- Beranda
- Stories from the Heart
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
...
TS
bayubiruuuu
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/10/31/10713784_20191031094608.jpg)
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/11/20/10713784_20191120024219.png)
HAI GAN/SIS, MASIH DENGAN KISAH HOROR. KISAH SATU INI GUA TULIS DENGAN SEDIKIT BERHATI-HATI KARENA MENYANGKUT ORANG, PERUSAHAAN DAN KELOMPOK YANG TAK ASING DITELINGA KITA DI NEGERI INI DAN LUAR NEGERI, GUA TIDAK ADA BERMAKSUD APAPUN HANYA SEKEDAR BERBAGI SESUAI YANG DIALAMI NARASUMBER GUA. AMBIL SISI BAIKNYA (HIKMAHNYA) SAJA DARI THREAD INI, BUANG SISI BURUKNYA…
Quote:
* CERITA INI FAKTA APA ADANYA SESUAI DENGAN INGATAN NARSUM, PERCAYA BOLEH TIDAK PERCAYA SILAHKAN, TIDAK APA-APA LEBIH BAGUS.
* SESUAI PERATURAN YANG DIAMBIL DARI KISAH NYATA SEMUA TOKOH, WAKTU DAN TEMPAT KAMI SAMARKAN DEMI KEHIDUPAN, KENYAMANAN DAN PRIVASI NARASUMBER SERTA PARA TOKOH.
* DILARANG SARA, IKUTI ATURAN H2H, MOMOD DAN ADAT ISTIADAT YANG ADA DI FORUM TERCINTA KITA INI.
* SILAHKAN DIBACA KALAU BERMINAT SAJA, KARENA TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MEMBACA CERITA INI.
* KALAU DIRASA PENTING SILAHKAN LANGSUNG PM SAJA GAN/SIS
*JIKA INGIN SHARE SILAHKAN, DAN MOHON JANGAN COPAS HARGAI KAMI, KASIAN PENULIS UDAH CAPEK - CAPEK NULISNYA. LAGIAN KALO COPAS BAHAYA JADI MUSUH UUD NO 28 Th. 2014 [UUHC]
*KALAU ADA SALAH KETIK/TYPO MOHON MASUKANNYA , APRESIASINYA DAN 
SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK

SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK *BUKAN BASA BASI*
JIKA HARTA SUDAH TIDAK BISA MEMBELI DUNIA
JIKA TAHTA TIDAK BISA MEMBELI SINGGASANA
JIKA WANITA SUDAH KEHILANGAN RUPA
HANYA PADANYALAH KITA MEMINTA
SEMUA MANUSIA SADAR UMUR ADA BATASNYA
MAKA SIAP-SIAPLAH KITA SEWAKTU-WAKTU UNTUK MENGHADAPNYA
MAKA SEBARKANLAH BENIH-BENIH KEBAJIKAN KITA
SEBAGAI BEKAL MENGHADAPNYA
-Happy Reading-
----------------------------------------------------------------------***---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
1. KEHIDUPANKU
2. PRIVATE NUMBER
3. GADIS BULE
4. PENGABDIAN SANG AJUDAN
5. SAYEMBARA USANG
6. PERCOBAAN PERTAMA
7. KORBAN YANG TAK KUINGINKAN
8. SANG PETUNJUK
9. PENCERAHAN
10. MASALAH BARU
11. TERSESAT
12. PERCOBAAN KEDUA - A
13. PERCOBAAN KEDUA - B
14. HCU [HIGH CARE UNIT]
15. SUKMA YANG TERIKAT
16. VERY VERY IMPORTANT PERSON [VVIP]
17. DARK SIDE VVIP
18. DARK SIDE [VVIP] 2
19. DARK SIDE [VVIP] 3
20. TANAH DAN DEDAUNAN
21. UZLAH
22. JAWABAN
23. MALAM YANG KELAM - A
24. MALAM YANG KELAM - B
25. PERENCANAAN - A
26. PERENCANAAN - B
27. LOST CONTACT
28. END
29. BEHIND THE STORY [HIT]
Diubah oleh bayubiruuuu 30-12-2019 09:59
sampeuk dan 41 lainnya memberi reputasi
42
67.7K
991
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bayubiruuuu
#580
16. VERY VERY IMPORTANT PERSON [VVIP]
Akhirnya aku tertidur lagi, diranjang pasien. Karena lama menunggu istri tercinta.
Krekkk…kreekkk…
"ibukkkk…. Huhuhuhhuuh "suara tangis lelaki setengah baya. Suara tangis lelaki yang membangunkanku dari tidur singkat ini.
Saat kulihat pria ini sudah mengikuti satu orang suster yang mendorong ranjang pasien ibunya. Padahal sebelumnya pasien ini ada disebelah kanan ranjangku. Sekarang ibu tua itu sudah menjadi mayat, inilah ruangan kematian yang selalu kubenci dan tak kuinginkan. Benar kata Joko tadi, belum sehari sudah 2 orang yang mati.
