Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2

Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.


AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS


SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK


Spoiler for INDEX SEASON 2:


Spoiler for Anata:


Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:


Spoiler for Peraturan:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:31
totok.chantenkAvatar border
al.galauwiAvatar border
nacity.ts586Avatar border
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
292K
4.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1956
Datang Lagi Ke Sekolah
Seminggu lagi Dee bakalan pulang dari Bangka, tapi dia mau menetap dulu di Padang sementara. Sekalian lepas kangen sama orangtuanya. Yaudah nggak apa-apa juga. Dia kan nggak pernah pulang kecuali lebaran.

Gue dan Nurul kebetulan lagi dateng ke sekolah gue buat nengokin ekskul paskibra. Ara minta di video call pas saat gue sampai disekolah nanti. Kebetulan gue dan Nurul udah lama nggak dateng kesekolahan. Pada hari minggu akan diadakan LKBB (Lomba Keterampilan Baris Berbaris) dimana paskib sekolah gue ikut ambil bagian.

“Kang, gue udah siap. Ayo.”

“Yaudah ayo aja gue mah. Yakin nih nggak ada yang ketinggalan lagi?”

“Iya, aman udah. Eh btw makasih ya kang udah jemput gue di rumah.”

“Haha iya sama-sama. Abis rumah lo jauh banget. Daripada lo jalan kaki ntar betis lo kayak pemain bola, mending gue jemput. Hehe.”

“Hahaha. Kaki gue mah nggak akan segede gitu. Guenya imut gini kan kang. Haha.”

“Yaudah buruan naik lo. haha.”

Gue akhirnya memutuskan untuk membawa motor lama gue kekostan. Biar lebih mudah, walaupun gue sebenernya lebih senang naik angkutan umum sih. Motor bebek ini masih tokcer banget ternyata mesinnya walaupun keluaran lama. Udah sekitar delapan tahunan lah ini motor umurnya.

Sekarang gue dan Nurul boncengan naik motor dari rumahnya menuju ke sekolahan gue. Saat perjalanan menuju ke sekolah, motor gue dipepet sama sebuah mobil sedan. Mewah. Tapi nggak tau aturan. Dari dalam ternyata keluar Keket. Gue sempat takjub anak ini uda bisa bawa mobil sendiri.

Spoiler for Mulustrasi Keket :


“Hai Ja. Lain lagi nih?” tanya Keket sambil membuka kacamata hitamnya.

“Ngapain kamu? Mau lain mau sama, bukan urusan kamu lagi. Eh asal kamu tau ya, kamu hampir nyelakain aku tadi Ket.” Kata gue.

“Siapa kang?” Nurul berbisik.

“Mantan gue.” kata gue ke Nurul tanpa menengok ke dia.

“Yang akan kembali lagi sama kamu sebentar lagi.” Ujar Keket angkuh.

“Nggak usah ngarep Ket. Kamu udahlah ya, nggak usah sok-sokan kayak gini. Kamu mau apa? Neror lagi? Setelah Dee kemudian Feni, sekarang kamu mau libatin dia juga?” kata gue menunjuk ke Nurul.

“Haha. Siapapun yang berani ngehalangin aku, aku akan ladenin Ja. Demi kamu.”

Disini Keket udah bener-bener kayak super villain wanita di kamen rider. Gue sebagai pecinta berat kamen rider sempat ngebayangin cewek yang didepan gue sekarang ini kayak musuhnya Kamen Rider The Next, Chainsaw Lizard.

Pakai jaket berbahan spandex hitam, ngetat dari atas sampai bawah, terus depannya pakai retsleting yang kalau di adegan bokep bisa langsung dibuka aja. Haha. Tapi nggak, disini Keket hanya bersifat super villain, pakaiannya normal. Dia juga udah nggak kerudungan lagi.

kaskus-imageChainsaw Lizard di film Kamen Rider The Next


“Gila kamu ya. udah nggak usah mainan kayak gini. Inget nggak kamu dulu yang aku berantem sama Rama di Lembang aku bilang apa? Hidup aku udah kayak sinetron. Nah sekarang kamu bikin hidup aku makin kayak sinetron lagi Ket dengan ulah kekanakan kamu ini. Norak Ket.”

“Aku akan lakuin apapun Ja. senorak apapun itu. Yang penting aku bisa balik lagi ke kamu.”

