Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue 



Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.


AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS


SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK


Spoiler for INDEX SEASON 2:


Spoiler for Anata:


Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:


Spoiler for Peraturan:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 03:31
totok.chantenk
al.galauwi
nacity.ts586
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
284.5K
4.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1739
Dia Sudah Berbeda
Nurul. Udah lama banget gue nggak tau kabar ini anak. Kenapa dia tiba-tiba chat gue? dan kenapa harus gue? untuk sekedar informasi, jaman gue kuliah gue masih cukup sering datang ke latihan rutin mingguan Paskibra di SMA gue, ketika gue kerja pun pada waktu itu masih cukup sering gue datang ke acara Paskibra di sekolah gue.

Salah satu dari sekian banyak junior gue, ada Nurul (satu angkatan biasanya ada 15-20 orang). Kami berbeda enam angkatan. Anak manis ini dikenal dikalangan senior dan alumni karena gimmicknya yang agak nyeleneh, terkesan lugu dan bahasanya yang ceplas ceplos.

Pada awalnya gue ya kayak alumni lain kebanyakan, kalau lagi break latihan atau jelang berakhirnya satu sesi latian ada memberi masukan serta evaluasi latian hari itu. Bedanya, kalau senior atau alumni lain terkesan kaku dan menjaga wibawa, gue nggak.

Gue cukup dikenal sebagai senior yang cukup tegas (tapi nggak beringas), sehingga banyak adik kelas atau junior yang segan. Tetapi gue bisa menempatkan posisi saat harus tegas didalam lapangan, tapi santai ketika sesi latihan berakhir. Bahkan gue berbicara dengan “lo-gue” daripada “saya-kamu” kayak yang udah menjadi standar pemakaian kata untuk para senior ke juniornya.

Jadi menurut penuturan para junior, gue menjadi orang yang seru diajak berdiskusi atau jadi tempat bertanya-tanya para junior, bahkan yang angkatannya cukup jauh dari gue. Pada akhirnya mereka pun nggak sungkan untuk bertanya, atau mengirimkan chat dan telepon, nggak terkecuali Nurul. Awal kedekatan gue dengan Ara dulu pun karena seperti ini. Jadi nggak terlalu banyak jurang pemisah antara senior dan junior, bahkan alumni ke junior.

Gue dan Nurul cukup dekat kalau sedang berada disatu lapangan, terutama ketika angkatannya menjadi senior dua di sekolah. Kelas 10 sama dengan Junior, kelas 11 sama dengan senior dua, dan kelas 12 sama dengan senior tiga. Begitu urutannya.

Gue dan juga alumni lain suka ngeledekin dia karena bahasanya yang agak absurd dan ceplas ceplosnya itu. Udah gitu lugu banget bocahnya. Haha. Entah kenapa juga dia tiba-tiba chat gue waktu itu. Tapi yaudah waktu gue ladenin aja.

Ternyata dia mau bertanya beberapa sistem administrasi kampus, dimana ternyata dia kuliah dikampus yang sama dengan gue, tetapi dia mengambil vokasi alias D3. Kampusnya juga berbeda dengan gue. kampus dia enak banget ada di pusat kota, sementara gue jauh di pedesaan. Gue juga baru tau ternyata dia kuliah ditempat yang sama seperti gue pada saat dia mulai chat gue ini.

Semakin waktu berjalan, intensitas gue dan Nurul bertambah. Cukup cepat seingat gue untuk Nurul dan gue menjadi dekat kembali. Begitu pula dengan Anis. Ditambah dengan susahnya gue menghubungi Dee karena ternyata sinyalnya sangat buruk untuk provider kuning disana, jadinya gue hanya bisa pasrah menunggu. Komunikasi gue memang agak terganggu dengan Dee, tetapi itu nggak menghalangi kami untuk selalu menjaga komunikasi.

Walaupun kadang nyampenya telat pesannya, atau kadang malah nggak bisa ditelepon juga, kami tetap saling mengabarkan setiap waktunya. Selain dengan mereka bertiga, gue juga menjaga komunikasi dengan Feni. Dia berkabar kalau akan dipindahtugaskan ke Jogja dalam beberapa bulan. Satu hal yang membuat gue cukup sedih. Tapi akan jadi seru karena kali aja gue dapat perjalanan dinas kerja ke Jogja. Jadi bisa ketemu Feni sekaligus Ara. Hehehe.

