Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2

Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.


AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS


SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK


Spoiler for INDEX SEASON 2:


Spoiler for Anata:


Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:


Spoiler for Peraturan:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:31
totok.chantenkAvatar border
al.galauwiAvatar border
nacity.ts586Avatar border
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
292K
4.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1858
Mulai Mengganggu
Selanjutnya gue nggak pernah membalas chat-chat Keket. gue juga nggak pernah angkat telepon dia. Gue memang memaafkan dia, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya lalu lalang lagi dikehidupan gue. Gue juga sekarang disibukkan oleh kedekatan kembali gue dengan Nurul, kemudian modus yang nggak udah-udah dari Anis, serta beberapa kali berjumpa dengan Anin. Dee sebentar lagi pulang, gue sangat gembira mendengar kabar ini. Seseorang yang telah lama gue tunggu akhirnya bisa kembali pulang. Gue memang banyak terlibat perselisihan pendapat dengan Dee dibanyak hal, tapi gue dan Dee selalu percaya pasti ada jalan keluar kalau kita tau yang kita hadapi adalah orang yang kita sayang.

Dee sempat beberapa kali melakukan video call dengan gue ketika dia sedang berada dikota. Pada suatu waktu gue akan berangkat ke Jogja. Dee mau nitip dibawakan suvenir dari kota tersebut. Dia kebetulan juga belum pernah ke Jogja. Gue pun sangat bersemangat browsing segala macam yang berhubungan dengan hadiah atau suvenir dari sana. Nggak lupa gue mengabari Ara dan juga Feni untuk rencana kedatangan gue ini.

Di ibukota sendiri bisnis gue bersama Emir mulai berjalan walaupun belum menguntungkan. Saat itu belum tren istilah startup di Indonesia. Tapi gue ingat ecommerce macam tok*ped*a dan OL* (dulu namanya kalau nggak salah Berniag*) serta FJB Kaskus sudah cukup populer, tapi belanja offline masih jadi pilihan utama. Bisnis gue sendiri kala itu adalah mempertemukan pihak yang ingin menyewa kapal atau membeli kapal, ke orang yang mau menjual atau menyewakan kapal, secara garis besarnya kayak gitu. Bidang usaha startup kan banyak yang seperti ini. Kalau bahasa populernya makelar. Haha.

Quote:


Kenapa Anis seperti itu sikapnya? Ya karena Anis sedang dekat-dekatnya dengan gue. Gue hanya menemani dia, dan kalau butuh apa-apa coba gue bantu. Eh ternyata malah demen dia. Sesuai dengan perjanjian, semua akan bungkam. Gue bungkam, dia pun bungkam. Anis merasa nyaman didekat gue. gue sih biasa-biasa aja sesuai dengan kebiasaan gue sehari-hari. Kalau butuh temen ngobrol ya gue temenin, kalau butuh bantuan ya gue coba bantuin sebisa gue, kalau butuh solusi tentang segala macam ya coba gue bantu pecahkan. Sebagai imbalannya, ya gue bisa ngapain aja sama Anis. Dia juga nggak masalah dengan ini.

“Nis seru juga ya main sama lo.”

“Haha iya dong Ja. gue pengalaman kali.”

“Berapa kali lo kayak gini sama cowok lo?”

“Ya adalah beberapa kali, sama mantan juga beberapa kali.”

“Pantes jago anjir. Hahaha.”

“Gue aja main dirumah sini udah beberapa kali Ja. jadi makanya lo santai aja. Gue udah tau celah Ja.”

“Hahaha sadeeeesss…”

“Lanjut lagi yuk. Masih kuat nih stamina gue Ja.”

“Bebas Nis. Hehehe. Tapi kali ini lo telen ya, jangan pinginnya di muka terus.”

“Iya Ja. Gue coba ya. Gue belum pernah soalnya.”

Kami melanjutkan pertarungan dikamar Anis yang cukup besar dan nyaman ini. Rumahnya lagi kosong karena bapaknya sedang keluar kota selama lima hari. Dan gue udah dua hari nginep dirumah Anis. Kebanyakan sih ngebantuin dia skripsi, plus ngebantuin Dee skripsi juga. Dia biasanya kirim data via email dari sana.

