan ayat-ayat suci untuk menenangakan kami semua dan meredam kegiatan terror para setan rumah sakit dimalam itu. Aku berpikir dengan ritual ini, kami bisa mempertebal dinding penghalang suci dari serangan para penghuni rumah sakit ini.
Aku dan tono terus berkonsentrasi, untuk tetap membaca kalimah kalimah suci, diringi kedua petugas rumah sakit dan istriku yang mengikuti kami. Saat ritual aku mulai tak lagi menghirukan suara – suara dari luar kamar.
Padahal dentuman suara dari pintu jendela, bahkan atap ruangan semakin menjadi jadi. Aku merasa ribuan pasukan rumah sakit malam itu menyerbu kami tiada henti.
Sampai akhirnya kulihat kedua wanita disampingku yang duduk dikarpet menunduk dan tertidur. Diikuti petugas prianya ikut tidur dengan duduk. Aku berusaha sekuat tenaga membendung dengan tono, kami menahan kekuatan yang mencoba masuk ke ruangannku. Saat ketiga orang ini tidur suara – suara ledakan dari pintu dan depan kamar terus berlanjut. Akan tetapi karena sudah kubentengi jadi mereka bertiga sudah tak terdengar lagi suara – suara itu.
Malam itu serasa lama sekali, kami dari tadi yang masih membaca mantra akhirnya mendengar sayup-sayup suara tarhim subuh dari masjid kampung dekat rumah sakit ini. Disertai suara orang-orang sudah pada ramai dilorong.
Mbak …mas….bangun? Kataku
Sudah jam berapa mas? Jawabnya
Sudah mau subuh mbak! insya allah sudah aman mbak! Jawabku.
Sesaat mereka langsung kekamar mandi ruanganku mencuci muka serta bersuci, dan bergantian dengan teman prianya. Sedang istriku paling belakang mengikuti mereka.
Mas tolong antar kami, pintanya!
Ya mbak, ! Jawabku
Akhirnya Aku dan Tono duluan membuka kamar dan melihat orang orang pada berkumpul ditempat mayat yang dari semalam tergeletak ditanah! Kedua petugas serasa sudah hilang rasa takutnya langsung berlari mengahampiri mayat itu. Mungkin karena saat itu sudah banyak orang disekelilingnya. Akhirnya mereka dengan cepat membereskan pekerjaan rutinnya, mengangkat dan menutupi mayatnya.
Tetapi disini mereka tak mau lagi mendorong, mereka meminta bantuan satpam untuk mengantarkan mayat itu keruang jenazah. Setelah itu kedua petugas langsung pulang tanpa mengambil barang bawaannya dikantor. Kurasa masalah sudah beres aku dan tono kembali ke ruanganku untuk menjalankan kewajiban kami.
Aku dan tono yang semalaman begadang menghalau serangan para setan, akhirnya ngantuk juga saat senja mulai menyebarkan sinarnya. Sinar itu melewati jendela kecil disamping atas ranjangku. Saat itu Istriku yang sedang dikamar pamit pulang kepadaku, dan berencana sore kembali. Karena harus kepasar dan merawat anak-anakku. Pagi itu aku dan tono berdua dikamar langsung tidur. Semalam juga aku berpikir untuk pulang paksa hari ini. Aku merasa, kalau aku disini bakal mengundang mahluk – mahluk itu datang meneror kami lagi saaat malam nanti.
Aku bangun sore hari saat dikamar VVIP. Aku bangun terlebih dahulu dan membangunkan Tono untuk meminta mengurus kepulangannku. Tapi aku juga harus menunggu istriku yang membawa surat-suratnya kemarin.
Tak lama kemudian akhirnya istriku datang dan mengurus administrasi dengan tono, mereka keruang administrasi untuk mengurus kepulangannku. Tapi yang didapat adalah pihak rumah sakit belum mengizinkan aku untuk pulang. Baru besok pagi kami dibolehkan untuk pulang. Alasan mereka adalah masa pemulihan pasien dari HCU minimal tiga hari harus tinggal dirumah sakit, karena itu sudah jadi protap mereka yang tak boleh dilanggar.