Dia berjalan mendekat ke gue dan Nurul. Nurul yang berada dibelakang gue jelas minder, didepannya ada cewek semampai yang tingginya 172 cm, muka indo berasa artis sinetron, beda banget sama dia yang kecil mungil kayak Ara, udah gitu dia selalu bilang kalau rumahnya di kampung. Emang sih masuk kampung, tapi dia nggak kampungan sama sekali. Gue melihat justru Keket lah yang kampungan.

“Kamu juga ngapain deket-deket sama Ija? Dia udah punya cewek kamu tau?” kata Keket galak ke Nurul.

“Iya, saya tau teh.” Kata Nurul, kebawa logat junior ke senior ala paskibra.

“Terus kalau kamu tau udah punya, kenapa masih nempeeeeel aja terus kayak gitu? Kayak nggak punya harga diri kamu.”hina Keket.

“Heh! Cukup udah Ket. Kamu apaan sih ini? Kenapa pakai ngehina orang segala? Gila ya kamu? Oh kamu mau narik perhatian aku gini caranya? Yang ada aku malah makin benci sama kamu. Aku nggak akan pernah cinta lagi sama orang freak kaya kamu. Apa sih yang ngerusak otak kamu? Hah?!” kata gue membentak dia.

Nurul terdengar sesenggukan dan kemudian menangis. Dia menangis dibalik punggung gue. Gue dalam situasi yang sangat nggak enak, mana dipinggir jalan rame banget lagi. Orang ada yang udah kepo ke kami saat itu.

“Kamu stop semua ini. Karena sampai kapanpun aku nggak akan mau balikan sama kamu. Even kamu udah cerai dari Shega sekalipun. Makan aja itu harta, makan aja itu cinta. Udah jadi bangs*t banget kamu sekarang Ket!” kata gue emosi berat.

“Jangan ngomong kayak gitu Ja. kamu nanti bakalan kualat.”

“MAU KAMU APA LAGI SIH? HAH? DULU KAMU UDAH NGEHABISIN AKU SEHABIS-HABISNYA SAMPAI SUSAH BANGKIT LAGI. SEKARANG APA? KAMU DATANG LAGI DISAAT AKU UDAH TENANG DAN DENGAN KEHIDUPAN AKU SEKARANG. KAMU NGANCURIN AKU LAGI? NGGAK PUAS KAMU UDAH NINGGALIN AKU DULU? NGGAK PUAS KAMU UDAH BIKIN HANCUR SEMUA YANG KITA CITA-CITAKAN DULU? ANJ*NG KET. ANJ*G BANGET INI SEMUA ASLI KET. AAAAH T*I!!!!! Ane makin jerit-jerit emosi.

“AKU LAKUIN SEMUA KARENA AKU TAU CINTA SEJATI AKU CUMA KAMU!” Keket nggak kalah emosi.

“Alah t*i anj*ng semuanya Ket. Bullsh*t sama cinta kamu. Kamu mau nawarin kayak gini lagi itu udah nggak ada gunanya lagi. Bawa aja cinta kamu jauh-jauh, kalau perlu bawa aja sampe kekuburan kamu sendiri sekalian.”

“Kang kok lo kasar banget sih ngomongnya?” kata Nurul.

“Biarin aja, cewek ini perlu dikasarin emang. Jadi cewek kayak nggak tau diuntung aja.” Kata gue sambil menunjuk muka Keket.

“Tega ya kamu Ja.”

“Iya, emang gue tega. Mau apa lo?” kata gue.

“Aku mau cinta kamu kembali.”

“Nggak bisa dikata. Kamu itu salah satu orang yang paling cerdas yang pernah aku kenal Ket. Tapi mendeskripsiin kata nggak bisa, kamu gagal. Tol*l banget otak kamu sekarang Ket.”

“Iya, emang aku jadi tol*l, karena kamu. Aku beg*, karena kamu. Aku jadi kayak orang gila gini, ya karena kamu. Aku pusing mikirin gimana caranya bisa bersama kamu lagi sayang.”

“Nggak usah nyebut-nyebut sayang Ket. Jijik aku dengernya.”

“Ja, aku minggu depan udah resmi cerai sama Mas Shega. Kamu senang kan pasti?”