"Plek" …tiba – tiba telapak tangan halus yang hangat menempel dikeningku.
"Pak , sudah dingin kepala bapak!" Kata istriku
Aku langsung menoleh ke samping melihat istriku yang berkerudung putih dengan wajah oval yang tak bermake up kala itu.
"Iya buk, tadi dicari suster mau pindah kamar tapi nunggu ibuk datang." Jelasku dengan sedikit kaget akan kedatangannya
"Oh ya sudah kalau gitu pak, kalo gitu ibuk ke bagian administrasi dulu ya." Jawab istriku
Setelah itu istriku pergi keruang administrasi untuk mengurusi kepindahanku ke ruang pemulihan. Istriku memindahkan aku keruang kelas rakyat yaitu kelas 3. Ternyata ruang ini sudah banyak dihuni pasien lain. Dan pasien yang tak tertampung tinggal dalam lorong ruang yang panjang dan berjejal manusia yang sakit, mungkin kala itu banyak pasien sehingga semua ruangan penuh.
Waktu itu aku kebagian dilorong, ranjang pasien yang behimpitan disebelah kanan dan kiri hanya menyisakan jalan yang cukup dilalui seorang saja. Sedang istriku menungguiku duduk sendiri diujung ranjang dan mendesak kakiku. Aku hanya bisa menikmati keadaan ini karena aku sendiri dari golongan yang teramat sederhana, sudah dapat tempat pun masih untung meski dilorong.
Diruang ini agak bebas, karena keluarga pasien yang bisa menunggu bisa lebih banyak dari pada diruang HCU. Otomatis suasana ruangan agak ramai, dan kurang diperhatikan saat itu.
Waktu itu menjelang malam, sekitar lima lebih sedikit . Hanya aku dan istriku berdua, aku bercerita semuanya selama dia kutinggalkan dirumah mertua.
Mas umar !!! teriak lirih suara tono dari ujung yang bejalan cepat memimpin rombongan tamuku menyibak ranjang pasien yang padat.
Rombongan ini terdiri Andi, Tono, Imron dan Anne terlihat dari jauh datang berjalan menjengukku keruang kelas tiga. Terlihat dari raut wajah Andi dan Anne yang tak terima melihat aku dirawat diruang dengan banyak orang berjejal.
"Mas gimana kondisinya sekarang?" Tanya Andi
"Alhamdulilah mas, sudah baikan kok?" Jawabku
Saat itu rombongan Anne yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian dilorong rumah sakit, karena ada bule kesasar. Gerak gerik mereka sendiri juga tidak nyaman dengan kondisi mereka sendiri saat jadi pusat perhatian. Semua pengunjung dan sebagian pasien melihat rombongan kami dengan pandangan sinis. Bisik-bisik mereka akan kehadiran rombongan Anne sedikit terdengar oleh kami.
Bahkan para suster dan dokter jaga iku memandangi mereka, karena ruangan ini terbuka dan langsung bisa terlihat ke post suster dan dokter jaga. Tatapan mereka seakan ada hal baru ditempat kerja mereka.
"Mas pindah ruangan saja yuk?" Pinta andi yang mulai risih dengan keadaan sekarang ini.
"Pindah kemana mas?" Tanyaku polos.
"Ya pindah keruangan tersendiri mas, biar mas Umar nyaman kami juga nyaman kalau jenguk mas Umar?" Pinta andi yang sudah mulai tak nyaman disampingku.
"Gak usah mas, disini saja. Toh Cuma beberapa hari saja, habis itu aku pulang!" Jelasku
"Ya bukan begitu mas umar, kasian istri mas umar juga kalo nungguin disini." Sahut anne.
Istriku menoleh kearah anne hanya melempar senyumnya.
"Sudahlah mas, ini demi kami juga. Kami ingin mas Umar cepet sembuh?" Paksa Andi
"Gak papa mas, disini juga nanti sembuh kok. Bentar lagi juga pulang." Keras kepalaku
Langkah tak terduga!!! Anne berjalan menggandeng Andi dibawa keruangan depan untuk memindahkan aku dengan paksa ke ruang VVIP tanpa persetujuanku dan tanpa kompromi dengan keluargaku. Akhirnya mereka berhasil memindahkan aku keruang yang lebih baik. Yaitu ruang VVIP, dengan maksud aku bisa mendapatkan pelayanan lebih baik dan bisa segera pulih. Karena keinginan keras mereka untuk membereskan membatai leak sialan itu dan pengikutnya.
Kurasa mereka sungkan, akhirnya mereka juga ikut tanggung jawab akan apa yang kualami selama membantu Anne. Dengan sikap andi dan anne kepadaku saat itu aku sedikit merasa tak enak, karena inilah resiko dalam membantu tanpa mengharap lebih sebenarnya.