Sore itu aku berpikir serangan apalagi yang akan dilancarkan setan rumah sakit, dimalam ini kepada kami. Setelah kami bertiga dikamar disertai hawa kekecewaan karena tidak bisa pulang paksa, aku meminta istriku untuk membaca kitab suci saja malam itu hingga sampai tertidur disofa. Mungkin juga dari seharian banyak kegiatan dan capek.
Sedang tono aku minta untuk tetap siaga dikamarku ini. Aku sangat kuatir saat itu, kuatir akan hal yang tak kuinginkan mengenai orang-orang terdekatku. Waktu aku berbaring diranjang tempat tidurku dan tono duduk disampingku.
Tok…tok…tok…tok…
Suara ketukan pintu kamarku membangunkan aku yang tertidur diranjang pasien.
Aku melihat semua sudah tidur malam itu, sekilas aku melihat jam dinding sudah jam sepuluh malam. Aku turun dari ranjang dan menuju pintu kamarku.
Klek…[bunyi gagang pintu yang kutarik dan terbuka dari kait besinya]
Kubuka sedikit terlihat seorang pria bule tinggi ditemani dua orang suster, aku mempersilahkan masuk saat itu. Pertama ku tidak curiga sama sekali akan hal ini. Aku langsung tidur diranjang dan tono yang masih tidur disebelahku kusuruh pindah tidur disofa sebelah istriku untuk sementara.
Waktu itu istriku juga sudah tertidur dengan lelap, dan tono yang masih megantuk hanya pindah untuk tidur karena masih ngantuk. Aku berifkir masak Anne mengirim dokter dari negaranya sammpai kok ada dokter bule disini, setelah kuamati perlahan – lahan aku merasa ada yang janggal.
Yap!!!! Mereka datang dari masa lampau, Mereka berpakain ala zaman kolonial. Dokter dengan pakaian putih tebal khas baju jaman dahulu tentunya dengan model yang jadul ala kompeni, memakai kaca mata khas berantai kecil disamping kanan kirinya. Sedang dua wanita pribumi ini memakai baju putih lengan pendek, rok pendek putih dan topi khas perawat jaman dahulu tentunya model sangat kolonial. Kedatangan mereka diiringi bau busuk juga kala itu, aku mencoba mencari sumbernya tapi tidak ada.
“Gimana pak? Keadaanya? Apakah sudah baikan?” kata dokter bule itu dengan logat kental bahasa belandanya’
“Iya dok sudah baik kok saya?” Jawab singkatku.
Setelah itu dokter hantu ini mencoba memeriksa dadaku dengan alat jadul, dia menempelkan benda besi berupa lempengan bulat yang dingin. Setelah mengecek kesana kemari akhirnya dokter itu terlihat tersenyum saja kepadaku. Aku disini diam saja dan memperhatikan karena kalau aku lari dan berteriak jelas akan membuat panik tono, istriku, dan penduduk rumah sakit. Jelas itu tindakan bodoh, toh mereka ini tidak jahat dalam pikirku.
“Iya pak besok sudah bisa pulang ya?” Kata dokter bule itu.
Dengan santai dokter hantu itu menyerahkan alatnya kesuster dibelakangnya. Mereka pun pamit dan melangkah keluar dari kamar. Saat mereka berbalik arah punggung mereka terdapat lubang busuk menganga sebesar ember kecil disertai ulat-ulat putih kecil, ulat ulat itu berebut daging dipunggung dokter bule itu, kedua susternya pun juga begitu ulat-ulat di lubang punggung mereka berebut daging busuk.
