- Beranda
- Stories from the Heart
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
...
TS
bayubiruuuu
HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/10/31/10713784_20191031094608.jpg)
![HANTU 1 TRILIUN [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2019/11/20/10713784_20191120024219.png)
HAI GAN/SIS, MASIH DENGAN KISAH HOROR. KISAH SATU INI GUA TULIS DENGAN SEDIKIT BERHATI-HATI KARENA MENYANGKUT ORANG, PERUSAHAAN DAN KELOMPOK YANG TAK ASING DITELINGA KITA DI NEGERI INI DAN LUAR NEGERI, GUA TIDAK ADA BERMAKSUD APAPUN HANYA SEKEDAR BERBAGI SESUAI YANG DIALAMI NARASUMBER GUA. AMBIL SISI BAIKNYA (HIKMAHNYA) SAJA DARI THREAD INI, BUANG SISI BURUKNYA…
Quote:
* CERITA INI FAKTA APA ADANYA SESUAI DENGAN INGATAN NARSUM, PERCAYA BOLEH TIDAK PERCAYA SILAHKAN, TIDAK APA-APA LEBIH BAGUS.
* SESUAI PERATURAN YANG DIAMBIL DARI KISAH NYATA SEMUA TOKOH, WAKTU DAN TEMPAT KAMI SAMARKAN DEMI KEHIDUPAN, KENYAMANAN DAN PRIVASI NARASUMBER SERTA PARA TOKOH.
* DILARANG SARA, IKUTI ATURAN H2H, MOMOD DAN ADAT ISTIADAT YANG ADA DI FORUM TERCINTA KITA INI.
* SILAHKAN DIBACA KALAU BERMINAT SAJA, KARENA TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MEMBACA CERITA INI.
* KALAU DIRASA PENTING SILAHKAN LANGSUNG PM SAJA GAN/SIS
*JIKA INGIN SHARE SILAHKAN, DAN MOHON JANGAN COPAS HARGAI KAMI, KASIAN PENULIS UDAH CAPEK - CAPEK NULISNYA. LAGIAN KALO COPAS BAHAYA JADI MUSUH UUD NO 28 Th. 2014 [UUHC]
*KALAU ADA SALAH KETIK/TYPO MOHON MASUKANNYA , APRESIASINYA DAN 
SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK

SEBAGAI SEMANGAT NGONDEK *BUKAN BASA BASI*
JIKA HARTA SUDAH TIDAK BISA MEMBELI DUNIA
JIKA TAHTA TIDAK BISA MEMBELI SINGGASANA
JIKA WANITA SUDAH KEHILANGAN RUPA
HANYA PADANYALAH KITA MEMINTA
SEMUA MANUSIA SADAR UMUR ADA BATASNYA
MAKA SIAP-SIAPLAH KITA SEWAKTU-WAKTU UNTUK MENGHADAPNYA
MAKA SEBARKANLAH BENIH-BENIH KEBAJIKAN KITA
SEBAGAI BEKAL MENGHADAPNYA
-Happy Reading-
----------------------------------------------------------------------***---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
1. KEHIDUPANKU
2. PRIVATE NUMBER
3. GADIS BULE
4. PENGABDIAN SANG AJUDAN
5. SAYEMBARA USANG
6. PERCOBAAN PERTAMA
7. KORBAN YANG TAK KUINGINKAN
8. SANG PETUNJUK
9. PENCERAHAN
10. MASALAH BARU
11. TERSESAT
12. PERCOBAAN KEDUA - A
13. PERCOBAAN KEDUA - B
14. HCU [HIGH CARE UNIT]
15. SUKMA YANG TERIKAT
16. VERY VERY IMPORTANT PERSON [VVIP]
17. DARK SIDE VVIP
18. DARK SIDE [VVIP] 2
19. DARK SIDE [VVIP] 3
20. TANAH DAN DEDAUNAN
21. UZLAH
22. JAWABAN
23. MALAM YANG KELAM - A
24. MALAM YANG KELAM - B
25. PERENCANAAN - A
26. PERENCANAAN - B
27. LOST CONTACT
28. END
29. BEHIND THE STORY [HIT]
Diubah oleh bayubiruuuu 30-12-2019 09:59
sampeuk dan 41 lainnya memberi reputasi
42
67.7K
991
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bayubiruuuu
#1
HANTU 1 TRILIUN [BASED ON TRUE STORY]
14. HCU [HIGH CARE UNIT]
Saat mataku terpejam dan gelap, sukmaku terasa ada yang menarik keluar dari ubun-ubun. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh Leak seakan sudah hilang bersamaan tertutupnya mataku. Aku melihat tubuhku memakai baju putih bersih dan bercahaya, disaat aku sudah berdiri tepat di depan jasadku kedua tanganku digandeng dua orang yang tampan dan rupawan. Saat aku dibawa berangkat pergi akupun tak pernah bertanya kepada mereka, mau dibawa kemana sebenarnya aku ini? Aku bagai kerbau yang dicongok hidungnya saat mengikuti mereka berangkat.