Pada suatu siang gue main ke kampusnya Nurul di hari kerja. Gue nggak ada ikatan tanggung jawab apapun, karena toh gue freelance. Enaknya kampus dia, dekat banget dengan pusat kota dan juga dekat dengan mall. Surga banget buat kami yang dulu kuliahnya didesa, sehingga kekota itu butuh banget perjuangan. Haha.

“Kang, gue pingin ke mall.”

FYI, Akang Teteh adalah panggilan kami anak-anak Paskibra untuk para senior kami di SMA, dan juga di Purna Paskibraka Tingkat Kota/Kabupaten.

“Lah yaudah ke mall aja yuk, kan tinggal nyebrang ini. Haha.”

“Gue pingin di kota kita.”

“Lah buset, ngapain? Disini juga mallnya bagus kali, walaupun emang pilihannya nggak sebanyak di kota kita.”

“Ya bosen lah gue, hampir tiap hari sama anak-anak kelas gue.”

“Haha yaudah lah, mau sekarang? Ada kuliah lagi nggak lo?”

“Ada abis ini….”

“Dih, kok gobl*k? hahaha. Ngapain juga mau ke mall dikota kita kalau lo aja masih ada kuliah?”

“Ya abis gue kuliah kang, sekalian pulang.”

“Terus gue nungguin lo kuliah dulu gitu?”

“Ya kan satu setengah jam doang, kang.”

“Satu setengah jam bisa jamuran gue disini. Hahaha.”

Please…”

“Iye deh Ul, terserah lo aja. Gue tungguin. Gue ketemu temen gue dulu deh ya kalau gitu. Lo masuk jam berapa?”

“Jam 13.00 ini.”

“Dih, ini udah tinggal lima menit lagi ngapa lo masih disini?”

“Kan gue ngehargain lo Kang udah bela-belain kesini dari ibukota.”

“Yaelaaah Ul.. Ul.. selow ae kali. Lo cabut dulu gih sana. Ntar kalau udah selesai bilang, soalnya takutnya gue masih sama temen gue. ok?”

“Iya kang. Gue cabut dulu ye.. jangan macem-macem lo kang, kalo nggak gue sunatin lo…”

“Hahaha coba aja sunatin kalo berani lo.”

“Yah nantangin lo kang. Hahaha.”

“Yeee, bocah, udeh buruan cabut lo…”

Nurul kemudian beranjak pergi dari taman tempat kami duduk. Kampus lama kami ini memang teduh karena banyak sekali pohon besar berusia ratusan tahun, kayaknya udah ada dari jaman kolonial kali ya. Banyak meja dan kursi panjang yang sengaja disediakan untuk para mahasiswa/i duduk-duduk, belajar dan berdiskusi.

Jaman Papa dulu kuliah ditempat ini pun seperti itu katanya. Cuma gedung lama kampus ini banyak sekali menyimpan cerita mistis yang sempat gue rasakan sendiri. Nggak perlu lah ya gue ceritain cerita-cerita mistis, karena di forum ini kan juga banyak yang menyuguhkan trit kayak semacam itu.

Quote:


Entah kenapa gue menghubungi Anin. Untungnya dia lagi ada dikampus nggak lagi kerja dikantornya. Dia emang bilang mau konsentrasi di skripsinya. Karena jurusan dia lebih lama waktu lulusnya, dan dia pun nyambi kerja beberapa waktu belakangan, jadi dia berinisiatif mengambil waktu penuh dikampus untuk penyelesaian skripsinya.

Anin benar-benar udah berubah dari yang waktu jaman kuliah dulu. Hanya aja gue sampai saat itu belum tau kenapa dia berubah, dan momen apa yang membuatnya berubah seperti itu. Gue memang nggak nanyain, tapi gue senang dia nggak kayak dulu lagi.

Anin kayaknya ngebut apa gimana ya bawa mobilnya. Masa jarak dari kampus ke kota yang harusnya cukup lama dan melewati jalan yang cukup padat bisa dilewati dengan lebih cepat. Haha. Semangat bener mau ketemu gue kali ya waktu itu.