Dalam pikirku ternyata sumber bau tadi ini dari mereka bertiga ini, pantesan semakin mendekat dengan mereka bau itu semakin menyengat. Hawa dingin AC kamar ini pun tak dapat menghilangkan baunya saat itu.
Berdasarkan apa yang baru kualami akhirnya kau pun mengikuti mereka, tapi hanya sampai depan pintu kamarku saja. Saat itu kulihat rumah sakit ini sangat ramai sekali, penuh dengan orang – orang model kolonial. Tapi gedungnya rumah sakit tetap tidak berubah dan sesuai seperti saat ini.
Semoga malam ini tidak ada kejadian terror yang membuat repot aku lagi, akupun kembali keruangku dan menguncinya dari dalam. Setelah itu aku kembali keranjang tidurku, untuk istirahat kembali dan berpikir positif saja.
Mungkin karena kami sudah tidur dan aku merasa benteng yang kami pasang sudah kuat. Diwaktu ini aku mencoba keluar dari tubuh kasarku untuk mencari keberadaan sukma mertua Joko, aku merasa penasaran karena kemarin kulihat ibu mertua joko sudah menjenguk aku diruang ini, kupikir beliau sudah sehat saat itu. Pertama aku ingin melihat diruang HCU, saat aku melesat dengan cepat ke ruang HCU tempat ibu mertua joko. Disana aku melihat hanya ada seorang lelaki yang sedang membaca kitab suci, dan ibu mertuanya masih tetap tergeletak diranjang tidurnya. Cangkang ibu mertua joko tetap belum seutuhnya penuh akan sukmanya, aku pikir saat itu sukmanya masih belum kembali lantas siapakah kemarin yang datang menemuiku?
Disini kebingunganku menjadi-jadi akhirnya aku berdo’a meminta petunjuk untuk mencari sukma itu, aku terbang kesana kemari seakan memainkan waktu malam Panjang itu. Tapi hasilnya masih nihil. Padahal hari ini sudah hari ketiga, memang sangat sulit sekali kalau sudah terlampau lama sukma yang menghilang ini untuk dicari. Kurasa sudah cukup, aku sendiri sudah merasa capek, akhirnya aku mencari akhirnya kuputuskan aku kembali ke jasad kasarku.
Sleeeppppp…..[tubuh halusku yang masuk ke ragaku]
Setelah pencarian Panjang itu, aku ingin langsung tidur dan aku berpikir sudah terhindar dari serangan jahat mahluk penghuni rumah sakit ini.
Suara ketukan keras dari daun pintuku.
Kami betiga yang berada dalam kamar ini bangun seketika. Kulihat waktu itu jam dinding menunjukkan jam 03.00 WIB aku merasa sudah larut dan hampir subuh. Anggapanku tadi ternyata salah, setan setan ini tetap pada pendiriannya masih mencoba meneror kami malam itu.
Teriak keras suara yang berada diluar kamar disertai asap putih tipis mencoba masuk dari bawah pintu ruanganku, aku bersama tono dan istriku hanya diam dan saling berpandangan saat mendengar suara teriakan yang keras itu.
Akhirnya kami kembali menggelar sajadah kemarin di bawah ranjangku, kami bertiga bersuci dan duduk melingkar untuk membaca ayat-ayat suci. Bacaan sebagai penghalau mahluk – mahluk terkutuk itu.
Diwaktu bunyi tarhim sudah berbunyi lagi dari masjid terdekat, suara suara aneh dan dentuman yang tertuju pada kami ikut mereda. Akupun bergegas untuk bersuci dan besiap untuk melakukan ritual wajib bersama tono dan istriku dikamar VVIP. Malam terakhir sudah kulewati saat itu dirumah sakit kematian ini, siang itu aku berharap bisa pulang secepatnya sesuai janji pihak rumah sakit kemarin.
“Ada apalagi mas?” Jawab tono
“Tutup semua mata batinmu dulu sebelum masuk rumah sakit!” Pintaku
“Untuk apa sih mas?” Tanya tono.
