Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tuanbuleAvatar border
TS
tuanbule
Anies ‘Dihabisi’ Gara-gara Pulpen Rp123 M, Zaman Ahok Rp500 M
Anies ‘Dihabisi’ Gara-gara Pulpen Rp123 M, Zaman Ahok Rp500 M
POJOKSATU.id, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikritik habis lantaran anggaran tidak masuk akal muncul dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2020.

Anggaran yang dosorti banyak orang yakni pengadaan lem aibon Rp 82 miliar dan pulpen Rp 123 miliar.

Anggaran itu masuk dalam pengadaan barang dan jasa untuk pembelian alat tulis kantor di seluruh sekolah suku dinas pendidikan wilayah Jakarta Barat 1.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, Sri Mahendra menjelaskan, anggaran tersebut belum final, masih dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS).

Sementara pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Syaifullah menyatakan tidak ada anggaran pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar.

“Kalau terkait dengan anggaran Aibon, saya sudah coba sisir, Insyaallah tidak ada anggaran Aibon sebesar Rp 82,8 miliar tersebut,” kata Syaifullah.

Anggaran tak masuk akal tidak hanya muncul pada era Gubernur Anies Baswedan. Pada zaman Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alais Ahok pun sudah ada.

Bahkan, Ahok pernah geram gara-gara menemukan usulan anggaran pembelian alat tulis kantor (ATK) senilai Rp 500 miliar.

“Masak ATK hampir Rp 500 miliar? Masak bayar tenaga ahli kegiatan sampai Rp 600 miliar? Masak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bikin Festival Kota Tua Rp 10 miliar? Lu mau undang artis apa? Enggak bener gitu lho,” ucap Ahok di Balai Kota pada Senin, 23 November 2015.

Ahok menuturkan munculnya dana siluman pada APBD 2015 akibat draft KUA-PPAS yang dibuat secara manual menggunakan Excel. E-budgeting pun baru dilakukan setelah KUA-PPAS ditandatanganinya.

Akhirnya, dana siluman yang baru dimasukkan ke dalam sistem e-budgeting setelah APBD diketok Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI bisa lolos dari pengawasannya.

“Ini saya bukan fitnah lagi. UPS (uninterruptable power supply) ternyata memang siluman, tidak ada dalam KUA-PPAS. Dia ngakunya e-budgeting, padahal prosesnya bukan e-budgeting. Udah dikunci di KUA-PPAS, masuk,” tandas Ahok.

(one/pojoksatu)

Sumur

eyaaa Nasbung tolol gagal crot
wongtukul
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 33 lainnya memberi reputasi
28
9.9K
108
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
b3jo.asoyAvatar border
b3jo.asoy
#17
Perkara yang sama. Yang bikin perkara juga sama, anak buah sang gubernur. cuma...

Yang satu cuci tangan pake maki-maki anak buah nya dan ribut di media. Padahal baiknya beresin dulu di level internal. Tapi malah dapat pujian maksimal dari pemuja level bodoh nya.
Istilahnya, pre emtive strike. Membuli dulu sebelum dibuli

Yang satunya gak pake ribut, tapi anak buahnya yg merasa bertanggung jawab pada mundur. Gak perlu maki-maki, gak perlu tai-tai, gak perlu caper di depan Media.
Masalah selesai, yang tanggung jawab mundur.
Tapi tetap saja dibuli oleh pemuja taik guoblok yg sakit hati berkepanjangan karena dewa nya jadi pecundang.

Maka kalian sudah tau bedanya isi otak guoblok pemujaan level gila kan? Otaknya otak psikopat, dan delusi fantasi sinetron. Jadi bagi pemuja tai level gila ini, yang kasar, yang menyakiti, harus ada korban yg terhina maksimal, dan itu baik menurut para pemuja tai level gila.

Benci boleh, guoblok jangan! Gak usah ikutan gila macam pecundang sakit hati berkepanjangan.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Take emoticon-Angkat Beer

tukangbeling7
jantakam
wongtukul
wongtukul dan 21 lainnya memberi reputasi
-4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.