Setelah sampai diruang VVIP itu, mereka semua duduk berjajar diampingku karena kursi diruang tersedia liam, merka duduk berkumpul termasuk si Anne yang berada disamping kepalaku. Tadinya istriku dari kemarin yang pertama kulihat sedih dan cemberut sedikit terhibur karena bebannya diringankan sama kawan-kawan.
Pertama Imron membuka pembicaraan ruangan VVIP. Imron mencoba menjelaskan kejadiaan setelah kami semua pingsan dan aku yang ikut pingsan serta bersimbah darah.
"Kenapa mas umar kok bisa ikut pingsan saat menjelang subuh itu mas ? berdarah – darah pula?" Tanyanya Imron membuka pembicaraan.
"Gini pron, saat itu aku kalah sama Leak itu. Karena kondisi badanku yang kurang fit dan persiapannya juga belum matang pron." Jelasku
"Oooohhh lain kali jangan gitu mas, kami kuatir dan takut semua waktu itu." Kata Imron
"Iya pron maap ya! Buat lo kuatir." Jawabku
"Iya mas," jawab singkat Imron
"Emang waktu itu kok bisa lo yang nolongin gua sama rombongan Tono yang berada diruang tamu?" Tanyaku penasaran
Jadi gini mas, waktu kawan-kawan pemuja ilahi dan aku mau menjalankan shalat malam dimushola depan rumah mas Umar. Kami melihat kendaraan mas Andi masih tetap didepan rumah mas Umar, sampai menjelang subuh tetap berada didepan rumah mas umar! Saat itu aku dan kawan-kawan pemuja ilahi curiga. Aku sendiri akhirnya memberanikan diri mencoba mengintip kerumah mas Umar diikuti kawan-kawan.
Waktu itu ruang tamu gelap, tapi aku lihat semua pada tidur semua. Tapi yang membuat aku penasaran mas, aku melihat sedikit ada darah dilantai yang terlihat dari sorot lampu neon teras mas umar. Akhirnya aku memberanikan diri masuk, saat itu ruang tamu mas umar sepi dan minim penerangan. Waktu mulai kunyalakan lampu diruang tamu mas umar, pemandangan yang sangat miris yang pertama kulihat.
Aku lihat mas Umar bersimbah darah disekujur tubuh dan disekitar lantai tubuh mas umar yang pingsan, sedangkan yang lain terlihat tertidur olehku. Setelah kuamati baik -baik kearah Tono dulu serta kupastikan dengan memanggil manggil. Kupastikan agak lama dan ternyata tono pingsan! Akhirnya aku lari memanggil kawan-kawan pemuja ilahi, karena aku sendiri takut akan kondisi diruang tamu mas Umar. Setelah itu kawan – kawan pemuja ilahi pada datang dan membantuku untuk memastikan keadaan semuanya dirumah mas Umar.
Kami pertama mencoba membangunkan Tono dulu mas dengan minyak kayu putih dan wewangian yang kami bawa. setelah itu bergilir sampai bodyguard mbak anne. Alhamdulilah semuanya hanya pingsan mas, kecuali mas Umar! Mas umar saat itu kondisinya terlihat sangat kritis dengan darah yang masih mengalir dari hidung mas umar.
Aku dan kawan – kawan pemuja ilahi secepatnya melarikan mas umar kerumah sakit terdekat. Untuk mas andi, tono, mbak Anne serta bodyguardnya diantar kawan – kawan pemuja ilahi kerumah mereka masing – masing. Setelah aku selesai mengantar mas Umar kerumah sakit, Aku baru kerumah mertua mas umar dan memberitahu istri mas! Setelah itu aku dan istri mas umar membawanya menuju rumah sakit ini ditempat mas umar dirawat.
Ya pak, waktu itu aku kaget pagi-pagi sudah ada imron dirumah abah. Sahut istriku dengan muka agak kesel. Hanya mata Anne yang menoleh tanda respon kepada istriku.
Waktu Imron bercerita, aku sendiri berpikir dalam hati ingin kembali kedunia asalku dan keseharianku yang menyenangkan dan tenang! Tanpa ada pergulatan lagi dengan dunia lain. kangen juga rasanya mencari ikan di sungai dengan imron ini. Bertani dengan para tetangga yang kocak dan jenaka. Rasa mulai jenuh datang juga mencari teka teki dari mbah salman, dan ingin hidup normal lagi. Tapi apa daya keadaan yang membuat jadi seperti ini, bagai bidak yang dimainkan oleh tuannya. Berjalan mengalir dengan keadaan yang tak kuinginkan.