“Udah lo ngikut saja, cepat kemari!” Perintahku dan kuakhiri pembicaraan ditelpon itu.
Jarak antara rumahku dengan rumah sakit memang tidak dekat, sekitar 45 menit perjalanan dari rumahku. Aku dan istriku yang masih dikamar VVIP mencoba menenangkan kedua petugas rumah sakit ini. Kami memutuskan untuk meminta kedua petugas ini tetap dikamar ini dulu, karena aku berfikir mahluk itu akan terus bermunculan. Mereka akan menggangu yang beraktifitas dirumah sakit ini. Sambil menunggu tono, darah yang mengalir dari lengan tangan kiriku ketahuan oleh istriku dan dia berlari panik untuk menutup lubang bekas jarum cairan itu dengan tissu. Istriku merawat aku diranjang pasien sedang, kedua orang ini masih duduk meringkuk berpelukan diatas sofa depan ranjangku.
Tok…Tokk….. Tok
“Assalamu’alaiakum”….pintu kamarku terketuk dari luar diiringi salam suara khas Tono….
“Walaikum salam,” jawab serentak kami semua yang berada dalam kamar.
Saat itu juga istriku membuka pintu ruang kamar yang terkunci, seketika itu juga Tono masuk dengan santai dan langsung menatap pemandangan yang janggal. Karena ada dua orang yang duduk berdua meringkuk berpelukan.
“Ada apa mas? Itu kok mbak sama masnya ? kenapa itu?” Kata tono heran disertai tangannya menunjuk kearah kedua orang petugas rumah sakit tersebut.
“Mereka habis melihat dua kali penampakan dirumah sakit ini.” Jawabku
“Ohhh jadi begitu.” Jawab tono heran
“Lha mereka kan tiap hari dirumah sakit ini, kok malah takut kayak gini sekarang mas?” Tanya tono kepadaku
“Tidak seperti sekarang mas!” Sahut wanita petugas rumah sakit yang duduk disofa
“Rasanya saya besok mau berhenti kerja saja pak dari rumah sakit sini!” Sahut Pria yang berumu 30 tahunan
“Memang sudah separah itukah yang terjadi mbak mas?” Kata tono.
“Oh iya tadi aku melihat ada ranjang yang dibiarkan tergeletak di lorong utama kok dibiarkan ya mas? Mayatnya juga masih ditanah itu.” Terang Tono lagi
“Itualah awal masalahnya ton, mereka berdua ini berada disini gara-gara itu?” Terangku
“Ooooohhhhh….gimana ceritanya mas?” Tanya tono
Dengan cepat kuceritakan kronologisnya dari awal sampai akhir kejadian yang mereka alami, sampai akhirnya aku memutuskan untuk meminta bantuan ke tono.
Mereka hanya diam, mereka mulai duduk biasa dan melepaskan peraduan pelukan ketakutan mereka atas kedatangan tono. Kedua petugas itu mulai bangkit kembali dari takutnya diruanganku tapi tetap belum berani kembali ketempat mayat yang mereka bawa. Sedang tono melangkah menuju ranjang pasienku dan duduk di kursi disamping ranjangku.
“Ton lu buka dulu mata batin lu, dan kuatin doanya selama disini.” Pintaku
“Iya mas.” Jawabnya
Tono diam sebentar dan duduk diam disampingku dengan kedua tangan yang mendekap dadanya, matanya pun ikut terpejam. Suasana hening saat itu aku anggap semua sudah reda dan kembali seperti semula.
"BLENGGGGGG"
…..[suara hantaman keras dari atas kelantai bersumber didepan kamarku]“Suara apaan ton?” Tanyaku kepada tono dan membangunkannya dari diamnnya
“Gak tau mas?” Jawabnya singkat dengan membuka matanya.
