Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mbak.farAvatar border
TS
mbak.far
7 Penyebab Anak Jadi Nakal. Agan Wajib Tahu!
Psikologi, parenting, dan keluarga





Anak nakal salah siapa? Apakah tiba-tiba saja bisa nakal tanpa pemicu atau penyebab?


Semua orangtua, saya yakin tidak ingin memiliki anak yang 'dicap' nakal. Benar, bukan?


Tetapi setiap orangtua harus tahu bahwa sebenarnya tidak ada anak nakal. Anak-anak adalah makhluk polos tanpa dosa.



Tidak ada anak nakal. Anak nakal hanya korban dari lingkungan yang tidak kondusif, menyebabkan ia menjadi nakal, bahkan bisa jadi kenakalan tersebut dibawa hingga dewasa.


Quote:



Inilah 7 penyebab anak menjadi nakal:



1. Orangtua jauh dari agama

Agama memang hal urgen dalam kehidupan. Terlebih dalam konsep mendidik, agama musti menjadi bagian paling primer. Sebab, (semua) agama mengatur bagaimana hidup dengan baik dan benar.


Orang yang dekat dengan agama (dalam arti memahami ilmu agama dan rajin ibadah) identik memiliki kedekatan dengan Tuhan.


Saat orangtua dekat dengan Tuhan, maka imbasnya dua; pertama, anak-anaknya selamat dari keburukan (misalnya; kenakalan dan pergaulan yang salah). Kedua, anak-anaknya ketularan dekat dengan agama.

Begitu juga sebaliknya.



2. Keluarga tidak harmonis

Sebenarnya, ketidakharmonisan keluarga bisa juga sebab orangtua yang jauh dari keluarga.


Namun terlepas dari itu, percekcokan atau bentrok antara ayah dan ibu adalah ketidakharmonisan yang dapat menyebabkan anak nakal.


Berbeda pendapat itu wajar. Bertengkar juga manusiawi. Tetapi baiknya hindari pertengkaran di depan anak, sebab otaknya akan merekam semua yang ia lihat dan dengar.



3. Cara mendidik yang terlalu keras


Sikap orangtua sejatinya dapat menular kepada anak. Karena cara orangtua bersikap adalah pendidikan yang sesungguhnya.


Orangtua yang (terlalu keras), pemarah, suka membentak, gampang menyalahkan, maka sangat mungkin anaknya juga menunjukkan sikap seperti itu, baik kepada teman-temannya atau bahkan kepada orangtuanya sendiri.






4. Biasa dimanja

Anak dimanja itu tidak baik. Apalagi jika berlebihan.


Segala keinginan anak dipenuhi, tanpa syarat atau tanpa tantangan edukatif apapun dari orangtua.


Ia terbiasa bergantung dan tidak mandiri. Sehingga membentuk karakternya yang manja dan bisa ngelunjak sewaktu-waktu, saat keinginannya tidak terpenuhi.



5. Kurang kasih sayang

Dimanja tidak baik, kurang kasih sayang pun tidak baik.


Menunjukkan kasih sayang bisa dalam bentuk pelukan, waktu, dan kebersamaan. Misalnya menyisihkan waktu untuk bermain bersama, mendengar cerita anak-anak, atau membacakan dongeng sebelum tidur. Kegiatan-kegiatan sederhana itu adalah saat emas yang mampu mengeratkan hubungan emosional antara orangtua dan anak, sehingga anak merasakan kasih sayang. Imbasnya, perlahan terbentuklah jiwa penyayang dalam diri si anak.


Tetapi kesibukan orangtua terkadang mengalahkan segalanya, termasuk waktu untuk anak. Anak menjadi merasa tidak dipedulikan. Keadaan demikian bisa jadi membuat jiwa anak berontak, dan melampiaskannya kepada hal-hal buruk, misalnya dalam bentuk kenakalan atau penyimpangan sosial.






6. Tontonan yang mengandung kekerasan

Jangan menganggap hal sepele untuk sebuah tontonan yang dikonsumsi anak-anak.


Ingat, tanpa disadari anak bisa menjadi apa saja sesuai dengan apa yang (sering) ditonton dan didengar. Anak-anak adalah peniru yang baik.


Segala bentuk tontonan yang mengandung kekerasan, film, game, atau lainlain, baiknya hindarkan, demi menjaga pembentukan mental keras di dalam diri anak.



7. Salah pergaulan

Ada istilah, seperti apa kita adalah tergantung dengan siapa kita bergaul.

Sebab pergaulan sangat menentukan warna kita. Jika kita bergaul dengan orang-orang positif, mau tidak mau kita juga ketularan positif, cepat atau lambat. Begitu juga sebaliknya.


Tidak berbeda dengan anak-anak. Salah pergaulan bisa saja menjerumuskan mereka kepada hal-hal negatif, dekadensi moral, kenakalan remaja, seks bebas, dan hal ngeri lainnya.


Lantas, bagaimana kita bisa menghindarkan anak-anak dari pergaulan yang salah sementara kita tidak selalu ada dalam hari-hari anak (terutama saat ia mulai beranjak dewasa)?


Cara yang bisa ditempuh untuk menghindarkan anak dari pergaulan yang salah adalah, kembali pada poin pertama, banyak-banyak mendoakan, serta membekali mereka dengan agama yang cukup sejak dini. Memberi pendidikan tentang agama dan moral sejak ia baru dilahirkan. Semoga menghindarkan anak dari perbuatan yang tidak orangtuanya kehendaki.

__________


Itulah 7 penyebab anak menjadi nakal. Bukan sebagai jalan bagi siapapun untuk saling tuding dan menyalahkan, melainkan diharapkan dapat menjadi sarana introspeksi dalam mendidik bagi para orangtua, demi kehidupan anak-anak Indonesia yang lebih baik lagi.


Sekali lagi, tidak ada anak nakal. Katakan itu setiap melihat anak anda, agar selain menjadi doa, juga bentuk afirmasi positif.


Terima kasih dan semoga bermanfaat emoticon-Jempol

___o0o___



Narasi di atas seluruhnya adalah opini pribadi. Jika ada hal yang dirasa kurang, mari diskusikan di kolom komentar dengan bahasa yang santun

Sumber gambar: Pinterest
Diubah oleh mbak.far 25-10-2019 12:56
tata604
cheria021
kudanil.la
kudanil.la dan 21 lainnya memberi reputasi
20
6.1K
109
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & ParentingKASKUS Official
4.1KThreadā€¢4.9KAnggota
Tampilkan semua post
mbak.farAvatar border
TS
mbak.far
#62
Quote:


Sebelum bengkok, dilurusin sejak dini lebih mudah, Kak. Ibarat ranting pohon yang masih muda lebih mudah dilurusin daripada ketika sudah tua šŸ™
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.