Anin waktu itu stylishbanget menurut gue, dengan jaket jeans biru dan didalamnya ada kaos putih, dengan celana slimfit hitam dipadu dengan sneakers converse dominan hitam sedikit putih, potongan rambut sebahu dan ikal diujung rambut, ditambah polesan make up tipis membuatnya terlihat fresh. Ketika mendekat, tercium aroma D&G Light Blue woman yang beraroma floral yang menyejukkan banget. Sesuai dengan cuaca kala itu yang nggak terlalu panas.

“Haha sori ya Ja lama nunggunya.”

“Gile lo, jadi pembalap apa gimana? Ini gue baru nunggu bentar Nin. Hahaha.”

“Abis dapet undangan dari lo gini ya gue langsung semangat. Haha.”

“Haha bisa aja lo Nin. Gue Cuma minta temenin ngobrol aja sih sebenernya. Tapi karena lo udah kece gini, jadi mending kita ke mall situ aja yuk.”

“Haha. Kece gimana Ja? Ini simpel kali.”

“Iya simpel. Tapi pas banget paduannya, makanya daripada cuma ngobrol doang, mending kita jalan. Haha.”

“Oke deh Ja. yuk.” Katanya sambil tersenyum ke gue.

Gue dan Anin akhirnya berjalan kaki ke mall tersebut. Anin memarkirkan mobilnya di lingkungan kampus. Setelah beberapa lama jalan dengan dia serta dibarengi chitchat ringan, Nurul chat gue.

Quote:


“Ja, lo kayaknya seneng bener. Dari cewek lo ya?” kata Anin.

“Haha nggak, gue lagi becandaan aja sama junior gue di SMA dulu Nin. Sama-sama anak paskib dulunya. Hahaha.” Kata gue.

“Oh hahah. Gitu yak. Eh iya gue nggak nyangka loh dulunya lo itu anak paskib. Abis lo dulu kurus bener, tapi kalo tingginya sih gue percaya. Haha.”

“Hehe. emang iya sih, tapi dulu jaman SMA badan gue sempet lebih sekel dari waktu kuliah, Nin. Apalagi pas jaman masih aktif di paskib, badan gue sangat sehat dan cukup berbentuk. Nih liat. Hahaha.” Kata gue sambil menunjukkan otot bisep trisep dilengan kanan gue.

“Oh iya juga ya. ada bentuknya Ja. hahaha. Apalagi kalau liat lo polosan ya Ja. ahahaha.”

“Wah kepingin banget lo Nin?”

“Kalau ada peluang kenapa nggak? Hahaha.”

“Haha gue kan udah punya cewek Nin.”

“Terus? Nggak usah pake feeling lah Ja. have fun aja. Hahaha.”

Have fun? Haha. Yakin lo Nin bisa have fun doang sama gue?”

“Iya dong. Gue emang selalu nyimpen secuil hati gue buat lo Ja. dari dulu.”

“Ah elah, nggak usah mulai deh Nin. Haha. Ntar kita jadi nggak asik.”

“Hehe, ya gue mau jujur aja sama lo Ja.”

“Iya Nin gue tau kok. Ketika pertama kali waktu gue persentasi dikantor bokap lo kan gue udah nebak, lo itu masih ada hati, setidaknya ada urusan yang belum selesai sama gue. apalagi pas ternyata lo masih inget soal kotak kecil itu. Ahahaha.”

“Hahaha iya Ja. itu lo tau. Ketebak banget ya? hahaha.”

“Yaudah mungkin sekarang saatnya gue kasih giliran ke lo kali ya. hehehehe. “

“Hah? Seriusan? Gue nggak salah denger ni Ja?”

“Haha ya becanda lah Nin. Gue kan udah punya cewek dikata.”

“Ya balik lagi kayak yang gue bilang Ja, emang kenapa? Buat have fun bisa kali. Hahaha.”

“Gila ya lo Nin, masih aja ngotot. Hahaha.”

“Kan gue masih penasaran sama rocky Ja. masa Zalina doang yang dikasih gue nggak? Hahaha.”