Anis ini bodinya agak sedikit semok. Padat merayap. Jadinya agak berat kalau diangkat. Tapi nggak gemuk. Gunung kembarnya juga terlihat padat berisi, tapi agak turun sedikit, mungkin karena faktor bobot tubuh kali ya. Tapi nggak masalah bagi gue, yang penting bisa lah buat dimainin. Hehehe. Bemper belakangnya ini nih bahaya, semok banget. enak banget kalau lagi doggyditepokin sampai merah. Anis sendiri udah seringkali main sama cowok atau mantannya. Pertama kali main katanya ketika dia kelas tiga SMA, jelang Ujian Nasional. Bangs*t juga modusnya si cowoknya waktu itu. Katanya waktunya udah nggak banyak, jadi bolehlah dicoba, biar mengikat. Dijanjiin nggak putus, taunya beda nasib, beda kampus. Pas ketauan hasilnya, si cowok langsung minta putus dengan alasan nggak kuat LDR. Bangkek juga kan. Haha.

“Turun Nis, gue mau keluar.” Kata gue.

Anis langsung menurunkan tubuhnya yang lagi WOT di gue untuk menyambar rocky yang sebentar lagi mau muntah. Gue menyuruhnya untuk mengulum.

“Nah, sekarang telen ya Nis. Biar lo selalu sehat.”

Anis hanya mengangguk. Lalu setelahnya, seperti biasa, gue menyuruhnya untuk menunjukkan ke gue. Anis ini cepat banget habis staminanya. Hari ini aja agak lain, dia lebih tahan lama dari biasanya.

“Rasanya gini ya Ja. tapi nggak apa-apa sih, buat pengalaman gue juga Ja. hehehe.”

“Ya begitulah Nis. Yang pasti lo makin sehat. Isinya protein dan vitamin tuh. Hahaha.”

“Gitu ya Ja?”

“Coba aja lo browsing. Hehehe.”

“Ntar ah iseng. Hehe. abis ini mulai lagi yuk bantuin gue skripsi.”

“Haha beres Nis. Ayo deh, bersih-bersih dulu lo. abis itu gue.”

“Nggak mau barengan aja?”

“Nggak deh, gantian aja. Ntar kalau barengan, bisa mulai lagi di kamar mandi. Nanti kalau udah dimulai, lo nya kecapekan, adanya nggak jadi ngerjain skripsi lo. hahaha.”

“Iya sih bener juga. Hehehe. Yaudah berarti gue duluan ya.”

“Iya yaudah sana.” Kata gue sambil menepuk pantatnya.

“Ye, iseng amat sih lo. hehe.”

“Abisnya itu tepokable banget Nis. Hahaha.”

Setelah selesai bersih-bersih gue dan Anis melanjutkan mengerjakan skripsi. Gue bantu Dee, dia mengerjakan skripsinya sendiri dulu, kalau ada yang bingung baru nanya gue. Padahal kuliah gue dan dia nggak nyambung sama sekali. Tapi entah kenapa dia percaya aja sama gue kalau gue bisa bantu dia. Nggak kerasa waktu udah malam, dan saatnya gue pulang ke ibukota. Itu karena jadwal bapaknya pulang. Jadinya gue mesti pulang. Kalau nggak bisa langsung dinikahin gue nanti. Hahaha.

--

Hari keberangkatan gue ke Jogja pun tiba. Memori tentang perjalanan gue dan band gue dulu terbayang kembali. Keseruan manggung disini emang nggak ada obatnya. Penonton yang kala itu belum banyak yang tau band gue sangat menghargai karya kami, sangat mengapresiasi aksi panggung kami. Belum lagi dulu ketemu sama Citra juga disini. Citra kalau yang gue pantau dari sosial medianya sekarang lagi ada di luar negeri buat ngambil S2. Gue juga mau S2, tapi nanti dulu deh, coba cari-cari beasiswa aja. Lagipula gue mau nikmati jungkir baliknya cari uang buat hidup. Hehe.

“Ra, aku pesawat jam 6.00 dari Soetta ya. beneran nggak apa-apa kamu jemput?”

“Nggak apa-apa. Toh aku kalau berangkat kuliah juga pagi. Jadi bangunnya lebih pagi lagi kan.”

“Ntar cowok kamu gimana?”

“Aku udah bilang kok.”

“Beneran?”

“Bener.”

“Aku nggak mau ada salah paham loh ya. aku mau kerja kesana, sekalian ketemu kamu. Bukan mau nyari musuh. Hehehe.”

“Iya beres udah Ija sayang. Aman sentosa semuanya.”

“Oke deh, see you Ra.”