Suasana kala itu diruangan VVIP hening saat mendengarkan penjelasan Imron, semua mata tertuju pada imron untuk fokus kepenjelasnnya. Disaat yang sama semua merasa iba kepada keluargaku karena saat Imron bercerita semua padangan sering memandangi kondisi fisik kami yang teramat sederhana ini.
Tokk..tokkk..tokkk
"salamu’alaikum…" salam joko yang membuyarkan penjelasan Imron.
"Walaikum salam", jawabku dan sebagaian penggunjung ruang VVIP ini.
"Eh mas joko, mari sini mas!" Pinta istriku.
"Iya mbak"…jawabnya
Duduk sini mas joko? Pinta istriku
"Iya mbak santai saja. "Jawab joko
Istriku segera mengambil kursi yang berada disampingnya yang masih kosong, dan memberikan tempat duduk itu ke joko. Tapi joko menjabat tangan dulu kepada semua tamu yang ada di ruangan. Tak lupa joko sedikit melempar senyum tipisnya kemereka. Joko akhirnya duduk bersebelahan dengan istriku dan mulai ikut mendengarkan pembicaraan kami.
"Ya itu mas! akhirnya aku mengantar istri mas umar langsung ke UGD, untuk penanganan pertama." Jelas imron menyambungkan penjelasannya tadi.
Istri mas umar waktu itu hanya nangis mas melihat kondisi mas umar di UGD yang sudah tidak sadar. Aku juga gak tega mas saat itu, aku hanya bisa menenangkan istri mas umar sebisa mungkin! Akhirnya mas umar langsung Masuk HCU di pagi itu. Selama tiga hari pula kami bolak balik kesini melihat perkembangan mas!
Sampai kemarin aku mendengar kabar dari istri mas umar, mas umar sudah sadar! Setelah mendengar kabar itu aku langsung menghubungi tono mas! Sebenarnya tadi pagi aku ingin kesini tapi tono ingin barengan, ya sambil nunggu akhirnya datang agak sorean mas.
Gak papa pron, santai saja. Terima kasih atas semuanya pron. Kataku pelan dan terharu sehabis mendengar penjelasan Imron.
"Mertua mas Joko masih di HCU ?" tanya istriku menghentikan penjelasan imron
"Masih mbak!" Jawab singkatnya.
Setelah itu rombongan Tono, Andi, imron dan Anne mengajukan untuk pamit pulang. Mereka berencana besok pagi akan datang lagi, karena waktu itu sudah mulai malam. Dan tak lupa aku berpesan kepada tono dan andi jika anne kambuh parah, kusuruh mereka untuk membaca beberapa mantra untuk sementara menenangkan monster ciptaan calonarang itu. Setelah mereka pergi tinggal kami bertiga dengan Joko diruangan VVIP.
"Siapa yang jaga sekarang mertua mas Joko?" tanya istriku lagi
"Kakak ipar mbak kalau malam begini! gantian mbak karena aku yang shift pagi." Jelas Joko
"Istri mas dimana kok sendirian jaganya dari kemarin - kemarin." Tanya istriku
"Lagi kerja mbak." Jawab joko
"Gimana mas umar sudah baikan ?" tanya joko ke aku
"Sudah mas!" Jawabku
"Mungkin tiga hari lagi aku akan pulang kok!" Terangku
"Kok cepet mas?" Tanyanya heran.
"Iya ya lah mas, lha sudah baikan ngapain juga lama-lama disini. Enakan dirumah!" Kataku
"Ohhh….iya bener juga mas." Jawabnya joko
"Mas kok ada bule sampai kesasar kesini? Itu apanya mas umar?" Tanya joko lagi penasaran
"Ooohhh itu, Anne mas Namanya dari eropa." Jawabku pelan
"Ada urusanapa mas dia kok sampai kenal mas Umar!" Tanyanya penasaran
Diruang VVIP yang tinggal kami bertiga, aku jelaskan sedikit kepada joko tentang masalah Anne yang sedang dia hadapi. Joko hanya dengan tatapan penasaran yang terlihat dari sorot matanya, dan diam saat mendengar ceritaku tentang keaadaan Anne.
"Ooohhh jadi begitu mas!!! Pantesan jauh jauh datang kemari!" Terang joko
"Gimana keadaan mertua kamu jok sekarang?" Tanyaku untuk mengalihkan topik pembicaraan kami
"Ya begitulah mas, barusan habis dari pak kiai juga cari alternatif." Terangnya
"Bagus itu jok." Kataku.
Tapi ini sudah kesekian ratus kali mas gak ada perubahan juga. Kata Joko yang mulai putus asa
"Hah…maksudnya gimana jok?" Tanyaku.