Mereka membawaku melewati Lorong gelap yang diujung tengahnya ada setitik cahaya, semakin mendekat semakin besar lingkaran cahaya itu. Sampai tibalah kami disuatu tempat yang luas, tempat yang lapang tak bertepi. Tanah tak bertepi itu hanya bermandikan sedikit cahaya merah dari langitnya tanpa matahari.
Sesaat aku mengamati dengan seksama tanah lapang yang sepi dan masih kosong, aku merasa takut sendiri. Sejenak kami ditanah lapang tak bertepi, aku di ajak berjalan ketempat lain, tempat yang berbeda dari tanah lapang ini. Sampai disini aku hanya diam dan mengikuti pegangan tangan mereka berdua.
Sampailah aku pada gerbang besar dengan dua pintu yang menjulang tinggi, aku melangkahkan kakiku kedalam tempat itu dan masih tetap digandeng kedua pria misterius itu. Dari mulai memasuki pintu gerbang aku mencium bau yang aneh, yaitu mulai bau amis darah, nanah dan daging yang terpanggang.
Aku merasa melewati jembatan berbatu diikuti samping kanan kirinya adalah jurang. Jurang terjal berangin api yang muncul dari setiap celahnya batuan dan tanah dibawah, jelas angin panas itu mengucurkan keringat sehingga keringat ini mengalir dengan sendirinya. Sampai ditengah perjalanan kami, aku dihentikan oleh pemandangan yang mengerikan. Aku masih dipegang oleh kedua pria tersebut dan langkahku dihentikan, mereka seketika sudah ada ditempat itu.
“Lihatlah wahai manusia” kata pria disampingku.
“Inilah hasil dari yang kalian perbuat didunia,” katanya lagi.
Saat kepalaku menoleh kekanan, aku melihat manusia yang alat kelaminnya dipotong dengan tangannya sendiri bagi kaum prianya. Sedangkan kedua kakinya terikat rantai hitam nan panas,terlihat asap-asap putih dari rantai besi itu. Spontan pria itu menjerit kesakitan dengan lengkingan yang keras! tapi setelah terpotong, alat kelamin itu kembali lagi seperti semula dan pria itu mengulanginya lagi …dan lagi seakan kegiatan itu menjadi rutinitas abadinya.
Sedang yang wanita ditusuk dengan besi runcing dan panas dari tempat kewanitaannya tembus sampai kemulutnya, kejadian ini sama terus berulang seperti kaum pria tadi. Jika terlihat manusia-manusia ini sudah terlihat mati, mereka akan hidup kembali secara tiba-tiba seakan baru lahir kembali. Jeritan kesakitan mereka dan ketakutan mereka ditempat yang luas itu tidak ada yang menghiraukan sama sekali atau kasian kepada mereka.
Ya aku sendiri tak tahu apa nama tempat itu karena mereka berdua yang disampingku ini hanya meperlihatkan saja kepadaku tanpa memberitahuku tempat apa gerangan ini. Kulihat dan kudengar juga dibelakang mereka banyak manusia yang berteriak meronta ronta untuk meminta ampun kepada sang pencipta.
Disini jelas dari awal aku sendiri sangat takut kalau dimasukkan jadi bagian dari mereka, aku gemetar dan membayangkan betapa hebatnya rasa sakit itu yang tak pernah kubayangkan selama hidup didunia. Aku hanya diam dan takut, semakin lama memandangi pemandangan yang mengerikan ini.
