Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

PlayNowAvatar border
TS
PlayNow 
All About Air Purifier


Quote:


Thread ini menjadi tempat untuk berdiskusi dan sharing satu sama lain mengenai air purifier. Lebih dari sekadar tanya-jawab apalagi jualan. Semoga bermanfaat emoticon-Toast

(Updating...)
Diubah oleh PlayNow 30-01-2020 11:23
setper
baxxo
jiresh
jiresh dan 14 lainnya memberi reputasi
15
266.5K
4.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Home Appliance
Home ApplianceKASKUS Official
2.7KThread6KAnggota
Tampilkan semua post
ivandjawAvatar border
ivandjaw
#461
Quote:


Cari AP yang ada Carbon Filter gan dan juga untuk mengetahui keefektifan carbon filtration tersebut, bisa dicek dengan TVOC air quality monitor (seperti ini: https://www.kaiterra.com/en/laser-egg-chemical/).

Quote:

@easydollar: saya pecah satu per satu jawabannya ya gan, dan gpp agan punya opini yang berbeda, it's fine namanya jg kita berdiskusi, yang penting harus dipisahkan yg mana berupa opini dan fakta emoticon-Cendol (S)

Quote:


Ya gan, sensor AQI/PM2.5 yang bagus dan akurat harga tidak murah. Dan sebelum kita bicara lebih lanjut, saya bingung maksud agan sensor lubang angin / laser? Karena prinsip kerja pengukuran partikel di udara (aerosol particle sensor) yang dipakai oleh semua AQI sensor dari zaman dulu adalah menggunakan light scattering / light blocking dan biasanya menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Cuma bedanya dulu laser itu mahal banget sekarang sudah makin murah sehingga sudah ada consumer grade yang hasilnya cukup akurat (walaupun masih banyak di pasaran yang jual murah banget dan saat saya beli beberapa kemudian saya compare dengan consumer grade yang akurat, hasilnya lumayan jauh bedanya...) Prinsip dasar cara kerja aerosol particle counter dapat dibaca di sini: https://www.sciencedirect.com/topics...rticle-counter

Saya sudah bicara dengan pihak SMARTAIR dan pada dasarnya pada saat ini mereka tidak tertarik untuk include sensor AQI ke AP karena beberapa hal antara lain: (1) sensor yang akurat harganya masih relatif mahal dan kalo diinclude ke AP akan naikin harga sehingga tidak sesuai dengan filosofi produk kita yaitu memprovide the most effective and affordable air purifier to the public; (2) sensor AP tidak seharusnya ada di AP sendiri dan kalo digunakan untuk mengontrol AP ada banyak kekurangan dibandingkan kelebihannya, terutama yang paling penting pada kualitas udara yang agan hirup di ruangan. Karena kembali lagi, filosofi produk kita adalah kita strip AP to the bare bone dan hilangkan segala fitur / gimmick yang malah dapat mengganggu performance AP dalam memastikan udara yang agan hirup itu bersih.

Saya akan bahas ini lebih lanjut di bawah nanti sekalian saya jawab beberapa pertanyaan & komentar agan emoticon-Blue Guy Cendol (S)

Kalo ke depannya mereka pasang sensor di AP mereka gimana? Saya jawab di bagian bawah ya gan.

Quote:


betul gan sensor AQI tidak ada langsung built in di AP dan ada dijual terpisah (juga dari pabrikan yang berbeda). Kalo mau otomatis, memang harus beli sensor AQI yang bisa terhubung dengan smart home system (contoh: Google Home / Apple Smart Home / Amazon Alexa), tapi BUKAN dan TIDAK "harus beli yang bisa terhubung yang sesuai dengan AP" yang seperti agan bilang. Untuk mengontrol on/off AP tinggal beli smart plug yang compatible dengan salah satu smart home system yg agan pasang d rumah dan agan bisa program sendiri. Bahkan dengan AP yang agan punya sekarang pun bisa diprogram sendiri juga kalo agan punya AQI/PM2.5 monitor yang smart home compatible.