“Cepet lu periksa !” pintaku
Tono dengan cepat berjalan cepat ke pintu dan membuka pintu dari dalam. Hanya kepalanya yang keluar menoleh ke kanan dan kekiri. Dia tidak melihat sesuatu apapun, karena penasaran dia akhirnya keluar dari kamar mencari sumber suara dentuman keras yang barusan terdengar oleh kami. Setelah mengecek keadaan dari lorong ruang VVIP hasilnya pun nihil, hanya angin malam kecil yang berhembus diluar kamarku.
Akhirnya tono kembali kekamarku, dengan santai. Tak lupa dia mengunci kembali pintu kamar VVIP ini.
“Gak ada apa – apa mas diluar.” Kata tono
“Ooohhh. Gitu ton!” Jawabku
“Masak pak?” Sahut wanita yang duduk disofa disamping tempat tidurku
DUUUUUAAARRRRRRRRRRR
….” Suara hantaman keras seperti tepat berada didepan pintu ruanganku.
AAAAAAAAAKHHHHHH
jerit semua penghuni ruangan VVIP termasuk istriku yang berada dikursi sofa disampingku, spontan wanita petugas rumah sakit itu dan istriku berpelukan. Sedang petugas pria ini berteriak menjerit dan langsung membungkukan badan, kedua tangannya pun ikut menutup kedua telinga dan wajahnya.
“Suara apalagi ini Tonnnn?” Tanyaku yang kaget dan langsung merubah posisi tidurku menjadi duduk dengan tegang
“Sialan !!! pasti ulah penduduk alam sini!” Kata tono.
“Iya mungkin ton?” Jawab singkatku.
“Terus gimana enaknya ini mas?” Tanyanya Tono kepadaku
“Kalau kita bertarung dengan para penghuni rumah sakit ini, pasti kalah kita berdua ton! Jelas mereka kembali dengan membawa pasukan yang lebih banyak.” Jelasku
“Gini saja mas! Gimana kalau kita bentengi saja sampai pagi. Biarkan terror mereka malam ini!” Pendapat Tono
“Iya gak papa ton? Beres! Kita malam ini bermunajat saja disini! Memohon perlindungan kepadaNya atas semua serangan ini!” Jelasku
Akhirnya kami berdua bersuci kekamar mandi dulu. Setelah itu kami menggelar karpet sajadah 2 buah, akupun akhirnya duduk bersila berdua dengan tono. Kami berdua saling berhadapan dan membaca kalimah – kalimah ayat suci untuk meredam serangan penduduk halus rumah sakit. Malam semakin larut jelas semakin mencekam dan teror panjang untuk penghuni kamar kami saat itu. Kalau kedua petugas rumah sakit ini punya penyakit jantung bisa mati juga malam itu, karena suara hantaman energinya yang gila dan membabi buta.
Aku melihat istriku pun mulai ketakutan, dia dan petugas wanita itu hanya duduk meringkuk berpelukan! Akhirnya mereka mendekati kami dan ikut duduk bersama kami. Akhirnya mereka Bersama petugas rumah sakit yang pria seolah mencari perlindungan bergerak merapat kearah kami.
Hahahaha…hahahha…haha….. plak..plak….
tawa anak – anak kecil bermain diluar kamar ruangannku, disertai langkahnya yang terdengar berlari - lari. Setelah itu bau ubi bakar datang menyengat hidung kami, !!!
“Mas kok bau ubi bakar ya, apa jam segini ada yang jualan? jadi lapar aku mas!” Kata tono
“Ah lu ton lanjutin bacaannya! Jelas ini bau khas gendruwo dodol! Kalo sekarang keluar bisa mampus lu Ton” Jelasku
Didalam ruangan kami yang masih terkunci kami semua hanya diam, dan hening mendengar suara – suara mahluk halus dari luar kamar ini. Saat itu kami duduk Bersama dan membaca bacaan ayat-ayat suci untuk menenangakan kami semua dan meredam kegiatan terror para setan rumah sakit dimalam itu. Aku berpikir dengan ritual ini, kami bisa mempertebal dinding penghalang suci dari serangan para penghuni rumah sakit ini.