Setelah itu aku diajak berjalan lagi sampai ketempat berikutnya, disini sama halnya dengan tempat yang kutemui. Sama – sama tempat yang mengerikan. Tempat para manusia yang dirantai tangan dan kakinya, manusia yang dipotong tangannya dan lidahnya! Untuk tubuhnya ditimbun plat besi seukuran badannya dengan plat besi kemerahan yang sangat panas. Mereka yang tempak kelelahan dan lapar terlihat minum cairan kuning yang tak lain adalah nanah, karena dari tempatku berdiri tercium bau amis dan arus. Sedang makanan mereka kulihat adalah buah berduri dari pohon yang tumbuh disamping mereka.
Tempat yang mengerikan, yang tak pernah kujumpai saat didunia. Tempat itu juga sangat panas meski dijalan yang kami lewati. Jalan berbatu yang membentang lurus dan ada beberapa yang berkelok dihadapanku, aku tatap jalan ini tiada ujungnya. Disini mereka berteriak tiap hari meminta ampun dan meminta pertolongan pada keluarga dan kerabat, tapi itu semua tidak ada jawaban. Mereka juga berteriak – teriak meminta ampunan dan pertolongan sang pencipta, tapi terlihat tidak ada perubahan pada diri mereka.
“Ini adalah muara dari semua kehidupan, muara dari berbagai zaman kalian” wahai manusia kata pria disamping kiriku.
Dalam hati aku hanya ingin pergi dan lari dengan cepat saja saat mereka berucap seperti itu, jelas aku tak akan kuat dengan siksaan yang mengerikan itu. Saat itu ari mataku mulai menetes sedih dan ketakutan sejadi-jadinya.
“Mari kita ketempat lain “kata pria disamping kananku
Akupun diajak pergi berjalan lagi, jalan yang terlihat sangat jauh tadi tak terasa hanya sekejap berganti dengan suasana yang berbeda. Aku menemui sebuah gerbang lagi, dari luar gerbang aroma wewangin tercium kuat. Perlahan kami memacu langkah kaki kami, tibalah kami disebuah tempat yang indah dan sangat luas. Tempat yang tak pernah kujumpai saat aku masih tinggal dibumi, mungkin karena aku orang desa atau kampungan sehingga melihat pemandangan itu sampai terheran-heran.
Sampai kami berhenti disuatu tempat, seperti pasar. Tapi tidak ada jual beli disana hanya manusia-manusia yang berpakaian indah betampang rupawan dan menawan. Mereka terlihat muda semua disini, tidak ada yang tua satupun. Wajah-wajah mereka dipenuhi cahaya, tatapan mata mereka sangat menyejukkan dihiasi senyum lembut penduduk disini. Aku sendiri sangat merasa nyaman dan betah tinggal disini, karena kulihat semua penduduk disini hanya bahagia dan suka cita. Tidak ada kesedihan dan penyiksaan seperti ditempat pertama yang kujumpai.
Aku dan kedua pria tadi melanjutkan perjalanan yang indah, di jalan yang putih bersih seakan melewati awan yang padat berisi. Sampai akhirnya langkah kami dihentikan oleh beberapa orang didepan kami. Disitu ada empat orang, satu orang yang pernah kukenal, satu lagi orang yang sangat istimewa dalam hidup dan keyakinanku. Untuk orang ketiga dan keempat aku tidak mengenal mereka. Ya guruku yang pernah mengajari banyak ilmu aku waktu didunia.
“Hai umatku berhentilah sejenak, kemarilah.” katanya
Aku bertiga mendekat dan menyalami mereka satu persatu, diiringi senyum keempat orang tadi bercampur perasaan bahagiaku yang tak bisa dilukiskan kata – kata lagi.
“Nak kamu sudah sejauh ini“ kata guruku sambil memandang kearahku
“Iya guru, saya juga tidak tahu kalau sudah seperti ini” jawabku
“Nak belum waktunya kamu kesini, memang itu adalah tempatmu suatu saat nanti.” Kata guruku yang mulai mendekat kepadaku
“Wahai umatku kembalilah, Memang benar apa yang diucapkan gurumu ini. Semoga kelak engkau bisa berkumpul dengan kami.” Kata pria rupawan dan bercahaya, yang memimpin keempat orang tadi.