Ara termasuk mahasiswa yang berprestasi. Bahkan tugas akhirnya aja udah sampai setengah jalan. Dee aja masih sampling. Skripsinya masih mentah banget. Itu aja udah dibantuin sama gue. sementara Ara ngerjain sendiri. Beasiswanya pun juga dapat perpanjangan. Lumayan tuh buat nambah uang sakunya ya. Oh iya, Ara sepertinya udah move on total dari gue. terbukti dengan dia udah jadian sekitar setahunan sama cowoknya yang sekarang. Kalau dari cerita dia, cowok Ara ini dua tahun diatas dia. Berarti setahun diatas gue. Dia sedang mengambil S2.

Nama cowoknya ini Miko. Katanya dia dulu merupakan anggota tim basket kampus. Kampus loh ya, bukan fakultas. Abas (anak basket) di mindset gue adalah orang-orang cool yang selalu diimpikan cewek-cewek untuk dijadikan pacar. Boyfriend material banget lah. Gue Cuma ngebayangin aja, katanya cowoknya ini tingginya sekitar 182 cm, sementara Ara 160 cm aja nggak nyampe. Ahahaha. Gue juga ngebayangin sepanjang apa si imron punya lakinya Ara, apa muat sampe seluruhnya masuk di lubangnya Ara? Hahaha, ngebayanginnya gobl*k banget dulu.

Gue udah take off sesuai dengan jadwal yang sudah diberitahukan sebelumnya. Sekitar satu jam gue di udara dan akhirnya gue berhasil mendarat dengan selamat di Jogja. Seperti biasa, gue akan buang air kecil dulu, lalu menyisir rambut dan merapikan pakaian gue. setelah semuanya beres, barulah gue menyemprotkan parfum ditubuh dan sebagian kecil baju yang gue pakai.

((Dreet…Dreet..Dreet))

15_NURUL

Quote:


Geblek banget bocah yang satu ini. Abis putus dari cowoknya malah jadi deket sama gue. nyeritain semua masalah yang terjadi sampai akhirnya dia putus sama cowoknya. Tapi ya nggak apa-apa lah hitung-hitung nolongin junior kan.

Ketika mendekati pintu keluar bandara, lambaian tangan seorang yang mungil dan selalu ceria menyambut gue. ya, gue ketemu Ara lagi setelah beberapa tahun. Ara benar-benar nggak pernah ketemu sama gue. Bahkan ketika lebaran pulang ke daerah gue aja dia nggak bilang-bilang. Waktu itu dia juga pernah pulang dan bahkan nyempetin main kerumah gue ketemu Mama, tapi dia nggak bilang dan berpesan untuk nggak memberitahu gue. Kurang aja emang ini anak.

“Ijaaaaaa…….kangen…..” katanya tiba-tiba dan langsung memeluk gue.

“Hahaha. Iya Ra, aku juga kangeeeen banget sama kamu.” Kata gue membalas pelukannya.

“Waaaah, kamu gemukan banget sekarang ya. udah makmur rupanya. Hahaha.” Katanya sambil mencubit-cubit lembut bagian samping perut gue.

“Haha amiiin. Tapi kan kamu tau sendiri gimana kondisinya sekarang.”

“Hmmm..iya sih. Aku ngerti banget Ja. yaudah nggak usah dibahas ya, daripada ngerusak mood kamu. Oh iya kamu mulai kerja kapan?”

“Besok sih rencananya. Hari ini aku mau ke hotel dulu. Hotel rekomendasi udah disiapin kan Ra?”

“Udah…hehehe. Yuk.”

Karena check indihotel baru bisa setelah jam 12 siang, maka gue dan Ara memutuskan untuk jalan-jalan dulu keliling Jogja. Gue menitipkan tas ransel gue di kostan Ara, dan kami keliling dekat kostan Ara dengan menggunakan motor matic milik teman kostannya. Asal ganti bensin katanya. Karena udah lama nggak ketemu, jadi ada aja bahasan kami selama jalan-jalan singkat itu. Nggak kerasa udah hampir tengah hari aja. Sekembalinya ke kostan, gue baru perhatikan kamar kostan Ara ini sederhana banget, tapi penataan ruangannya bagus banget. selera Ara emang keren. Dia juga memakai pewangi ruangan yang sama dengan kostan gue diibukota sana. Tapi sayangnya aturannya ketat disini. Kamar mandinya pun shared bathroom. Dia memilih disini karena hargany paling terjangkau.

