boleh gan, kita test sama2 juga boleh supaya reviewnya lebih objektif saya ada kirim PM ya gan, mohon dibaca & direply



Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:

1. Kualitas udara
- Kalo misal masuk ke dalam ruangan yg jendela terbuka dan posisi dalam equilibrium dengan udara luar, maka idealnya dinyalakan dengan kencang (CADR tertinggi, tapi jangan lupa tutup jendela & pintu ya) sampai kualitas udara (bisa pake AQI/PM2.5 concentration) mencapai kualitas yang dikehendaki. Lalu setelah sampai di kualitas yang dikehendaki boleh dikecilkan, atau bisa juga pakai sensor AQI/PM2.5 yang terhubung dengan smart home sehingga bisa diprogram misalnya kalo AQI naik > 40, maka AP otomatis akan menyala, lalu kalo AQI < 20 maka AP akan otomatis mati
- Kalo ga ada AQI/PM2.5 monitor gimana? Bisa juga berdasarkan data secara empirical hasil testing / evaluasi. Contoh: saya sudah test performance AP saya untuk di ruangan seluas 15 m2 saat sebelum dinyalakan kualitas udaranya adalah sbb: AQI=155, PM2.5 = 64 ug/m3. Setelah pintu dan jendela ditutup, saya nyalakan fan paling kencang dan saya log data AQI/PM2.5 vs Time. Untuk salah satu produk yang saya test, pada speed fan 3 (paling kencang): dalam waktu 28 menit AQI akan turun ke 50 dan dalam waktu kurang dari 1 jam, AQI akan turun ke 4 (cek Figure). Lalu untuk speed fan 2 (medium), dibutuhkan waktu 38 menit untuk turun ke AQI 50 dan waktu kurang dari 1 jam untuk turun ke 4.
- Untuk ruangan lebih besar gimana? Tinggal ekstrapolasi saja, misal kalo fan speed 3 ruangan 25 m2 butuh 40 menit untuk AQI turun dari 150an ke 50, berarti tinggal disesuaikan kira2.
Ini semua ada rumus secara teorinya tapi ya paling gampang langsung ditest aja dan dilog datanya.

2. Tingkat kebisingan (noise level)
Kipas kalo menyala kencang otomatis pasti akan lebih bising, jadi tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan user masing2. Misal saat dia pulang kantor dan mau bersihkan udara di kamar sementara kita lagi mandi & makan malam, maka bisa nyalakan fan speed tertinggi di dalam kamar selama 1 jam, nanti kalo sudah masuk kamar dan mau beraktivitas / tidur di kamar, maka kemudian bisa diturunkan speednya menyesuaikan dengan toleransi masing2 terhadap kebisingan kipas.

Jadi intinya tinggal disesuaikan dan agan tinggal ambil sweet spot antara noise level, ukuran ruangan & kualitas udara yang dikehendaki

Notes: pemakaian sensor PM2.5 kalo bisa jangan yg ada pada AP sendiri ya gan, kenapa? Karena kalo ada pada APnya ya hasilnya akan skewed dan tidak objektif karena udara sekitar AP ya pasti paling bersih sementara bagian yg jauh dari AP udaranya belom tentu sudah bersih. Ini akan lebih parah kalo APnya ada sistem auto on/off karena tanpa agan sadari, mungkin APnya akan otomatis mati sendiri karena merasa kondisi udara sudah bersih padahal mungkin sekitar AP sudah bersih tapi di sudut ruangan lain belom sebersih itu.