“Jalanilah sisa hidupmu dengan imanmu, sesuai yang diajarkan oleh agamamu dan nabimu.” Kata pemimpin rombongan tersebut.
“Hai para penjaga antarkan kembali si Fulan ini!!!” Perintah pemimpin itu.
HCU (High care unit)!!!
Suasana tenang dihiasi dinginnya udara diruangan kala itu. Pertama kudengar suara tangisan lirih istriku di dadaku. Air mata yang membasahi baju khas pasien, baju yang sedang kupakai. Kuingat karena terakhir aku kalah dalam pertempuran aku banyak megeluarkan darah, kemungkinan merekalah yang sudah mengganti bajuku.
Pagi itu aku terbangun karena suara tangis lirih sang istri, istri yang setia sudah berada bersamaku dirumah sakit. Aku membuka pelan mata ini, pertama cahaya lampu mulai munusuk kornea mata yang lama terpejam ini. Ternyata benar aku sudah berada di salah satu ruangan dirumah sakit. Pertama kulihat tubuhku sudah bersih dan berpakaian ala pasien yang sedang koma, dan memandangi wajah istriku yang sembab penuh dengan air matanya. Tapi aku merasa didalam tubuh ini masih panas sekali, seakan tangan dan kuku leak malam itu masih menancap dalam tubuh ini.
“Mas….mas…..mas…huhuhuhuhu….” tangis pelan dan panggil istriku.
“Iya buk…” jawabku sambil membuka mataku pelan dan sangat berat.
“Ada apa ini buk, kok aku ada disini ?” Tanyaku.
“Panjang ceritanya pak” sahut istriku.
“Syukurlah pak, bapak sudah sadar” Kata istriku.
“Bapak sudah tidak sadar tiga hari disini pak” Jelas istriku.
Aku yang masih bingung dan mencoba mengingat saat kejadian terakhir aku bertempur melawan leak yang bersemayam di tubuh Anne. Dalam diamku pikiranku sesaat mencoba mengingat kejadian terakhir dan apa yang terjadi terhadapku.
“Sudahlah pak akhiri saja, membatu bule itu. Kalau ujung-ujungnya nyawa bapak yang akan jadi taruhannya” Kata istriku.
“Jangan buk, Kasian Anne sudah menderita selama ini. Seumpama bapak mundur buk, mereka juga akan bingung! Mau mencari kemana lagi, sedangkan Anne sendiri sudah yatim piatu buk” Jelasku.
“Ibuk tau kan anak yatim piatu adalah anak penghulu umat ini??? Anak nabi kita buk! Disini aku tak memandang kepercayaan, asal, ras, kaya atau miskinnya Anne. Aku akan tetap Membantu Anne Sepenuh hati bantu buk!” Jelasku lagi
“Sudahlah pak, kita masih punya anak kecil. Ibuk gak mau bapak tinggal! Apalagi bapak sudah dibuat kayak gini sama Leak mbak Anne” Keras kepala istriku.
“Buk, bapak janji akan coba sekali lagi, jika gagal. Bapak akan mundur!” Jawabku.
“Berilah bapak kesempatan terakhir untuk membantu mbak Anne, kasian mbak Anne buk!” jelasku.
Istriku hanya diam diiringi wajah cemberut dan jengkel sangat kepadaku. Karena aku sudah tidak bisa diingatkan lagi.
“Ya sudah, janji satu kali ini saja ya pak!” Pinta istriku.
Istriku memainkan tangannya dengan mengelus - elus dahiku, disertai siraman air mata yang menetes di pipinya. Suasana kami berdua di ruang HCU, karena ruangan ini hanya diperbolehkan satu orang dari keluarga untuk menjaga.
Waktu itu aku merasa badanku masih terasa panas terbakar, aku segera minta air putih kepada istriku. Aku minta air yang di beri beberapa buah dan daun untuk proses penyembuhan, hal yang tak masuk akal dalam dunia medis.
Beberapa saat istriku datang membawa air putih itu yang diisi beberapa daun dan buah seperti yang kuinginkan. Sesaat aku bacakan doa sendiri dan membasuhkannya ke sekujur tubuhku di bantu istriku, saat itu badanku kurasa masih sangat panas.