"Aku dan istri udah putus asa sebenarnya mas, cari pengobatan untuk ibu mertua. Istriku berencana mau cari dukun hitam!!! Waktu terakhir tadi sama istriku karena sudah istriku merasa sudah tak ada pilihan lain." terang Joko
Aku disini kaget dengan penyataan joko, karena dia dan keluarganya adalah orang taat beragama!!! dan saat itu mau minta pertolongan kepada selain tuhannya yang esa. Disini lagi-lagi jiwa kemanusiaanku terpanggil dalam keadaan terpaksa, untuk menyelamatkan iman kawanku ini.
Aku mengingat – ingat waktu masih diberguru dengan Tono dulu, saat pembahasan bab itu malam 10 terakhir saat bulan Ramadhan. Sang guru saat membahas tentang sakit. Sakit kelumpuhan terutama, kami disuruh untuk membaca salah satu surat di Juz 13. Pembacaan surat itu ada beberapa ketentuan yaitu dibilangan ganjil dan harus anak ahli waris sendiri yang membacanya. Pembacaan itu juga harus didepan orang yang sakit, dibaca pelan dan jelas.
Mas Joko, coba buka kitab suci Al Qur’an dan baca surah di Juz 13 disamping ibuk mertua mas joko selama tiga hari kedepan! Itu ada di juz 13 mas, Tapi yang baca harus anak kandung ibu mertua mas Joko, seperti istri dan kakak ipar mas Joko. Jika sampai dihari ketiga mertua mas joko belum ada perubahan, mas bisa temui aku lagi untuk mencari solusinya. Ya mudah-mudahan ini ada hasil mas! Kataku sambil berusaha untuk menyelamatkan imannya.
"Ya mas cara itu belum kucoba." Kata joko.
"Udah mas cepet bacakan biar ada perubahan." Kataku.
"Iya mas, akan kusampaikan ke kakak iparku. Semoga kakak iparku tidak ngantuk malam ini mas." Katanya dengan mengakhiri pembicaraan kami diruang VVIP
Setelah itu joko pun pergi keruang ibu mertuanya yang sedang dijaga kakak iparnya, dan kakak iparnya yang mulai membacakan sendirian dididepan ranjang ibunya. Waktu itu kondisi mertua Joko masih sadar tapi matanya tertutup terus tanpa mau mencoba membuka sama sekalai, hanya suara lirih dan tak jelas yang keluar dari bibirnya.
Krekkk…kreekkk…
"ibukkkk…. Huhuhuhhuuh "suara tangis lelaki setengah baya. Suara tangis lelaki yang membangunkanku dari tidur singkat ini.
Saat kulihat pria ini sudah mengikuti satu orang suster yang mendorong ranjang pasien ibunya. Padahal sebelumnya pasien ini ada disebelah kanan ranjangku. Sekarang ibu tua itu sudah menjadi mayat, inilah ruangan kematian yang selalu kubenci dan tak kuinginkan. Benar kata Joko tadi, belum sehari sudah 2 orang yang mati.
"Plek" …tiba – tiba telapak tangan halus yang hangat menempel dikeningku.
"Pak , sudah dingin kepala bapak!" Kata istriku
Aku langsung menoleh ke samping melihat istriku yang berkerudung putih dengan wajah oval yang tak bermake up kala itu.
"Iya buk, tadi dicari suster mau pindah kamar tapi nunggu ibuk datang." Jelasku dengan sedikit kaget akan kedatangannya
"Oh ya sudah kalau gitu pak, kalo gitu ibuk ke bagian administrasi dulu ya." Jawab istriku
Setelah itu istriku pergi keruang administrasi untuk mengurusi kepindahanku ke ruang pemulihan. Istriku memindahkan aku keruang kelas rakyat yaitu kelas 3. Ternyata ruang ini sudah banyak dihuni pasien lain. Dan pasien yang tak tertampung tinggal dalam lorong ruang yang panjang dan berjejal manusia yang sakit, mungkin kala itu banyak pasien sehingga semua ruangan penuh.
Waktu itu aku kebagian dilorong, ranjang pasien yang behimpitan disebelah kanan dan kiri hanya menyisakan jalan yang cukup dilalui seorang saja. Sedang istriku menungguiku duduk sendiri diujung ranjang dan mendesak kakiku. Aku hanya bisa menikmati keadaan ini karena aku sendiri dari golongan yang teramat sederhana, sudah dapat tempat pun masih untung meski dilorong.
Diruang ini agak bebas, karena keluarga pasien yang bisa menunggu bisa lebih banyak dari pada diruang HCU. Otomatis suasana ruangan agak ramai, dan kurang diperhatikan saat itu.
Waktu itu menjelang malam, sekitar lima lebih sedikit . Hanya aku dan istriku berdua, aku bercerita semuanya selama dia kutinggalkan dirumah mertua.
Mas umar !!! teriak lirih suara tono dari ujung yang bejalan cepat memimpin rombongan tamuku menyibak ranjang pasien yang padat.