“Jadi lo demen sama guenya, apa sama tit*t gue? hahaha.”

“Ya sepaket lah. Masa orangnya doang tit*tnya nggak? Emang dikata punya lo itu bisa dibongkar pasang. Hahaha.”

“Haha ya nggak lah Nin…..”

Obrolan gue dan Anin mengalir begitu lancar dan menyenangkan. Entah kenapa ini gue nyaman banget ngobrol sama dia. Sama kayak Anin yang gue kenal pas awal-awal perkenalan kami dulu. Sebelum semuanya kacau karena dia mengubah cara pandang Zalina, mempengaruhi Zalina dan membuatnya menjadi rusak mindsetnya.

Anin yang sekarang udah jauh lebih dewasa, dan gue udah ngerasain banget perubahannya. Walaupun statusnya masih sama, mahasiswi fakultas B. hahaha. Yah sebentar lagi lulus sih.

((Dreet…Dreet…Dree))

15_NURUL

Quote:


“Ja, gue udah booking hotel deket sini. Ntar kita tinggal masuk aja.” Kata Anin santai.

“Hah? Booking hotel Nin?” kata gue kaget.

“Iya, kan katanya mau have fun. Ya habis ini kita jalan lagi, bisa makan, bisa nonton, setelahnya ya kita lanjut lah sampai pagi. Asik nggak tuh coba? Hahaha.”

“Hemmm hahaha, ya asik sih. Tapi gue udah ada cewek Nin. Lo yakin nggak bakal konslet lagi kayak dulu? Ntar lo jadi pengganggu hubungan gue lagi. Ntar apa yang udah kita bangun kayak sekarang jadi rusak lagi semuanya Nin.”

“Nggak Ja, tenang aja. Gue udah nggak kayak gitu lagi kok sekarang. Gue dukung hubungan lo sama cewek lo yang sekarang. Dan gue juga nggak ada niatan sama sekali buat ngerusak hubungan lo dengan cewek lo Ja.”

Gue bingung. Tapi gue percaya dengan semua yang dikatakan Anin barusan. Anin mungkin dulu adalah salah satu orang yang paling brengsek yang pernah gue kenal, dan nggak tau kenapa gue kok sekarang malah bisa-bisanya percaya langsung dengan semua yang dia bilang.

Kami pun melanjutkan jalan-jalan di mallnya. Sempat mampir lihat-lihat film yang tayang di bioskop, akhirnya kami memutuskan untuk menonton bioskop. Kala itu karena hari kerja, bioskopnya agak lengang.

Anin yang beliin tiket dan ngantriin tiket, sementara gue beli cemilan yang harganya selangit itu. Nggak lama kami masuk ke bioskop dan mulai menonton film. Gue menikmati film tersebut, Anin pun sama. Sampai pada satu momen, Anin menggengam tangan gue. Jari-jari tangan kiri gue berada disela-sela jari-jari tangan kanannya. Gue nggak bergerak, tapi gue juga ikut menggenggam tangannya. Aduh kacrut bener deh ini.

Selama nonton, tangan gue dan dia nggak pernah lepas. Sesekali Anin bersandar dilengan kiri gue. Gue juga diam aja lagi pas dia kayak gitu. Sehabis nonton, kamipun bergegas keluar dan membeli makan malam untuk dibungkus dan dibawa ke hotel. Hotelnya juga nggak terlalu jauh.

Yang bayar Anin, jadinya dia ngambil hotel yang bagus banget. haha. Gue aja belum pernah masuk sini. Dengan harga premium, pelayananya sudah barang tentu premium juga. Beberapa kali gue dinas keluar kota dapat fasilitas hotel begini, tapi begitu tau ternyata itu berpengaruh dengan fee yang gue terima, jadi gue mending gue sewa hotel yang lebih murah, jadinya gue bisa nerima fee yang jumlahnya lebih besar dan bisa gue pakai sesuai kebutuhan gue.

“Ini kamar keren banget Nin.”

“Iya dong, harus spesial kalau sama lo Ja.”
Diubah oleh yanagi92055 08-11-2019 21:03
fakhrie...
trikarna
sampeuk
sampeuk dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.