Gue dan Ara naik taksi menuju ke hotel yang dipilihkan Ara. Sekitar 15 menit perjalanan tanpa macet dari kostan Ara. Tapi malah agak jauh lokasinya dengan tempat gue bekerja nanti. Nggak masalah karena dari pihak klien akan menjemput di hotel setiap harinya nanti ketika gue akan mulai bekerja.

“Wah, hotel murah tapi bagus gini ya Ra. Mantep kamu milihnya Ra.”

“Haha iya, aku suka kesini Ja. Beberapa kali nginep.”

“Haha ngapain kamu nginep disini? Kan kostan kamu dekat.”

“Ya nginep sama cowok aku Ja.”

Gue langsung terdiam. Ada rasa sakit yang amat terasa di dada gue ketika Ara ngomong begitu. Tapi harus gue redam. Gue nggak mau ngerusak ini semua lagi. Gue harus relakan Ara nemuin kebahagiaannya.

“Kenapa kamu nggak suka ya?”

“Ahh..eeeh, nggak kok, biasa aja Ra.”

“Aku tau kamu Ja. raut wajah kamu ketika kamu nggak nyaman atau nggak suka itu nggak berubah sama sekali tau.”

“Haha perasaan kamu aja kali, Ra.”

“Aku nggak pernah salah soal perasaan kalau sama kamu Ja. jujur aja, kamu nggak nyaman sama pernyataan aku tadi kan?”

“Hehe, iya sedikit Ra. Maafin aku ya, nggak seharusnya aku kayak gitu.”

“…dan aku senang dengernya Ja, kamu masih ada rasa sakit kayak gitu.”

“Kamu sengaja mau nyiksa aku apa gimana?”

“Nggak kok. Aku Cuma mau tau sejauh mana kamu udah ngelupain perasaan kamu ke aku. Dan ternyata perasaan itu masih ada walaupun sedikit.”

“Maaf Ra….”

“Udah nggak apa-apa Ja. ayo masuk yuk.”

“Masuk yuk? Emang?”

“Kamu nggak liat aku juga bawa ransel? Ya aku disini juga bareng kamu. Aku temenin kamu disini.”

“Bahahaha ini gila. Aku nggak mau Ra. Aku nggak mau cari perkara.”

“Tenang aja Ja, cowok aku lagi keluar kota. Dia kan juga kerja sama kayak kamu. Makanya dia ngambil kelas karyawan gitu lah, aku juga kurang ngerti. Dan saat ini dia lagi keluar kota beberapa waktu. Kamu kan sampai minggu disini. Dia bahkan selasa depan baru pulang Ja.”

“Ini yakin nggak nih?”

“Yakin 100%. Lagian kalaupun dia dadakan pulang, dia pasti ngabarin aku Ja.”

“Oke deh, aku percaya aja sama kamu. Tapi bener ya Ra, aman ya ini?”

“Aku jamin aman.” Katanya sambil tersenyum ala loli khas Ara.

Kamipun naik ke lantai 4. Hotel ini fasilitasnya so so, tapi cukup oke untuk harga yang murah banget. nggak sampai 300 ribu rupiah semalam. Semua fasilitas juga berfungsi dengan baik. Gue langsung cek air hangat dan ternyata berfungsi dengan baik. Ketika dari lapang menuju pulang itu pasti gue mandi air hangat untuk menghilangkan rasa capek ditubuh setelah seharian bekerja.

((Dreet…Dreet…Dreet))

DEE

Quote:

Dee menutup teleponnya dan kemudian nggak lama chat dari Dee masuk.

“Aku kakak kelas kamu dan Firzy. Nanti juga kita bisa ketemu karena kita satu almamater. Tolong ya, aku lebih mengenal Firzy daripada kamu. Bahkan kami sempat menjadi pasangan paling populer dikampus dulu. Aku mohon sama kamu. Berikan dia untukku. Aku sangat mencintai dia. -K-“

Dee kemudian menelpon lagi.

Quote:


Gue menutup telpon dan seketika itu juga gue kesal berat sama Keket. mau apa sih dia? Ngapain Dee dibawa-bawa? Dia nggak ada urusannya sama urusan gue dan Keket. Gila ni anak asli dah.

“Kenapa Ja?” tanya Ara.

“Keket berulah…” kata gue.

“Keket? bukannya…..”

“Nanti aku jelasin Ra….”

“oke deh…”


Diubah oleh yanagi92055 10-11-2019 10:02
limdarmawan
hendra024
itkgid
itkgid dan 30 lainnya memberi reputasi
31
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.