Quote:


Betul gan memang fluktuatif karena sumber penghasil pollutant udara di Jakarta mayoritas adalah dari kendaraan bermotor (biasanya dari pembakaran yang tidak sempurna (https://www.healthlinkbc.ca/healthli...ion-products), jadi partikel-partikelnya ada mulai dari NOX, SOX, CO, CO2, dan juga particulate matter (PM) yang lebih terkenalnya kita sebut PM10 atau PM2.5 atau PM0.1 di sini (biasanya terdiri dari semua bahan kimia yg ada di dalam bahan bakar, mulai dari soot, timbal, arsenic, dll)

Kalo boleh saya koreksi sedikit ya gan: semua polutan di udara itu mengikuti arah angin dan bisa diprediksi secara numerical menggunakan prinsip computational fluid dynamics berdasarkan Navier Stokes Equation (seperti mereka prediksi kemana arah awan hujan atau prediksi kalo terjadi kebakaran hutan, daerah mana yg bakalan kena imbas asapnya, bisa baca: https://en.wikipedia.org/wiki/Atmosp...ion_modeling), jadi kalo agan generally bilang Eropa atau Jepang itu moderat itu juga kurang tepat. Semuanya sama tidak pandang di Indonesia / di Amerika / di Jepang / di Eropa / di Australia.

Dan betul, kecuali kamar kita betul2 kedap angin, maka udara dari luar pasti bisa masuk melalui celah jendela, pintu dll sehingga konsentrasi PM2.5 berfluktuasi. Namun kalo agan nyalain AP di ruangan agan pada rate CADR yang sesuai dengan luas ruangan tersebut (kecepatan anginnya tidak naik turun tanpa dasar yang pasti), maka kadar AQI di ruangan anda harusnya turun dan bisa cukup stabil pada keadaan steady state (ini bisa di model dengan komputer, lagi2 melalui computational fluid dynamics) tapi ya kita juga ga perlu sampe segitunya, yang penting kapasitas CADR AP agan sudah sesuai dengan luas ruangan agan dan flow rate angin yang masuk dari luar tidak lebih dari CADR.

Kalo agan bilang naik dari 10 ke 80 tanpa ada apa2, alternatifnya ada 2 gan: (1) mungkin ada yg buka jendela/pintu atau ada yg lagi nyapu atau agan pake AP yg ada ionizernya trus tiba2 ada yg duduk d sofa / ranjang dekat sensor PM2.5 agan, atau (2) sensor agan tidak akurat atau mungkin ada something wrong, karena kenaikan PM2.5 pada kondisi yang stabil (kecuali pada case #1 yg saya sebutkan) harusnya tidak sedrastis itu.

Quote:


Ada beberapa kalimat di sini berupa opini agan dan kalo boleh izinkan saya untuk meluruskan beberapa pengertian agan ya emoticon-Cendol (S)

AP naik turunkan kecepatan fan berdasarkan sensor yg ada di AP sendiri sesuai dgn yg agan bilang. Consider kasus seperti ini:


Budi baru beli AP dan seperti kebanyakan orang, beliau pasang AP di deket lemari baju / di salah satu sisi ruangan dan tidak persis bersebelahan dengan ranjang karena pertimbangannya "masa saya tidur sebelah AP? Kalo pas tiba2 kipasnya nyala saya/istri keganggu tidurnya?" Let's first assume kamar Budi cukup kedap udara, sehingga udara luar hanya bisa masuk dari celah pintu / jendela saja dan posisi pintu / jendela sumber polusi udara tertutup rapat.