Untuk keadaan Tono, Andi, Anne serta bodyaguardnya aku sendiri belum tau. Saat itu aku sudah tak sadarkan diri selama tiga hari, bisa dikatakan koma, mati suri atau sekaratlah.
“Pak! Ibu tinggal pulang sebentar ya, disini juga ada joko tuh juga jagain mertuanya. Kalau ada apa-apa bisa minta tolong ke Joko atau susternya pak.” Terang istriku.
“Oh ya gak papa buk.” Jawabku
Setelah itu istriku meninggalkan aku sendiri di HCU, dan melihat beberapa pasien semuanya hanya ada satu orang disampingnya karena diruang ini hanya diperbolehkan satu orang yang jaga dari keluarga masing - masing. Aku berfikir ini kan serangan ghaib ngapain juga aku dibawa kemari. Toh nanti juga akan cepet sembuh kalau dikasih ramuan dan do’a-do’a. Mungkin kepanikan dan ketidak tahuan orang saat itu sehingga aku dibawa kerumah sakit ini.
“Pak sebentar lagi bapak akan dipindah keruangan rawat inap melati ya pak! Karena bapak sudah sadar dan membaik” Kata suster yang menghancurkan lamunanku dikamar HCU sendirian.
“Iya sus” Jawab singkatku.
“Maaf pak, keluarga bapak kemana ya? Kok saya panggil tidak ada yang datang?” tanyanya lagi.
“Istri saya barusan pulang sus” Jawab singkatku.
“Oh ya sudah nanti sambil nunggu istri bapak datang dulu ya sebelum pindah, sekalian mengurus administrasinya” Jelas suster cantik dengan berpakaian khas putih-putih.
Setelah suster itu pergi, aku yang sendiri bengong dan melamun lagi yang tak jelas. Masih memikirkan atas tindakan bodohku yaitu nekat lawan leak anne yang super duper itu, dan masih mengingat-ingat akan teka-teki dari mbah salman. Waktu masih diruang HCU aku merasakan tubuhku yang habis kubasuh dengan air tadi sudah mulai membaik, dan rasa panas dari dalam tubuhku juga mulai menurun.
“Mas umar !!!” sapa joko pelan yang sudah berdiri disampingku.
“Ohhh kamu Jok, lagi ngapain lu disini?” Tanyaku pelan dengan memandangi wajah kawan lama ini.
Mereka membawaku melewati Lorong gelap yang diujung tengahnya ada setitik cahaya, semakin mendekat semakin besar lingkaran cahaya itu. Sampai tibalah kami disuatu tempat yang luas, tempat yang lapang tak bertepi. Tanah tak bertepi itu hanya bermandikan sedikit cahaya merah dari langitnya tanpa matahari.
Sesaat aku mengamati dengan seksama tanah lapang yang sepi dan masih kosong, aku merasa takut sendiri. Sejenak kami ditanah lapang tak bertepi, aku di ajak berjalan ketempat lain, tempat yang berbeda dari tanah lapang ini. Sampai disini aku hanya diam dan mengikuti pegangan tangan mereka berdua.
Sampailah aku pada gerbang besar dengan dua pintu yang menjulang tinggi, aku melangkahkan kakiku kedalam tempat itu dan masih tetap digandeng kedua pria misterius itu. Dari mulai memasuki pintu gerbang aku mencium bau yang aneh, yaitu mulai bau amis darah, nanah dan daging yang terpanggang.
Aku merasa melewati jembatan berbatu diikuti samping kanan kirinya adalah jurang. Jurang terjal berangin api yang muncul dari setiap celahnya batuan dan tanah dibawah, jelas angin panas itu mengucurkan keringat sehingga keringat ini mengalir dengan sendirinya. Sampai ditengah perjalanan kami, aku dihentikan oleh pemandangan yang mengerikan. Aku masih dipegang oleh kedua pria tersebut dan langkahku dihentikan, mereka seketika sudah ada ditempat itu.
“Lihatlah wahai manusia” kata pria disampingku.
“Inilah hasil dari yang kalian perbuat didunia,” katanya lagi.