Rombongan ini terdiri Andi, Tono, Imron dan Anne terlihat dari jauh datang berjalan menjengukku keruang kelas tiga. Terlihat dari raut wajah Andi dan Anne yang tak terima melihat aku dirawat diruang dengan banyak orang berjejal.
"Mas gimana kondisinya sekarang?" Tanya Andi
"Alhamdulilah mas, sudah baikan kok?" Jawabku
Saat itu rombongan Anne yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian dilorong rumah sakit, karena ada bule kesasar. Gerak gerik mereka sendiri juga tidak nyaman dengan kondisi mereka sendiri saat jadi pusat perhatian. Semua pengunjung dan sebagian pasien melihat rombongan kami dengan pandangan sinis. Bisik-bisik mereka akan kehadiran rombongan Anne sedikit terdengar oleh kami.
Bahkan para suster dan dokter jaga iku memandangi mereka, karena ruangan ini terbuka dan langsung bisa terlihat ke post suster dan dokter jaga. Tatapan mereka seakan ada hal baru ditempat kerja mereka.
"Mas pindah ruangan saja yuk?" Pinta andi yang mulai risih dengan keadaan sekarang ini.
"Pindah kemana mas?" Tanyaku polos.
"Ya pindah keruangan tersendiri mas, biar mas Umar nyaman kami juga nyaman kalau jenguk mas Umar?" Pinta andi yang sudah mulai tak nyaman disampingku.
"Gak usah mas, disini saja. Toh Cuma beberapa hari saja, habis itu aku pulang!" Jelasku
"Ya bukan begitu mas umar, kasian istri mas umar juga kalo nungguin disini." Sahut anne.
Istriku menoleh kearah anne hanya melempar senyumnya.
"Sudahlah mas, ini demi kami juga. Kami ingin mas Umar cepet sembuh?" Paksa Andi
"Gak papa mas, disini juga nanti sembuh kok. Bentar lagi juga pulang." Keras kepalaku
Langkah tak terduga!!! Anne berjalan menggandeng Andi dibawa keruangan depan untuk memindahkan aku dengan paksa ke ruang VVIP tanpa persetujuanku dan tanpa kompromi dengan keluargaku. Akhirnya mereka berhasil memindahkan aku keruang yang lebih baik. Yaitu ruang VVIP, dengan maksud aku bisa mendapatkan pelayanan lebih baik dan bisa segera pulih. Karena keinginan keras mereka untuk membereskan membatai leak sialan itu dan pengikutnya.
Kurasa mereka sungkan, akhirnya mereka juga ikut tanggung jawab akan apa yang kualami selama membantu Anne. Dengan sikap andi dan anne kepadaku saat itu aku sedikit merasa tak enak, karena inilah resiko dalam membantu tanpa mengharap lebih sebenarnya.
Setelah sampai diruang VVIP itu, mereka semua duduk berjajar diampingku karena kursi diruang tersedia liam, merka duduk berkumpul termasuk si Anne yang berada disamping kepalaku. Tadinya istriku dari kemarin yang pertama kulihat sedih dan cemberut sedikit terhibur karena bebannya diringankan sama kawan-kawan.
Pertama Imron membuka pembicaraan ruangan VVIP. Imron mencoba menjelaskan kejadiaan setelah kami semua pingsan dan aku yang ikut pingsan serta bersimbah darah.
"Kenapa mas umar kok bisa ikut pingsan saat menjelang subuh itu mas ? berdarah – darah pula?" Tanyanya Imron membuka pembicaraan.
"Gini pron, saat itu aku kalah sama Leak itu. Karena kondisi badanku yang kurang fit dan persiapannya juga belum matang pron." Jelasku
"Oooohhh lain kali jangan gitu mas, kami kuatir dan takut semua waktu itu." Kata Imron
"Iya pron maap ya! Buat lo kuatir." Jawabku
"Iya mas," jawab singkat Imron
"Emang waktu itu kok bisa lo yang nolongin gua sama rombongan Tono yang berada diruang tamu?" Tanyaku penasaran
Jadi gini mas, waktu kawan-kawan pemuja ilahi dan aku mau menjalankan shalat malam dimushola depan rumah mas Umar. Kami melihat kendaraan mas Andi masih tetap didepan rumah mas Umar, sampai menjelang subuh tetap berada didepan rumah mas umar! Saat itu aku dan kawan-kawan pemuja ilahi curiga. Aku sendiri akhirnya memberanikan diri mencoba mengintip kerumah mas Umar diikuti kawan-kawan.
Waktu itu ruang tamu gelap, tapi aku lihat semua pada tidur semua. Tapi yang membuat aku penasaran mas, aku melihat sedikit ada darah dilantai yang terlihat dari sorot lampu neon teras mas umar. Akhirnya aku memberanikan diri masuk, saat itu ruang tamu mas umar sepi dan minim penerangan. Waktu mulai kunyalakan lampu diruang tamu mas umar, pemandangan yang sangat miris yang pertama kulihat.