Aku dan tono terus berkonsentrasi, untuk tetap membaca kalimah kalimah suci, diringi kedua petugas rumah sakit dan istriku yang mengikuti kami. Saat ritual aku mulai tak lagi menghirukan suara – suara dari luar kamar.
Padahal dentuman suara dari pintu jendela, bahkan atap ruangan semakin menjadi jadi. Aku merasa ribuan pasukan rumah sakit malam itu menyerbu kami tiada henti.
Sampai akhirnya kulihat kedua wanita disampingku yang duduk dikarpet menunduk dan tertidur. Diikuti petugas prianya ikut tidur dengan duduk. Aku berusaha sekuat tenaga membendung dengan tono, kami menahan kekuatan yang mencoba masuk ke ruangannku. Saat ketiga orang ini tidur suara – suara ledakan dari pintu dan depan kamar terus berlanjut. Akan tetapi karena sudah kubentengi jadi mereka bertiga sudah tak terdengar lagi suara – suara itu.
Malam itu serasa lama sekali, kami dari tadi yang masih membaca mantra akhirnya mendengar sayup-sayup suara tarhim subuh dari masjid kampung dekat rumah sakit ini. Disertai suara orang-orang sudah pada ramai dilorong.
Mbak …mas….bangun? Kataku
Sudah jam berapa mas? Jawabnya
Sudah mau subuh mbak! insya allah sudah aman mbak! Jawabku.
Sesaat mereka langsung kekamar mandi ruanganku mencuci muka serta bersuci, dan bergantian dengan teman prianya. Sedang istriku paling belakang mengikuti mereka.
Mas tolong antar kami, pintanya!
Ya mbak, ! Jawabku
Akhirnya Aku dan Tono duluan membuka kamar dan melihat orang orang pada berkumpul ditempat mayat yang dari semalam tergeletak ditanah! Kedua petugas serasa sudah hilang rasa takutnya langsung berlari mengahampiri mayat itu. Mungkin karena saat itu sudah banyak orang disekelilingnya. Akhirnya mereka dengan cepat membereskan pekerjaan rutinnya, mengangkat dan menutupi mayatnya.
Tetapi disini mereka tak mau lagi mendorong, mereka meminta bantuan satpam untuk mengantarkan mayat itu keruang jenazah. Setelah itu kedua petugas langsung pulang tanpa mengambil barang bawaannya dikantor. Kurasa masalah sudah beres aku dan tono kembali ke ruanganku untuk menjalankan kewajiban kami.
Aku dan tono yang semalaman begadang menghalau serangan para setan, akhirnya ngantuk juga saat senja mulai menyebarkan sinarnya. Sinar itu melewati jendela kecil disamping atas ranjangku. Saat itu Istriku yang sedang dikamar pamit pulang kepadaku, dan berencana sore kembali. Karena harus kepasar dan merawat anak-anakku. Pagi itu aku dan tono berdua dikamar langsung tidur. Semalam juga aku berpikir untuk pulang paksa hari ini. Aku merasa, kalau aku disini bakal mengundang mahluk – mahluk itu datang meneror kami lagi saaat malam nanti.
Aku bangun sore hari saat dikamar VVIP. Aku bangun terlebih dahulu dan membangunkan Tono untuk meminta mengurus kepulangannku. Tapi aku juga harus menunggu istriku yang membawa surat-suratnya kemarin.
Tak lama kemudian akhirnya istriku datang dan mengurus administrasi dengan tono, mereka keruang administrasi untuk mengurus kepulangannku. Tapi yang didapat adalah pihak rumah sakit belum mengizinkan aku untuk pulang. Baru besok pagi kami dibolehkan untuk pulang. Alasan mereka adalah masa pemulihan pasien dari HCU minimal tiga hari harus tinggal dirumah sakit, karena itu sudah jadi protap mereka yang tak boleh dilanggar.
