Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, halo para readers semuanya. Selamat pagi, siang, sore dan malam ya
Gue akan coba menulis sesuatu di thread ini dan semoga agan agan betah ya di mari
Spoiler for Rule:
1. Dilarang share identitas TS bagi yang udah tau 2. Dilarang rusuh di thread ane 3. Sisanya ngikut aturan di SFTH dah
Spoiler for Tanya jawab:
"Gan pernah nulis disini gak sebelumnya ?"
Pernah tapi gak tamat tamat sampe lupa ID sama passwordnya cuma inget judul threadnya
"Judul thread lawasnya apa gan ?"
Udah lupain aja yang penting kan yang baru
"Gan tokoh didalemnya tau nggak tentang cerita ini ? "
Ada yang tau, ada yang belum, ada yang masih minta izin, tapi gue bodoamat haha
"Bang apakah rutin update ?"
Diusahakan ya gak bisa janji janji lagi hehe soalnya janji itu berat
Spoiler for Secret:
Disini sekaligus saya minta maaf apabila thread saya ini jelek dan berantakan happy reading ya, dan satu hal lagi saya pribadi meminta maaf gak bisa penuhin janji namatin di thread sebelumnya karena real life yang gak mengizinkan, jadi saya kembali dengan cerita yang baru, apakah sama dengan cerita yang lama ?
Just wait and see
Gue awali semuanya dengan Basmalah, karena dari sinilah apa yang gue sebut masa lalu, adalah hal yang paling berarti untuk gue bagi
Kita merupakan bagian dari masa lalu. Suka atau tidak, semua hal yang terjadi hari ini berawal dari masa lalu. Terkadang sulit dikenang, terlalu buruk, atau bahkan tak dapat diungkap dengan suara. Semuanya akan menjadi sebuah cerita yang suatu hari nanti pasti meminta untuk dibuka.
When I See You
Kata itu mungkin terlalu mainstream untuk didengar, tapi percayalah hanya dengan melihatmu aroma pahitnya kehidupan seakan melayang bersama dengan datangnya wajahmu yang begitu luarbiasa di setiap inderaku memandangnya.
Aku tahu wajah itu tak akan lama. Tapi setidaknya, untuk waktu yang pernah dikaruniakan dalam setiap lembar senyum yang kau berikan, dirimu tak akan tergantikan.
Walaupun berjuta wajah mungkin dapat mengisi relung yang paling dalam.
When I See You at the moment when it begins, it always beginnning and never be end, in my mind.
Yap walaupun memang dengan paksaan yang diluar nalar, setidaknya dia sudah kembali.
Sorenya planning gue 7 hari 7 malem di warnet tertunda menjadi 6 hari 6 malem. Gue sedang di jalan ke rumah Uwi, itu pilihan yang lebih baik daripada besok besoknya badan gue memar memar atau dia ngambek setengah mati.
Sore itu gue nyamperin Uwi ke rumahnya, berbekal martabak manis semanis muka gue yang kayak pantat kecoa. Gue baru aja turun di depan pagar rumahnya, sampai akhirnya terdengar pintu suara terbuka. Kemeja putih dengan celana palazzo cream yang senada dengan kerudungnya benar benar membuat sore gue yang sedikit dingin karena hujan, menjadi hangat seketika.
Dia hanya tersenyum melihat tingkah gue yang udah kaya kucing yang disuguhin ikan pindang, eh tapi ikannya diambi lagi.
Bangke emang.
"Malah bengong, sini masuk" katanya dengan senyum tengil.
Gue hanya menganngguk sambil menggenggam bungkusan martabak, untung martabaknya gak basah, tapi emang dijamin gak basah sih, ini martabak anti kerut anti bocor, cuman gak bersayap aja.
"Gak papa, gak repot kok, kamu yang ngerepotin" batin gue
Iya di batin, gue gak mau di mutilasi.
"Hehe gak papa, sekali kali kan ?" jawab gue
"Maksudku kok cuman martabak aja, terang bulannya mana ?"
Gue hanya mengernyitkan dahi
"Kampret nih anak" batin gue
Iya !!! masih di batin
"Hahaha nggak nggak, duduk dulu ya, aku bikinin minum pasti dingin"
"Eh nggak papa, gausah repot repot"
"Nggak... udah biasa kok, kan kamu emang selalu ngerepotin aku hahaha"
"Sabar sabar, nasi pecel masih enak mid, sabar..." batin gue
Iyaaaa..... masih di batin !!!
"Aku ambil air kran dulu ya hahaha"
"Aaaarrghhhhhhh" batinku meronta meronta Wi, cukup hentikan.
"Eh nak Samid, maaf ya tante sibuk di belakang tadi"
Tiba tiba suara seorang perempuan separuh baya berkerudung coklat muda, berpakaian terusan berwarna coklat tua datang menghampiri gue. Dia adalah ibunya Uwi, gue pun berdiri dan menyalami beliau. Dia tau nama gue dari mana ya ?
"Oh iya tante nggak papa, saya juga baru datang kok"
"Aduhh padahal ujan ujan gini, Uwi ngerepotin ya ?"
"Ohh nggak kok te, cuman kebetulan aja hujan, emang sudah janjian kok"
"Iya !!! ngerepotin banget anakmu itu !!! suka banget nyuri hati tanpa permisi" batin gue
Gak lama Uwi datang dengan secangkir tah hangat.
"Yaudah tante tinggal dulu ya"
"Ohh iya te, maaf loh te malah saya yang ngerepotin"
"Ohh nggak kok, diminum dulu, anggep aja rumah sendiri"
"Oh iya te, terima kasih te"
Mamahnya Uwi tersenyum lalu pergi
"Akrab banget ?"