Saat kepalaku menoleh kekanan, aku melihat manusia yang alat kelaminnya dipotong dengan tangannya sendiri bagi kaum prianya. Sedangkan kedua kakinya terikat rantai hitam nan panas,terlihat asap-asap putih dari rantai besi itu. Spontan pria itu menjerit kesakitan dengan lengkingan yang keras! tapi setelah terpotong, alat kelamin itu kembali lagi seperti semula dan pria itu mengulanginya lagi …dan lagi seakan kegiatan itu menjadi rutinitas abadinya.
Sedang yang wanita ditusuk dengan besi runcing dan panas dari tempat kewanitaannya tembus sampai kemulutnya, kejadian ini sama terus berulang seperti kaum pria tadi. Jika terlihat manusia-manusia ini sudah terlihat mati, mereka akan hidup kembali secara tiba-tiba seakan baru lahir kembali. Jeritan kesakitan mereka dan ketakutan mereka ditempat yang luas itu tidak ada yang menghiraukan sama sekali atau kasian kepada mereka.
Ya aku sendiri tak tahu apa nama tempat itu karena mereka berdua yang disampingku ini hanya meperlihatkan saja kepadaku tanpa memberitahuku tempat apa gerangan ini. Kulihat dan kudengar juga dibelakang mereka banyak manusia yang berteriak meronta ronta untuk meminta ampun kepada sang pencipta.
Disini jelas dari awal aku sendiri sangat takut kalau dimasukkan jadi bagian dari mereka, aku gemetar dan membayangkan betapa hebatnya rasa sakit itu yang tak pernah kubayangkan selama hidup didunia. Aku hanya diam dan takut, semakin lama memandangi pemandangan yang mengerikan ini.
Setelah itu aku diajak berjalan lagi sampai ketempat berikutnya, disini sama halnya dengan tempat yang kutemui. Sama – sama tempat yang mengerikan. Tempat para manusia yang dirantai tangan dan kakinya, manusia yang dipotong tangannya dan lidahnya! Untuk tubuhnya ditimbun plat besi seukuran badannya dengan plat besi kemerahan yang sangat panas. Mereka yang tempak kelelahan dan lapar terlihat minum cairan kuning yang tak lain adalah nanah, karena dari tempatku berdiri tercium bau amis dan arus. Sedang makanan mereka kulihat adalah buah berduri dari pohon yang tumbuh disamping mereka.
Tempat yang mengerikan, yang tak pernah kujumpai saat didunia. Tempat itu juga sangat panas meski dijalan yang kami lewati. Jalan berbatu yang membentang lurus dan ada beberapa yang berkelok dihadapanku, aku tatap jalan ini tiada ujungnya. Disini mereka berteriak tiap hari meminta ampun dan meminta pertolongan pada keluarga dan kerabat, tapi itu semua tidak ada jawaban. Mereka juga berteriak – teriak meminta ampunan dan pertolongan sang pencipta, tapi terlihat tidak ada perubahan pada diri mereka.
“Ini adalah muara dari semua kehidupan, muara dari berbagai zaman kalian” wahai manusia kata pria disamping kiriku.
Dalam hati aku hanya ingin pergi dan lari dengan cepat saja saat mereka berucap seperti itu, jelas aku tak akan kuat dengan siksaan yang mengerikan itu. Saat itu ari mataku mulai menetes sedih dan ketakutan sejadi-jadinya.
“Mari kita ketempat lain “kata pria disamping kananku
Akupun diajak pergi berjalan lagi, jalan yang terlihat sangat jauh tadi tak terasa hanya sekejap berganti dengan suasana yang berbeda. Aku menemui sebuah gerbang lagi, dari luar gerbang aroma wewangin tercium kuat. Perlahan kami memacu langkah kaki kami, tibalah kami disebuah tempat yang indah dan sangat luas. Tempat yang tak pernah kujumpai saat aku masih tinggal dibumi, mungkin karena aku orang desa atau kampungan sehingga melihat pemandangan itu sampai terheran-heran.