“Aku bodo amat kan dikata Ket. Mau kamu cerai kek, mau kamu nyebur kelaut kek, aku bodo amat.”

“Kang. Ih, jangan kasar….”

“Diem lo, Ul! Lo nggak tau urusan gue sama dia nggak usah ikutan ngomong.” Kata gue membentak Nurul.

“Sekarang kamu balik ke mobil mewah kamu itu, dan nggak usah nampakin diri lagi depan aku. Aku tadinya udah mau terima kamu lagi sebagai teman dekat. Tapi nyatanya kamu malah nggak karuan gini sikapnya. Pake segala ngirim-ngirim chat teror kampungan kayak gitu. Norak banget Ket.”

“Aku akan tetep ngejar kamu.”

“Terserah. Kalau mau ada urusan langsung ke aku, nggak usah keorang-orang disekitar aku. Ngerti kamu?”

“Berarti aku bisa langsung ke kostan kamu kalau mau ngobrol?”

“Terserah aja Ket.”

Gue muak dengan kelakuannya. Gue nggak melihat lagi keket yang sama setelah momen ini. Keket berasa kayak penjahat aja ini dihidup gue yang harus gue hindari, atau mentok-mentoknya ya gue lawan.

Benar kata Feni, dia harus dihadapi. Mungkin nanti pas ada momen dia nyamperin gue, gue akan ngomong baik-baik supaya berhenti ngeganggu gue.

Perjalanan gue dan Nurul kemudian berlanjut ke sekolah. Gue selalu melihat spion belakang kalau-kalau mobil Keket yang udah gue hafalin nomor polisinya itu ngikutin gue lagi dari belakang. Ternyata nggak. Gue sampai dengan aman di sekolah.

Disana sudah ada beberapa alumni. Gue mutar menyalami para alumni, kebetulan gue alumni yang paling senior diantara alumni yang datang. Tapi gue nggak sungkan untuk nyamperin junior-junior gue yang sekarang berstatus sama, sama-sama alumni. Setelah bersalaman dengan sesama alumni, giliran anak-anak senior dua dan tiga menghampiri gue, lalu bergantian salaman.

Gue kemudian bergabung dengan alumni-alumni lainnya. Sedikit heboh pastinya. Karena gue datang bareng sama Nurul. Kami nggak pernah keliatan dekat banget walaupun kalau ketemu pasti gue ngecengin si Nurul.

Dengan pemandangan seperti ini otomatis adik-adik kelas gue ini jadi bertanya-tanya dan berasumsi. Tapi takut nanya langsung ke gue. Hehe. Gue pura-pura aja nggak denger udah. Gue pun membuka video call yang entah gimana kualitasnya pas ditangkap di tempat Ara.

“Ul, ini mah nggak bakalan menang kita. Lomba udah tinggal 3 hari lagi tapi masih kacau gini gerakannya.”

“Diriin aja seniornya kang. Hehe.”

“Rencananya gitu sih, coba lo tanya sama alumni lain, kalau abis ini gue diriin senior dua dan tiganya, pada mau ikutan bantuin gue nggak?”

“Sebentar gue tanyain dulu ya kang.”

Nurul kemudian beranjak dari samping gue duduk dan nyamperin alumni lain, banyakan yang datang itu kebetulan itu adalah angkatan Nurul. Begitu dia selesai, dia Cuma ngode dengan jari tangan membentuk huruf o. Yang tandanya semua oke.

Gue melanjutkan video call dengan Ara.

Quote:


“Diriin” adalah suatu kata horor ketika para alumni akan mengecek atau mengevaluasi kinerja para juniornya yang sudah menjadi senior di sekolah. Intinya menanyakan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di lapangan. Kenapa hal tersebut bisa terjadi. Dan kenapa juga kok pasukannya bisa begitu gerakannya, alias nggak kompak-kompak.

Caranya adalah senior-senior ini dimasukkan ke dalam sebuah kelas dan kemudian berdiri bershaf membelakangi papan tulis menghadap ke bangku-bangku kelas yang biasanya sudah di tempati para alumni atau senior diatasnya lagi. Kemudian sesi tanya jawab yang menjurus kepada interogasi dilaksanakan.