"Ya masak aku harus bentak bentak, dikira orang gila aku"
"Ya kan kamu udah gila hahaha" jawabnya songong.
"Oh iya Mamahmu kok tau namaku ?"
"Ha ?!!" Hahahaha...
Uwi hanya ketawa sambil nutupin mulutnya, lalu memukul bahu gue. Gue oleng karena kerasnya dia mukul bahu gue, untung aja teh panas di tangan gue gak tumpah. Sumpah ni anak ya, untung gue sayang.
"Wi pelan wi, hampir tumpah nih"
"Aku gak yakin kamu bisa lulus UN hahaha"
"Haa ???? Hubungannya sama Mamahmu tau namaku apa ?"
"Tuhkan... gak lulus pasti ini mah hahaha"
"Ni anak habis ketiban gas elpiji ato otaknya ketinggalan di kubangan sih" batin gue
Dia menyeka air matanya yang udah berkumpul di kelopak matanya. Kayaknya dia bahagia banget ditengah gue yang bingung mikirin korelasi antara gak lulus UN dengan gimana mama dia tau nama gue.
"Aduhh perutku sakiiit, kamu dodooollll... ya mamaku jelas aku kasih tau lah"
"Ohh gitu, la hubungannya sama gak lulus UN ?"
Dia menghirup nafas panjang, seolah nahan ketawa atau nahan kentut gue gak tau, karena ekspresinya aneh sekali.
"Udah ahhh, jangan bikin aku ketawa lagi, sakit perut akuuu.."
"Sisi ngelawaknya dimana ?"
"Udah udah diminum dulu abis itu kita pergi, ujannya udah terang"
"Masih panas wi"
"Ya ditiup"
"Udah tapi masih panas"
"Ya ditiup lagi yang kenceng"
"Bibirku bukan kipas angin wi, gak bisa muter"
"Hahahahaha udaahhhhh stoooppp !!!" ucapnya sambil nahan sesuatu dan megangin perutnya
Nahan ketawa apa kentut sih heran gue, kalo kentut ya kentut aja sih, emangnya bunyi kentut cewek beda apa ? apa bunyinya kayak suara piano Ari lasso ? apa baunya kayak bunga kamboja ? kan nggak juga.
Hujan benar benar berhenti ketika air di dalam cangkir ini menghilang dari pandangan gue.
"Mau kemana Wi?"
"Ke warnet bentar yuk"
"Aseekkkk"
"Gak !!! Kamu gak boleh main game online !!! Bantuin aku !!!"
"Iya iya siap Kanjeng Uwi"
Pupus sudah harapan gue untuk main game online hari ini. Hari ini Uwi meminta bantuin gue tentang cara bikin e-mail. Padahal gue dan dia udah nggak hidup di zaman batu, entah kenapa dia bisa ketinggalan zaman seperti ini. Untung cantik dan gue nya sayang, coba kalo nggak.
Ya gak papa juga sih.
Gue baru saja ingin menaiki motor gue sampai akhirnya Uwi mencegah gue.
"Jalan aja deket kok"
"Oke, kamu gak bawa..."
Belum sempat gue menyelesaikan kalimat gue, Uwi yang paham langsung mengangkat payung ke arah gue.
"Sippp"
"Apanya yang sip ?"
"Ya itu udah bawa payung"
"Enak aja ini buat aku"
"Lahhhh..."
"Kamu nanti kesini hujan hujanan aja hahaha"
"Saraaapppp ni bocah" batin gue
Gue mendengus kesal dan berjalan ke motor untuk mengambil jas hujan. Baru selangkah gue berjalan, tangan Uwi dengan cepet menggenggam tangan gue dan menariknya
"Becanda sayang yuk ah..."
Gue hanya melongo dan mengikuti dia berjalan.
Gerimis mulai menghujani Tumapel ketika gue baru saja menginjakkan pantat di warnet dekat rumah Uwi. Gue dan Uwi berada satu bilik karena dia gak mau gue main game online.
Oh Tuhan whyyy ??
"Eh bentar Wi, kamu dulu pas bikin Facebook gimana caranya kalo gak bisa bikin email ?"
"Bentar aku atur kursi dulu" jawabnya tanpa ngeliat gue.
Gak lama dia duduk dan ngeliatin gue yang juga lagi ngeliatin dia. Kami berdua bertatapan gak jelas karena gue emang lagi nungguin jawaban Uwi.
"Apa ?" Katanya dengan ekspresi bingung cantiknya.
"Lah aku nunggu kamu jawab ini"
"Kamu tanya apa emang ?"
Untung gue masih bisa sabar, kalo enggak udah abis ni komputer gue makan, emosi jiwa gue.
"Aku tadi tanya kamu dulu itu...."
"Ohh ituu... hahaha aku dibuatin"
"Sumpah ngeselin kamu ya Wi"
"Hahahahaha" dia hanya ketawa sambil nutupin mulutnya
"Dihhhh..."
Gue berbalik ke depan komputer dan bersiap bikinin Uwi email
Cesss....
"Aw sakit Wi"
Ini anak doyan banget nyubitin gue, sekali kali doyan ngasih duit kek.
Dia hanya tersenyum sambil ngelusin tangan gue yang baru aja dia cubit. Entahlah ada apa dengan Uwi, tapi melihat senyumnya yang seperti ini, gue sangat lega dan berharap tadi siang dia hanya kecapean atau gak enak badan.
Setelah buat e-mail, dia juga minta dibuatin twitter, kok gak sekalian buat rumah tangga aja ya ? ya minimal ular tangga lah kalau gak bisa.
Setelah semua selesai, iseng iseng gue baca baca blogger untuk ngilangin gabut
Tanpa kuduga hal buruk bermula dari kejadian kecil semacam ini