Aku lihat mas Umar bersimbah darah disekujur tubuh dan disekitar lantai tubuh mas umar yang pingsan, sedangkan yang lain terlihat tertidur olehku. Setelah kuamati baik -baik kearah Tono dulu serta kupastikan dengan memanggil manggil. Kupastikan agak lama dan ternyata tono pingsan! Akhirnya aku lari memanggil kawan-kawan pemuja ilahi, karena aku sendiri takut akan kondisi diruang tamu mas Umar. Setelah itu kawan – kawan pemuja ilahi pada datang dan membantuku untuk memastikan keadaan semuanya dirumah mas Umar.
Kami pertama mencoba membangunkan Tono dulu mas dengan minyak kayu putih dan wewangian yang kami bawa. setelah itu bergilir sampai bodyguard mbak anne. Alhamdulilah semuanya hanya pingsan mas, kecuali mas Umar! Mas umar saat itu kondisinya terlihat sangat kritis dengan darah yang masih mengalir dari hidung mas umar.
Aku dan kawan – kawan pemuja ilahi secepatnya melarikan mas umar kerumah sakit terdekat. Untuk mas andi, tono, mbak Anne serta bodyguardnya diantar kawan – kawan pemuja ilahi kerumah mereka masing – masing. Setelah aku selesai mengantar mas Umar kerumah sakit, Aku baru kerumah mertua mas umar dan memberitahu istri mas! Setelah itu aku dan istri mas umar membawanya menuju rumah sakit ini ditempat mas umar dirawat.
Ya pak, waktu itu aku kaget pagi-pagi sudah ada imron dirumah abah. Sahut istriku dengan muka agak kesel. Hanya mata Anne yang menoleh tanda respon kepada istriku.
Waktu Imron bercerita, aku sendiri berpikir dalam hati ingin kembali kedunia asalku dan keseharianku yang menyenangkan dan tenang! Tanpa ada pergulatan lagi dengan dunia lain. kangen juga rasanya mencari ikan di sungai dengan imron ini. Bertani dengan para tetangga yang kocak dan jenaka. Rasa mulai jenuh datang juga mencari teka teki dari mbah salman, dan ingin hidup normal lagi. Tapi apa daya keadaan yang membuat jadi seperti ini, bagai bidak yang dimainkan oleh tuannya. Berjalan mengalir dengan keadaan yang tak kuinginkan.
Suasana kala itu diruangan VVIP hening saat mendengarkan penjelasan Imron, semua mata tertuju pada imron untuk fokus kepenjelasnnya. Disaat yang sama semua merasa iba kepada keluargaku karena saat Imron bercerita semua padangan sering memandangi kondisi fisik kami yang teramat sederhana ini.
Tokk..tokkk..tokkk
"salamu’alaikum…" salam joko yang membuyarkan penjelasan Imron.
"Walaikum salam", jawabku dan sebagaian penggunjung ruang VVIP ini.
"Eh mas joko, mari sini mas!" Pinta istriku.
"Iya mbak"…jawabnya
Duduk sini mas joko? Pinta istriku
"Iya mbak santai saja. "Jawab joko
Istriku segera mengambil kursi yang berada disampingnya yang masih kosong, dan memberikan tempat duduk itu ke joko. Tapi joko menjabat tangan dulu kepada semua tamu yang ada di ruangan. Tak lupa joko sedikit melempar senyum tipisnya kemereka. Joko akhirnya duduk bersebelahan dengan istriku dan mulai ikut mendengarkan pembicaraan kami.
"Ya itu mas! akhirnya aku mengantar istri mas umar langsung ke UGD, untuk penanganan pertama." Jelas imron menyambungkan penjelasannya tadi.
Istri mas umar waktu itu hanya nangis mas melihat kondisi mas umar di UGD yang sudah tidak sadar. Aku juga gak tega mas saat itu, aku hanya bisa menenangkan istri mas umar sebisa mungkin! Akhirnya mas umar langsung Masuk HCU di pagi itu. Selama tiga hari pula kami bolak balik kesini melihat perkembangan mas!
Sampai kemarin aku mendengar kabar dari istri mas umar, mas umar sudah sadar! Setelah mendengar kabar itu aku langsung menghubungi tono mas! Sebenarnya tadi pagi aku ingin kesini tapi tono ingin barengan, ya sambil nunggu akhirnya datang agak sorean mas.
Gak papa pron, santai saja. Terima kasih atas semuanya pron. Kataku pelan dan terharu sehabis mendengar penjelasan Imron.
"Mertua mas Joko masih di HCU ?" tanya istriku menghentikan penjelasan imron
"Masih mbak!" Jawab singkatnya.