Gue nggak pernah akan menyalahkan atau memarahi junior kelas 10. Karena mereka itu nurut apa kata seniornya. Bagus nggaknya pasukan itu tergantung bagaimana arahan senior. Pun dalam memberikan perhatian ke tiap individu yang masuk dalam pasukan atau ke junior-junior adalah sesuatu yang penting karena mereka bisa nurut dengan mau kita dan paham apa yang kita arahkan ke mereka.

Makin kesini makin susah komunikasi kayak gini. Banyak yang miskomunikasi, plus lagi orang tua yang makin banyak ikut campur dalam mengurusi kegiatan ekskul anak-anaknya. Setelah bertahun-tahun gue teliti, ternyata banyak dari junior yang beralasan latian paskib ke ortunya, padahal nggak pernah hadir. Kemudian ortu bertanya ke senior-senior yang nggak tau menau keberadaan juniornya.

Pada akhirnya terjadi miskom, ujungnya adalah pelarangan anaknya berkegiatan apapun, terutama paskib yang di mindset ortu masa kini itu ekskul kolot, menguras tenaga, bikin kulit kusam dan paling parahnya, menganggu pelajaran karena latiannya seringkali sampai malam.

Padahal latian sampai habis magrib itu hanya ketika akan mengikuti lomba. Kalau latian rutin hanya sampai jam 17.00 sore. Nah ini juga yang seringkali jadi alasan anak-anak untuk berbohong. Bilang latian sampai malam, padahal latian sudah selesai jam 17.00 , sisanya mereka entah kemana.

Momen ngediriin para senior ini pun berlangsung sekitar satu jam. Disana kebanyakan interogasi berujung ngomel-ngomelin para senior mengenai metode pelatihan yang nggak jelas jadi sebab utamanya. Dan gue pun akhirnya bisa menyimpulkan kalau ini fix salah metode, makanya potensi terbaik anak-anak juniornya jadi nggak maksimal.

Sekolah gue adalah sekolah terbaik di kota gue saat itu. Jadi nggak ada alasan buat para muridnya menjadi orang yang lelet atau nggak mau dibilang bloon dalam menyerap informasi yang ada. Masuk ke sekolah gue aja susah karena seleksi nilainya ketat banget dan berebutan selalu.

Ketika metodenya salah, nah itulah yang fatal. Itu yang terjadi di tim sekolah gue saat itu. Jadi saat itu gue hanya bilang pasrah aja, karena dalam tiga hari nggak mungkin merubah skema. Gue hanya berpesan, kalau kalah jangan ngambek, jangan nangis, dan tetap semangat.

Sehabis itu gue dan Nurul balik duluan.

“Ul, kesitu yuk sebentar.” Gue menunjuk kelas dipojokan yang kosong.

“Ngapain kang? Serem ah udah magrib gini.”

You know lah.Hehe.”
“Haha gile lo kang. Di mobil tempo hari nggak cukup?”

“Biar beda sensasinya Ul.”

“Cepetan tapi yak, gue takut kang. Hehe.”

Gue dan Nurul sebelumnya udah berhasil main diparkiran mall kota gue pada suatu sore. Kala itu gue membawa mobil yang kacanya kebetulan gelap, mobilnya tinggi dan parkirannya nggak banyak cahaya. Haha. Gue bermain dibagian belakang mobil, seat paling belakang.

Nggak banyak terlihat bagaimana bentuk tubuh Nurul. Tapi yang jelas gunung kembarnya sangat kencang. Cukup besar juga kayaknya ukurannya. Nggak nyangka aja anak semungil itu ternyata bemper depannya yahud. Hehe.

Spoiler for Mulustrasi Nurul:


Sekarang sensasi didalam kelas gelap pun gue lakonin sama Nurul. Buat have fun dan memang Nurul juga menyukainya. Sebelum ini, dia sempat menyatakan kalau dia sayang dengan gue. Guenya? Sedikit doang. Karena fokus gue hanya ke Dee.

Setelah sekitar dua ronde, gue pun bersama Nurul keluar dari kelas pojokan yang gelap. Ternyata masih ada beberapa alumni yang masih mengobrol didekat pos jaga depan. Gue dan Nurul sok cool aja dulu. Kami pun menaiki motor dan melesat keluar. Gue antar kembali Nurul pulang sampai dirumahnya.

((Dreet..dreet..dreet))

DEE CALL

Quote:


Diubah oleh yanagi92055 11-11-2019 22:45
sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 26 lainnya memberi reputasi
27
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.