Let's also assume for this case, sensor PM2.5 si AP yang dibeli Budi cukup akurat dan bisa dipercaya. Menurut pemikiran agan, sensor PM2.5 di AP akan mendeteksi kalo kualitas udara jelek sehingga kecepatan kipas AP akan naik turun sesuai kebutuhan. Dengan pengertian seperti ini, si Budi merasa tenang karena dia pikir udara yg dia hirup akan selalu bersih dimanapun di dalam kamar tersebut. Namun sayangnya kenyataannya tidak demikian karena udara di dalam kamar tidak 100% merata. Sehingga misalnya sensor PM2.5 di AP bilang udara sudah bagus, mungkin di sekitar AP tersebut memang sudah bagus (karena dekat dengan udara yang sudah difilter), tapi apakah ada jaminan di atas tempat tidur tempat Budi tidur udaranya akan sama dengan si AP? Oke misalkan AP menyemburkan udara ke atas atau k depan dan sensor PM2.5 si AP ini ambil udara dari bawah atau dari sisi belakanmg dengan arah angin bersih si AP. Pertanyaan yg sama dapat ditanyakan kembali. Lalu cara mengetahuinya gimana? Paling mudah adalah pasang sensor PM2.5 di dekat ranjang (mungkin taro di meja kecil sebelah ranjang) lalu bisa dimonitor apakah konsentrasi PM2.5 di situ naik / turun dan apakah kecepatan fan menyesuaikan. Kalo memang sudah menyesuaikan, that's great! Berarti AP yang Budi beli ini memang sudah bagus & solid. Tapi kalo nilai PM2.5 di sebelah ranjang masih tinggi tapi si AP tiba2 nyala / mati otomatis atau naik/turunin kecepatan fan sendiri? Kalo saya jadi Budi, saya akan bertanya apakah AP ini berfungsi sebagaimana mustinya? Apalagi waktu yg dibutuhkan oleh partculate matter di udara untuk settle / mengendap itu sangat lama (baca: https://www.cdc.gov/niosh/topics/aer...osol_101.pdf), partikel berukuran 3um butuh waktu sekitar 1.5 jam untuk bisa jatuh dari ketinggian 1.5m di udara, bahkan partikel 1um butuh waktu sekitar 12 jam.

Scenario di atas kita asumsi sensor PM2.5 si AP akurat, kenyataannya banyak sekali sensor PM2.5 di AP yg tidak akurat (silahkan baca: https://smartairfilters.com/en/blog/...rol-purifier/) dan dampaknya lebih gawat.

Intinya AP bisa naik turunin kecepatan / nyalain matiin secara otomatis itu biasanya diprogram berdasarkan sesuatu (umumnya berdasarkan sensor PM2.5 atau berdasarkan timer, atau berdasarkan faktor lainnya). Kalo trigger switch tersebut akurat, maka fungsinya baik. Tapi pertanyaannya kalo tidak akurat dan tidak merepresentasikan kualitas udara di ruangan yang anda hirup? Balik lg pertanyaan paling utama, tujuan seseorang beli Air Purifier itu untuk apa??

Sensor PM2.5 itu penting, yang saya bilang gimmick adalah kalo sensor tidak akurat dan auto on/off atau auto high/low mode tidak berdasarkan data yang akurat. Malah lebih gawat kalo agan merasa AP agan naik turun fan sesuai dengan kualitas udara tapi udara yang agan hirup sebenarnya malah tidak sebersih yang agan pikir emoticon-Smilie

Keadaan ini sudah pernah ditest, bisa baca artikel berikut: https://smartairfilters.com/en/blog/...ers-auto-mode/

Quote:


Saya setuju, tapi yang saya lihat ke depannya produsen AP akan jual sensor udara yang tidak diletakkan di AP itu sendiri, tapi berupa sensor external yang diletakkan di tempat yang agan mau pakai sebagai acuan dan akan terkoneksi secara wireless / wired.

Tapi pertanyaannya sekarang kalo AP seperti itu harganya belasan juta dan agan bisa dapatkan AP yang bagus harga 800rb-2jt + sensor terpisah yang bisa terhubung k smarthome 2.5jtan + smart plug 200rb, kenapa musti beli yg harga belasan juta?

Atau kalo engga mau pake fitur auto on/off, ya pake data empirical yang tersedia saja (misalkan di ruangan 15 m2, AQI bisa turun dari 155 ke 50 dalam waktu 30 menit pada kecepatan fan 3, jadi agan tinggal nyalakan fan #3 selama 30 menit saat agan pulang k rumah, lalu tinggal turunin fan ke 1 saja untuk maintain kualitas udara di ruangan agan, kecuali misalnya selama di dalam agan ada buka pintu / tutup pintu, maka tinggal kencengin lagi selama 15-20 menit, lalu kecilkan lagi secara manual).