Setelah itu rombongan Tono, Andi, imron dan Anne mengajukan untuk pamit pulang. Mereka berencana besok pagi akan datang lagi, karena waktu itu sudah mulai malam. Dan tak lupa aku berpesan kepada tono dan andi jika anne kambuh parah, kusuruh mereka untuk membaca beberapa mantra untuk sementara menenangkan monster ciptaan calonarang itu. Setelah mereka pergi tinggal kami bertiga dengan Joko diruangan VVIP.
"Siapa yang jaga sekarang mertua mas Joko?" tanya istriku lagi
"Kakak ipar mbak kalau malam begini! gantian mbak karena aku yang shift pagi." Jelas Joko
"Istri mas dimana kok sendirian jaganya dari kemarin - kemarin." Tanya istriku
"Lagi kerja mbak." Jawab joko
"Gimana mas umar sudah baikan ?" tanya joko ke aku
"Sudah mas!" Jawabku
"Mungkin tiga hari lagi aku akan pulang kok!" Terangku
"Kok cepet mas?" Tanyanya heran.
"Iya ya lah mas, lha sudah baikan ngapain juga lama-lama disini. Enakan dirumah!" Kataku
"Ohhh….iya bener juga mas." Jawabnya joko
"Mas kok ada bule sampai kesasar kesini? Itu apanya mas umar?" Tanya joko lagi penasaran
"Ooohhh itu, Anne mas Namanya dari eropa." Jawabku pelan
"Ada urusanapa mas dia kok sampai kenal mas Umar!" Tanyanya penasaran
Diruang VVIP yang tinggal kami bertiga, aku jelaskan sedikit kepada joko tentang masalah Anne yang sedang dia hadapi. Joko hanya dengan tatapan penasaran yang terlihat dari sorot matanya, dan diam saat mendengar ceritaku tentang keaadaan Anne.
"Ooohhh jadi begitu mas!!! Pantesan jauh jauh datang kemari!" Terang joko
"Gimana keadaan mertua kamu jok sekarang?" Tanyaku untuk mengalihkan topik pembicaraan kami
"Ya begitulah mas, barusan habis dari pak kiai juga cari alternatif." Terangnya
"Bagus itu jok." Kataku.
Tapi ini sudah kesekian ratus kali mas gak ada perubahan juga. Kata Joko yang mulai putus asa
"Hah…maksudnya gimana jok?" Tanyaku.
"Aku dan istri udah putus asa sebenarnya mas, cari pengobatan untuk ibu mertua. Istriku berencana mau cari dukun hitam!!! Waktu terakhir tadi sama istriku karena sudah istriku merasa sudah tak ada pilihan lain." terang Joko
Aku disini kaget dengan penyataan joko, karena dia dan keluarganya adalah orang taat beragama!!! dan saat itu mau minta pertolongan kepada selain tuhannya yang esa. Disini lagi-lagi jiwa kemanusiaanku terpanggil dalam keadaan terpaksa, untuk menyelamatkan iman kawanku ini.
Aku mengingat – ingat waktu masih diberguru dengan Tono dulu, saat pembahasan bab itu malam 10 terakhir saat bulan Ramadhan. Sang guru saat membahas tentang sakit. Sakit kelumpuhan terutama, kami disuruh untuk membaca salah satu surat di Juz 13. Pembacaan surat itu ada beberapa ketentuan yaitu dibilangan ganjil dan harus anak ahli waris sendiri yang membacanya. Pembacaan itu juga harus didepan orang yang sakit, dibaca pelan dan jelas.
Mas Joko, coba buka kitab suci Al Qur’an dan baca surah di Juz 13 disamping ibuk mertua mas joko selama tiga hari kedepan! Itu ada di juz 13 mas, Tapi yang baca harus anak kandung ibu mertua mas Joko, seperti istri dan kakak ipar mas Joko. Jika sampai dihari ketiga mertua mas joko belum ada perubahan, mas bisa temui aku lagi untuk mencari solusinya. Ya mudah-mudahan ini ada hasil mas! Kataku sambil berusaha untuk menyelamatkan imannya.
"Ya mas cara itu belum kucoba." Kata joko.
"Udah mas cepet bacakan biar ada perubahan." Kataku.
"Iya mas, akan kusampaikan ke kakak iparku. Semoga kakak iparku tidak ngantuk malam ini mas." Katanya dengan mengakhiri pembicaraan kami diruang VVIP
Setelah itu joko pun pergi keruang ibu mertuanya yang sedang dijaga kakak iparnya, dan kakak iparnya yang mulai membacakan sendirian dididepan ranjang ibunya. Waktu itu kondisi mertua Joko masih sadar tapi matanya tertutup terus tanpa mau mencoba membuka sama sekalai, hanya suara lirih dan tak jelas yang keluar dari bibirnya.
Diubah oleh bayubiruuuu 21-11-2019 10:54
nderek.langkung dan 24 lainnya memberi reputasi
25