Sampai kami berhenti disuatu tempat, seperti pasar. Tapi tidak ada jual beli disana hanya manusia-manusia yang berpakaian indah betampang rupawan dan menawan. Mereka terlihat muda semua disini, tidak ada yang tua satupun. Wajah-wajah mereka dipenuhi cahaya, tatapan mata mereka sangat menyejukkan dihiasi senyum lembut penduduk disini. Aku sendiri sangat merasa nyaman dan betah tinggal disini, karena kulihat semua penduduk disini hanya bahagia dan suka cita. Tidak ada kesedihan dan penyiksaan seperti ditempat pertama yang kujumpai.
Aku dan kedua pria tadi melanjutkan perjalanan yang indah, di jalan yang putih bersih seakan melewati awan yang padat berisi. Sampai akhirnya langkah kami dihentikan oleh beberapa orang didepan kami. Disitu ada empat orang, satu orang yang pernah kukenal, satu lagi orang yang sangat istimewa dalam hidup dan keyakinanku. Untuk orang ketiga dan keempat aku tidak mengenal mereka. Ya guruku yang pernah mengajari banyak ilmu aku waktu didunia.
“Hai umatku berhentilah sejenak, kemarilah.” katanya
Aku bertiga mendekat dan menyalami mereka satu persatu, diiringi senyum keempat orang tadi bercampur perasaan bahagiaku yang tak bisa dilukiskan kata – kata lagi.
“Nak kamu sudah sejauh ini“ kata guruku sambil memandang kearahku
“Iya guru, saya juga tidak tahu kalau sudah seperti ini” jawabku
“Nak belum waktunya kamu kesini, memang itu adalah tempatmu suatu saat nanti.” Kata guruku yang mulai mendekat kepadaku
“Wahai umatku kembalilah, Memang benar apa yang diucapkan gurumu ini. Semoga kelak engkau bisa berkumpul dengan kami.” Kata pria rupawan dan bercahaya, yang memimpin keempat orang tadi.
“Jalanilah sisa hidupmu dengan imanmu, sesuai yang diajarkan oleh agamamu dan nabimu.” Kata pemimpin rombongan tersebut.
“Hai para penjaga antarkan kembali si Fulan ini!!!” Perintah pemimpin itu.
***
HCU (High care unit)!!!
Suasana tenang dihiasi dinginnya udara diruangan kala itu. Pertama kudengar suara tangisan lirih istriku di dadaku. Air mata yang membasahi baju khas pasien, baju yang sedang kupakai. Kuingat karena terakhir aku kalah dalam pertempuran aku banyak megeluarkan darah, kemungkinan merekalah yang sudah mengganti bajuku.
Pagi itu aku terbangun karena suara tangis lirih sang istri, istri yang setia sudah berada bersamaku dirumah sakit. Aku membuka pelan mata ini, pertama cahaya lampu mulai munusuk kornea mata yang lama terpejam ini. Ternyata benar aku sudah berada di salah satu ruangan dirumah sakit. Pertama kulihat tubuhku sudah bersih dan berpakaian ala pasien yang sedang koma, dan memandangi wajah istriku yang sembab penuh dengan air matanya. Tapi aku merasa didalam tubuh ini masih panas sekali, seakan tangan dan kuku leak malam itu masih menancap dalam tubuh ini.
“Mas….mas…..mas…huhuhuhuhu….” tangis pelan dan panggil istriku.
“Iya buk…” jawabku sambil membuka mataku pelan dan sangat berat.
“Ada apa ini buk, kok aku ada disini ?” Tanyaku.
“Panjang ceritanya pak” sahut istriku.
“Syukurlah pak, bapak sudah sadar” Kata istriku.
“Bapak sudah tidak sadar tiga hari disini pak” Jelas istriku.
Aku yang masih bingung dan mencoba mengingat saat kejadian terakhir aku bertempur melawan leak yang bersemayam di tubuh Anne. Dalam diamku pikiranku sesaat mencoba mengingat kejadian terakhir dan apa yang terjadi terhadapku.
“Sudahlah pak akhiri saja, membatu bule itu. Kalau ujung-ujungnya nyawa bapak yang akan jadi taruhannya” Kata istriku.
“Jangan buk, Kasian Anne sudah menderita selama ini. Seumpama bapak mundur buk, mereka juga akan bingung! Mau mencari kemana lagi, sedangkan Anne sendiri sudah yatim piatu buk” Jelasku.