Sore itu aku berpikir serangan apalagi yang akan dilancarkan setan rumah sakit, dimalam ini kepada kami. Setelah kami bertiga dikamar disertai hawa kekecewaan karena tidak bisa pulang paksa, aku meminta istriku untuk membaca kitab suci saja malam itu hingga sampai tertidur disofa. Mungkin juga dari seharian banyak kegiatan dan capek.
Sedang tono aku minta untuk tetap siaga dikamarku ini. Aku sangat kuatir saat itu, kuatir akan hal yang tak kuinginkan mengenai orang-orang terdekatku. Waktu aku berbaring diranjang tempat tidurku dan tono duduk disampingku.
Tok…tok…tok…tok…
Suara ketukan pintu kamarku membangunkan aku yang tertidur diranjang pasien.
Aku melihat semua sudah tidur malam itu, sekilas aku melihat jam dinding sudah jam sepuluh malam. Aku turun dari ranjang dan menuju pintu kamarku.
Klek…[bunyi gagang pintu yang kutarik dan terbuka dari kait besinya]
Kubuka sedikit terlihat seorang pria bule tinggi ditemani dua orang suster, aku mempersilahkan masuk saat itu. Pertama ku tidak curiga sama sekali akan hal ini. Aku langsung tidur diranjang dan tono yang masih tidur disebelahku kusuruh pindah tidur disofa sebelah istriku untuk sementara.
Waktu itu istriku juga sudah tertidur dengan lelap, dan tono yang masih megantuk hanya pindah untuk tidur karena masih ngantuk. Aku berifkir masak Anne mengirim dokter dari negaranya sammpai kok ada dokter bule disini, setelah kuamati perlahan – lahan aku merasa ada yang janggal.
Yap!!!! Mereka datang dari masa lampau, Mereka berpakain ala zaman kolonial. Dokter dengan pakaian putih tebal khas baju jaman dahulu tentunya dengan model yang jadul ala kompeni, memakai kaca mata khas berantai kecil disamping kanan kirinya. Sedang dua wanita pribumi ini memakai baju putih lengan pendek, rok pendek putih dan topi khas perawat jaman dahulu tentunya model sangat kolonial. Kedatangan mereka diiringi bau busuk juga kala itu, aku mencoba mencari sumbernya tapi tidak ada.
“Gimana pak? Keadaanya? Apakah sudah baikan?” kata dokter bule itu dengan logat kental bahasa belandanya’
“Iya dok sudah baik kok saya?” Jawab singkatku.
Setelah itu dokter hantu ini mencoba memeriksa dadaku dengan alat jadul, dia menempelkan benda besi berupa lempengan bulat yang dingin. Setelah mengecek kesana kemari akhirnya dokter itu terlihat tersenyum saja kepadaku. Aku disini diam saja dan memperhatikan karena kalau aku lari dan berteriak jelas akan membuat panik tono, istriku, dan penduduk rumah sakit. Jelas itu tindakan bodoh, toh mereka ini tidak jahat dalam pikirku.
“Iya pak besok sudah bisa pulang ya?” Kata dokter bule itu.
Dengan santai dokter hantu itu menyerahkan alatnya kesuster dibelakangnya. Mereka pun pamit dan melangkah keluar dari kamar. Saat mereka berbalik arah punggung mereka terdapat lubang busuk menganga sebesar ember kecil disertai ulat-ulat putih kecil, ulat ulat itu berebut daging dipunggung dokter bule itu, kedua susternya pun juga begitu ulat-ulat di lubang punggung mereka berebut daging busuk.
Dalam pikirku ternyata sumber bau tadi ini dari mereka bertiga ini, pantesan semakin mendekat dengan mereka bau itu semakin menyengat. Hawa dingin AC kamar ini pun tak dapat menghilangkan baunya saat itu.