Quote:


Hehe, oke gan saya pikir pas agan bilang:
Quote:

itu agan sedang merefer ke produk water filter saya yang saya bilang sebelumnya sudah 20 tahun ada di Indonesia. Jadi ya memang saya pikir mungkin air di rumah agan sudah bagus makanya tidak pakai water filter (which is a very good thing, tidak semua orang seberuntung agan), tapi kalo yg air di rumahnya jelek atau restoran/kafe/bakery/bubble tea, mereka sih wajib pake water filter untuk memastikan airnya tetap bersih dimanapun toko mereka berada. Kalo memang agan sedang tidak merefer itu ya gpp, mungkin saya yg salah baca.

Anyway, let's go back to topic:

Maksud saya gimmick adalah fitur-fitur yang misleading dan tidak berefek langsung terhadap kebersihan udara yang anda hirup, beberapa contoh:
1. Ionizer --> ionizer atau ion negatif itu tidak menghilangkan PM2.5 tapi hanya mengikat PM2.5 kemudian dia akan nempel di permukaan. Misal AP berionizer ini dipasang di ruang tamu, maka particulate matter tersebut akan nempel di sofa, gorden/tirai, tembok, lemari, dll. Saat ada orang datang dan duduk di sofa / buka gorden, maka debu tersebut akan beterbangan lagi. Dan juga, ion negatif di udara akan menghasilkan Ozone (O3) di udara dan Ozone tidak baik untuk kesehatan (https://www.epa.gov/indoor-air-quali...#ozone-health) Misalkan kita asumsi, gpp dengan Ozone, toh saat AP nyala kita ga di ruangan dan saat saya masuk k ruangan, fungsi ionizer dimatikan saja. Pertanyaannya, CADR AP agan di berapa? Umumnya AP yang memiliki fungsi ionizer atau AP lainnya yg tidak efektif, mereka tidak mau tampilkan CADR mereka karena nilainya rendah. Kenapa? Karena CADR inilah salah satu parameter standard yang dipakai untuk compare performance AP yang 1 ke AP yg lain.

2. Sensor PM2.5 --> sudah dijabarkan di atas

3. Anti bakteri --> ada UV untuk bunuh bakteri. Yes, UV benar bisa bunuh bakteri tapi untuk contact time (waktu kontak) antara udara dan UV di AP anda, itu tidak cukup lama untuk bisa bunuh bakteri.

4. Filter AP saya ada yg 5 tahap, ada yg 6 tahap, ada yg 7 tahap. Kamu punya cuma 1 tahap? Yang bener loo??
--> Saya memang memiliki education background tapi saya yakin kalo orang yg memiliki pemikiran kritis pasti akan berpikir: kenapa harus sebanyak itu? dan kenapa harganya mahal banget? Saya juga memiliki pertanyaan yang sama saat sebelum saya decide untuk terjun ke industri AP, sehingga saya juga melakukan my own research dan saya menemukan bahwa prinsip dasar filter udara itu SANGAT SIMPLE yaitu hanya butuh KIPAS dan FILTER (HEPA) untuk menyaring particulate matter (PM) dan karbon untuk menyerap TVOC. Tapi kenapa pabrikan jual mahal banget sementara sebenarnya prinsipnya simple dan harganya harusnya bisa lebih murah? Mungkin ada yg salah dari prinsip berpikir saya? Jadi saya test prinsip dasar kita yaitu kita taro kipas dan filter di depannya (PURETREX Turbine Fan TF-1050H) and you know what? IT WORKS!! PM2.5 turun drastis dan ada tidak butuh AP yang harganya 2-3x atau bahkan 10x lipat untuk mendapatkan udara yang bersih di ruangan anda.



Kesimpulannya: agan butuh air purifier tapi beli yg mana? Ya disesuaikan dengan budget.

Kalo agan butuh fungsi saja, ada kok yang memang secara estetika ga menarik2 bgt tapi berfungsi dan harga sangat terjangkau.

Tapi kalo memang budget agan lebih, ada koq yang berfungsi + estetika bagus, tapi itu pun tetap harganya tidak semahal AP lain di pasaran yang fungsi & performancenya belom jelas emoticon-Smilie

Sekian, terima kasih agan2 sekalian


Diubah oleh ivandjaw 14-11-2019 05:43
ATREYU.3D
zharki
icecool87
icecool87 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.