“Ibuk tau kan anak yatim piatu adalah anak penghulu umat ini??? Anak nabi kita buk! Disini aku tak memandang kepercayaan, asal, ras, kaya atau miskinnya Anne. Aku akan tetap Membantu Anne Sepenuh hati bantu buk!” Jelasku lagi
“Sudahlah pak, kita masih punya anak kecil. Ibuk gak mau bapak tinggal! Apalagi bapak sudah dibuat kayak gini sama Leak mbak Anne” Keras kepala istriku.
“Buk, bapak janji akan coba sekali lagi, jika gagal. Bapak akan mundur!” Jawabku.
“Berilah bapak kesempatan terakhir untuk membantu mbak Anne, kasian mbak Anne buk!” jelasku.
Istriku hanya diam diiringi wajah cemberut dan jengkel sangat kepadaku. Karena aku sudah tidak bisa diingatkan lagi.
“Ya sudah, janji satu kali ini saja ya pak!” Pinta istriku.
Istriku memainkan tangannya dengan mengelus - elus dahiku, disertai siraman air mata yang menetes di pipinya. Suasana kami berdua di ruang HCU, karena ruangan ini hanya diperbolehkan satu orang dari keluarga untuk menjaga.
Waktu itu aku merasa badanku masih terasa panas terbakar, aku segera minta air putih kepada istriku. Aku minta air yang di beri beberapa buah dan daun untuk proses penyembuhan, hal yang tak masuk akal dalam dunia medis.
Beberapa saat istriku datang membawa air putih itu yang diisi beberapa daun dan buah seperti yang kuinginkan. Sesaat aku bacakan doa sendiri dan membasuhkannya ke sekujur tubuhku di bantu istriku, saat itu badanku kurasa masih sangat panas.
Untuk keadaan Tono, Andi, Anne serta bodyaguardnya aku sendiri belum tau. Saat itu aku sudah tak sadarkan diri selama tiga hari, bisa dikatakan koma, mati suri atau sekaratlah.
“Pak! Ibu tinggal pulang sebentar ya, disini juga ada joko tuh juga jagain mertuanya. Kalau ada apa-apa bisa minta tolong ke Joko atau susternya pak.” Terang istriku.
“Oh ya gak papa buk.” Jawabku
Setelah itu istriku meninggalkan aku sendiri di HCU, dan melihat beberapa pasien semuanya hanya ada satu orang disampingnya karena diruang ini hanya diperbolehkan satu orang yang jaga dari keluarga masing - masing. Aku berfikir ini kan serangan ghaib ngapain juga aku dibawa kemari. Toh nanti juga akan cepet sembuh kalau dikasih ramuan dan do’a-do’a. Mungkin kepanikan dan ketidak tahuan orang saat itu sehingga aku dibawa kerumah sakit ini.
“Pak sebentar lagi bapak akan dipindah keruangan rawat inap melati ya pak! Karena bapak sudah sadar dan membaik” Kata suster yang menghancurkan lamunanku dikamar HCU sendirian.
“Iya sus” Jawab singkatku.
“Maaf pak, keluarga bapak kemana ya? Kok saya panggil tidak ada yang datang?” tanyanya lagi.
“Istri saya barusan pulang sus” Jawab singkatku.
“Oh ya sudah nanti sambil nunggu istri bapak datang dulu ya sebelum pindah, sekalian mengurus administrasinya” Jelas suster cantik dengan berpakaian khas putih-putih.
Setelah suster itu pergi, aku yang sendiri bengong dan melamun lagi yang tak jelas. Masih memikirkan atas tindakan bodohku yaitu nekat lawan leak anne yang super duper itu, dan masih mengingat-ingat akan teka-teki dari mbah salman. Waktu masih diruang HCU aku merasakan tubuhku yang habis kubasuh dengan air tadi sudah mulai membaik, dan rasa panas dari dalam tubuhku juga mulai menurun.
“Mas umar !!!” sapa joko pelan yang sudah berdiri disampingku.
“Ohhh kamu Jok, lagi ngapain lu disini?” Tanyaku pelan dengan memandangi wajah kawan lama ini.
Diubah oleh bayubiruuuu 06-12-2019 10:03
sampeuk dan 23 lainnya memberi reputasi
24