Berdasarkan apa yang baru kualami akhirnya kau pun mengikuti mereka, tapi hanya sampai depan pintu kamarku saja. Saat itu kulihat rumah sakit ini sangat ramai sekali, penuh dengan orang – orang model kolonial. Tapi gedungnya rumah sakit tetap tidak berubah dan sesuai seperti saat ini.
Semoga malam ini tidak ada kejadian terror yang membuat repot aku lagi, akupun kembali keruangku dan menguncinya dari dalam. Setelah itu aku kembali keranjang tidurku, untuk istirahat kembali dan berpikir positif saja.
Mungkin karena kami sudah tidur dan aku merasa benteng yang kami pasang sudah kuat. Diwaktu ini aku mencoba keluar dari tubuh kasarku untuk mencari keberadaan sukma mertua Joko, aku merasa penasaran karena kemarin kulihat ibu mertua joko sudah menjenguk aku diruang ini, kupikir beliau sudah sehat saat itu. Pertama aku ingin melihat diruang HCU, saat aku melesat dengan cepat ke ruang HCU tempat ibu mertua joko. Disana aku melihat hanya ada seorang lelaki yang sedang membaca kitab suci, dan ibu mertuanya masih tetap tergeletak diranjang tidurnya. Cangkang ibu mertua joko tetap belum seutuhnya penuh akan sukmanya, aku pikir saat itu sukmanya masih belum kembali lantas siapakah kemarin yang datang menemuiku?
Disini kebingunganku menjadi-jadi akhirnya aku berdo’a meminta petunjuk untuk mencari sukma itu, aku terbang kesana kemari seakan memainkan waktu malam Panjang itu. Tapi hasilnya masih nihil. Padahal hari ini sudah hari ketiga, memang sangat sulit sekali kalau sudah terlampau lama sukma yang menghilang ini untuk dicari. Kurasa sudah cukup, aku sendiri sudah merasa capek, akhirnya aku mencari akhirnya kuputuskan aku kembali ke jasad kasarku.
Sleeeppppp…..[tubuh halusku yang masuk ke ragaku]
Setelah pencarian Panjang itu, aku ingin langsung tidur dan aku berpikir sudah terhindar dari serangan jahat mahluk penghuni rumah sakit ini.
"DUAARRRR….DUAARRRRR….DUAAARRRRR…"
Suara ketukan keras dari daun pintuku.
Kami betiga yang berada dalam kamar ini bangun seketika. Kulihat waktu itu jam dinding menunjukkan jam 03.00 WIB aku merasa sudah larut dan hampir subuh. Anggapanku tadi ternyata salah, setan setan ini tetap pada pendiriannya masih mencoba meneror kami malam itu.
“HAI MANUSIA MUDA KAMI TAK AKAN MELEPASKANMU”
Teriak keras suara yang berada diluar kamar disertai asap putih tipis mencoba masuk dari bawah pintu ruanganku, aku bersama tono dan istriku hanya diam dan saling berpandangan saat mendengar suara teriakan yang keras itu.
Akhirnya kami kembali menggelar sajadah kemarin di bawah ranjangku, kami bertiga bersuci dan duduk melingkar untuk membaca ayat-ayat suci. Bacaan sebagai penghalau mahluk – mahluk terkutuk itu.
Diwaktu bunyi tarhim sudah berbunyi lagi dari masjid terdekat, suara suara aneh dan dentuman yang tertuju pada kami ikut mereda. Akupun bergegas untuk bersuci dan besiap untuk melakukan ritual wajib bersama tono dan istriku dikamar VVIP. Malam terakhir sudah kulewati saat itu dirumah sakit kematian ini, siang itu aku berharap bisa pulang secepatnya sesuai janji pihak rumah sakit kemarin.
sampeuk dan 29 lainnya memberi reputasi
30